Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PERAN LPTK PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN (PTK) DALAM MENYIAPKAN


TENAGA PENDIDIK (GURU) PROFESIONAL
Oleh:
Kapti Asiatun *

ABSTRACT
Permasalahan yang dihadapi LPTK PTK sebagai penghasil calon tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan tidak dapat dilepaskan dari masalah pendidikan secara keseluruhan.
Banyak faktor diduga menjadi penyebab mutu pendidikan di Indonesia belum sesuai
dengan harapan, salah satu diantaranya adalah karena faktor tenaga pendidik atau guru.
Profesionalisme guru secara nyata menentukan kualitas pendidikan Nasional. Kualitas
guru di Indonesia akhir-akhir ini mendapat sorotan yang tajam. Berdasarkan catatan
Human Development Index (HDI) banyak guru dianggap belum layak mengajar, bahkan
kualitas SDM Indonesia menempati urutan 109 dari 179 negara di dunia. Kondisi ini
menunjukkan bahwa kualitas guru di Indonesia masih jauh dari harapan. Oleh karena itu
diperlukan refleksi diri dari LPTK maupun semua pihak yang terlibat dalam dunia
pendidikan untuk selalu mengembangkan kompetensinya agar dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sesuai dengan persyaratan dan tanggung jawab guru dalam mengemban tugas, maka
untuk menjamin profesionalitasnya perlu diberlakukan akuntabilitas publik dengan
sertifikasi kompetensi. Sertifikasi kompetensi dapat dipergunakan sebagai representasi
proses yang sistimatis dan independent untuk memberikan jaminan bahwa kinerja guru
sudah memenuhi standart yang ditetapkan baik dalam perancanaan, pelaksanaan,
maupun evaluasi pembelajaran. Sertifikasi kompetensi juga dapat ditetapkan sebagai
wujud penjaminan mutu profesionalitas guru dalam konteks global

Kata Kunci : LPTK PTK , Profesionalitas Tenaga Pendidik


Dosen Jurusan PTBB FT Universitas Negeri Yogyakarta

A. Pendahuluan dengan sistem yang lainnya. Lebih lanjut


dikemukakan bahwa orientasi pendidikan
Permasalahan yang dihadapi LPTK
saat ini cenderung hanya bersifat
PTK sebagai penghasil calon pendidik dan
akademis untuk menguasai IPTEKS (Ari
tenaga kependidikan tidak dapat
Ginanjar:2008) dan bertopang pada
dilepaskan dari masalah pendidikan
paradigma guru sebagai penyampai
secara keseluruhan. Banyak faktor diduga
pengetahuan dan mengabaikan azas guru
menjadi penyebab mutu pendidikan di
sebagai fasilitator dalam pembelajaran
Indonesia belum sesuai dengan harapan.
dan sumber keteladanan dalam
Selain masih kurangnya sarana dan
pengembangan kepribadian peserta didik.
fasilitas yang tersedia, adalah karena
Akibatnya LPTK tidak terkait dengan
faktor tenaga pendidik. Sudjani (2006)
kondisi kebutuhan lapangan, baik
mengemukakan bahwa faktor penyebab
kuantitas, kualitas maupun kesepadanan
rendahnya kualitas pendidikan adalah : (1)
dengan kebutuhan pengguna lulusan
guru belum bekerja dengan sunguh-
sungguh; 2) kemampuan professional Profesionalisme tenaga pendidik
guru masih kurang; (3) sistem pendidikan secara nyata menentukan kualitas
guru baik dalam jabatan maupun pendidikan Nasional. Kualitas tenaga
prajabatan belum memberikan jaminan kependidikan khususnya guru di Indonesia
dihasilkan guru yan bermutu dan akhir-akhir ini mendapat sorotan yang
berkewenangan disamping belum terkait tajam. Berdasarkan catatan Human
759
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Dvelopment Index (HDI) terdapat 60% satu cara yang dapat digunakan untuk
guru SD, 40% guru SLTP, 43% guru SMA, memotong mata rantai penyebab rendah-
dan 34% guru SMK dianggap belum layak nya kualitas guru termasuk guru yang
mengajar di jenjang masing-masing, dihasilkan LPTK PTK.
Sedangkan kualitas SDM Indonesia
B. PEMBAHASAN
menempati urutan 109 dari 179 negara di
dunia. Pada sumber yang lain juga 1. Peran LPTK PTK Dalam
dikemukakan bahwa sekitar 49,96% guru Menyiapkan Tenaga Pendidik
SD, SMP, dan SMA yang tidak memenuhi Kebijakan pendidikan tinggi LPTK
kualifikasi pendidikan minimal. Secara PTK diharapkan mampu menyesuai-
rinci guru-guru yang belum memenuhi kan dengan perubahan yang terjadi di
standart kualifikasi pendidikan adalah : SD masyarakat. Pada masa yang akan
34%, SMP 71,2%, dan SMA termasuk datang dapat dipastikan bahwa ilmu
SMK 46,6%. (PPL 1 : 2008) Data di atas pengetahuan dan teknologi menjadi
menunjukkan bahwa kualitas guru di sumber penggerak kemajuan
Indonesia masih jauh dari harapan. Oleh masyarakat dalam menghadapi ber-
karena itu diperlukan refleksi diri dari bagai permasalahan kehidupan.
LPTK maupun semua pihak yang terlibat Dengan demikian sangat dibutuhkan
dalam dunia pendidikan untuk selalu sistem pendidikan yang mampu meng-
mengembangkan kompetensinya agar hasilkan lulusan yang relevan dengan
dapat memberikan sumbangan yang kebutuhan masyarakat baik untuk
berarti bagi peningkatan kualitas skala lokal maupun global.
pendidikan di Indonesia.
LPTK PTK sebagai lembaga
Pada sisi yang lain, amanat Undang- penghasil calon pendidik dan tenaga
Undang Guru dan Dosen (UUGD) kependidikan, diharapkan memiliki
menyatakan bahwa guru di masa yang program pendidikan standart sesuai
akan datang mempunyai standar dengan UUSPN No 20 Tahun 2003
kompetensi profesi yang memadai. yang menggariskan : Pertama, untuk
Kompetensi guru dinilai melalui program memberikan penjaminan pendidikan
sertifikasi. Hanya guru yang memiliki ditetapkan standart nasional pendidik-
sertifikatlah yang mempunyai hak sebagai an yang mencakup standart isi, proses,
guru profesional dengan kemudahan- kompetensi lulusan, pendidik dan
kemudahan yang mengiringinya. tenaga kependidikan, sarana dan
Guru merupakan pekerja profesional prasarana, pengelolaan, pembiayaan,
yang mempunyai pengaruh sangat dan penilaian pendidikan yang harus
dominan terhadap pencapaian hasil ditingkatkan secara berkala (Ps 35
belajar peserta didik. Di Indonesia bukan ayat 1). Kedua, guru sebagai unsur
merupakan rahasia lagi bahwa pendidik memiliki tugas merencanakan
masyarakat mempunyai harapan yang dan melaksanakan pembelajaran,
lebih terhadap guru. Keberhasilan atau- menilai hasil pembelajaran, serta
pun kegagalan pendidikan penyebabnya melakukan bimbingan dan pelatihan (
sering dialamatkan kepada guru. ps 39 ayat 2). Ketiga, guru sebagai
unsur pendidik harus memiliki
Sesuai dengan persyaratan
kualifikasi minimum dan sertifikasi
kecakapan, keterampilan dan tanggung
sesuai dengan kewenangan mengajar,
jawab dalam tugas, maka jabatan guru
sehat jasmani dan rohani, serta
termasuk dalam jabatan profesional. Oleh
memiliki kemampuan untuk mewujud-
karena itu untuk menjamin profesionalitas
kan tujuan pendidikan nasional (ps 42
guru perlu diberlakukan akuntabilitas
ayat 1).
publik dengan sertifikasi dan mengacu
pada pemenuhan kriteria kelayakan Untuk melaksanakan pasal-pasal
profesi guru. Sesuai dengan fungsinya dalam UUSPN pemerintah menetapan
sertifikasi bagi guru juga merupakan salah PP no 19 tahun 2005 tentang Standart

760
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

nasional pendidikan (SNP). SNP Menteri Pendidikan Nasional Nomor


ditetapkan sebagai acuan dasar untuk 045/U/2004, kompetensi adalah
memacu pengelolaan dan penyeleng- seperangkat tindakan cerdas dan
garaan satuan pendidikan agar dapat penuh tanggung jawab yang dimiliki
meningkatkan kinerjanya dalam mem- seseorang sebagai syarat untuk
berikan layanan pendidikan yang ber- dianggap mampu oleh masyarakat
mutu. Selain itu SNP juga merupakan dalam melaksanakan tugas-tugas di
perangkat untuk mendorong terwujud- bidang pekerjaan tertentu. Sedangkan
nya transparansi akuntabilitas publik menurut Herminarto Sofyan, 1993
dalam penyelenggaraan pendidikan kompetensi adalah suatu kemampuan
nasional. Oleh karena itu, LPTK PTK seseorang untuk menyelesaikan suatu
sebagai lembaga yang menyiapkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan,
lulusannya menjadi guru dalam tanpa mengalami kesulitan dan
bidang pendidikan teknologi dan hambatan dengan hasil maksimal,
kejuruan menjadi sangat sentral dalam dengan target yang telah ditentukan.
memenuhi harapan-harapan masya- Lebih lanjut dikatakan bahwa
rakat sebagai pengguna lulusan. kompetensi menyangkut tiga aspek
yaitu pengetahuan (kognitif),
Menurut Sudjani (2006) ada
ketrampilan (psikomotor) dan sikap
beberapa prinsip yang perlu dijadikan
(afektif).
patokan dalam pengembangan LPTK
PTK pasca diberlakukannya PP No 19 Berdasarkan beberapa batasan di
tahun 2005 dan UUGD. Pertama, atas dapat dikemukakan bahwa
syarat masuk ke LPTK PTK harus seseorang dikatakan berkompeten
standart tetapi dengan prosedur yang atau memiliki kewenangan melaksana-
fleksibel sehingga mampu menjaring kan pekerjaan, jika mempunyai
calon mahasiswa yang potensial. tingkatan kemampuan tertentu dalam
Dasar penerimaan terutama pada hal intelektual, kemampuan praktek
kecakapan dan karakteristik pribadi serta sikap yang berhubungan dengan
sesuai dengan sifat jurusan/program pekerjaan tersebut. Kompetensi juga
studi yang dipilih. Kedua LPTK PTK dapat dipandang sebagai paket
hendaknya memiliki tiga komponen kemampuan yang terdiri dari elemen
yang terintegrasi yaitu, pendidikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
umum, bidang spesialisasi minimal Ranah kognitif berhubungan dengan
satu, dan bidang keahlian dalam hasil belajar yang bersifat intelektual.
kurikulum dan pengajaran. Ketiga, Ranah ini bervariasi meningkat dari
Perkembangan calon guru dinilai pengungkapan kembali yang seder-
selama program berlangsung dengan hana sampai pada cara-cara kreatif
teknik penilaian yang bervariasi. dalam dalam mengkombinasikan dan
Keempat, Program pendidikan guru mensintesis ide-ide baru. Ranah
perlu diakreditasi dengan standar yang afektif menekankan pada hasil belajar
memungkinkan calon guru bisa bekerja yang bersifat perasaan, emosi, derajat
dengan baik. Kelima, perlu ada penolakan atau penerimaan. Hasil
lembaga yang memberikan legalitas belajar afektif juga bervariasi
terhadap kelayakan pendidikan, meningkat dari perhatian sederhana
standart yang ditetapkan, serta mem- sampai pada tingkat kesadaran atau
berikan sertifikasi terhadap guru. karakter. Selanjutnya ranah
psikomotorik menekankan kepada
keterampilan motorik (gerak),
2. Kompetensi Tenaga Pendidik pemakaian bahan serta benda atau
Kompetensi, biasa dialihbahasakan perbuatan yang membutuhkan
sebagai kemampuan yang dimiliki se- koordinasi otot dan syaraf. Pendapat
ini sesuai dengan pendapat Finch dan
seorang untuk melaksanakan pekerja-
an tertentu. Menurut keputusan Cruncilton (1979), yang menyatakan

761
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

bahwa kompetensi yang harus di- b. Kompetensi Paedagogik


berikan kepada mahasiswa pendidikan
Kompetensi paedagogik
teknologi dan kejuruan, disamping
sebagai kemampuan mengelola
mata kuliah teori dan praktek juga
pembelajaran yang meliputi pe-
ditambah dengan unsur-unsur sikap
mahaman terhadap peserta didik,
dan nilai-nilai.
perancangan dan pelaksanaan
Standar kompetensi adalah pembelajaran, evaluasi hasil
kompetensi minimal yang harus dimiliki belajar dan pengembangan peserta
atau ditampilkan oleh mahasiswa. didik untuk mengaktualisasikan
Dalam Undang undang Guru dan berbagai potensi yang dimilikinya,
Dosen (UUGD) dan Peraturan lebih lanjut indikator kompetensi
Pemerintah (PP) No 19/2005 dinyata- paedagogik dijabarkan: (1) mema-
kan bahwa Standart Kompetensi Guru hami peserta didik dengan me-
melipui 4 (empat) hal, yaitu: (1) manfaatkan prinsip-prinsip
kompetensi kepribadian; (2) kompe- pengembangan kognitif, me-
tensi paedagogik; (3) kompetensi mahami peserta didik dengan
profesional; dan (4) kompetensi sosial. memanfaatkan prinsip-prinsip
Keempat standar kompetensi guru pengembangan kepribadian, dan
beserta subkompetensi dan indikator mengidentifikasi bekal ajar awal
essensialnya dijabarkan sebagai peserta didik; (2) Merancang
berikut: pembelajaran, termasuk me-
mahami landasan pendidikan untuk
a. Kompetensi Kepribadian
kepentingan pembelajaran, me-
Kompetensi kepribadian me- mahami landasan kependidikan,
rupakan kemampuan personal menerapkan teori belajar dan
yang mencerminkan kepribadian pembelajaran, menentukan strategi
yang mantap, stabil, dewasa, arif pembelajaran berdasarkan
dan berwibawa, menjadi teladan karakteristik peserta didik,
bagi peserta didik, dan berakhlak kompetensi yang ingin dicapai dan
mulia, lebih lanjut indikator materi ajar, serta menyusun
kompetensi kepribadian dijabarkan: rancangan pembelajaran ber-
(1) bertindak sesuai dengan norma dasarkan strategi yang dipilih; (3)
hukum, bertindak sesuai dengan menata latar (setting) pem-
norma sosial, bangga sebagai belajaran; dan malaksanakan pem-
guru, dan memiliki konsisten dalam belajaran yang kondusif; (4)
bertindak sesuai dengan norma; (2) merancang dan melaksanakan
menampilkan kemandirian dalam evaluasi (assesment) proses dan
bertindak sebagai pendidik dan hasil belajar secara ber-
memiliki etos kerja sebagai guru; kesinambungan dengan berbagai
(3) menampilkan tindakan yang metode, menganalisis hasil
didasarkan pada kemanfaatan evaluasi proses dan hasil belajar
peserta didik, sekolah, dan untuk menentukan tingkat
masyarakat serta menunjukkan ketuntasan belajar (mastery
keterbukaan dalam berpikir dan learning ), dan memanfaatkan hasil
bertindak; (4) memiliki perilaku penilaian pembelajaran untuk per-
yang berpengaruh positif terhadap baikan kualitas program pem-
peserta didik dan memiliki perilaku belajaran secara umum; (5) mem-
yang disegani; (5) bertindak sesuai fasilitasi peserta didik untuk
dengan norma religius (iman, dan pengembangan berbagai potensi
takwa, jujur, ikhlas, suka menolong) akademik; dan menfasilitasi
dan memiliki perilaku yang peserta didik untuk pengembang-
diteladani peserta didik. an berbagai potensi non akademik.

762
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

c. Kompetensi Profesional payung, karena telah mencakup


semua kompetensi lainnya.
Kompetensi profesional me-
Sedangkan penguasaan materi ajar
rupakan penguasaan materi pem-
secara luas dan mendalam lebih
belajaran secara luas dan men-
tepat disebut dengan penguasaan
dalam, yang mencakup penguasa-
sumber bahan ajar (disciplinaly
an materi kurikulum mata pelajaran
content) atau disebut bidang
di sekolah dan substansi keilmuan
keahlian. Hal ini mengacu
yang menaungi materinya, serta
pandangan yang menyebutkan
penguasaan terhadap struktur dan
bahwa guru yang kompeten
metodologi keilmuannya. lebih
memiliki : (1) pemahaman terhadap
lanjut indikator kompetensi
karakter peserta didik; (2).
profesional dijabarkan : (1)
Penguasaan bidang studi, baik dari
memahami materi ajar yang ada
keilmuan maupun kependidikan; 3).
dalam kurikulum sekolah, me-
Kemampuan menyelenggarakan
mahami stuktur, konsep dan
pembelajaran yang mendidik; dan
metode keilmuan yang menanungi
(4). Kemauan dan kemampuan
atau konheren dengan materi ajar,
mengembangkan profesionalitas
memahami konsep antar mata
dan kepribadian secara
pelajaran terkait, dan menerapkan
berkelanjutan. Hal ini juga
konsep-konsep keilmuan dalam
diperkuat dengan Keputusan
kehidupan sehari-hari; (2) me-
Menteri Pendidikan Nasional no 23
nguasai langkah-langkah penelitian
/U/2003 yaitu menguasai
dan kajian kritis untuk memper-
kemampuan dalam bidang kerja
dalam pengetahuan atau materi
yang bersifat rutin maupun yang
bidang studi.
belum akrab dengan sifat-sifat
d. Kompetensi Sosial maupun kontekstualnya, secara
mandiri dalam pelaksanaan mau-
Kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru untuk ber- pun tanggung jawab pekerjaannya
komunikasi dan bergaul secara serta mampu melaksanakan peng-
awasan dan bimbingan atas dasar
efektif dengan peserta didik, se-
sama pendidik, tenaga kependidik- keterampilan yang dimiliki.
an, orang tua/wali peserta didik, Sejalan dengan tuntutan dunia
dan masyarakat sekitar. Setiap kerja akan penguasaan sejumlah
subkompetensi tersebut memiliki kompetensi kerja maka kesiapan
indikator essensial sebagai berikut: kerja lulusan menjadi penting.
(1) Mampu berkomunikasi dan Karena dengan kesiapan kerja
bergaul secara efektif dengan yang memadai lulusan dapat
sesama pendidik dan tenaga menyelesaikan pekerjaan yang
kependidikan; (2) Mampu ber- dibebankan tanpa mengalami ke-
komunikasi dan bergaul secara sulitan atau hambatan yang berarti
efektif dengan orang tua/wali dan hasil maksimal. Kesiapan
peserta didik, dan masyarakat dapat diartikan sebagai kemampu-
sekitar. an kerja Coper dan Weker (2000)
menjelaskan bahwa kemampuan
Keempat kompetensi (ke-
pribadian, paedagogik, profesional, memiliki tiga hal yaitu : a)
dan sosial) pada prakteknya pengetahuan untuk mengukur
kemampuan kognitif, b) penampilan
merupakan satu kesatuan yang
utuh. Pemilahan menjadi empat, untuk mengukur tingkah laku kerja,
semata-mata untuk memudahkan c) hasil kerja. Mahasiswa
memahaminya. Beberapa ahli dinyatakan memiliki kesiapan kerja
yang tinggi manakala telah me-
mengatakan istilah kompetensi
profesional sebenarnya merupakan nguasai segala hal yang diperlu-

763
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kan sesuai dengan persyaratan mengikuti suatu prosedur yang baku.


kerja yang harus dimiliki. Aspek rasa dan seni (sense and art)
memegang peranan yang amat
Kompetensi dapat dicapai
penting.
melalui proses pendidikan dan
pengalaman masa lalu, baik Zamroni (2000) menjelaskan
selama menempuh pendidikan bahwa kemampuan dasar yang
sejak Sekolah Dasar maupun dibutuhkan guru untuk menjadi
pengalaman-pengalaman yang seorang yang profesional adalah
dialami dalam kehidupan nyata. a) kemampuan menyampaikan
Sedangkan pendidikan tinggi lebih sesuatu secara oral, yang dibantu
menekankan pada kompetensi dengan buku teks, demonstrasi, tes,
yang spesifik dan mengarah pada dan alat bantu tradisional lain; b)
bidang kerja tertentu. coaching, dimana guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
berlatih dan mempraktekan
3. Profesionalisme Tenaga Pendidik keterampilannya serta memberikan
Kata profesional sebagai kata umpan balik atas apa yang dilakukan
siswa; c) sacratic atau mautic question,
benda mempunyai arti orang yang
mempunyai keahlian. Dengan kata lain dimana guru menggunakan
pekerjaan yang bersifat profesional pertanyaan pengarah untuk membantu
peserta didik mengembangkan
adalah pekerjaan yang hanya dapat
dilakukan oleh mereka yang khusus pandangan dan internalisasi terhadap
dipersiapkan untuk itu. Terkait dengan materi yang dipelajari. Ciri profesional
kedudukan guru sebagai tenaga lainnya adalah mempunyai tanggung
jawab terhadap profesinya, yang
profesional lebih tepat diawali dari
pengertian profesi. Profesi merupakan ditandai dengan kode etik dan
suatu pekerjaan yang memerlukan kesejawatan. Kode etik guru
Indonesia yang disepakati oleh
pendidikan lanjut di dalam science dan
teknologi yang digunakan sebagai Persatuan Guru Indonesia (PGRI)
perangkat dasar untuk yang berisi tugas-tugas dalam
melakukan pembimbingan terhadap
diimplementasikan dalam berbagai
kegiatan yang bermanfaat. peserta didik, kejujuran profesional,
interaktif baik dengan peserta didik
Bertitik tolak dari pengertian ini, maupun orang tuanya. Kode etik ini
maka guru profesional adalah orang merupakan pedoman bagi guru
yang memiliki keahlian khusus dalam sebagai seorang profesional yang
bidang keguruan sehingga mampu mempunyai kesejawatan.
melakukan tugas dan fungsi sebagai
Guru dihadapkan pada tantangan
guru. Guru merupakan profesi yang
memerlukan keahlian khusus untuk untuk mengembangkan keprofesional-
mendidik, mengajar, dan melatih. annya dalam tiga dimensi, yaitu ilmu
Mendidik berarti meneruskan dan teknologi, pelayanan nyata pada
masyarakat, dan kode etik profesional.
mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti menyampaikan dan Guru harus bisa membuat pintar
mengembangkan IPTEKS, sedangkan (kognitif), membuat trampil (psiko-
motor), dan bersikap benar ( afektif).
melatih berarti mengembangkan
keterampilan peserta didik. Budiarso (2004) mengemukakan
bahwa unjuk kerja guru profesional
Berdasarkan penjelasan kategori antara lain : (a) keinginan selalu
pekerjaan di atas, profesi guru lebih menampilkan perilaku yang mendekati
cocok dikategorikan sebagai Soft standart ideal, (b) meningkatkan dan
Profession. Hal ini dikarenakan guru memelihara profesi, (c) keinginan
dapat melaksanakan berbagai macam selalu mengembangkan profesi
cara untuk mengajar yang tidak harus dengan meningkatkan pengetahuan
764
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dan penguasaan teknologi, (d) Berdasarkan ciri-ciri profesiona-


mengejar kualitas dan cita-cita dalam lisme jelas bahwa sertifikasi sangat
profesi,dan (e) kebanggaan terhadap penting bagi guru jika ingin memiliki
profesi. bidang pekerjaan yang terlindungi,
karena tidak mudah diintervensi oleh
Menurut Suyanto (2003) guru
siapapun selain pemilik ijasah
disebut profesional jika pada dirinya
lembaga pendidikan tenaga ke-
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
pendidikan (LPTK) dan akta mengajar.
(a) memiliki landasan pengetahuan
Tujuan sertifikasi menurut Suyanto
yang kuat, (b) harus berdasarkan atas
(2003) adalah untuk memberikan
kompetensi individual bukan atas
jaminan akan kinerja dan kemampuan
dasar KKN, (c) memiliki sistem seleksi
guru dalam melakukan pekerjaan
dan sertifikasi, (d) ada kerja sama dan
mengajar dan mendidik secara
kompetisi yang sehat antar sejawat, (e)
profesional. Tanpa sertifikasi akan
adanya kesadaran profesional yang
semakin banyak orang merasa bisa
tinggi, (f) memiliki prinsip-prinsip etik
menjadi guru tanpa melalui pendidikan
yang berupa kode etik, (g) memiliki
yang disyaratkan. Anggapan bahwa
sistem sanksi profesi, (h) adanya
pekerjaan guru dapat dilakukan oleh
militansi individual, dan (i) memiliki
siapa saja asal memiliki bekal
organisasi profesi. Menurut Mungin
kemampuan materi yang diperlukan
(2003) guru yang profesional antara
harus segera diluruskan. Hakekat
lain memiliki ciri : (a) memiliki
mengajar tidak sekedar transformasi
kepribadian matang dan berkembang,
ilmu semata tetapi ada unsur-unsur
(b) memiliki keterampilan mem-
paedagogis sehingga terjadi
bangkitkan minat peserta didik, (c)
perubahan perilaku anak didik baik
penguasaan pengetahuan dan
dalam aspek kognitif, afektif maupun
teknologi yang kuat, dan (d) memiliki
psikomotorik.
sikap profesional yang berkembang
secara berkesinambungan. Sertifikasi bagi guru merupakan
cara yang efektif untuk menjamin
kualitas guru dan meningkatkan
4. Sertifikasi Dalam Konteks kepercayaan masyarakat terhadap
Profesionalisme Tenaga Pendidik sekolah dan profesi mengajar.
Sertifikasi adalah pemberian Sertifikasi bagi guru adalah sistem
sertifikat kompetensi atau surat penilaian terpadu yang meliputi proses
keterangan sebagai pengakuan ter- pengelolaan kinerja guru untuk
hadap kemampuan seseorang dalam menunjang peluang pengembangan
melakukan suatu pekerjaan setelah karier profesionalnya. Sertifikasi guru
lulus uji kompetensi. Sertifikasi diarahkan untuk menciptakan iklim dan
berasal dari kata certification yang lingkungan kerja yang berorientasi
berarti diploma atau pengakuan produktivitas, merit (pemberian
secara resmi kompetensi seseorang imbalan yang baik bagi yang ber-
untuk memangku sesuatu jabatan prestasi), dan berkeadilan, dilakukan
profesional. Apabila dihubungkan secara sistemik, dan ditujukan untuk
dengan profesi guru, maka sertifikasi kesinambungan karier guru secara
dapat diartikan sebagai surat bukti profesional (Sukamto, 2004)
kemampuan mengajar yang me- Sertifikasi kompetensi guru
nunjukkan bahwa pemegangnya me- ditujukan kepada guru pemula dan
miliki kompetensi mengajar dalam untuk pengembangan karir dalam
mata pelajaran, jenjang, dan bentuk jabatan guru. Idealnya upaya
pendidikan tertentu seperti yang meningkatkan profesionalisme guru
diterangkan dalam sertifikat kompeten- diawali dari lembaga pencetak guru.
si tersebut (P3TK Depdiknas, 2003) Sertifikasi diawali dari berbagai upaya
mempersiapkan guru, sejak dari
765
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pemilihan kurikulum, menciptakan E. PENUTUP


lingkungan belajar yang kondusif,
LPTK PTK sebagai lembaga
sehingga terbentuk performance yang
penghasil calon pendidik dan tenaga
sesuai dan layak sebagai calon guru
kependidikan, diharapkan memiliki
Sertifikasi bagi guru pemula kebijakan dan program pendidikan
(lulusan LPTK atau non LPTK standart sesuai dengan UUSPN No 20
ditambah akta yang akan memasuki Tahun 2003 dan PP no 19 tahun 2005
profesi guru) diawali dari sistem tentang SNP. Era global meng-
pengangkatan, penempatan sampai akibatkan persaingan kerja semakin
dengan pada saat pembinaan melalui ketat. Untuk itu pendidikan tinggi
pendidikan prajabatan. Untuk mengembangkan arah perencanaan
pengembangan karir dalam jabatan keperancangan pendidikan strategi
guru, dilakukan melalui pendidikan dan pendekatan kompetitif, sehingga
dalam jabatan (in service training) menghasilkan lulusan yang memiliki
yang dimulai dari : (a) program daya saing tinggi dalam konteks lokal
penyetaraan untuk meningkatkan maupun global.
kualifikasi guru, (b) meningkatkan
Jabatan profesional di dalam
kemampuan-kemampuan yang sifat-
bidang kependidikan dipegang oleh
nya khusus melalui penataran, dan (c)
guru. Guru akan mampu menghasilkan
pembinaan dan pengembangan ke-
sumberdaya manusia berkualitas jika
mampuan profesional. Kegiatan ter-
dalam bekerja dilakukan secara
sebut diharapkan dapat dipergunakan
profesional dengan mengacu pada
untuk memperbaharui dan me-
standar kompetensi guru yang diukur
ningkatkan kemampuan profesional
dan diakui. Standar kompetensi guru
guru.
menyangkut empat hal, yakni
Kegiatan sertifikasi kompetensi penguasaan isi bidang studi,
dapat dipergunakan untuk menilai pemahaman karakteristik peserta didik,
kinerja guru secara profesional, baik kemampuan melakukan pembelajaran
dalam hal persyaratan kecakapan, yang mendidik, serta kemampuan
keterampilan dan tanggung jawabnya mengembangkan kepribadian dan
dalam menjalankan tugas profesinya. keprofesionalannya.
Sertifikasi bagi tenaga pendidik atau
Sesuai dengan persyaratan dan
guru sekaligus untuk memenuhi
tanggung jawab guru dalam
akuntabilitas publik guna memberikan
mengemban tugas, maka untuk men-
jaminan profesionalitas guru me-
jamin profesionalitasnya perlu diber-
nyangkut (a) bakat, minat, panggilan
lakukan akuntabilitas publik dengan
jiwa dan idealisme, (b) komitmen
sertifikasi kompetensi. Sertifikasi
terhadap mutu pendidikan, iman takwa
kompetensi dapat dipergunakan
dan akhlak mulia, (c) kualifikasi
sebagai representasi proses yang
akademik dan latar belakang pen-
sistimatis dan independent untuk
didikan yang relevan, (d) kompetensi
memberikan jaminan bahwa kinerja
sesuai bidang tugasnya, (e) tanggung
guru sudah memenuhi standart yang
jawab atas tugas profesinya, (f)
ditetapkan baik dalam perancanaan,
penghasilan yang sesuai dengan
pelaksanaan, dan evaluasi
prestasi kerjanya, (g) kesempatan
pembelajaran.
untuk pengembangan keprofesionalan
secara berkesinambungan, dan (h) Sertifikasi mengajar adalah proses
jaminan perlindungan hukum dan pemerolehan sertifikat mengajar.
asosiasi profesi yang mengaturnya Tujuannya untuk memberikan bukti
(Sukamto 2006). tertulis terhadap kinerja (performance)
pelaksanaan tugas guru sebagai
perwujudan kompetensi yang dimiliki
telah sesuai dengan standart yang
766
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dipersyaratkan, baik melalui model Mungin Wibowo, 2003, Peluang dan


concurrent (terintegrasi) maupun Tantngan Memasuki Era Global dan
consecutive (berkesinambungan). Otonomi, Makalah Seminar,
Sertifikasi kompetensi dapat ditetapkan Semarang: UNNES.
sebagai wujud penjaminan mutu
Sudjani,2006, Pengembangan Program
profesionalitas guru dalam konteks
Pendidikan Teknologi Kejuruan
global. Idealnya profesionalitas guru
Sebagai Centre of Excellence
diikuti oleh perbaikan sistim imbalan
Penghasil Guru SMK, Makalah
dan penjenjangan karier dengan
Seminar, Prosiding Konvesi Nasional
memperhitungkan imbalan progresif
APTEKINDO III, Gorontalo :
secara wajar sehingga dapat
APTEKINDO
meningkatkan harkat dan martabat
guru sebagai tenaga pendidik. Suyanto, 2003, Sertifikasi profesi Guru:
Jaminan Pengakuan sekaligus
Ancaman, Makalah Seminar,
F. REFERENCE Semarang: UNNES.
Sukamto, 2004, Pengembangan Sistem
Anonim, 2004, Standar Kompetensi Guru
Penilaian Untuk Sertifikasi Guru,
Pemula SMK, Jakarta : Depdiknas,
Makalah, Himpunan Evaluasi
Dirjen DIKTI Direktorat Pembinaan
Pendidikan Indonesia (HEPI)
Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Yogyakarta.
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Sukamto, 2006, Implementasi Sertifikasi
Budiarso Eko, 2004, Sertifikasi Lulusan
dan Pendidikan Profesi Guru dan
Prodi Kependidikan Teknik (ex FPTK)
Dosen, Makalah, Diskusi Terbatas
dan JPTK, Makalah, Procceding
Universitas Negeri Yogyakarta.
Konvensi Nasional Aptekindo II
Jakarta. Suwarno dkk., 2005, Pengajaran Mikro,
pendekatan Praktis Menyiapkan
PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
Pendidik Profesional, Yogyakarta :
2005 tentang Standar Nasional
Tiara Wacana
Pendidikan

767

Anda mungkin juga menyukai