PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi bisa diartikan dengan bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan keahlian keterampilan, kejuruan, tertentu. Selain istilah profesi kita
mengenal istilah profesional, profesionalisme, dan profesionalisasi. Ketiga istilah tersebut
memiliki definisi masing-masing. Sudarwan Danim(2011:103) membedakan ketiga istilah
tersebut sebagai berikut :
Profesional merujuk pada dua hal yaitu orang yang menyandang suatu profesi dan
kinerja dalam melakukan pekerjaan yang sesuai denga profesinya. Profesionalisme dapat
diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu. Sedangkan profesionalisasi merupakan
proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk
mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh
profesinya itu.
Dengan kata lain dapat diartikan bahwa, pengembangan profesi guru didefinisikan
sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang guru yang
menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan metodologi
pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam
menjalankan tugas sebagai guru.
2.2. Prinsip Pengembangan Profesi Guru
Sudarwan Danim (2011 : 92) menyebutkan ada dua prinsip pengembangan profesi guru
yaitu prinsip umum dan khusus. Prinsip umum pengembangan profesi guru adalah sebagai
berikut:
1) Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural , dan kemajemukan bangsa.
2) Satukesatuan yang sitematis dengan sistem yang terbuka dan multimakna.
3) Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang hayat.
4) Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru
dalam proses pembelajaran.
5) Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan
Prinsip khusus atau operasional pengembangan profesi guru meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
2) Relevan, dimana rumusnya berorientasi pada tugas pokok dan fungsi guru sebagai
pendidik profesional.
3) Sistematis, dimana setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten, dimana adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antar kompetensi dan
indikator.
5) Aktual dan kontekstual yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti
perkembangan iptek.
6) Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman.
7) Demokratis, dimana setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk
diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan keprofesionalitasnya.
8) Objektif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan
mengacu pada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikatorterukur
dari kompetensi profesinya.
9) Komprehensif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan
pendidikan.
10) Memandirikan, dimana setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu
meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga memiliki
kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
11) Profesional, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan dengan
mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
12) Bertahap, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan secara bertahap
agar guru benar-benar mancapai puncak profesionalitas.
13) Berjenjang, dimana pengembangan profesi guru dilaksanakan secara berjenjang
berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang ada pada
standar kompetensi.
14) Berkelanjutan, dimana pengembanagn profesi guru dilaksanakan secara berkelanjutan
karena perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi dan seni serta adanya kebutuhan
penyegaran kompetensi guru.
15) Accountable, dimana pengembangan profesi guru dipertanggungjawabkan secara
transparan kepada publik.
16) Efektif, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus mampu menberikan
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang
tepat oleh pihak terkait.
17) Efesien, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus didasari atas
pertimbangan penggunaan sumber daya seminimal mungkin untuk hasil yang optimal.
Disamping itu, aktualitas tugas dan fungsi penyandang profesi guru haruslah berbasis pada
prinsip-prinsip berikut :
Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia.
Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas.
Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat.
Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Menurut Richard dan Lockhart (2000) (Sobri, 2016) terdapat beberapa model
pengembangan profesional guru, meliputi:
1) Keikutsertaan dalam konferensi (conference participation),
2) Workshop dan seminar (workshops and in service seminars),
3) Kelompok membaca (reading groups),
4) Pengamatan kolega (peer observation),
5) Penulisan jurnal/catatan harian guru (writing teaching diaries/journals),
6) Kerjaproyek (project work),
7) Penelitian tindakan kelas (classroom action research),
8) Portofolio mengajar (teaching portfolio),
9) Mentoring (mentoring).
Sedangkan menurut Kennedy (2005) (Sobri, 2016) menyatakan ada sembilan model
pengembangan profesionalisme guru, yaitu:
1)Training model,
2) Award-bearing model,
3) Deficit model,
4) Cascade model,
5) Standards-based model,
6) Coaching/mentoring model,
7) Community of practice model,
8) Action research model,
9) Transformative model