Anda di halaman 1dari 9

Relevansi Kompetensi dalam...

(Ardiyanto dan Paryanto) 1

RELEVANSI KOMPETENSI DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK DI SMK


KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN TERHADAP KEBUTUHAN
INDUSTRI
COMPETENCY RELEVANCE IN PRACTICAL LEARNING IN SMK COMPETENCY ENGINEERING
SKILLS TO THE NEEDS OF INDUSTRY

Oleh: Ardiyanto dan Paryanto, Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,
email: ardiyanto.2016@student.uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kompetensi pembelajaran praktik pemesinan di SMK, (2)
Mengetahui kompetensi SMK teknik pemesinan yang dibutuhkan oleh industri, (3) Mengetahui besar relevansi
kompetensi SMK teknik pemesinan terhadap kompetensi yang dibutuhkan industri. Metode pengumpulan yang
digunakan dalam penelitian ini berupa angket kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) Kompetensi pembelajaran praktik pemesinan di
SMK terdapat pada KI/KD SMK Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan, dimana pada penelitian ini diambil
kompetensi kelompok praktik pemesinan sebanyak 84 instrumen kompetensi yang dikelompokkan menjadi 19
kelompok kompetensi, (2) Kompetensi SMK Teknik Pemesinan yang dibutuhkan oleh industri dapat diketahui dari
tingkat persentase 19 kelompok kompetensi, dimana diketahui seluruhnya dibutuhkan oleh industri, (3) Data yang
ditunjukan oleh hasil persentase dari 19 kelompok kompetensi terdiri dari 84 instrumen kompetensi yang
menjadi butir pertanyaan kepada industri diperolah data dimana paling banyak menjawab sangat relevan
sebanyak 64 (75%) kompetensi, dan sebanyak 21 (25%) menjawab relevan. Secara umum kompetensi
dalam pembelajaran praktik SMK Teknik Pemesinan sangat relevan terhadap kebutuhan industri di
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kata kunci: Relevansi, Kompetensi, Kebutuhan Industri

Abstract
This Research aims to: (1) Know the competence of learning Practices in vocational education in
SMK, (2) Knowing the competence of mechanical Engineering, (3) To know the competency of vocational
techniques for vocational training on the competencies that industry needs. The collection methods used in
this research include questionnaire and documentation. The analytical techniques used are quantitative descriptive
analyses. The results of this research are: (1) Competence of learning practices in vocational SMK in the KI/KD
SMK Competency Engineering expertise, in which the research is taken competence of the machining practice group
as many as 84 competency instruments grouped into 19 competency groups, (2) the competence of vocational
technical engineering that is needed by the industry can be found from the percentage level of 19 competency groups,
where it is known to be entirely required by the industry, (3) data shown by the results of a percentage of 19
competency groups consisting of 84 competency instruments which are a question to the industry in which
the most relevant answer is 64 (75%) competence, and as much as 21 (25%) Respond to relevant. In
general, competence in learning practice of vocational technical engineering is very relevant to the needs
of industries in the special region of Yogyakarta.

Keywords: Relevance, Competence, Industrial supplies

PENDAHULUAN Usaha-Dunia Industri (DUDI) untuk menjadi


Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) tenaga kerja yang produktif. Telah banyak upaya
merupakan pendidikan formal yang telah diatur pemerintah dalam mempersiapkan SDM yang
oleh undang-undang dalam menyiapkan sumber siap memasuki dunia kerja, salah satu upaya
daya manusia (SDM) yang siap memasuki Dunia pemerintah adalah membangun lebih banyak
2 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume ..., Nomor ...., Tahun 2020
SMK. Tujuan SMK untuk mempersiapkan beberapa kali mengganti kurikulum. Dimana
generasi mandiri dan siap kerja dimana dalam penggantian kurikulum dimaksudkan untuk lebih
pembelajaran di SMK peserta didik dibekali mendekatkan atau menselaraskan dengan
pengetahuan dan keterampilan sehingga nantinya kebutuhan industri. Namun faktanya, meski
lulusan SMK setelah lulus dapat bekerja di kurikulum SMK telah diperbai beberapa kali agar
industri atau membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan industri tetapi dalam
sendiri. kenyataan selalu mengalami ketertinggalan dari
Tujuan pemerintah merencanakan dunia kerja (Susanto, 1997:12 dalam Praduto
program peningkatan jumlah Sekolah Menengah Senggo, 2016). Hal ini terjadi mungkin saja
Kejuruan salah satunya menciptakan lebih karena terdapat kelemahan yang ada pada SMK
banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ataupun lulusan dari SMK itu. Menurut Sukamto
yang bisa langsung terserap Dunia Usaha-Dunia (2003:24) kelemahan pendidikan kejuruan adalah
Industri (DUDI) sebagai tenaga kerja. Tujuan kesulitan dalam menempatkan lulusannya,
tersebut telah tertuang dalam undang-undang memerlukan investasi dan biaya penyelenggaraan
No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal yang mahal. Di samping itu menurut Soenarto
15 (penjelasan) yang berbunyi, “Pendidikan (2005:30) yang dikutip dari Susanto (1997:5),
kejuan merupakan Pendidikan menengah yang kelemahan pendidikan kejuruan banyak
mempersiapkan peserta didik terutama untuk disebabkan dalam proses penerimaan tenaga kerja
bekerja pada bidang tertentu”. Undang-undang tenaga kerja, dimana sering terjadi rumusan
tersebut tentunya bisa menjadi pegangan dimana 10:2:1 artinya ada dua lowongan pekerjaan yang
adanya SMK merupakan pendidikan kejuruan diperebutkan oleh sepuluh orang pelamar
yang menghasilkan lulusan siap kerja. pekerjaan dan hanya satu orang pelamar yang
Perencanaan peningkatan jumlah SMK juga memenuhi kriteria kemudian diterima.
menunjukan bahwa pemerintah memiliki Dikutip dari surat kabar Siaran Indonesia,
kepercayaan yang sangat tinggi terhadap wakil ketua umum Apindo (Asosiasi Pengusaha
Pendidikan kejuruan agar dapat memainkan peran Indonesia ) Shinta Kamdani (2019) mengatakan,
yang sangat strategis supaya trerwujudnya “Tantangan utama bagi tenaga kerja Indonesia
angkatan tenaga kerja nasional yang adalah tidak sesuainya sistem pendidikan dengan
terampil.lulusan SMK diharapkan menjadi kebutuhan industri, untuk itu sistem link and math
sumber daya manusia yang siap pakai, dalam arti sangat membantu sehingga lulusan SMK bisa
ketika peserta didik telah menyelesaikan bekerja sesuai dengan yang dibutuhkan industri”.
sekolahnya dapat menerapkan ilmu yang Dari pernyataan tersebut disambung oleh wakil
dipelajari pada bidang pekerjaan sesuai dengan ketua umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
kompetensi. Carmelita Hartoto (2019) yang meyakini bahwa
Selain meningkatkan jumlah Sekolah industri masih membutuhkan tenaga kerja yang
Menengah Kejuruan untuk menciptakan banyak banyak. Hanya saja pentingnya kualitas SDM
tenaga yang siap kerja, pemerintah juga sempat yang sesuai dengan industri juga harus
Relevansi Kompetensi dalam... (Ardiyanto dan Paryanto) 3
diperhatikan. Salah satu kualitas yang perlu tentu saja melatih peserta didik untuk terampil
diperhatikan untuk menunjang SDM adalah serta dapat berfikir dibawah tekanan dan emosi,
kualitas dari kompetensi SMK yang dibekali dimana praktik yang dilakukan oleh peserta didik
untuk lulusan agar sesuai dengan kompetensi dalam mengerjakan job terdapat beberapa urutan
yang dibutuhkan indusri sehingga SDM yang pekerjaan dalam mencapai keberhasilan
tersedia sesuai kualitasnya dengan industri. pengerjaan job tersebut.
Teknik Pemesinan merupakan salah satu Urutan pengerjaan dalam mengerjakan job
kompetensi keahlian yang ada di SMK. lulusan yang diberikan tercakup beberapa kompetensi
dari Teknik Pemesinan lebih banyak diarahkan yang harus dicapai oleh peserta didik.
untuk bekerja di industri manufaktur, industri Kompetensi itu secara tidak langsung telah
pemesinan dan usaha pemesinan, namun banyak dilakukan oleh peserta didik. Dalam hal ini
juga lulusan Teknik Pemesinan dapat terserap di kompetensi yang dilakukan dalam pengerjaan job
berbagai bidang pekerjaan. Dari sekian banyak disampaikan melalui pembelajaran dan
pekerjaan yang dapat digeluti oleh lulusan Teknik dilaksanakan serta dicapai saat peserta didik
Pemesinan seharusnya bisa mengurangi angka melakukan praktik pemesinan. Oleh karenanya
pengangguran lulusan SMK serta peningkatan kompetensi yang dilakukan dan dicapai peserta
kualitas kerja sumber daya manusia di Indonesia. didik di SMK harusnya relevan dengan
Namun karena kurang adanya penyesuaian kompetensi yang dibutuhkan industri. Namun
pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran karena adanya penyimpangan antara tujuan
praktik terhadap pekerjaan yang akan dihadapi Pendidikan kejuruan dengan realita serapan
lulusan di industri mengakibatkan lulusan belum tenaga kerja di industri tidak sesuai, yang salah
memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan satu akibatnya dari kompetensi yang dibutuhkan
industri. Pembelajaran di SMK yang sangat industri belum tercapai di SMK bisa saja
berpengaruh agar terpenuhinya standar pembelajaran praktik yang diterapkan di SMK
kompetensi yang dibutuhkan industri adalah untuk mencapai kompetensi industri belum
pembelajaran praktik. relevan, sehingga pembelajaran praktik yang
Praktik yang dilakukan di SMK dilakukan perlu ditingkatkan lagi dalam
khususnya kompetensi Teknik pemesinan adalah menyesuaikan kompetensi di SMK dengan
sebuah pengenalan suatu ilmu dan pembiasaan kompetensi yang dibutuhkan industri agar lulusan
peserta didik untuk mempelajari, menggali, dan SMK khususnya kompetensi Teknik pemesinan
menerapkan apa yang diinginkan terwujud bisa terserap oleh Dunia Usaha-Dunia Industri
menjadi sesuatu yang dibutuhkan. Dengan (DU/DI).
pembelajaran praktik pemesinan diharapkan Berdasarkan uraian diatas, makapenelitian
peserta didik dapat lebih terampil dalam tentang relevansi kompetensi dalam pembelajaran
menggunakan ataupun mengoperasikan alat dan praktik di SMK kompetensi keahlian teknik
mesin untuk mengerjakan job yang diberikan. pemesinan terhadap kebutuhan industri
Dalam pengerjaan job atau tugas yang diberikan pemesinan di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu
4 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume ..., Nomor ...., Tahun 2020
dilakukan untuk menggali tingkat relevansi CV. Hendriansyah Racing Product. Waktu
kompetensi pembelajaran praktik yang diajarkan penelitian yang dilakukan selama bulan Februari
di SMK terhadap kebutuhan industri. 2020 hingga bulan April 2020 menyesuaikan
Berdasarkan latar belakang masalah dan kesediaan industri tempat penelitian.
identifikasi masalah di atas, maka dapat
Target/Subjek Penelitian
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini
Target atau subjek dalam penelitian ini
sebagai berikut:
adalah 5 orang responden dari industri tempat
1. Seperti apa kompetensi pembelajaran praktik
penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta.
pemesinan di SMK?
Adapun pemeilihan responden merupakan
2. Seperti apa kompetensi SMK teknik
wewenang pihak industri dalam menunjuk
pemesinan yang dibutuhkan oleh industri di
seseorang untuk membantu penelitian.
D.I.Yogyakarta?
3. Seberapa besar relevansi kompetensi SMK
Teknik Pengumpulan Data
teknik pemesinan terhadap kompetensi yang Teknik pengumpulan data dalam
dibutuhkan industri di D.I.Yogyakarta? penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
angket (kuesioner) dan dokumentasi. Angket
METODE PENELITIAN kuesioner yang digunakan untuk memperoleh

Jenis Penelitian informasi dari responden mengenai hal-hal yang


Jenis penelitian ini termasuk penelitian diketahui, dimana jenis angket yang digunakan
deskriptif kuantitatif dengan metode survey. yaitu angket tertutup dengan menggunakan skala
Penelitian ini lebih ditekankan pada pengumpulan Linkert. Pada angket tertutup, responden tinggal
data, kemudian mendeskripsikan kondisi memilih jawaban yang telah disediakan dalam
sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Penelitian angket. Keterbatasan penelitian akibat pandemi
deskriptif berusaha menggambarkan apa adanya Covid-19, tidak semua industri bersedia
tentang suatu variabel, gejala atau keadaan melakukan penelitian dengan metode wawancara.
(Suharsimi Arikunto 2002) Oleh karenanya, selain menyajikan angket
responden juga dapat mengisi beberapa
Waktu dan Tempat Penelitian pertanyaan pendukung yang telah disediakan
Penelitian ini dilaksanakan di 5 industri
setelah angket koesioner. Selain penggunaan
yang dalam pembuatan suatu produknya
angket dan pertanyaan yang diberikan kepada
menggunakan mesin bubut, frais, gerinda,
responden, dokumentasi juga penting dilakukan
NC/CNC dan CAM. Industri yang menjadi
dalam mengumpulkan data penelitian.
tempat penelitian yang dilakukan berada di
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
Daerah Istimewa Yogyakarta, adapun industri
data dengan cara mengumpulkan dokumen-
yang menjadi tempat penelitian yaitu PT. Delta
dokumen yang dapat mendukung data penelitian.
Presisi Industri, PT. Hari Mukti Teknik, CV.
Dokumen tersebut dapat berupa catatan, KI/KD
Karya Hidup Sentosa, CV. Rumah Mesin, dan
SMK Teknik Pemesinan, gambar, ataupun foto.
Relevansi Kompetensi dalam... (Ardiyanto dan Paryanto) 5
Instrumen Pengumpulan Data menggunakan uji statistik deskriptif. Perhitungan
Instrumen pengumpulan data yang
data dilakukan dengan bantuan program
digunakan merupakan instrumen Likert skala 4.
Microsoft Excell 2016.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
relevansi materi pembelajaran praktik pemesinan
Tabel 1. Tabel Kategori Likert Skala Empat
(Sugiyono, 2007: 184) sesuai dengan KI/KD Teknik pemesinan dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh industri
Penilaian Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 4 pemesinan bidang pekerjaan bubut, frais, gerinda,
S Setuju 3 NC/CNC dan CAM. Langkah selanjutnya adalah
KS Kurang Setuju 2
TS Tidak Setuju 1 menganalisis data yang diolah secara verbal
sehingga hasil penelitian mudah dipahami. Dalam
Dari dasar skala Likert sesuai tabel diatas,
mengidentifikasi digunakan patokan rata-rata
dilakukan variasi instrumen yang berupa angket.
ideal (Mi) dan standar devisiasi ideal (SDi) sesuai
Angket yang digunakan adalah angket tertutup
dengan skala dari Anas Sudjono (2008: 175).
dengan skala bertingkat sebagai pedoman untuk
Tabel 3. Kaegori Penilaian Kompetensi
mengajukan pertanyaan dengan alternative 4
No. Taraf Persentase Kategori
(empat) jawaban, yaitu: Sangat Dibutuhkan (SD), 1. x > Mi + 1,5 SDi Sangat Relevan
Dibutuhkan (D), Cukup Dibutuhkan (CD), dan 2. Mi ≤ x ≤ Mi + 1,5 SDi Relevan
Tidak Dibutuhkan (TD). Responden dapat 3. Mi – 1,5 SDi ≤ x < Mi Cukup Relevan
memilih jawaban dari empat pilihan sesuai 4. x < Mi – 1,5 SDi Tidak Relevan
dengan kebutuhan industri. Penilaian jawaban Keterangan:
responden bergerak dari skor 1 sampai 4 dengan x = Nilai skor yang diperoleh
perincian sesuai tabel 2. Mi = Rata-rata ideal
1
= 2 x (Skor tertinggi ideal + Skor
Tabel 2. Skor Pengukuran Instrumen (Marita terendah ideal)
Bahriani: 2014) SDi = Standar Devisiasi ideal
1
= 6 x (Skor tertinggi ideal – Skor
Penilaian Keterangan Skor
SD Sangat Dibutuhkan 4 terendah ideal)
D Dibutuhkan 3
CD Cukup Dibutuhkan 2 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
TD Tidak Dibutuhkan 1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengacu pada angket
Teknik Analisis Data
yang diisi oleh 5 orang responden perwakilan dari
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh
masing-masing industri tempat penelitian di
merupakan data empirik atau data lapangan. Jika
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari angket
dilihat dari kemungkinan pengukuran, data
tersebut diperoleh data kuantitatif yang kemudian
penelitian ini merupakan data kuantitatif
ditabulasikan dalam tabel dan dianalisis. Adapun
deskriptif. Untuk mendeskripsikan atau
hasil perhitungan tersebut terbagi menjadi 19
memperoleh data penelitan dilakukan dengan
kelompok kompetensi sesuai pada tabel 3.
6 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume ..., Nomor ...., Tahun 2020
Tabel 3. Kelompok Kompetensi Pada 19 kelompok kompetensi sesuai dari data

No Kompetensi yang didapatkan, diketahui rincian rata-rata


persentase kompetensi yang disajikan pada tabel
1. Pemahaman dasar mesin bubut
berikut.
2. Penggunaan dasar mesin bubut Tabel 4. Rata-rata Persentase Kompetensi yang

Penggunaan mesin bubut dalam Dibutuhkan Industri Pemesinan di DIY


3. Rata-rata
pembuatan benda kerja
No Kompetensi
Persentase
4. Pemahaman dasar mesin frais
Pemahaman dasar mesin
1. 92,5%
5. Penggunaan dasar mesin frais
bubut
Penggunaan mesin frais dalam Penggunaan dasar mesin
2. 80%
6. bubut
pembuatan benda kerja
Penggunaan mesin bubut
7. Penggunaan mesin gerinda datar
3. dalam pembuatan benda 80%

8. Penggunaan Mesin gerinda silindris kerja

Materi dasar CNC Pemahaman dasar mesin


9. 4. 95%
frais
Membuat benda sederhana dengan
Penggunaan dasar mesin
10. 5. 95%
CNC
frais
Memperbaiki setting dan parameter Penggunaan mesin frais
11. 78,75%
CNC 6. dalam pembuatan benda
kerja
12. Pemahaman dasar CAM CNC bubut
Penggunaan mesin gerinda
7. 90%
Penggunaan perintah perangkat datar
13.
lunak CAM CNC bubut Penggunaan Mesin gerinda
8. 79%
Penggunaan G code CAM CNC silindris
14. 96,67%
bubut 9. Materi dasar CNC

Eksekusi program ke CNC bubut Membuat benda sederhana


15. 10. 82,5%
dengan CNC
16. Pemahaman dasar CAM CNC frais
Memperbaiki setting dan
11. 95%
Pengunaan perintah perangkat lunak parameter CNC
17.
CAM CNC frais Pemahaman dasar CAM
12. 95%
CNC bubut
18. Penggunaan G code CAM CNC frais

19. Eksekusi program ke CNC frais


Relevansi Kompetensi dalam... (Ardiyanto dan Paryanto) 7
Penggunaan perintah pembelajaran praktik SMK teknik pemesinan
13. perangkat lunak CAM 94,2% secara keseluruhan sangat relevan terhadap
CNC bubut kebutuhan industri. Hal ini ditunjukan dengan
Penggunaan G code CAM hasil persentase dari 84 kompetensi yang menjadi
14. 93,3%
CNC bubut instrumen pertanyaan, dimana diketahui hasil
Eksekusi program ke CNC sebanyak 63 (75%) kompetensi masuk dalam
15. 95%
bubut kategori sangat relevan dan sebanyak 21 (25%)
Pemahaman dasar CAM masuk dalam kategori relevan. berdasarkan data
16. 95%
CNC frais tersebut, dapat diketahui bahwa kompetensi
Pengunaan perintah dalam pembelajaran praktik SMK Teknik
17. perangkat lunak CAM 98% Pemesinan relevan terhadap kebutuhan industri.
CNC frais Hal ini sesuai dengan pernyataan Wardiman
Penggunaan G code CAM dalam Suratijo (2018), dimana pendidikan
18. 100%
CNC frais kejuruan harus dilaksanakan sesuai dengan

Eksekusi program ke CNC kebutuhan dunia industri karena tujuan dari dunia
19. 100%
frais pendidikan kejuruan untuk mempersiapkan
seseorang agar mampu bekerja pada suatu

Setelah diketahui persentase kelompok kelompok pekerjaan tertentu. Untuk lebih jelas

kompetensi yang dibutuhkan industri, kemudian terkait persentase tingkat relevansi dapat dilihat

dihitung untuk ditentukan tingkat relevansi pada pie chart berikut:

kompetensi dalam pembelajaran praktik di SMK


Sangat
kompetensi keahlian teknik pemesinan terhadap
Relevan
kebutuhan industri. Hasil dari tingkat relevansi 25% Relevan
dibuat persentase pada tabel 5.
75%
Tabel 5. Persentase Relevansi Instrumen Cukup
Relevan
Kompetensi yang Dibutuhkan Industri
Tidak
Tingkat Jumlah Relevan
No. Persentase
Relevansi Instrumen
1. Sangat Relevan 63 75% Gambar 1. Pie Chart Relevansi Kompetensi
2. Relevan 21 25% dalam Pembelajaran Praktik di SMK Kompetensi
3. Cukup Relevan 0 0 Keahlian Teknik Pemesinan Terhadap Kebutuhan
4. Tidak Relevan 0 0 Industri

Jumlah 84 100%
KESIMPULAN DAN SARAN
Pembahasan Kesimpulan
Kompetensi pembelajaran praktik
Hasil penelitian relevansi kompetensi ini
pemesinan di SMK telah ditetapkan dalam KI/KD
mengindikasikan bahwa kompetensi dalam
8 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume ..., Nomor ...., Tahun 2020
SMK Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan. kompetensi pada KI/KD SMK teknik pemesinan
Pada kompetensi yang telah ada tentunya sudah sebagian besar memiliki tingkat relevansi sangat
dirancang dan ditetapkan agar lulusan memiliki relevan dan relevan.
bekal kompetensi yang dapat diterapkan di Data yang ditunjukan oleh hasil persentase
industri. kompetensi pembelajaran praktik dari 84 instrumen kompetensi yang menjadi butir
pemesinan SMK dalam KI/KD SMK Kompetensi pertanyaan kepada industri diperolah data dimana
Keahlian Teknik Pemesinan dapat dijadikan paling banyak menjawab sangat relevan sebanyak
bahan dalam membuat materi pembelajaran 63 (75%) kompetensi, dan sebanyak 21 (25%)
praktik oleh guru kepada siswa agar siswa menjawab relevan. Secara umum kompetensi
memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri. dalam pembelajaran praktik SMK Teknik
Dalam penelitian ini, diambil kompetensi Pemesinan sangat relevan terhadap kebutuhan
kelompok praktik pemesinan dalam KI/KD SMK industri di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan yaitu
Saran
teknik pemesinan bubut, frais, gerinda, NC/CC
Berdasarkan hasil penelitian yang
dan CAM yang kemudian dikelompokkan
diperoleh, pembahasan dan kesimpulan pada
menjadi 19 kelompok kompetensi yang memiliki
bagian sebelumnya, maka saran yang dapat
jumlah instrumen kompetensi yang berbeda-beda,
dikemukakan adalah sebagai berikut:
dimana untuk jumlah seluruh instrumen
1. Bagi SMK Kompetensi Keahlian Teknik
kompetensi adalah 84 instrumen untuk diteliti
Pemesinan
kompetensi yang dibutuhkan industri serta tingkat
a. Guru hendaknya mengamati celah
relevansi kompetensi SMK teknik pemesinan
kekurangan dalam sebuah pembelajaran
terhadap kompetensi yang dibutuhkan industri di
praktik agar nantinya lulusan benar-benar
D.I.Yogyakarta.
memiliki kompetensi yang dibutuhkan
Kompetensi yang terdapat di KI/KD SMK
oleh industri.
Teknik Pemesinan bidang pekerjaan pemesinan
b. Kompetensi yang memiliki tingkat
bubut, pemesinan frais, pemesinan gerinda,
relevansi tinggi hendaknya lebih
pemesinan NC/CNC dan CAM yang
dikembangkan penyampaian materinya
dikelompokkan menjadi 19 kelompok
agar siswa benar-benar memiliki
kompetensi kemudian masing-masing instrumen
kompetensi tersebut sebagai bekal kerja di
kompetensinya dijadikan sebagai instrumen
industri.
penelitian dalam mendapatkan data dari industri.
2. Bagi Industri
Tiap instrumen kompetensi dikelompokkan
a. Dukungan dari pihak industri kepada
berdasarkan bidang pekerjaan dan penyesuaian
SMK sangat diperkukan, bila mungkin
terhadap materi pembelajaran praktik SMK
terus menjalin kerja sama dengan SMK
Teknik Pemesinan. Dari 19 kelompok kompetensi
agar lulusan SMK memiliki kompetensi
tersebut diketahui bahwa seluruhnya dibutuhkan
yang dibutuhkan industri dan angka
oleh industri. Pernyataan tersebut diketahui dari
Relevansi Kompetensi dalam... (Ardiyanto dan Paryanto) 9
pengangguran lulusan SMK menurun
Depdikbud. (2009). Undang-Undang No. 20
bahkan tidak ada.
Pasal 15, tentang Sistem
b. Untuk masa yang akan dating, diharapkan Pendidikan Nasional.
industri ikut berperan dalam Marita Bahriani. (2014). Relevansi Kurikulum
mempersiapkan materi yang akan SMK N 1 Godean dengan Pelaksanaan
Praktek Kerja Industri. Tugas Akhis
diajarkan kepada siswa sebagai salah satu Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
bagian dari Link and Match.
Nurul Zubaedah. (2019). Agar Tak Menganggur,
c. Berikan kesempatan kepada mahasiswa SMK Harus Ikut Perkembangan Industri.
dalam melakukan penelitian secara online https://economy.okezone.com/2019/06/2
0/agar -tak-menganggur-smk-harus-
bahkan dalam masa pandemi akibat mengikuti-perkembangan-industri.html.
COVID-19. Karena data yang diperlukan (20 Juni 2019).
menjadi salah satu modal utama Paryanto. (2008). Evaluasi Pelaksanaan Praktik
mahasiswa melakukan penelitian lebih Pemesinan Mahasiswa D3 Teknik Mesin
UNY. Jurnal Pendidikan Teknologi
lanjut. Kejuruan, 17, 99-118.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Senggo Praduto. (2016). Relevansi Materi
Bagi peneliti selanjutnya yang minat Pembelajaran Teknik Pemesinan CNC di
melakukan penelitian sejenis, diharapkan SMK N 2 Klaten dengan Kebutuhan
Industri Pemesinan. Tugas Akhir Skripsi,
mampu melakukan pengembangan pada hasil Universitas Negeri Yogyakarta.
penelitian ini. Pengembangan dapat
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif,
dilakukan dengan memperbanyak sampel Kualitatif, dan R&D. Bandung:
penelitian, responden maupun metode Alfabeta.
penelitian yang dapat menggali lebih Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
mendalam mengenai kompetensi yang Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
dibutuhkan oleh industri.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Anas Sudjono. (2008). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Asnawi dan Paryanto. (2012). Penerapan Metode


Tutorial untuk Meningkatkan
Kompetensi Teori Pemesinan Sebagai
Penunjang Pelaksanaan Praktik
Pemesinan, di Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta. Prosiding,
Seminar Nasional Pendidikan Teknik
Mesin yang diselenggarakan oleh FT
UNY, tanggal 2 Juni 2012. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

A.S. Susanto. (1997). Pengantar Sosiologi dan


Perubahan Sosial. Bina Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai