Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEJURUAN DI


INDONESIA

Mata Kuliah
PENDIDIKAN PENGANTAR KEJURUAN
(20171-B11C301)
Dosen Pengampu : Drs.Anas Arfandi, S.Pd. M.Pd

Oleh :
NAMA : ANDRE GIVANO

NIM : 1721040015

KELAS : A (01)

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya.Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus erupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa
yang sangat indah.
Penulis merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
yang kami beri judul PERSSPEKTIF KEJURUAN DI INDONESIA sebagai tugas
mata kuliah Pengantar Pendidikan Kejuruan (PPK). Dalam makalah ini kami
mencoba untuk menjelaskan tentang hubungan manusia dan pendidikan.
Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini. Atas segala perhatiannya penulisnya
mengucapkan banyak terimah kasih.

Makassar,16 April 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................4


B. Rumusan masalah ..................................../...............................................5
C. Tujuan masalah ........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan .....................................6


B. Kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan ....................6
C. Prinsip penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia
menurut Prosser ....................................................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari gugusan pulau
dengan ragam adat – istiadat dan bahasa yang berbeda. Dengan kondisi geografis yang
berbeda dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah terbentuk masyarakat yang
mandiri sesuai kondisi dan situasi wilayah yang mereka tempati. Pola hidup yang
terbentuk di tiap wilayah berbeda termasuk dalam hal mendidik dan mempertahankan
generasi mereka secara turun-menurun.
Setiap suku memiliki cara tersendiri dalam mendidik dan mengembangkan pola
pendidikan terutama dalam pemilihan pekerjaan dan masa depan anak mereka di
kemudian hari. Masyarakat hidup berdasarkan wilayah dan potensi sumber daya alam
yang terdapat di sekitar mereka, sehingga dalam pemilihan pekerjaan biasanya
berdasarkan potensi di wilayah mereka. Akan tetapi seiring dengan perkembangan
teknologi dan globalisasi, terjadi pergeseran dan perubahan pola hidup yang
menimbulkan ketidaksesuaian pendidikan yang diterima dengan kebutuhan dunia kerja
sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Salah satu kebijakan pemerintah
dalam mengatasi hal ini adalah dengan membuka Pendidikan Kejuruan khususnya
Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk
mampu mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat

dan berkiprah dalam kancah globalisasi.


B. Perumusan Masalah
Perumusan Masalah dalam makalah ini antara lain :
a. Bagaimana Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia ?
b. Apa kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan ?
c. Bagaimana Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia khususnya
Sekolah Menengah Kejuruan menurut Prosser ?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yakni :
a. Mengetahui Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan
c. Mengetahui Prinsip Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia
menurut Prosser
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan formal pada jenjang pendidikan
menengah yang berorientasi pada dunia kerja. Dalam upaya untuk merealisasikan
output lulusan yang siap bekerja pada bidang tertentu maka penyelenggaraan
pendidikan kejuruan tidak pernah lepas dari tujuan tersebut. Adapun model pendidikan
kejuruan yang diterapkan di negara – negara maju menurut Wardiman Djojonegoro
[ CITATION Pro98 \l 1057 ] yaitu :
1) Model Sekolah, yaitu pemberian pelajaran sepenuhnya dilaksanakan di sekolah.
Model ini berasumsi bahwa segala hal yang terjadi di tempat kerja dapat diajarkan
di sekolah dan semua sumber belajar ada di sekolah.
2) Model sistem ganda, yaitu kombinasi pemberian pengalaman belajar di sekolah dan
pengalaman kerja sarat nilai di dunia usaha. Model ini menganggap bahwa
kombinasi pembelajaran di sekolah dan pengalaman kerja di dunia usaha akan
memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna, karena yang diajarkan telah
dikemas menjadi bahan pelajaran yang tersistem, terpadu dan lebih konkret.
3) Model magang, yaitu menyerahkan sepenuhnya kegiatan pelatihan kepada industri
dan masyarakat tanpa dukungan sekolah.
4) Model ”school-based-enter” (unit produksi), yaitu dengan mengembangkan dunia
usaha di sekolah dengan maksud selain untuk menambah penghasilan sekolah, juga
untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata kepada siswanya.

B. Kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan


Tujuan dari pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan tidak lain agar
lulusannya memiliki kemampuan, keterampilan serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu
sehingga mampu dan terampil dalam mengaplikasikannya di dunia kerja. Adapun
kelebihan dari Sekolah Menengah Kejuruan yaitu :
1) Memiliki pengalaman kerja dan keterampilan yang memadai sehingga tamatannya
diminati oleh perusahaan.
2) Lulusan SMK dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
sepanjang memenuhi persyaratan baik nilai maupun program studi atau jurusan
sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.
3) Melatih bakat dan kemampuan dalam bidang keahlian yang telah dipilih.
4) Memiliki kurikulum yang fleksibel sesuai perkembangan jaman dan kebutuhan
pasar.
Kelebihan SMK yang lain, tulis Joko Sutrisno [ CITATION Jok06 \l 1057 ], mampu
menyiapkan peserta didik yang kreatif, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Adapun kekurangan
SMK, yaitu :
1) Terbatas pilihan jurusan di dunia perkuliahan dikarenakan disiplin ilmu yang
diberikan di SMK menjurus pada satu bidang.
2) Pembelajarannya hanya mengarah pada satu bidang keahlian sehingga pengetahuan
yang dimiliki sedikit dibandingkan SMA.
3) Tidak semua SMK mencetak lulusan yang sesuai dengan dunia kerja. Hal ini
disebabkan ketidaktersediaan fasilitas bengkel atau laboratorium kerja yang layak
dan modern, serta membangun kerja sama yang kuat dengan dunia kerja.
4) Dilihat dari aspek tenaga pendidik, banyak guru khususnya guru produktif kejuruan
ketinggalan dalam meng-update keahlian dan kompetensi yang dimiliki agar sesuai
dengan perkembangan di dunia industri sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki
kompetensi yang kurang memadai.
5) Belum ada kesesuaian antara program di SMK dengan dunia industri sehingga
kualitas lulusan belum bisa menjawab tantangan dunia industri.

C. Prinsip penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia menurut


Prosser
Dr. Charles Allen Prosser (1871-1952) adalah seorang praktisi dan akademisi
Amerika Serikat yang sering dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan, terutama di
Amerika. Di kalangan akademisi pendidikan vokasi dan kejuruan di Indonesia, Prosser
cukup dikenal sebagai penyusun 16 Prinsip Pendidikan Vokasi atau sering juga disebut
sebagai 16 Dalil Prosser. Dalil Prosser sebagian besar sangat sulit diterapkan dengan
baik dalam tatanan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Berikut analisis penerapan
dari Prosser :
1) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan
replika lingkungan dimana nanti dia akan bekerja. Salah satu permasalahan adalah
keterbatasan sarana dan prasarana terutama fasilitas praktek yang kurang sesuai
dengan tuntutan dunia kerja. Diharapkan peran serta dari DUDI untuk membantu
dan bekerjasama dengan pihak sekolah dalam pemenuhan sarana dan prasarana.
2) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan
dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat
kerja. Sekolah dituntut untuk menyediakan fasilitas praktikum yang memadai dan
mengikuti perkembangan dunia industri. Untuk menutupi kekurangan tersebut,
dilaksanakan program Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dimana siswa
ditempatkan magang di DUDI. Di samping itu, pemerintah harus menjalin
kerjasama dengan pihak DUDI dalam pengembangan SMK.
3) Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir
seperti yang diperlukan pekerjaan itu sendiri. Manajemen SMK belum mampu
menerapkan hal tersebut karena sebagian besar sekolah kejuruan dipimpin dan
dibina oleh pendidik yang tidak memiliki pengalaman yang cukup di dunia industri.
Salah satu solusinya adalah memfasilitasi para tenaga pendidik terutama guru
produktif kejuruan untuk melaksanakan magang di DUDI.
4) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu
mengembangkan minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang
paling tinggi. Sistem pendidikan kejuruan di Indonesia berhasil dalam penerapan
pengembangan minat, pengetahuan dan keterampilan serta kompetensi yang
dimiliki oleh siswa.
5) Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya
dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya
dan yang mendapat untung darinya. Calon siswa yang ingin masuk SMK harus
mempunyai bakat dan minat sesuai jurusan yang akan dipilih, oleh karena itu perlu
sosialisasi tentang jurusan-jurusan yang ada di SMK tersebut.
6) Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk
kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai
seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.Keterbatasan sarana dan
prasarana praktek di sekolah menengah kejuruan menyebabkan siswa harus
bergantian dalam melaksanakan praktikum.
7) Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang
sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses
kerja yang akan dilakukan. Pendidik di SMK tidak memiliki pengalaman bekerja di
Industri sehingga salah satu solusi mengatasi hal tersebut dengan mendatangkan
instruktur dari dunia industri ke sekolah untuk berbagi pengalaman dan
pengetahuan khususnya tentang dunia industri.
8) Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang
agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut. Hal ini seuai diterapkan karena
dapat menjadi bekal bagi peserta didik sebelum memasuki dunia kerja.
9) Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar. Penyesuaian dengan
permintaan pasar akan membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan
tuntutan di dunia industri.
10) Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan
diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai). Program PRAKERIN
merupakan proses pembelajaran di DUDI untuk meningkatkan kompetensi siswa(i)
SMK sesuai bidangnya dan dapat menambah pengalaman guna memasuki dunia
kerja.
11) Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi
tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut. Prinsip ini sudah
diterapkan di SMK dimana sumber belajar bisa diperoleh dari buku ataupun
referensi dari sumber yang dapat dipercaya.
12) Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lain. Di SMK terdapat bidang keahlian yang dikelompokkan
berdasarkan jurusan dan program keahlian.
13) Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan
kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika
dilakukan lewat pengajaran kejuruan. Pendidikan kejuruan memberikan
pengetahuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
14) Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan
hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik
tersebut. Hubungan antara siswa, guru dan orang tua siswa serta sekolah hal ini
tergolong baik jika dibandingkan dengan negara lain, dimana siswa secara positif
mengembangkan minat dan bakatnya karena hubungan guru-siswa dalam proses
pembelajaran berjalan sehat.
15) Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes. Manajemen administrasi
sekolah di Indonesia pada umumnya relatif fleksibel dan tidak kaku. Rasa saling
percaya dan keterbukaan yang berhubungan dengan karakter sosial masyarakat
masih jadi pertimbangan utama.
16) Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka
pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.Untuk membuka SMK
pemerintah harus mempertimbangkan beberapa hal terutama dari segi dana yang
dibutuhkan sangatlah besar. Dari sekian banyak SMK di pelosok tanah air sebagian
besar tidak didukung pembiayaan yang cukup.
BAB IIII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan dari SMK tidak lain agar lulusannya memiliki kemampuan, keterampilan
serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu sehingga mampu dan terampil dalam
mengaplikasikannya di dunia kerja. Dalam perjalanannya pendidikan kejuruan tak lepas
dari tantangan, diantaranya ketersediaan sarana dan prasarana, tenaga didik yang kurang
kompeten dalam bidangnya, daya serap industri dan permasalahan-permasalahan lain
yang menuntut untuk segera diatasi. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama baik
pemerintah, pihak sekolah dan pihak DU/DI, dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya
untuk menciptakan sistem pendidikan kejuruan yang lebih produktif dan efesien
sehingga bisa mencetak SDM yang bisa bersaing dan memenuhi tantangan dalam pasar
global.

B. Saran
Perlunya kesadaran dari pihak sekolah dan peserta didik serta pemerintah akan
peran masing-masing sebagai pelaku pendidikan dan diharapkan dapat saling bekerja
sama dalam membangun dan mengembangkan sistem pendidikan terutama pendidikan
kejuruan dalam hal ini SMK yang produktif dan efesien untuk mencetak SDM yang
berkualitas dan kompeten dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Zafara. 2016. “Kelebihan dan Kekurangan dari SMK”.


http://tekhnikmenarik.blogspot.co.id/ diakses 29 Maret 2017.
Djojonegoro, P. D. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan. Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset.
Ilham, Muhammad. 2015. "Kelebihan dan Kekurangan SMK".
http://cozk.blogspot.co.id/ diakses 3 April 2017
Sutrisno, J. (2006). Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdiknas.
Zahidi, Syukron. 2014. "Pendidikan Kejuruan".
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/ diakses 1 april 201

Anda mungkin juga menyukai