Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
dan Kepelatihan Kejuruan
DISUSUN OLEH:
SAPRIYANTO S. HAMZAH
OCAN SANDALA
Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi mekanik dan juga untuk khalayak
ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
bermanfaat. Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan
semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik,
saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata
kuliah Manajemen Pendidikan dan Kepelatihan Kejurua yang kami harapkan
sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
3.1 Kesimpulan......................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tantangan era global saat ini menuntut kualitas SDM yang lebih
kompetitif sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat. Tantangan
besar yang dihadapi pendidikan nasional saat ini dalam menghadapi
persaingan global yakni masalah kualitas dan relevansi pendidikan. Kualitas
pendidikan diakui masih kurang dan relevansi hasil pendidikan masih jauh
dari tuntutan kebutuhan pembangunan akan ketersediaan tenaga kerja yang
terampil dalam jumlah yang memadahi. Kurang relevannya pembelajaran di
SMK dengan kebutuhan dunia kerja tidak boleh dibiarkan, lebih-lebih dengan
perkembangan teknologi yang makin pesat. Untuk itu perlu dikembangkan
model pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan dunia kerja.
Pendidikan kejuruan yang hanya berbasis sekolah saja dan kurang masukan
dari dunia kerja, cenderung tidak responsif terhadap kebutuhan pasar kerja,
pembelajaran kurang relevan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan pasar kerja.
1
Apabila kualifikasi dan kompetensi lulusan pendidikan kejuruan gagal
memenuhi kebutuhan dunia industri, maka dunia industri harus berinvestasi
lebih mahal pada pelatihan tenaga kerja yang mereka butuhkan. Hal ini juga
dapat menimbulkan saling ketidak percayaan antara dunia kerja dan sekolah.
Kurangnya kemitraan antara pendidikan vokasi dan dunia kerja berpengaruh
negatif terhadap pemerolehan kompetensi siswa yang akan mengakibatkan
kesenjangan antara kompetensi siswa dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh
dunia kerja (Sileikis & Kaminskiene, 2006). Kemitraan antara sekolah dan
dunia kerja dapat menunjang proses pembelajaran yang efektif, sehingga akan
memuaskan dunia industri, sekolah dan siswa.
2
1.2 Tujuan Makalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Analisis Organisasi
5
latihan. Pengelola atau perancang perlu untuk menilai
kesenjangan tersebut dari beberapa sisi, antara lain:
6
6. Meningkatkan profesionalisme para karyawan dalam
melakukan pekerjaannya.
7
berkualitas dan berkapasitas. Perencanaan program pengembangan
SDM tersebut memiliki beberapa tujuan, yaitu:
8
4. Mengadakan pelatihan keterampilan
1. Implementasi Program
9
Bentuk pelatihan ini mempunyai keuntungan karena cukup
fleksibel, baik dalam alokasi dan organisasi, bentuknya pun dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan berkaitan langsung dengan
pekerjaan karyawan. On the Job Training (OJT) adalah pelatihan
pada karyawan untuk mempelajari bidang pekerjaannya sambil
benar-benar mengerjakannya. Dalam banyak rekrutmen, OJT
adalah satu-satunya jenis pelatihan yang tersedia dan biasanya
meliputi karyawan baru sampai karyawan lama yang sudah
berpengalaman. Beberapa bentuk pelatihan OJT, antara lain:
a. Coaching/Understudy
a. Lecture
c. Vestibule training
10
Pelatihan dilakukan di tempat yang dibuat seperti tempat
kerja yang sesungguhnya dan dilengkapi fasilitas peralatan
yang sama dengan pekerjaan yang sesungguhnya.
e. Studi kasus
f. Self study
g. Laboratory training
h. Action learning
11
i. Evaluasi dan Monitoring Program
12
perencanaan yang tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh
adanya perubahan lingkungan. Hasil monitoring dipakai
sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan
kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan
atau penyesuaian. Pengertian inilah yang dimaksud sebagai
pengendalian, sehingga sering pengendalian tidak dapat
dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu
sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan
kegiatan, yang sering juga disebut sebagai ongoing evaluation
atau former evaluation.
13
5. Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program
kegiatan dapat terlaksana dengan baik atau tidak baik,
apa penyebab yang mempengaruhi serta bagaimana
koreksi dapat dilakukan.
6. Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan
kualitas manajemen program, untuk mengidentifikasi
strategi yang berhasil dalam rangka ekspansi atau
ekspansi dan replikasi.
7. Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
8. Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu
intervensi.
9. Untuk memberi informasi kepada stake holder agar
dapat menyebutkan hasil dan kualitas program.
10. Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada
donor, mitra atau konstituen yang berkepentingan.
14
2.2 Perencanaan Dan Pelaksanaan Program Pelatihan
1. Visi (vision)
2. Misi (Mission)
15
a) Measurable.
b) Specific.
c) Appropriate.
d) Realistic.
e) Timely.
4. Strategi (Strategy)
5. Kebijakan (Policy)
16
Kebijakan (policy) secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai guide to action. Kebijakan merupakan suatu panduan
umum yang akan mengarahkan pembuatan keputusan yang
akan diambil oleh para pembuat keputusan di dalam
perusahaan/organisasi. Kebijakan juga dibuat oleh
perusahaan/organisasi untuk menjadi panduan dalam
melakukan pengambilan keputusan untuk hal-hal yang sering
terjadi. Tujuan dibuatnya kebijakan adalah untuk mengurangi
adanya discretion (pertimbangan pribadi) dimana diskresi
berpotensi menjadikan keputusan yang dibuat tidak konsisten
(berbeda-beda)
7. Program
8. Anggaran (Budget)
17
2.2.2 Pelaksanaan Program
1. Pendekatan Kesejawatan
2. Pendekatan Produktivitas
18
3. Pendekatan Pemuasan Kebutuhan
19
mempersiapkan karyawan dengan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang diinginkan. Dengan kata lain, efektivitas adalah
pencapaian prestasi dalam pembelajaran mengacu pada indikator
belajar yang tepat (seperti tingkat prestasi dan kefasikan tertentu).
Selain itu, pada saat pelatihan hal tersebut pun memang tidak
diidentifikasikan dengan baik. Padahal jika Anda ingin mengukur
tingkat efektivitas pelatihan secara wajar. Tentunya Anda pun harus
memahami tujuan dari program pelatihan yang dilakukan dengan
jelas. Sehingga tujuan tersebut pun dapat dicapai organisasi dengan
mudah. Cara tepat untuk mengetahui efektivitas pelatihan. Sebelum
melakukan pengukuran atas efektivitas program pelatihan tersebut.
Ada beberapa cara yang patut untuk agar efektivitas pelatihan dapat
diketahui dengan hasil baik, di antaranya;
20
memahami apa yang telah diberikan dalam proses pelatihan
tersebut. Selain itu, tes tersebut juga ditujukan untuk
mengukur dan dapat mengaplikasikan yang sebenarnya
dilakukan oleh para peserta pelatihan.
21
dikaitkan dengan perbandingan produktivitas di antara
sesama pekerja. Seperti halnya karyawan yang satu dengan
karyawan lainnya. Mereka yang melakukan kegiatan
pelatihan dengan baik dan benar, jelas memiliki perubahan
yang lebih baik.
4. Survey Attitude
1. Reaction (Ketertarikan),
2. Learning (Menguji)
3. Behaviors (Perilaku)
4. Result (Hasil)
5. Cost Effectivity
6. ROI / ROT
22
2.4.1 Pengembangan Karir Bagi Tenaga Pendidik
23
8. Pendidikan bersifat terminal (dead end) menjadi pendidikan
berkelanjutan (bridging program);
Pada sisi lain, UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
mengamanatkan bahwa terdapat dua alur pembinaan dan
pengembangan profesi guru, yaitu pembinaan dan pengembangan
profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir. Pembinaan dan
pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi
pedagonik, kepribadian, social, dan professional. Pembinaan dan
pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud dilakukan melalui
jabatan fungsional.
24
pengawas sekolah, dan sebagainya. Kegiatan promosi ini harus
didasari atas pertimbangan prestasi dan dedikasi tertentu yang dimiliki
oleh guru. Peraturan pemerintah No. 74 Tentang Guru
mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesian, guru
berhak mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
Promosi dimaksud meliputi kenaikan pangkat dan/atau kenaikan
jenjang jabatan fungsional.
25
yang kompetitif sebuah organisasi akan mengalami kemunduran dan
akhirnya dapat tersisih karena ketidak mampuan menghadapi pesaing.
Kondisi seperti itu mengharuskan organisasi untuk melakukan
pembinaan karier pada pekerja, yang harus dilaksanakan secara
berencana dan berkelanjutan. Dengan kata lain, pembinaan karier
adalah salah satu kegiatan menejemen SDM, harus dilaksanakan
sebagai kegiatan formal yang dilakukan secara terintegrasi dengan
kegiatan SDM lainnya.
26
tiga aspek yang harus terpenuhi dalam membuat suatu
perencanaan dalam pengembangan karir yaitu:
27
pekerjaan, jabatan dan karir, untuk menunjang
pengembangan karir siswa
2. Diskusi kelompok, merupakan suatu pendekatan melalui
kegiatan yang bercirikan suatu keterkaitan pada suatu pokok
masalah/pertanyaan (dalam hal ini perencanaan karir/
pekerjaan/karir), dimana siswa sejujurnya berusaha untuk
memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari
dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara
jujur.
3. Pengajaran unit, merupakan teknik dalam membantu siswa
untuk memperoleh pemahaman tentang suatu pekerjaan
tertentu, melalui kerjasama antara guru dan kemitraan.
4. Karyawisata karir, merupakan kegiatan pengembangan karir
yang diprogramkan oleh lembaga pendidikan melalui
berkarya/ bekerja dan belajar sambil berwisata untuk
mendidik
5. dan melatih para siswa belajar dan bekerja pada situasi baru
yang menyenangkan, dengan demikian akan tumbuh sikap
menghargai pekerjaan yang diamatinya.
6. Sosiodrama, suatu cara yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendramatisasi sikap, tingkah laku/ penghayatan
seseorang seperti yang dilakukannya dalam reaksi sosial
sehari-hari dimasyarakat sehubungan dengan pekerjaan dan
karir.
7. Informasi melalui kegiatan kurikuler. Memberikan informasi
mengenai pekerjaan, jabatan, karir dengan cara mengaitkan/
dipadukan dengan mata pelajaran/ kegiatan belajar mengajar.
Keterkaitan ini tiap guru dapat memberikan bimbingan karir
pada saat-saat mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan
suatu karir tertentu.
8. Hari Karir (Career Days) Hari-hari tertentu yang dipilih untuk
melaksanakan berbagai bentuk kegiatan yang bersangkut paut
dengan pengembangan karir. Pada hari tersebut semua
kegiatan bimbingan karir dilaksanakan berdasarkan program
bimbingan karir yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap
tahun.
28
Evaluasi merupakan langkah yang dapat digunakan untuk
mengetahui serta menilai kinerja secara program link and (super)
match 8+i optimal. Evaluasi pengembangan karir siswa mengandung
arti sebagai sebuah langkah identifikasi, klarifikasi dari beberapa
program yang telah diterapkan meliputi perencanaan dan pelaksanaan
yang digunakan untuk mendapatkan nilai kelayakan atau kebaikan
dari nilai standar mutu yang telah ditetapkan. Tahap evaluasi memiliki
banya perbedaan dalam tata caranya, namun prosedur yang
dirumuskan oleh Burck dan Peterson dikutip oleh Gladding dalam
menerapkan evaluasi. program pengembangan cukup solid untuk
diikuti. Adapun tahapannya sebagai berikut
29
BAB III
PENUTUP
2.5 Kesimpulan
31
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Ritonga (2022) Pengembangan dan Pembinaan Karir Guru di bidang
Pendidikan Kejuruan (Medan: Politkenik Pariwisata)
Dr. H. Muh. Said, MM., M. AP Dr. Ahmad Firman, SE., M.Si (2021) konsep dan
pengukuran efektifitas pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia (makassar: Kampus ITB NOBEL Indonesia
lvina, Putri Nur. 2023. Manajemen Pengembangan Karir Siswa Melalui
Program Link and (Super) Match 8+i (Studi Kasus di SMKN 2 Ponorogo).
Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing, Dr.
Muhammad Thoyib, M.Pd
Prof. Dr. Arief Subyantoro, M.S Dra. Tri Mardiana, M.Si Zulfikar Muhammad
Hasan, S.M., M.B.A.(2022) pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia (D.I. Yogyakarta)
32