Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)

ISSN : ISSN :

PENGARUH TUNJANGAN SERTIFIKASI DAN KEMAMPUAN


PROFESIONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH
DASAR NEGERI SE KECAMATAN WONOMULYO KABUPATEN
POLEWALI MANDAR

Arif Budianto1*
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
Lembaga Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh tunjangan sertifkasi terhadap
kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Wonomulyo, kabupaten Polewali Mandar, 2) untuk
mengetahui dan membuktikan pengaruh kemampuan professional guru terhadap kinerja guru Sekolah
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Wonomulyo, kabupaten Polewali Mandar, 3) untuk mengetahui dan
membuktikan pengaruh tunjangan sertifikasi dan kemampuan professional guru terhadap kinerja guru
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Wonomulyo, kabupaten Polewali Mandar, Pengumpulan data
dilakukan melalui dokumentasi, observasi, dan angket. Sampel guru sebanyak 93 responden. Pengolahan
data terdiri atas analisis deskripsi, analisis kolerasi dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan
dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan df1 = 2 dan df2 = 90 maka f tabel didapat (2:90)=
3,097. Berdasarkan uji anova atau uji F dari output SPSS, terlihat bahwa diperoleh f hitung sebesar 7.552
> 3,009 nilai f tabel dan probabilitas sebesar 0,001 < 0,05. Secara lebih tepat, nilai F hitung
dibandingkan dengan F tabel dimana jika F hitung > F tabel maka secara simultan tunjangan sertifikasi
dan kemampuan professional guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah
Dasar Negeri se Kecamatan Wonomulyo, kabupaten Polewali Mandar. Hal ini menunjukkan berarti
Hipotesis kedua peneliti diterima.
Kata kunci: tunjangan sertifikasi, kemampuan profesional guru dan kinerja guru

PENDAHULUAN
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan
nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berahlak mulia, sehat beriman, cakap kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Dari penjelasan tentang tujuan
pendidikan yang ada, dapat dipahami bahwa pendidikan yang diperoleh anak didik melalui lembaga
pendidikan (sekolah) tidak hanya masalah kemampuan intelektual, melainkan pembentukan
kepribadian dan keterampilan anak didik. Dengan demikian upaya untuk memajukan bangsa, terjadi
suatu proses pendidikan atau proses belajar. Proses ini memberikan pengertian, pandangan dan
penyesuaian bagi seseorang, masyarakat, maupun negara, sehingga ia dapat berkembang. Dalam dunia
pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia
melalui pendidikan. Profesi guru mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru dituntut memiliki
beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai
bagian dari kompetensi kemampuan profesional guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang

http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 1
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.
Pemerintah saat ini telah memberikan perhatian yang lebih dalam masalah pendidikan, khususnya
masalah kesejahteraan guru. Dahulu, menjadi seorang guru dapat dikatakan masih sulit untuk
mendapatkan kesejahteraan, dan satusatunya yang bias membuat para guru dari kesulitan menjalani
kehidupan menjadi guru karena label “ Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” yang diberikan kepada mereka.
Seiring dengan pembaharuan dalam system pendidikan Indonesia, memperbaiki kesejahteraan guru
adalah tujuan utama pemerintah saat ini dengan maksud agar tujuan pendidikan Nasional yaitu
menghasilkan guru yang berkompetensi dalam bidangnya dan menghasilkan sumberdaya manusia
yang mampu bersaing di era global dapat tercapai. Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki
kesejahteraan guru adalah dengan memberikan sertifikasi bagi guru. Sertifikasi bagi guru ini diadakan
dengan tujuan untuk menghasilkan guru-guru yang berkompeten dalam bidang tugasnya masing-
masing dan meningkatkan kesejahteraan guru. Sertifikasi guru merupakan tunjangan yang ditujukan
kepada para guru yang telah lulus dalam tes sertifikasi. Program ini ternyata dapat dikatakan sebagai
salah satu motivasi seorang guru untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.
Sertifikasi adalah salah satu bentuk penghargaan dari pemerintah atas pencapaian kinerja guru.
Program sertifikasi menuntut para guru untuk dapat melaksanakan kewajibannya sebagai tenaga
pendidik yang professional. Jika para guru tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka secara otomatis
pemerintah akan memberhentikan tunjungan sertifikasinya. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan
mutu guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia
secara berkelanjutan. Melalui program sertifikasi yang diadakan oleh pemerintah ini, para guru
akhirnya lebih termotivasi untuk meningkatkan profesionalismenya dalam bekerja. Syarat utama untuk
mengikuti program sertifikasi adalah harus memiliki kualifikasi akademik yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Setelah lulus dari uji kompetensi program sertifikasi, apabila guru lulus dalam persyaratan
dan ujian sertifikasi, maka guru akan mempunyai sertifikat sebagai bukti keprofesionalannya sebagai
tenaga pengajar. Manfaat yang diharapkan dengan diadakannya program sertifikasi adalah
memunculkan para guru untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai tenaga professional.
Dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007, menyebutkan empat kompetensi yang harus dimiliki guru
yaitu kompetensi pegagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Profesional memiliki beragam definisi, definisi menurut H.A.R. Tilaar (Dian Maya, 2008)
menjelaskan pula bahwa seorang profesional menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan
profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya.
Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan secara
amatiran. Profesionalisme bertentangan dengan amatirisme. Seorang profesional akan terus-menerus
meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan. Kemampuan profesional
guru harus ditingkatkan secara sistematis, artinya peningkatan kualitas guru harus direncanakan secara
matang, dilaksanakan secara taat azas, dan dievaluasi secara objektif. Pentingnya peningkatan
kemampuan profesional guru dapat ditinjau dari empat sudut pandang: (1) pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) kepuasan dan moral kerja; (3) keselamatan kerja; dan (4)
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 dan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, dinyatakan bahwa
peningkatan kemampuan profesional guru dilakukan melalui program tunjangan sertifikasi yang dapat
diperoleh setelah mengikuti pendidikan profesi. Pelaksanaan sertifikasi pendidik melalui pendidikan
http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 2
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

profesi tersebut belum sepenuhnya terlaksana hingga saat ini. Adapun cara yang ditempuh dalam
tunjangan sertifikasi adalah melalui proses portofolio yang didasarkan pada Permendiknas No. 18
Tahun 2007 tentang tunjangan sertifikasi dalam jabatan.
Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru.
Ada beberapa pandangan para ahli mengenai kompetensi profesional. Menurut Cooper (Djaman
Satori, 2007: 2. 24) ada 4 komponen kompetensi guru, yaitu : (a) mempunyai pengetahuan tentang
belajar dan tingkah laku manusia, (b) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang
dibinanya, (c) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang
studi yang dibinanya, (d) mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
Tunjangan Profesi merupakan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang memiliki sertifikat
pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya. Meskipun sudah memiliki sertifikat pendidik,
guru tetap harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan untuk mendapatkan tunjangan
profesi. Menurut Maulidi (2016) tunjangan profesi guru adalah tunjangan penghasilan yang diberikan
kepada guru setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Adapun indikator
tunjangan profesi : 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2.
Kompetensi Kepribadian Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. 3. Kompetensi Profesional Kompetensi Profesional adalah penguasaan
materpembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuannya. 4. Kompetensi Sosial Kompetensi Sosial adalah kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Dari uraian tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa betapa kompleksnya tuntutan terhadap setiap
manajemen pendidikan pada semua ini, baik guru, tenaga administrasi serta yang paling mendasar
adalah tunjangan sertifikasi mengelola sekolah berdasarkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Oleh Mulyasa (2002 : 42) mengemukakan bahwa : “Keberhasilan manajemen berbasis sekolah sangat
ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di
sekolah, melalui peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dengan peningkatan perilaku manusia di
tempat kerja dengan peningkatan perilaku manusia di tempat kerja guru, melalui aplikasi konsep dan
teknik manajemen personalia modern.
Kinerja guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepuasan
dalam menjalankan tugas merupakan aspek penting bagi kinerja atau produktivitas seseorang, ini
disebabkan sebagian besar waktu guru digunakan untuk bekerja. Pada umumnya pekerjaan guru dibagi
dua yakni pekerjaan berhubungan dengan tugas-tugas mengajar, mendidik dan tugas - tugas
kemasyarakatan (sosial). Di lingkungan sekolah, guru mengemban tugas sebagai pengajar dan
pendidik. Sebagai pengajar, guru memberikan pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai (efektif), dan
keterampilan (psikomotorik), Guru memiliki tugas dan tanggung jawab moral yang besar terhadap
keberhasilan siswa, namun demikian guru bukanlah satu- satunya faktor penunjang keberhasilan
siswa. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah faktor perangkat kurikulum, faktor siswa sendiri,
faktor dukungan masyarakat, dan faktor orang tua, sementara sebagai pendidik, guru harus mendidik
para siswanya untuk menjadi manusia dewasa. tunjangan sertifikasi, profesional kerja yang
berakibat pada kinerja guru SD se Kecamatan Wonomulyo. Wawancara pertama dilakukan terhadap
Bu Sri Wahyuti, S.Pd guru SD Negeri 032 Kebunsari, menurut keterangannya masih terdapat

http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 3
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

beberapa kendala dalam mengajar di sekolah, terkait tunjangan sertifikasi sudah lumayan baik namun
masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti belum tercukupinya jumlah jam pada sekolahnya
sehingga harus mencari jam di sekolah lain untuk mencukupi jumlah minimal jam yang ditentukan.
Kemudian terkait profesional kerja juga masih ditemukan beberapa kendala misalnya terkait perangkat
pembelajaran yang masih belum dipahami secara mendalam oleh banyak guru sehingga masih kurang
menerapkan kurikulum secara sempurna.
Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap guru SD se Kecamatan Wonomulyo, masih
rendahnya kinerja guru dilihat pada guru yang sering menunda-nunda pekerjaannya tanpa alasan
yang jelas, guru di tempatkan pada jabatan yang tidak sesuai dengan kompetensinya, sehingga
mengalami ketidakmampuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta sering terjadi ada
guru mengambil tugas pekerjaan guru lainnya, yang dianggapnya lebih menguntungkan secara materi,
sehingga terjadi ketidakpuasan diantara guru. Disamping itu rata-rata guru mengajar tidak
menggunakan RPP, waktu mengajar tidak sesuai dengan jadwal pelajaran, dan belum menguasai
materi. Data dan fakta yang ditemukan peneliti pada lokasi penelitian ini mendorong peneliti untuk
mencoba melihat lebih jauh terkait Pengaruh Tunjangan Sertifikasi, Kemampuan Profesional
Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali
Mandar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
berupa angka dengan analisis statistik. Desain penelitian ini adalah ex post facto yaitu data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung tanpa ada perlakuan. Penelitian
kuantitatif pada dasarnya dilakukan untuk penelitian inferensial (pengujian hipotesis) dan
menyandarkan pada suatu probabilitas penolakan atau penerimaan hipotesis sebagai jawaban
masalah atau pertanyaan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang perlu diuji
melalui proses pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Dalam penelitian ini akan dijelaskan
hubungan kausal yang terjadi antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis yang telah
disusun. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar se Kecamatan Wonomulyo yang memiliki 31
sekolah.
Populasi dalam penelitian ini adalah meliputi seluruh guru pada Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan
Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 93 orang dari 31 Sekolah. Pengambilan sampel
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan mengambil
sampel secara randominasi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 orang guru di sekolah dasar Negeri
se Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Adapun Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi dan kusioner untuk mengungkap data tentang variable-variabel
penelitian.
Adapun hal yang penting dalam proses penelitian adalah pengolahan data, data diolah menggunakan
aplikasi SPSS. Pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan
sehingga hasil penelitian akan segera diketahui. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel,
analisis korelasi product momet, dan akan dilanjutkan pada analisis regresi linear berganda jika terdapat
hubungan yang signifikan untuk mengetahui hubungan antar variabel baik secara simultan maupun
parsial. Dalam penelitian ini teknik analisis data yaitu: menentukan model diagram berdasarkan
paradigma pengaruh antar variabel. Persamaan strukturalnya dapat dilihat sebagai berikut:
Y = a+bX1+bX2+e
Keterangan:

http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 4
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

Y = Variabel dependen
X = Variabel independen
a = Nilai Konstan
b = Koefisien Regresi
e = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data peneltian ini dikumpukan dengan menggunakan angket yang diberikan kepada 93 responden
dengan 33 pertanyaan terkait tentang tunjangan sertifikasi, kemampuan professional guru dan
kinerja guru. Berdasarkan jumlah pertanyaan masing-masing variable dalam rentang skor 5 sampai
1, dapat diperoleh skor minimal 35 dan skor maksimum 62.

Tabel 1. Deskriptif Variabel

Uji Validitas dan Reliabilitas

Tabel 2. Uji Validitas X1


No Butir Sig. (2 – tailed) Pengujian Kesimpulan
X1 0,052 Sig. > 0,05 Drop
X2 0,067 Sig. > 0,05 Drop
X3 0,135 Sig. > 0,05 Drop
X4 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X5 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X6 0,000 Sig.< 0,05 Valid
X7 0,001 Sig. < 0,05 Valid
X8 0,001 Sig. < 0,05 Valid
X9 0,030 Sig. < 0,05 Valid
X10 0,005 Sig. < 0,05 Valid

Tabel 3. Uji Reliabilitas X1


Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.609 .318 8

Berdasarkan tabel tentang pengujian validitas dan reliabilitas variabel tunjangan sertifikasi
menunjukkan bahwa dari pertanyaan yang diberikan kepada 93 responden dinyatakan valid.
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa tingkat pengujian menggunakan Cronbach’s Alpha berada
pada nilai > 0,6 dan dinyatakan reliabel atau konsisten

http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 5
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

Tabel 4. Uji Validitas X2


No Butir Sig. (2 – tailed) Pengujian Kesimpulan
X1 0,002 Sig. < 0,05 Valid
X2 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X3 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X4 0,002 Sig. < 0,05 Valid
X5 0,002 Sig. < 0,05 Valid
X6 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X7 0,003 Sig. < 0,05 Valid
X8 0,006 Sig. < 0,05 Valid
X9 0,001 Sig. < 0,05 Valid
X10 0,026 Sig. < 0,05 Valid

Tabel 5. Uji Reliabilitas X2


Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.606 .516 11

Berdasarkan tabel tentang pengujian validitas dan reliabilitas variabel kemampuan professional guru
menunjukkan bahwa dari pertanyaan yang diberikan kepada 93 responden dinyatakan valid.
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa tingkat pengujian menggunakan Cronbach’s Alpha berada
pada nilai > 0,6 dan dinyatakan reliabel atau konsisten

Tabel 6. Uji Validitas Y


No Butir Sig. (2 – tailed) Pengujian Kesimpulan
X1 0,030 Sig. < 0,05 Valid
X2 0,002 Sig. < 0,05 Valid
X3 0,556 Sig. > 0,05 Drop
X4 0,048 Sig. < 0,05 Valid
X5 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X6 0,609 Sig. > 0,05 Drop
X7 0,020 Sig. < 0,05 Valid
X8 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X9 0,566 Sig. > 0,05 Drop
X10 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X11 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X12 0,000 Sig. < 0,05 Valid
X13 0,000 Sig. < 0,05 Valid

Tabel 7. Uji Reliabilitas Y


Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.696 .547 11

Berdasarkan tabel tentang pengujian validitas dan reliabilitas variabel kinerja guru menunjukkan
http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 6
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

bahwa dari pertanyaan yang diberikan kepada 93 responden dinyatakan valid. Berdasarkan tabel
menunjukkan bahwa tingkat pengujian menggunakan Cronbach’s Alpha berada pada nilai > 0,6 dan
dinyatakan reliabel atau konsisten.
Tabel 8. Uji Linieritas X1 terhadap Y

Berdasarkan hasil analisis linieritas pada tabel di atas, menunjukkan bahwa linieritas variabel
tunjangan sertifikasi terhadap kinerja guru berada pada signifikansi 0,026 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel tunjangan sertifikasi linier dengan kinerja guru. Dalam pengertian lain, hasil ini
mengidentifikasikan bahwa X1 mempengaruhi Y.
Tabel 9. Uji Linieritas X2 terhadap Y

Berdasarkan hasil analisis linieritas pada tabel di atas, menunjukkan bahwa linieritas variabel
tunjangan sertifikasi terhadap kinerja guru berada pada signifikansi 0,002 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel tunjangan sertifikasi linier dengan kinerja guru. Dalam pengertian lain, hasil ini
mengidentifikasikan bahwa X1 mempengaruhi Y.
Tabel 10. Uji Kolerasi
Correlations
Tunjangan Profesional Kinerja
Tunjangan Pearson Correlation 1 .073 .227*
Sig. (2-tailed) .487 .029
N 93 93 93
Profesional Pearson Correlation .073 1 .320**
Sig. (2-tailed) .487 .002
N 93 93 93
* **
Kinerja Pearson Correlation .227 .320 1
Sig. (2-tailed) .029 .002
N 93 93 93

http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 7
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi antara
tunjangan sertifikasi dengan kinerja guru sebesar 0,029 < 0,05 sedangkan nilai keeratan berada pada
nilai 1 atau berarah positif dalam kategori sangat kuat. Ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan
positif dalam kategori yang sangat kuat dan signifikan antara tunjangan sertifikasi dan kinerja guru.
Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi antara
kemampuan profesional guru dengan kinerja guru sebesar 0,02 < 0,05 sedangkan nilai keeratan berada
pada nilai 1 atau berarah positif dalam kategori sangat kuat. Ini mengindikasikan bahwa terdapat
hubungan positif dalam kategori yang sangat kuat dan signifikan antara kompetensi dan kinerja guru.
Tabel 11. Uji Regresi Coefficients (Uji T)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 22.335 7.906 2.825 .006
Tunjangan .329 .157 .204 2.089 .040
Profesional .331 .106 .305 3.116 .002
a. Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Coefficients ( Uji T) pada tabel di atas, diperoleh nilai
koefisien antara variabel tunjangan sertifikasi dengan kinerja guru sebesar 0,04 <0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel tunjangan sertifikasi
dengan kinerja guru pada signifikansi 0,05 atau 5%. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis pertama
yang menyetakan bahwa terdapat pengaruh antara tunjangan sertifikasi dan kinerja gurud dapat
diterima atau terbukti.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Coefficients ( Uji T) pada tabel di atas, diperoleh nilai
koefisien antara variabel profesionalsime guru dengan kinerja guru sebesar 0,002 <0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel kompetensi dengan
kinerja guru pada signifikansi 0,05 atau 5%. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis kedua yang
menyetakan bahwa terdapat pengaruh antara profesionalsime guru dan kinerja guru dapat
diterima atau terbukti.
Tabel 12. Uji Regresi Anova (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 42.575 2 21.287 7.552 .001b
Residual 253.683 90 2.819
Total 296.258 92
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Profesional, Tunjangan
Berdasarkan pengujian uji regresi anova (Uji F), diperoleh nilai koefisien antara tunjangan sertifikasi
dan kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara tunjangan sertifikasi dan profesionalsime guru terhadap
kinerja guru pada signifikansi 0,05 atau 5%. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga yang
menyetakan bahwa terdapat pengaruh antara tunjangan sertifikasi dan profesionalsime guru terhadap
kinerja guru dapat diterima atau terbukti.
Hipotesis H1 dalam penelitian ini adalah Tunjangan sertifikasi (X 1) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru (Y). Dari hasil uji t pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. tunjangan
sertifikasi (X1) = 0,02<0,05 dan nilai thitung (3.291) > ttabel (1,671), sedangkan nilai koefisien regresi

http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 8
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

kompetensi (X1) terhadap kinerja guru (Y) adalah 0,312 maka dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima
dan menolak H0 atau kompetensi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru (Y).
Sertifikasi mewajibkan guru untuk meningkatkan kualifikasi mereka minimal sampai jenjang strata satu.
Guru yang telah memperolah gelar dari jenjang strata satu ini kemudian diperbolehkan mengikuti ujian
sertifikasi. Pelaksanaan sertifikasi pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan motivasi
guru dalam mengajar, sehingga diharapkan guru dapat memberikan hasil terbaik berupa anak-anak didik
yang berkompetensi dalam kehidupannya. Guru yang telah lulus sertifikasi akan mendapatkan sertifikat
pendidik yang merupakan bukti bahwa guru tersebut telah memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi
sebagai seorang guru. Selain itu, seperti disebutkan di atas, guru yang lulus sertifikasi juga akan
mendapatkan tunjangan profesi guru. Tunjangan ini merupakan salah satu alat motivasi materiil (uang
dan barang) yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru mengajar (Dirjen Anggaran Kementerian
Keuangan, 2015: 8-9).
Hipotesis H2 dalam penelitian ini adalah Kemampuan profesional guru (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru (Y). Dari hasil uji t pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig.
kompetensi (X2) = 0,000<0.05 dan nilai thitung (5,375) > ttabel (1,671), sedangkan nilai koefisien regresi
kompetensi (X2) terhadap kinerja guru (Y) adalah 0,510 maka dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima
dan menolak H0 atau Kemampuan profesional guru (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja guru (Y). Kualitas proses belajar mengajar di kelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan
profesional seorang guru. Guru harus senantiasa meningkatkan pengetahuan agar mempunyai wawasan
yang luas demi meningkatkan kinerjanya. Guru yang profesional ditandai dengan penguasaan
kompetensi yang dimiliki guru. Seorang guru yang dapat menguasai materi serta konsep-konsep mata
pelajaran yang diampunya, akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan efektif.
Hipotesis H3 dalam penelitian ini adalah tunjangan sertifikasi (X 1) dan Kompetensi (X2) secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja guru (Y). Berdasarkan pengujian uji regresi anova (Uji F), diperoleh nilai
koefisien antara tunjangan sertifikasi (X 1) dan Kompetensi (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,00 <
0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tunjangan sertifikasi
dan kompetensi terhadap kinerja guru pada signifikansi 0,05 atau 5%. Hal ini membuktikan bahwa
hipotesis ketiga yang menyetakan bahwa terdapat pengaruh antara tunjangan sertifikasi (X1) dan
Kompetensi (X2) secara simultan berpengaruh terhadap kinerja guru (Y) dapat diterima atau terbukti.
Berdasarkan uraian pembahasan mengenai pengaruh secara parsial variabel tunjangan profesi dan
profesionalisme guru menunjukkan bahwa tunjangan profesi dapat memotivasi guru untuk bekerja secara
profesional dan profesionalisme guru ditunjukkan dengan menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
tuntutan profesi, senantiasa meningkatkan pengetahuan agar mempunyai wawasan yang luas demi
meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu, tunjangan profesi dan profesionalisme guru dapat
memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja guru. Secara parsial tunjangan profesi
berpengaruh terhadap kinerja guru dan profesionalisme guru berpengaruh terhadap kinerja guru,
sehingga tunjangan profesi dan profesionalisme guru secara bersama-sama akan berpengaruh terhadap
kinerja guru.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Coefficients ( Uji T) pada tabel di atas, diperoleh nilai
koefisien antara variabel tunjangan sertifikasi dengan kinerja guru sebesar 0,005 <0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel tunjangan sertifikasi
dengan kinerja guru pada signifikansi 0,05 atau 5%. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis pertama
yang menyetakan bahwa terdapat pengaruh antara Tunjangan Sertifikasi dan kinerja guru pada
sekolah dasar se kecamatan Wonomulyo dapat diterima atau terbukti.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Coefficients ( Uji T) pada tabel di atas, diperoleh nilai
koefisien antara variabel kemampuan profesinal guru dengan kinerja guru sebesar 0,004 <0,05. Hasil
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel kemampuan
profesinal guru dengan kinerja guru pada signifikansi 0,05 atau 5%. Hal ini membuktikan bahwa
hipotesis kedua yang menyetakan bahwa terdapat pengaruh antara kemampuan profesinal guru dan
http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 9
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

kinerja guru sekolah dasar se kecamatan Wonomulyo dapat diterima atau terbukti.
Berdasarkan pengujian uji regresi anova (Uji F), diperoleh nilai koefisien antara tunjangan sertifikasi
dan kemampuan profesinal guru terhadap kinerja guru sebesar 0,00 < 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tunjangan sertifikasi dan kemampuan profesinal
guru terhadap kinerja guru pada signifikansi 0,05 atau 5%. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis
ketiga yang menyetakan bahwa terdapat pengaruh antara tunjangan sertifikasi dan kemampuan
profesinal guru terhadap kinerja guru pada sekolah dasar se kecamatan Wonomulyo dapat diterima
atau terbukti.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A., Fitria, H. ., & Fitriani, Y. . (2021). Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Motivasi Kerja
Terhadap Kemampuan profesional guru. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 7210–7221.

Arifah, I. (2018). Pengaruh Tunjangan Profesi Dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah
Dasar Di Kecamatan Ciruas. Jurnal Pendidikan, 19(1), 1–11.

Bambang Swasto. 1996. Pengembangan Manajemen Sumber daya Manusia pengaruhnya terhadap kinerja
dan Imbalan. FIA UB Malang.

Damodar Gujarati. 1997. Dasar-dasar Ekonometrika. Rieneka Cipta, Jakarta.

Depdiknas. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen, Dirpom Tk
dan SD, BNSP.

Dian Maya. 2008. Profesionalisme Guru Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS Al
Jamii’ah Cidolog Sukabumi TP 2008/2009. Skripsi. FITK. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Djaman Satori. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka. Dwiyanto, A. (1995). Penilaian
Kinerja Organisasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Fisipol Universitas Gajah Mada.

E. Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Gaspersz, V. 2002, Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa, Jakarta, Gramedia: Pustaka Utama.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan ProgramSPSS (4th ed.). Semarang: Badan
Penerbit-Undip.

Hersey, Paul, Blanchard, Kenneth H.1993. Management for organizational behavior, sixth edition.
Singapore : Prentice hall.

Keeps, Erica J,. 1992. Handbook of Human Performance Technology A Comprehensive Guide for
Analysis and Solving Performance Problem in Organizations. San Francisco: JerseyBass
Publisher.

Malhotra, Naresh K. (1999). Marketing Research: An Applied Research. 3rd edition. Prentice Hall.
New Jersey.

Martinis, paradigma pendidikan konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.


Masrun. 1979. Reliabilitas dan Cara-cara Menentukannya. Yogyakarta : UGM

Mink. 1993. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia (Kinerja/Performance). Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 10
Jurnal Online Manajemen ELPEI (JOMEL)
ISSN : ISSN :

Mulyasa .2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja RoSDNakarya)

Robbins, Stephen P. 1993. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.

Sudarman. 2007. “Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Jurnal Pendidikan Inovatif Vol. 2 No. 2, pp.
68-73.

Schuler, Randall. S. Manajemen Sumber Daya Manusia. 1996.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susiati., (2001). Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja. Universitas Brawijaya


Malang.

Sodirin dan Herman Erawan. 2017. Pengaruh Tunjangan Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah
Dasar (SD) Negeri Kota Bandar Lampung. Jurnal Manajemen Mandiri Saburai, Vol. 01, No.04,
2017

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya 2007

Wibowo, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Yamin, Martinis.2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Putra Grafika

http://jurnal.stim-lpi.ac.id/index.php/elpei Page 11

Anda mungkin juga menyukai