Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Industri ...........................................................................1
1.2. Batasan masalah .............................................................................................................2
1.3. Rumusan masalah ..........................................................................................................2
1.4. Tujuan Praktik Kerja Industri ........................................................................................2
1.5. Manfaat Praktik Kerja Industri ......................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................................4
2.1. PENGERTIAN SPOORING ..........................................................................................4
2.2. BALANCING ................................................................................................................7
2.3. SISTEM REM ................................................................................................................9
PERAWATAN DAN PERBAIKAN REM ..........................................................................9
1) Pengertian Rem .................................................................................................................9
2) Prinsip Kerja Rem .............................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN JUDUL MATERI .......................................................................16
3.1. SPORING .......................................................................................................................16
A. ALAT DAN BAHAN ......................................................................................................16
B. LANGKAH KERJA .........................................................................................................16
C. PEMASANGAN ..............................................................................................................17
3.2. BALANCING ................................................................................................................17
A. KESELAMATAN KERJA : ............................................................................................17
B. ALAT DAN BAHAN ......................................................................................................18
C. LANGKAH KERJA .........................................................................................................20
3.3. SISTEM REM ................................................................................................................20
A. KESELAMATAN KERJA ..............................................................................................20
B. BAHAN DAN PERALATAN .........................................................................................21
C. LANGKAH KERJA .........................................................................................................21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................22
4.1. KESIMPULAN ..............................................................................................................22
4.2. SARAN ..........................................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Kurikulum SMK dengan tegas menyebutkan bahwa profil kemampuan dari tamatnya
sehingga menjadi pedoman atau ukuran dalam pencapaian target pendidikan kejujuran.
Kurikulum tersebut dirancang dengan mempertimbangkan lebih banyak memberikan
kesempatan siswa untuk belajar di dunia industri dengan harapan akan lebih banyak
mengetahui kemampuan atau ketrampilan yang harus dicapai dalam memasuki dunia kerja.
Adapun landasan hukum yang menjadi dasar pelaksanaan praktek kerja industri adalah
sebagai berikut : Undang- undang no 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kepala menteri pendidikan dan kebudayaan No 323/u/1997, tentang penyelenggaraan
prakerin SMK
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang antara lain :
Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia
usaha / industri dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka
menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan .Pada sekolah menengah dapat
dilakukan uji coba gagasan baru yang diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan
menengah. Kepala menteri pendidikan dan budaya No. 080/V/1993 tentang kurikulum
sekolah menengah kejuruan yangmenyatakan :
Menggunakan unit produksi sekolah beroperasi secara professional sebagai wahana
pelatihan kejuruan. Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran kejuruan di sekolah, dan
lainsebagainya di dunia usaha dan industri. Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian
kejuruan sepenuhnya di masyarakat dunia usaha dan industri. Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dipersiapkanmenjadisiswa yang siapkerja, cerdas, kompetitif,
terampildandisiplin.Untuk mencapai itu, diperlukan pembelajaran dan latihan yang keras dan
bersungguh-sungguh.Jikapembelajarandanlatihanhanyadilakukandi sekolah, tentu target
tersebutsangatsulit untukdirealisasikan.Ini dikarenakan waktu pembelajaran teori dan praktik

ii
di sekolah terbilang singkat dan siswa harus berbagi waktu dan kesempatan kepada siswa
lainnya.Karena itu, siswa SMK harus melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda. Tujuannya
adalah untuk mengenalkan siswa pada dunia kerja, melatih kedisiplinan, kejujuran dan
kemandirian, menambah pengalaman, wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih luas,
melatih siswa agar mampu berinteraksi dengan orang banyak, dan lain sebagainya. Hal ini
agar siswabisa menjadigenerasi yang siapkerja, cerdas, kompetitif, terampildandisiplin.

1.2 BATASAN MASALAH


Berdasarkan pendidikan sistem ganda yang di laksanakan di BENGKEL MULIA
BAN,penulis membatasi pembahasan sebagai berikut
a. Spooring
b. Balancing
c. Memperbaiki system rem

1.3 RUMUSAN MASALAH


Dari uraian batasan masalah,maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian spooring?
b. Bagaimana cara melakukan spooring?
c. Kapan melakukan balancing ?
d. Bagaimana cara melakukan balancing ?
e. Bagaimana cara memperbaiki system rem?

1.3 TUJUAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Adapun tujuan pelaksanaan prakerind bagi pesrta didik berikut :
1. Bagi sekolah
Untuk dapat memberikan keadilan profesional bagi peserta didik.
Adanya kesinambungan yang lebih luas antar program pendidikandengan kebutuhan ilmu
dan teknologi di lingkungan dunia usaha.Memberikan keputusan terhadap sekolah
rencana tamatnya lebih terjamin memperoleh bengkel yang bermanfaat bagi dunia usaha.

ii
2. Bagi Dunia Usaha / Dunia Industri
Perusahaan dapat mengenal lebih jauh mengenai kualitas peserta didik yang belajar dan
bekerja di tempat usahanya.Pada umumnya banyak peserta didik yang diikutkan dalam
proses produksi sehingga bagi perusahaan dapat meningkatkan produksi dengan
memanfaatkan peserta didik yang magang.

3. Bagi Siswa
Agar bisa mendorong siswa lebih dekat kemasalahan mesin dan untuk bisa memahami
dan mempelajari ciri-ciri mesin.Agar siswa punya bakat dan prestasi di bidang otomotif.

1.4 MANFAAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Adanya manfaat Praktik Kerja Industri antara lain : Meningkatkan, Memperluas, dan
memantapkan ketermpilan yang membentuk kemampuan dan mempersiapkan siswa-siswi
untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan jurusan yang dipilih.
Meningkatkan pengenalan siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial dalam lapangan
kerja antara lain struktur organisasi usaha, asosiasi usaha, jenjang karier, dan menajemen
usaha yang baru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bermutu. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap potensial profesional yang
diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bakat dan minat khususnya
Jurusan Teknik Kendaraan Ringan sehingga dapat membekali siswa-siswi sebagai agen
perubahan di masa yang akan datang.

ii
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN SPOORING


Spooring adalah meluruskan roda antaradepan dan belakang kedudukan roda sesuai
dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan kata lain, spooring adalah menyelaraskan kedudukan
tiap roda depan anatara roda kiri dan roda kanan (penyelarasan FWA). Efek yang ditimbulkan
dari penyetelan front wheel alignment dapat dianalisa dengan adanya pengamatan serta
pengujian. Kekurangan dari penyetelan front wheel alignment ini terdetksi dari percobaan tes
jalan lurus, jalan berbelok, saat posisi kembali dari perlakuan berbelok, keausan bagian – bagian
ban yang mendapat traksi pada bidang jalan serta seberapa factor keselamatan dari pengemudi.
Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah
kendaraaan.Karena berhubungan dengan keamanan atau safety untuk pengendara, penumpang,
kendaraan itu sendiri ataupun terhadap kendaraan lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu
lintas yang baik.Salah satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi steering/kemudi
kendaraan.Kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan yang dilakukan oleh driver,
sehingga kondisi kemudi mempengaruhi driver dalam rangka mengontrol laju kendaraan itu
sendiri. Kondisi kemudi yang kurang baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver,
sehingga cepat lelah dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan.
Aspek pengamatan dari pengujian tersebut meliputi camber, caster, toe angle, dan kingpin
inclination. Pengamatan secara visual dapat terdeteksi dengan adanya pola pada keausan ban.
Terdapat beberapa Jenis Spooring menurut alat yang digunakan pada saat ini
diantaranya adalah:

1. Spooring Manual/ Konvensional


Ada dua metode yang bisa dipakai dalam spooring manual yaitu sebagai berikut:
• Memakai meteran
Bukannya meragukan hasil pengukuran mesin yang sangat akurat.Tetapi tetap berguna kala
darurat.Atau juga kala setelan bengkel kurang afdol dengan keinginan. Bisa saja, kondisi mobil
kurang fit saat dilakukan wheel alignment. Nah penyetelan manual seperti berikut bisa jadi
alternatif. Kedua cara ini lebih dominan pada penyetelan toe. Yaitu sudut roda terhadap garis

ii
lurus dari depan. Seperti trik Hadhi, pria unik yang hobi utak-atik. Pertama-tama cek kondisi
kaki-kaki harus bagus termasuk tekanan angin ban harus sama. Kemudian, carilah jalan rata dan
lapang yang aman atau di dalam garasi juga boleh.Jalankan mobil lurus sepanjang 3 meter, tarik
rem tangan (hand brake).Biar semua roda lurus. Tarik meteran, ukur jarak dari ujung ke ujung
ban depan kiri dan kanan dari depan moncong, dengan menempelkan meteran ke salah satu alur
ban yang sama. Selanjutnya, ukur ban depan pada bagian belakangnya, hitung berapa selisih
hasil ukur tersebut dalam skala centimeter. Kalau selisihnya banyak, spooring harus dikerjakan.
Kendurkan mur tie rod dan setel tie rod dengan cara memutar Tie rod disetel sampai ukuran ban
depan sisi luar membentuk kuncup dengan batas (limit) antara 1 s/d 5 milimeter maksimal,
ukuran ini menjadikan ban aus secara merata. Lalu, kencangkan lagi mur tie rod. Kuncup
melebihi limit 5 mm mengakibatkan ban depan botak sisi luar. Sebaliknya, jika ukuran ban
depan sisi luar membentuk kembang atau mengembang mengakibatkan ban botak sisi dalamnya.

• Memakai benang
Caranya sangat simpel pada mobil yang tergolong masih standar dan tidak terhalangi dengan
penutup pelek yang menonjol keluar. Selain itu pelek yang digunakan tentunya tidak mempunyai
offset berbeda atau jarak sumbu yang relatif sama. Peralatan disediakan cukup dengan bantuan
tali atau benang nylon yang tersedia di toko bangunan.Selain itu cari dudukan tali berupa
penyanggah, seperti jack stand. Oh, iya. Pastikan penyetelan dilakukan pada tempat yang relatif
rata pada semua roda.Langkah pertama, bagi rata putaran setir ke kiri dan ke kanan.Setelah setir
diputar habis ke kanan, hitung putaran ke kiri hingga setir habis diputar. Umumnya jarak putar
setir berkisar 3,8 putaran. Setelah terhitung, barulah gerak dibagi dua. Yaitu menjadi 1,9 putaran
dari posisi habis. Setelah putaran terbagi rata, tinggal atur ketegangan benang saat dibentang
melalui kedua tonggak dengan patokan kelurusan pada bibir belakang ban belakang dan juga
bibir depan roda depan Posisikan jack stand sekitar 1 meter di depan roda depan dan dibelakang
roda belakang Biar tidak bingung, setelah benang di bagian roda belakang menyentuh salah satu
bibirnya tonggak jangan digeser lagi . Setelah itu, atur kerapatan benang di roda depan sama
dengan mengatur tonggak belakang. Begitu juga dengan tonggak di sisi lawan. Kendurkan mur
penahan tie rod sebelum as long tie rod diputar untuk penyetelan. Nah, sewaktu penyetelan as
long tie rod, pastikan juga kemudi tidak bergeser. Setelah benang dapat rata sisi belakang dan
depan roda bagian depan. Anda bisa lanjutkan pada sisi ban lainnya. Setelah selesai kedua ban

ii
depan, perhatikan garis antara kedua sisi ban. Semestinya tali lurus merapat pada kedua
sisinya.Berbeda dengan penyetelan roda belakang yang sudah menggunakan sistem independen
atau multi link. Penyetelan ban bukan lagi pada baut as long tie rod. Baut dudukan salah satu arm
akan dikendurkan lalu diputar menyesuaikan setelan yang dikehendaki. Sebagai patokan, juga
sama dengan roda depan. Kedua bagian bibir ban akan menyentuh bentangan tali saat memiliki
sudut nol.

2. Spooring Bluetooth
Teknologi ini pada dasarnya sama dengan sistem spooring yang lain, hanya saja teknologi ini
lebih akurat dalam mentransfer hasil data dari head ke cpu karena lebih akurat bila memakai
Bluetooth. Deskripsi alat: Bluetooth Suara Navigasi Alignment Wheel (Dengan 3D Kartun
Instruksi)

3. Spooring 3 Dimensi
Spooring yang tidak akurat akan mengakibatkan umur ban menjadi lebih pendek dan dapat
membayakan keselamatan. Dibandingkan dengan Mesin Spooring Konvensional Spooring
dengan teknologi Kamera 3D akan lebih akurat karena tidak dipengaruhi oleh faktor lain spt:
Kemiringan lift akan mempengaruhi hasil dari mesin konvensional, sedangkan dengan Kamera
3D hal ini tidak akan mempengaruhi hasil spooring. Pemasangan Wheel Clamp (sensor) yang
tidak tepat. Kalibrasi mesin spooring tidak tepat, karena selalu dikalibrasi secara otomatis setiap
akan memulai proses spooring Faktor “Human Error ” jauh lebih kecil.
Karena kelayakan melakukan spooring dilakukan oleh mesin yang mana pada mesin
konvensional biasanya diperiksa secara manual oleh mekanik dengan menggoyang-kan roda2
untuk memeriksa kaki2.

Cara Kerja :
Hal yang pertama dilakukan adalah pemasangan wheel clamp pada semua ban. Usai memasang
wheel clamp, secara otomatis sinar infra merah mulai melakukan kalibrasi dan membaca data
yang terdapat pada ban bagian depan. Data yang terkumpul dari hasil kalibrasi awal, akan
dipantulkan melalui wheel clamp dan kemudian diteruskan melalui gelombang infra merah. Nah
data inilah yang kemudian akan digunakan untuk menyetel camber, caster, dan toe pada mobil.

ii
Biasanya hal yang lebih dulu dilakukan adalah toe in dan out. Fungsinya untuk lebih
memudahkan mengatur camber dan caster pada sistem kaki-kaki mobil tersebut. Jika pada saat
dilakukan toe in dan out, kondisi camber dan caster jadi normal, berarti tidak perlu dilakukan
penyetelan
Ulang. Sementara itu cara untuk menyeimbangkan camber, caster dan toe, semuanya tetap
dilakukan secara manual. Yaitu melakukan penyetelan manual untuk menyelaraskan caster,
camber dan toe ke posisi zero. “Inti dari spooring dengan sistem 3D ini, adalah penggunaan sinar
infra merah sebagai kalibrator data pada mobil yang akan di spooring. Sementara pengirim data
dari mobil digunakan wheel clamp khusus agar bisa dibaca melalui frekuensi infra merah pada
ujung alat spooring itu.
2.2. BALANCING
Balancing bisa diartikan, menimbang sisi-sisi ban dan pelek untuk mencapai bobot
seimbang.Manfaatnya untuk menghindari getaran pada lingkar kemudi saat mobil berjalan, baik
pada kecepatan rendah maupun tinggi.Gunanya untuk mengecek putaran atau getaran yang
ditimbulkan di setiap putaran roda. Berat semua pelek harus sama, jika tak sama bisa
menimbulkan getaran pada kemudi. Teknisnya adalah sebagai berikut :
a. Gaya Sentrifugal
Kenapa beratnya harus seimbang? Karena pada saat ban berputar, akan terjadi gaya sentrifugal
yang merata. Namun bila ada salah satu roda yang titik beratnya berbeda, maka gaya sentrifugal
akan cenderung ke arah titik yang lebih berat. Sehingga akan menimbulkan getaran yang pada
akhirnya membuat tidak nyaman. Selain itu akan memperpendek usia komponen suspensi seperti
ball joint, sokbreker, tie rod dan bushing-bushing akibat adanya getaran tersebut.
Gejala mobil memerlukan balancing adalah:
1. Getaran pada roda kemudi pada kecepatan tertentu
2. Getaran pada lantai mobil atau kursi mobil pada kecepatan tertentu
3. Roda yang aus terpotong-potong
4. Apabila getarannya sangat kuat pada roda kemudi maka masalah ada pada roda depan
5. Apabila getaran terjadi pada kursi maka masalah ada di roda belakang.
Kapan Harus Melaksanakan Balancing ?
Roda yang tidak balance (seimbang berat tiap sisinya) akan menyebabkan roda bergetar pada
kecepatan tertentu. Kurang seimbang 1 ons saja pada roda depan akan membuat getaran yang

ii
cukup mengganggu pada kecepatan 100 km/h.
Untuk melakukan balancing pada roda, teknisi akan menempatkan timah yang berperekat ke sisi
dalam velg mobil sesuai dengan kebutuhannya. Banyak orang yang terkejut akan efek dari
balancing karena mobil sudah tidak bergetar lagi.
Beberapa ban berkualitas tinggi akan mempertahankan kondisi balance mereka cukup lama dan
akan kehilangan balance nya secara gradual. Apabila anda mulai merasakan getaran yang tiba-
tiba terjadi padahal kemarin belum ada, maka ini adalah gejala timah yang mungkin lepas.
Apabila getaran nya sangat kuat pada roda kemudi maka masalah ada pada roda depan anda.
Apabila getaran terjadi pada kursi anda maka masalah ada di roda belakang anda.
b. Timah Balanced
Pada proses balancing, untuk memperoleh berat seimbang dipergunakan timah khusus yang
ditempelkan pada velg untuk menambah berat yang kurang (supaya seimbang). Beratnya
berbeda-beda, tidak bisa ditentukan berapa banyak timah yang diperlukan untuk
menyeimbangkan satu velg, baik sisi kiri maupun sisi kanan.
Timah balance ini terbagi 3 model. Pertama, timah balance model tempel, khusus dipasang pada
pelek racing. Kedua, timah balance getok khusus pelek standar bawaan pabrik dan timah balance
getok khusus pelek berbahan besi. Meskipun timah balance tempel bisa dipasang pada semua
velg, tapi dianjurkan jangan dilakukan. Karena akan mempengaruhi tingkat akurasinya.
Sebaiknya pakai timah yang sesuai dengan tipe velg.
2.3. SISTEM REM
PERAWATAN DAN PERBAIKAN REM
1) Pengertian Rem
Rem yaitu suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda.secara otomatis
gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik yang hilang dari benda yang bergerak ini
biasanya diubah menjadi panas karena gesekan.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu peranti penting keamanan dalam berkendara, tidak
berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi terganggu, Adapun
fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
1. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan.
2. Mengatur kecepatan selama berkendara.
3. Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.

ii
2) Prinsip Kerja Rem
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara
menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat.
Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah
aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu
tinggi.kendaraan tidak dapatberhanti dengan segera apabila mesin dibedakan (tidak
dihubungkan) dengan pemindah daya.kendaraan cenderung tetap bergerak,kelemahan ini harus
dikurangi dengan maksud untuk mengurangi kecepatan gerakan kendaraan hingga berhenti.
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara
menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat.
Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah
aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi.
Tenaga gerak putaran roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas
itu segera dibuang ke udara luar. Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan sepatu
rem yang tidak berputar terhadap tromol (brakedrum) yang berputar bersama roda sehingga
menghasilkan gesekan. Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga
kendaraan dapat berhenti.
Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam diantaranya
sebagaiberikut:
a) Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut
mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi:Remhidrolik Rem pneumatik
b) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c) Rem pembantu, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yangdigunakan pada truk dan
kendaraan berat. RemhidrolikRem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil
penumpang dan trukringan
• MASTER SILINDER
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem
untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model
rem piringan).
 Cara kerja master silinder
Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekananpegas pembalik (return piston) dan

ii
piston digerakkan ke depan. Pada waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port
akantertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan
bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet untuk membuka katup
Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur kebelakang pada posisinya semula (sedikit
di dekat inlet port) karena adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup
outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan mungkinkan minyak rem yang
ada “di sekeliling piston cup dapat mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke
sillnder, hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itutegangan pegas-pegas
sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja membalikan tekanan pada minyak rem yang berada
pada pipa-pipa untuk masuk kembali ke master silinder
• BOSTER REM
Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga
penekanan pedal.Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).
 Boster rem
Ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada juga yang dipasang terpisah.
memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk
menambah tekanan hidrolik.
 Cara kerja boster rem
Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka sebuah katup, sehingga bagian
belakang piston mengarah ke luar Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang
piston mengaklbatkan torak terdorong ke dapan (lihat Bagian depan piston yang menghasilkan
tekanan yang tinggi ini dihubungkan dengan torak pada master silinder.
Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber hubungan lagi dengan intake
manifold. Dengan terjadinya kevacum yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas
pembalik mendesak piston ke posisi semula. Katup pengimbang Bila mobil mendadak direm
maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda
depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang Dengan alasan
tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup
proporsional). Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinderroda
belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih kecil daripada daya
pengereman roda depan.

ii
• Model katup pengimbang
Penempatan alat ini dalam sistem rem pada gambar 3.33 di atas).Rem model tromol Pada rem
model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan dari sepatu rem yang diam menekan
permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari
rem tromol ini ditunjukkan yaitu backing plate, silinder roda, sepatu rem dan kanvas, tromol, dan
mekanisme penyetelan sepatu rem.
1) Backing plate
Dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada
backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plate:.
2) Silinder roda
Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untukdorong sepatu rem ke tromol
dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua silinder roda digunakan pada
tiap unit rem(tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:
a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari keduaarah
b) Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satuarah
3) Sepatu rem dan kanvas
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untukkendaraan besar) atau dilem
(untuk kandaraan kecil). Lihat
4) Tromol rem.
Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat dengan kanvas. Tetapi saat pedal
rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan. memperlihatkan salah satu tipe tromolrem
yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini bagian ujung bawah sepatu rem
diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda
bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.
Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak, sepatu rem akan mengembang
keluar dan bersentuhan (bergesekan) dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe)
terseret searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut leading shoe.
Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada
sepatu rem, disebut sebagai trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan
mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling shoe menjadi leading shoe.
Tetapi pada saat maju maupun mundur keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman

ii
sama. .
• Rem model cakram
Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yangdapat berputar bersama-sama
roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya
gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston
hidrolik. Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada dan contoh
konstruksinya diperlihakan pada
• Sistem rem hidraulis
Sistem rem hidraulis adalah sistem rem yang mekanisme pemindahan tenaga menggunakan
media fluida (cairan/minyak) untuk melakukan pengereman pada roda. Komponen utama Rem
hidraulis
1. Pedal rem
2. Boster rem
3. Master silinder
4. Katup P
5. Flexible hose
6. Tuas rem parkir/rem tangan
7. Rem cakram
8. Rem tromol
Bagian – bagian rem piringan :
1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan
silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya
debu dan air;
2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna
menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman;
3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;
4. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara;
5. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor
piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;
6. Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama – sama denga pen utama, memberi tempat
kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing;

ii
7. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat
pad menjepit rotor piringan.
8. Rem Tromol memberikan tenaga pada roda – roda belakang baik secara hidrolis maupun
mekanis
 Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol
yang berputar bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat
berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada
kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.
 Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol,
tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya
yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda – roda belakang yang tidak
begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.
Bagian – bagian rem tromol :
1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan sepatu rem
bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari
tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.
BAB III
PEMBAHASAN JUDUL MATERI
3.1. SPORING
A. ALAT DAN BAHAN
1. Kunci Pas
Fungsi memutar mur tierod untuk mengendur dan mengencangkan pada saat penyetelan toe
menggunakan kunci 22 ( untuk mobil panter ) dan putar rack end dengan kunci pas 14 ( untuk
mobil panter ).

ii
2. Head Sensor
Fungsi melihat posisi roda antara roda kanan depan dengan roda depan kiri, roda belakang kanan
dengan roda belakang kiri pada monitor.
3. Track penyangga sensor
Fungsi tempat memasang head sensor.
4. Tongkat penahan rem
Fungsi untuk menahan rem agar mobil tidak bergerak.
5. Penahan kemudi
Fungsi supaya kemudi tidak bergerak dan roda tetap pada posisi lurus.
6. Monitor / scanner
Fungsi untuk melihat dan mengatur posisi roda supaya lebih mudah.
B. LANGKAH KERJA
PEMERIKSAAN
1. Lakukan pemeriksaan, baik secara visual maupun dengan tes jalan kendaraan.
2. Posisikan mobil pada ruang spooring dengan kedua roda depan berada tepat di atas tapak
spooring agar roda depan dapat berbelok dengan mudah saat penyetelan.
3. Ukur tekanan seluruh ban mobil.
4. Pastikan system suspensi mobil dalam keadaan stabil.
5. Pasang rem tangan.
6. Hidupkan computer spooring dan Masuk ke menu spooring lalu ikuti langkah selanjutnya
masuk ke menu Spooring
7. Pilih “begin new alignment”
8. Pilih “front ( steering may not be level)”
9. Pilih jenis kendaraan yang akan dispooring
10. Komputer masuk ke menu runout compensation.
11. Pasang head sensor pada roda lalu ikuti perintah pada layar computer sampai muncul gambar
penyetelan pada layar yang menandakan penyetelan telah dapat dimulai.
C. PEMASANGAN
POSISI HEAD SENSOR YANG BENAR
Komputer masuk ke menu Front Wheel setting
1. Periksa jenis kesalahan sudut roda yang ditunjukkan pada layar.

ii
2. Kendorkan baut pengikat tie rod untuk mempermudah penyetelan.
3. Lakukan penyetelan pada tie rod, camber dan caster sampai computer menunjukkan bahwa
sudut – sudut FWA telah memenuhi toleransi ( ditandai dengan berubahnya warna pada layar
sudut dari merah ke hijau ).
4. Setelah semua penyetelan selesai dilaksanakan terhadap FWA, pastikan baut – baut pengikat
dikunci rapat kembali.
5. Lepaskan head sensor dari roda kendaraan.
6. Tekan tombol F6 pada keyboard computer spooring untuk keluar dari menu spooring.
7. Lakukan check and recheck terhadap kondisi kendaraan pasca spooring.
8. Lakukan pengujian jalan kendaraan untuk memastikan bahwa kendaraan sudah tidak
mengalami gangguan lagi seperti saat sebelum dilaksanakannya spooring.
9. Rapikan peralatan setelah spooring selesai dilaksanakan.
HASIL
Bila nilai terukur menyimpang dari nilai-nilai standar, maka nilai-nilai tersebut akan berada pada
nilai standar dengan menyesuaikan mekanisme penyetelan atau melakukan penggantian
komponen.
3.2. BALANCING
A. KESELAMATAN KERJA :
Dalam segala pekerjaan kita harus selalu memperhatikan keselamtan kerja, seperti :
Bekerja sesuai dengan petunjuk kerja/jobsheet
Gunakan pakaian kerja / wearpack
Gunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya
Konsentrasi pada pekerjaan
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan langkah kerja, ialah :
1. Kunci Roda.
2. Mesin Balance Roda (Wheel Balancer).
3. Sepasang roda
4. Amplas
5. Timah temple dan timah ketok
6. Tang potong

ii
7. Sekrap
8. Timbel/Beban/Bobot Balancer.
C. LANGKAH KERJA
Langkah kerja dalam melakukan praktek Balance Roda, ialah antara lain :
1. Sebelum dilakukan balance roda, terlebih dahulu mengendorkan mur roda pada roda yang
akan dibalance menggunakan kunci roda.
2. Setelah mur roda dikendorkan, kemudian mendongkrak kendaraan menggunakan dongkrak,
selanjutnya bagian yang didongkrak ditopang menggunakan jack stand.
3. Selanjutnya, melepas mur roda dan melepas roda yang akan dibalance dari kendaraan.
4. Setelah itu, memastikan tekanan ban dalam keadaan standar, berikutnya membersihkan
permukaan peleg roda dari bobot balancer sisa yang menempel, serta segala kotoran pada
permukaan peleg.
5. Kemudian, memasang roda yang akan dibalance ke dudukan roda pada Mesin Balance Roda
(Wheel Balancer) dan dikunci dengan menggunakan pengunci roda, serta memastikan roda
sudah terpasang dengan kuat.
6. Selanjutnya, menekan tombol selector untuk menentukan tipe penyetelan, apakah tipe Statis
atau tipe dinamis.
7. Tipe Statis, yakni digunakan pada saat roda bergetar ke atas dan ke bawah, serta menggunakan
bobot balancer pada satu sisi, yaitu pada bagian atas atau bawah.
8. Tipe Dinamis, yakni digunakan pada saat roda bergetar ke arah samping, serta menggunakan
bobot balancer pada dua sisi, yaitu pada bagian dalam dan luar.
9. Kemudian memilih posisi penempatan bobot balancer pada permukaan peleg roda.
10. Selanjutnya menekan tombol DISTANCE, kemudian mengukur jarak antara roda dengan
body wheel balancer, yakni dengan meggunakan pengukur distance (jarak), setelah itu menekan
tombol OK.
11. Setelah itu, menekan tombol LARGE, kemudian mengukur lebar ban dengan menggunakan
Width Measuring Gauge, setelah itu memasukkan hasil pengukuran dengan menekan tombol
plus (+) atau minus (-), setelah itu menekan tombol OK.
12. Selanjutnya menekan tombol DIAMETER untuk mengukur diameter ban, kemudian
memasukkan hasil pengukuran dengan menekan tombol plus (+) atau minus (-), setelah itu
menekan tombol OK

ii
13. Kemudian, memutar roda dan tutup dengan penutup roda, dan biarkan roda berputar hingga
berhenti
14. Pada saat putaran roda berhenti, kemudian melihat pengukuran pada layar dengan nilai dalam
satuan gram.
15. Setelah itu, memutar roda secara perlahan hingga indikator warna hijau menyala, kemudian
menginjak rem pada Mesin Balance Roda (Wheel Balancer).
16. Selanjutnya, memasang atau menempelkan bobot balancer pada bagian peleg yang sejajar
dengan garis penun.
17. Setelah itu, melakukan pengecekan, dengan cara memutar kembali roda hingga berhenti,
yakni apabila layar menunjukkan angka nol (0), berarti roda sudah seimbang (balance).
18. Apabila proses balance belum berhasil, maka perlu menambah bobot balancer pada bagian
peleg roda yang lain dengan melakukan pengukuran kembali.
19. Kemudian, setelah proses balance selesai, maka roda dapat dilepas dari Mesin Balance Roda
(Wheel Balancer), dengan melepas pengunci roda pada dudukan roda, sehingga roda yang sudah
balance dapat dipasang ke kendaraan.
20. Dalam pemasangan roda yang telah dibalance, roda dipasang disertai dengan mur roda, yang
selanjutnya dikencangkan menggunakan kunci roda.
21. Setelah itu, mendongkrak kendaraan pada bagian roda yang dibalance, kemudian melepas
jack stand dari kendaraan.
22. Selanjutnya, dongkrak diturunkan, dan mur roda pada roda yang dibalance dikeraskan
menggunakan kunci roda.
3.3. SISTEM REM
PERSIAPAN KERJA MEMPERBAIKI SISTEM REM
Sebelum siswa prakerind melaksanakan kegiatan praktek ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan untuk menunjang kegiatan praktek yang akan dilakukan.
Hal-hal tersebut antara lain :
a) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
b) Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
A. KESELAMATAN KERJA
Agar pelaksanaan pekerjaandapat dilaksanakan dengan baik, siswa prakerind harus mematuhi
aturan keselamatan kerja yang ada, diantaranya yaitu :

ii
1. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
2. Menggunakan pakaian praktek (wear pack)
3. Menggunakan sepatu karet
4. Tidak bersendau gurau sewaktu melaksanakan pekerjaan yang diperlukan
5. Mengikuti langkah kerja
6. Memperhatikan dan memahami
7. Hal yang harus diperhatikan:
8. Jangan melakukan aktivitas tanpa alat pelindung.
9. Pastikan Anda memiliki sarung tangan, pelindung mata dan pakaian untuk menghindari
bahaya bahwa cairan rem dapat menyebabkan korosif bila terjadi kontak langsung pada kulit
Anda.
10. Gunakan dongkrak model berdiri untuk menaikkan.
11. Jangan pernah menggunakan dongkrak yang biasa digunakan untuk mengganti ban.
Kekuatan menyanggah diperlukan untuk menjamin keamanan yang cukup untuk diri Anda saat
berada di bawah mobil.
B. BAHAN DAN PERALATAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan memperbaiki kebocoran OLI REM MOBIL tentunya harus
mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk memperlancar pekerjaan tersebut. Adapun
alat dan bahannya adalah :
1. Mur dan kunci pas.
2. Peralatan untuk memperbaiki rem
3. Pendeteksi oli
4. Penadah oli
5. Alat penyedot oli
6. Petunjuk manual dari produsen kendaraan
7. Obeng
8. Sepatu rem baru, jika perlu diganti
9. Vacum untuk selang
10. Piringan rem baru, kabel rem, dan selang-selang baru sesuai kebutuhan
C. LANGKAH KERJA
Instruksi mendeteksi kebocoran oli rem mobil:

ii
 Lihat di balik kap mesin
Periksa pipa logam untuk rem, piringan rem, metal joints dan karet untuk mengetahui tanda-
tanda kebocoran.
 Periksa area bawah mobil yang diparkir
Genangan cairan transparan tipis di bagian belakang bawah mobil menunjukkan terdapat
kebocoran oli rem. Jika tidak ada tetes oli yang terlihat, injak pedal rem dan amati tanda-tanda
kebocorannya.
 Melihat masalah pada rem di silinder utama
Temukan silinder utama di bagian belakang kompartemen mesin.Pastikan bahwa tutup silinder
terpasang dengan rapat. Buka tutup tersebut dan periksa level oli rem di silinder utamanya.
 Periksa juga silinder utama dan koneksi rem tambahan yang diperlukan.
 Periksa segel di sekitar push rod untuk melihat tanda-tanda kebocoran.
 Lakukan hal yang sama untuk melihat segel kaliper piston.
 Perhatikan area yang terdapat tetesan, area basah atau area yang menyembur, mulai dari
silinder utama hingga naik ke bagian roda.Perhatikan retakan pada selang karet atau bagian yang
berkarat.
TIPS MEMPERBAIKI KEBOCORAN REM:
1. Memperbaiki kembali caliper
Gunakan peralatan untuk memperbaiki kinerja rem atau dengan membeli kaliper yang
baru.Mengganti kaliper baru sebagai pilihan yang lebih ekonomis untuk Anda.Gunakan kunci
pas untuk melepas baut rem.
Lakukan hal yangsama dengan besi dan garis pada karet rem. Atur udara keluar masuk pada
piston agar selalu rendah, kemudian tambahkan pelumas pada kaliper. Ganti kaliper dan beri
garis untuk posisi baut sebelumnya.Pastikan sistem udara sesuai dengan posisi kaliper.
2. Ubah silinder roda
Buka tutup roda dan ban setelah melepas semua baut yang ada. Jika terlihat karat, olesi oli pada
bagian karat tersebut.Turunkan sepatu rem dan gunakan obeng untuk melepas tromol rem, dan
periksa sepatu rem.
Ganti sepatu rem bila ditemukan lumuran cairan.Hapus garis rem yang menempel dengan vakum
untuk selang. Kendurkan baut roda silinder pada plat di bagian belakang. Pasang silinder roda
baru untuk posisi pengereman yang baru.Tandai dan kencangkan sekrup.

ii
3. Ubah posisi selang atau garis rem
Hapus garis rem lama dan selang sebelumnya.Pasang garis rem baru pada kaliper dan silinder
utama serta keluarkan sistem udara sebelumnya.
4. Masukkan silinder utama yang baru
Cari silinder utama.Lepaskan tutup dan kemudian berikan cairan rem daru silinder
utama.Lepaskan silinder utama dari semua bagian rem dan konektor listrik.Gunakan kunci soket
untuk melonggarkan dan menghapus jejak baut sebelumnya.Ganti silinder utama lama dengan
yang baru, kemudian kencangkan kembali bautnya. Buat koneksi serupa dengan mengatur sistem
asupan udara
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
Prakterin atau Praktek Kerja Industri adalah sekolah yang wajib dijalani oleh siswa Teknik
Mesin, tujuannya adalah untuk memperoleh pengalaman secara langsung di dunia kerja dan
industry
Prakterin atau Praktek Kerja Industri yang dijalani oleh penyusun dilaksanakan di BENGKEL
MULIA BAN JL.SURABAYA 51 CEPU,KAB BLORA.Perusahaan ini sendiri merupakan
sebuah bengkel yang bergerak di bidang jasa perbaikan / servis serta penjualan suku cadang
kendaraan ringan
Kegiatan yang dilaporkan dalam pelaksanaan Prakterin atau Praktek Kerja Industri ini adalah
Spooring, Balancing, Dan Sistem Rem, yang mana servis ini merupakan kegiatan yang paling
sering di BENGKEL MULIA BAN JL.SURABAYA 51 CEPU,KAB BLORA
Spooring adalah servis yang bertujuan untuk menyelaraskan kembali keadaan roda depan antar
roda kanan dan roda kiri. Proses pengerjaan spooring meliputi:
1) Penyetelan camber
2) Penyetelan caster
3) Penyetelan Toe Angle
4) Turning-radius
5) King pin Inclination

ii
Sebelum melaksanakan spooring dan balancing hal pertama yang harus dipahami oleh mekanik
adalah mengenai front Wheel Alignment ( FWA ), yaitu pengaturan roda – roda depan dari
sebuah kendaraan
Dalam pelaksanaan servis Spooring dan mekanik harus memperhatikan beberapa hal, antara
lain :
1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2) Penggunaan peralatan yang sesuai
3) Prosedur pelaksanaan servis
Apabila servis spooring dan balancing telah selesai dilaksanakan, mekanik harus melakukan
pengujian dan pemeriksaan ulang terhadap kendaraan, tujuannya adalah untuk menghindari hal –
hal yang tidak diinginkan pasca servis.
Jika langkah-langkah melakukan perawatan sistem rem dilakukan dengan benar. Maka bisa
didapat hasil sebagai berikut:
a. Rem lebih pakem
b. Pengereman lebih lembut
c. Rem tidak mengeluarkan suara berisik
d. Saat dilakukan pengereman secara mendadak, rem tetap bekerja dengan baik
Begitu pula dengan sistem rem juga herus dilakukan perawatan agar kemampuan pengereman
optimal
4.2. SARAN
4.2.1 Saran untuk pihak sekolah :
Sebaiknya dalam Pelaksanan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sekolah selalu siap untuk
mengsurve (memonitoring) anak-anak didiknya dengan teratur, agar sekolah tau bagaimana
peserta didiknya bertingkah laku di Dunia Industri.
4.2.2 Saran untuk pihak perusahaan :
Pimpinan bengkel sebaiknya lebih memperhatikan lagi masalah manajemen perusahaan, karena
selama melaksanakan Prakterin atau Praktek Kerja Industri, penyusun melihat kurang baiknya
penerapan manajemen perusahaan di bengkel.
Karyawan bengkel diharapkan agar lebih memperbaiki kualitas kerja, tidak terlalu berpatokan
pada gaji dan peralatan bengkel yang ada. Karena dengan kualitas kerja yang baik, maka dengan
sendirinya apa – apa yang diharapkan akan dapat terpenuhi kemudian

ii
Mekanik sebaiknya lebih memperhatikan lagi prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama
melaksanakan servis.
4.2.3 Saran untuk pihak siswa :
Siswa seharusnya lebih mampu dalam beradaptasi pada industri, sehingga pihak industri tidak
segan dan ragu untuk membagi ilmu dan pengalaman mereka dalam bidang pengelolaan
perusahaan.

ii

Anda mungkin juga menyukai