Anda di halaman 1dari 4

KUALITAS LULUSAN SMK RENDAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

LIRA NADIVA SAFITRI - UNIVERSITAS RIAU

Latar Belakang

Kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih belum dapat dipenuhi sesuai dengan
tuntutan dunia usaha atau dunia industri (DU/DI). Salah satu penyebab kualitas lulusan yang
masih rendah adalah sarana dan prasarana dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang
memadai. Kualitas lulusan SMK yang kompeten sangat dipengaruhi oleh guru produktif.

Komponen Kualitas Lulusan SMK Yang Kurang Kompeten

sekitar 13.267 SMK hanya 1.650 SMK yang masuk dalam kategori maju dan serta sebagai
sekolah rujukan,

jumlah guru produktif SMK masih kurang

dukungan DU/DI masih kurang,

pengembangan kualitas guru produktif melalui LPTK tidak dilaksankan secara berkelanjutan,

pertumbuhan ekonomi yang lambat berpengaruh terhadap penyerapan lulusan SMK.

Kemampuan profesional guru sangat dibutuhkan sebagai pendidik, pengajar, pelatih, penilai,
dan evaluator peserta didik dalam proses pembelajaran di lingkungan SMK. Proses akan
tercapai apabila di dukung oleh SDM berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai. Guru
sebagai SDM utama dengan peran sebagai pengajar diharapkan mampu tampil kreatif dan
inovatif

Guru sebagai pendidik profesional diharapkan mampu mengembangkan SDM yang berkualitas
melalui pendidikan kejuruan (vocational education), baik itu tingkat SMK ataupun kegiatan
pelatihan (training). Kompetensi SDM yang dikembangkan oleh guru dalam proses
pembelajaran di SMK berupa peningkatan kualitas ketrampilan (skills) dan produktifitas kerja
peserta didik. Indonesia ditinjau dari laporan Indeks Pengembangan Manusia atau Human
Development Indexs (HDI) tahun 2017 berada pada urutan ke-116 dari 189 negara di dunia
(Human Development Reports, 2017). Peringkat yang diraih Indonesia ini merupakan kategori
Medium Human Development. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih kurang dalam
pengembangan kualitas SDM
Tugas dan peranan guru dibutuhkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Tugas dan peranan tersebut harus dilaksanakan secara profesional dan
dilakukan perbaikan secara berkelanjutan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Right To
Education Index (RTEL: 2016) diperoleh data bahwa Indonesia memperoleh peringkat ke-7 dari
14 Negara, berada pada peringkat dibawah Filipina dan Ethiopia Skor yang diperoleh Indonesia
yaitu 77% dari lima indikator dalam penelitian RTEL, meliputi governance, availability,
accessibility, acceptability, dan adaptability. Tiga dari lima indikator di atas diperlukan perhatian
khusus, yaitu availability (kualitas guru), lingkungan sekolah yang belum ramah anak
(acceptability) dan diskriminasi terhadap kelompok marjinal (adaptability). Guru sebagai sentral
dalam sistem pendidikan masih dinilai sangat rendah dari segi kualitas sebagai tenaga
profesional di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa guru professional sangat dibutuhkan guna
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Penyebab Rendahnya Mutu Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala SMK besar Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) untuk SMK disebabkan antara lain karena:

1. Jumlah daya serap industri yang tidak seimbang dengan jumlah lulusan SMK
2. Kompetensi lulusan SMK yang tersedia belum sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
dunia industry
3. Berlakunya sistim outsourcing dalam dunia industry sehingga menutup lapangan
pekerjaan buat lulusan SMK
4. Belum link and match antara kurikulum SMK dengan kebutuhan industri
5. Kurangnya guru vokasi dan rendahnya kompetensi guru SMK
6. Terbatasnya fasilitas, alat praktik dan laboratorium
7. Tenaga kerja yang tergantikan oleh mesin di era digital
8. Masih berkutatnya pendidikan vokasi berbasis jasa. Belum menyentuh vokasi berbasis
sertifikasi kompetensi agar perusahaan percaya dengan kemampuan lulusan SMK

Cara Meningkatkan Kembali Mutu SMK

Kondisi ini tentu saja membutuhkan sebuah solusi untuk meningkatkan mutu lulusan SMK
sehingga tidak akan terjadi lagi tingkat pengangguran terbuka yang tinggi, khususnya dari
lulusan SMK. Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya dengan cara:Menciptakan
bidang lapangan kerja yang memiliki daya serap lulusan SMK

1. Regulasi mengutamakan tenaga kerja dalam negeri khususnya yang setara dengan SMK
2. Peningkatan kompetensi lulusan SMK yang sesuai dengan yang kebutuhan oleh dunia
industri
3. Perusahaan tidak memakai sistem out ourcing dalam dunia industri sehingga akan
menutup lapangan pekerjaan buat lulusan SMK
4. Link and match antara pendidikan dan industri harus diupayakan melalui kurikulum
dengan kebutuhan industri
5. Mengingatkan kualifikasi dan kompetensi guru SMK yang mumpuni dan terstandardisasi
6. Tersedianya fasilitas, alat praktik dan laboratorium yang baik dan memadai
7. Metode pembelajaran tidak hanya teori harus sebanding dengan praktik
8. Peningkatan vokasi bersertifikasi kompetensi agar perusahaan percaya dengan
kemampuan lulusan SMK

Bila upaya di atas dapat dilaksanakan dengan baik maka akan meningkat mutu lulusan SMK
serta adanya link-match antara lulusan SMK dan dunia industri.

Faktor Rendahnya Sarana dan Prasarana

Untuk sarana dan prasarana, bisa kita amati bahwa masih sangat banyak sekolah yang
kekurangan sarana dan prasarana. Seperti halnya, gedung sekolah banyak yang rusak.
kepemilikan dan penggunaan media belajar sangat rendah, buku perpustakaan tidak lengkap,
laboratorium tidak standard. pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.
Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan.
tidak memiliki laboratorium dan sebagainya. Hal tersebut tentu sangat akan mempengaruhi
secara langsung kualitas pendidikan. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk
meningkatkan sarana dan prasarana agar pembelajaran bisa berjalan dengan sangat baik
sehingga meningkatnya kualitas pendidikan kita.

Saran

Perkembangan dunia di era globalisasi ini banyak mematut perubahan ke sistem pendidikan
nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang Salah satu
cara yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan yaitu dengan
meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu. Dengan meningkatnya kualitas
pendidikan, berarti sumber daya yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan tentu
mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang dengan negara-negara
lain

Referensi
Adi Wibawa, W. (2013). Rendahnya Kualitas Pendidikan di Negara Indonesia. Retrieved from
http://wiare.blogspot.com/2013/02/rendahnya-kualitas-pendidikan-di-negara.html

Chotijah, S. (2015). Masalah Pendidikan di Indonesia. Retrieved from


https://sitichotijah269.wordpress.com/migas-kuliah tugas-internet-desing/artikel-masalah-
pendidikan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai