PENDAHULUAN
1
1g, lemak 0,9g dan karbohidrat sebesar 14g, kelapa juga mengandung
galaktomanan berkisar 0,19 – 0,20%, galaktomanan sendiri merupakan
polisakarida yang hampir seluruhnya larut dalam air dan dapat membentuk gel pada
produk makanan, struktur yang membangun galaktomanan adalah galaktosa dan
manosa (Tenda dalam Barlina, 2015).
Syarat bahan baku pada pembuatan manisan adalah buah, gula, air, asam
sitrat dan bahan tambahan lain seperti garam dan kapur sirih (Fitriyah, 2015).
Dilihat dari karakteristik buah yang digunakan untuk membuat manisan adalah
buah mengkal, menebarkan aroma harum dan buah tidak cacat fisik (pecah, memar,
dan terserang hama) (Suprapti, 2004). Daging buah kelapa muda yang sudah
memiliki daging buah cukup tebal bertekstur tidak terlalu keras dan tidak terlalu
lunak dapat dijadikan manisan kering.
Perendaman pada penelitian ini dilakukan dengan larutan gula sesuai
konsentrasi akan menyebabkan terjadinya dehidrasi osmosis. Dehidrasi osmosis
dapat dilakukan dengan cara perendaman bahan pangan pada larutan berkonsentrasi
lebih tinggi dari makanan tersebut (Saputra, 2018). Buah diberi gula atau direndam
larutan gula dengan konsentrasi yang pekat. Cairan buah akan tertarik masuk
larutan, sehingga kadar air buah menjadi turun (Rahmasari dan Susanto, 2014).
Sedangkan Pengeringan adalah proses penghilangan kadar air dengan menguapkan
sebagian air yang terkandung di dalam bahan pangan tersebut (Kendall dan Allen,
2002).
Proses dehidrasi osmosis dapat membuat sebagian air dalam buah menjadi
berkurang karena keluar ke lingkungan digantikan dengan gula yang masuk dalam
buah (Aryandini, 2010). Manisan buah kering umumnya memiliki tekstur yang
sedikit kenyal atau mudah digigit (Rosyida, 2014).
Gula yang dipakai dalam pembuatan manisan umumnya sukrosa, yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu gula pasir yang ditambahkan agar
memberikan rasa manis, dan sebagai pengawet (Muchtadi, 2011). Pada penelitian
Sari (2018) karakteristik manisan kering ubi jalar menghasilkan perlakuan terbaik
pada suhu pengeringan 60℃ selama 5 jam dan lama perendaman 12 jam,
menghasilkan manisan kering ubi jalar dengan kadar air berkisar antara 19,99% -
20,58% dengan nilai total padatan terlarut berkisar 67,2 – 74,0° 𝑏𝑟𝑖𝑥.
2
Tendean (2016) pada penelitiannya dengan penambahan gula 30 – 60%
menghasilkan kadar sukrosa manisan tomat berkisar 44,81 – 70,80%, kadar air yang
dihasilkan sebesar 18,45 – 30,94% dan kadar vitamin C 2,78 – 4,08mg/100g. Pada
pembuatan manisan rebung perendaman 70% sukrosa selama 24 jam, pengeringan
60℃ dengan waktu pengeringan 4 jam menghasilkan manisan rebung dengan
karakteristik terbaik meliputi kadar air 18,37%, kadar abu 1,99%, dan kadar sukrosa
sebesar 48,14%, serta uji hedonik sangat disukai (Izzah, 2018).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penambahan Sukrosa terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan
Organoleptik Manisan Kering Kelapa (Cocos nucifera L.).