Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri ISSN : 2503-488X

Vol. 6, No.3, 203-210, September 2018

KARAKTERISTIK GULA CAIR YANG DIBUAT DARI PATI


UBI GADUNG (Dioscorea hispida D.) DALAM VARIASI JENIS DAN KONSENTRASI ASAM
Characteristics Of Liquid Sugar Made From Yam Gadung (Dioscorea hispida D.) In
Variation Of Acid Types And Concentration

Reni Okta Fitriani, Amna Hartiati*, Lutfi Suhendra


PS Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Bukit
Jimbaran, Badung, Kode pos : 80361; Telp/Fax : (0361) 701801.

Diterima 27 Agustus 2018 / Disetujui 28 Agustus 2018

ABSTRACT

This study aims to know the effect of acid type and concentration on the characteristics of liquid sugar
resulting from the hydrolysis of yam gadung (Dioscorea hispida D.) and the highest DE value from the
hydrolysis of the yam gadung starch. This research uses Randomized Block Design of factorial pattern.
The first factor is acid treatment consisting of 3 levels: hydrolysis of starch with HNO3, H2SO4, and
HCl and second factor is acid concentration consisting of 3 levels: 3%, 4%, and 5% . Each treatment is
grouped into 2 based on execution time. The variables observed in this study were total sugar reduction,
reducing sugar content, Dextrose Equivalent (DE), clarity, and total dissolved solids. The best treatment
determination was done by analysis on DE value of hydrolysis result of yam gadung starch. The
treatment of acid type variation was very significant and the acid concentration had a significant effect
on the value of DE of hydrolysed yam gadung starch. The best hydrolysis treatment of starchy yam
starch is by using chloride acid variation at 3% concentration with Dextrose Equifalent (DE) value of
41,22%.
Keywords : starch, yam gadung, hydrolysis, acid

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi asam terhadap karakteristik
gula cair yang dihasilkan dari hidrolisis pati ubi gadung (Dioscorea hispida D.) dan nilai DE tertinggi
dari hidrolisis pati ubi gadung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial.
Faktor pertama yaitu perlakuan jenis asam yang terdiri dari 3 level yaitu : hidrolisis pati dengan HNO3,
H2SO4, dan HCl dan faktor kedua yaitu konsentrasi asam yang terdiri dari 3 level yaitu : 3%, 4%, dan
5%. Masing-masing perlakuan dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan waktu pelaksanaan. Variable
yang diamati pada penelitian ini yaitu total gula reduksi, kadar gula pereduksi, Dextrose Equivalent
(DE), kejernihan, dan total padatan terlarut. Penentuan perlakuan terbaik dilakukan dengan analisis pada
nilai DE hasil hidrolisis pati ubi gadung. Perlakuan variasi jenis asam berpengaruh sangat nyata dan
konsentrasi asam berpengaruh sangat nyata terhadap nilai DE pati ubi gadung terhidrolisis. Perlakuan
hidrolisis pati ubi gadung terbaik yaitu dengan menggunakan variasi asam klorida pada konsentrasi 3%
dengan nilai Dextrose Equifalent (DE) sebesar 41,22%.
Kata kunci : Pati, Dioscorea hispida D, hidrolisis, asam

*Korespondensi Penulis:
Email: amnahartiati@unud.ac.id

203
Fitriani, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

PENDAHULUAN mengkonsumsi gadung, hal ini dikarenakan


umbi gadung telah melalui berbagai proses
Umbi gadung merupakan umbi yang untuk menurunkan atau menghilangkan HCN
ditemukan di daerah India bagian barat. Umbi yang terkandung pada umbi gadung
gadung merupakan tanaman yang mudah (Parwiyanti et al., 2011).
tumbuh di daerah tropis. Gadung banyak Umbi gadung mengandung sekitar 74,0%
tumbuh di daerah seluruh Indonesia air; 24,0% karbohidrat; 0,16% lemak; 2,0%
(Bimantoro, 1981). Tanaman gadung dapat protein dan 0,93% serat kasar (Pambayun,
menghasilkan umbi sebanyak 20 ton/ha 2008). Selain hanya dimanfaatkan sebagai
(Anon, 2013). Melalui pengusahaan yang keripik, umbi gadung dapat dimanfaatkan
lebih intensif, kemungkinan tanaman ini sebagai bahan baku pembuatan gula cair.
dapat menghasilkan umbi yang lebih banyak Indonesia yang beriklim tropis memiliki
lagi, khususnya di Indonesia. Karena banyak sumber daya alam nabati yang
tanaman ini tumbuh dan berkembang dengan berpotensi untuk diolah menjadi gula.
baik di iklim tropis. Di Indonesia tanaman Produksi gula tidak hanya berasal dari tebu,
gadung dijumpai tumbuh liar, sedangkan tetapi juga dapat berasal dari umbi-umbian.
pembudidayaan gadung terutama terdapat di Jenis umbi-umbian yang berpotensi sebagai
Jawa dan Madura (Koswara, 2012). Gadung bahan baku pengganti gula yaitu ubi kayu, ubi
merupakan tanaman tergolong umbi-umbian jalar, ubi gadung, dan ganyong. Salah satu
yang mengandung karbohidrat tinggi jenis umbi-umbian yang belum dimanfaatkan
terutama pati. Pati untuk industri biasanya secara maksimal bagi kebutuhan manusia
diperoleh dari umbi-umbian (kentang, ubi adalah umbi gadung (Discorea hispida D).
kayu, ubi jalar), biji-bijian (gandum, padi, Untuk proses pembuatan gula cair, pati
jagung) dan batang (sagu), seperti halnya ubi gadung perlu diekstraksi terlebih dahulu dan
tanaman lain maka umbi gadung salah satu metode pengolahan pati gadung
kemungkinan juga dapat dimanfaatkan menjadi gula cair adalah metode hidrolis
sebagai alternatif sumber pati. asam (Parwiyanti et al., 2011)
Gadung merupakan tanaman berumbi Industri makanan dan minuman mulai
yang belum banyak dimanfaatkan oleh banyak menggunakan gula cair karena gula
masyarakat sebagai sumber pangan. Selama cair memiliki beberapa kelebihan antara lain
ini gadung dimanfaatkan oleh masyarakat tidak mengkristal, lebih mudah diproses
terbatas hanya diolah menjadi keripik. karena lebih mudah larut, lebih praktis, dan
Sementara potensi gadung cukup prospektif memiliki tampilan yang lebih menarik jika
untuk dikembangkan karena gadung dibandingkan dengan gula pasir pada
mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. umumnya (Ratna dan Yulistiani, 2015).
Hal tersebut terkendala karena umbi gadung Selain itu gula cair memiliki beberapa
mengandung senyawa toksin yang dapat kelebihan apabila diapikasikan dalam produk
menjadi racun bagi manusia kalau tidak makanan seperti pada produk es krim glukosa
ditangani dengan baik (Sopian dan Nedi, dapat menekan titik beku dan meningkatkan
2014). Salah satu senyawa toksin yang ada kehalusan tekstur, pada produk kue dapat
pada umbi gadung adalah asam sianida menjaga kue tetap segar dan tidak mudah
(HCN). Menurut Ekowati (2007) umbi retak. Sedangkan dalam produk permen,
gadung mengandung asam sianida yang glukosa dapat mencegah kerusakan
cukup tinggi, yaitu 36,49 mg/100g berat mikrobiologis dan memperbaiki tekstur
umbi. Pengolahan umbi gadung menjadi pati (Suripto et al., 2013)
merupakan salah satu cara aman untuk

204
Vol.6, No.3, September 2018. Karakteristik Gula Cair yang Dibuat dari Pati …

Asam (asam sulfat, asam klorida, asam tertinggi 37,93%, kadar gula reduksi 3,55%
nitrat, dan asam perklorat) menghidrolisis dan total gula sebesar 9,53%.
polisakarida menjadi monosakarida secara Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
acak yaitu tidak ada pola tertentu dalam mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi
pemutusan ikatan glikosidik pada asam terhadap karakteristik gula cair yang
polisakarida. Proses hidrolisis asam dihasilkan dari hidrolisis pati umbi gadung
menghasilkan monomer gula dari polimer dan untuk mengetahui jenis dan konsentrasi
selulosa dan hemiselulosa (Fengel dan asam yang menghasilkan nilai DE tertinggi
Wegener, 1995). Beberapa polisakarida dari hidrolisis pati umbi gadung. Sehingga
biasanya terhidrolisis oleh asam mineral, akan dilakukan hidrolisis pati dengan
seperti H2SO4. Selain asam mineral, asam- menggunakan jenis asam HNO3, HCl dan
asam organik seperti HCl, asam oksalat, asam H2SO4 dengan konsentrasi 3%, 4%, dan 5%
trikloroasetat, dan asam trifluroasetat juga pada suhu 100oC selama 1 jam. Hasil
dapat dimanfaatkan sebagai katalis dalam hidrolisis dianalisis dengan menggunakan
proses hidrolisis pati (Tjokroadikoesoemo, metode Nelson Somogyi
1986). Asam sulfat merupakan asam yang (Tjokroadikoesoemo, 1986) modifikasi
paling banyak diteliti dan dimanfaatkan 2018.
untuk hidrolisis asam. Namun, kekurangan
menggunakan metode ini adalah kurang METODE PENELITIAN
ramah lingkungan dan hidrolisis asam juga
membutuhkan biaya investasi dan Bahan
pemeliharaan yang tinggi (Taherzadeh dan Bahan-bahan yang digunakan dalam
Karimi, 2007). melaksanakan penelitian ini adalah umbi
Penelitian tentang pembuatan gula cair gadung yang diperoleh dari Desa
dari pati umbi gadung oleh Adnyana et al., Lalanglingah Kecamatan Selemadeg Barat
(2016) tentang pengaruh suhu dan Kabupaten Tabanan dengan umur 4 bulan
konsentrasi enzim amiloglukosidase dihitung dari tanaman berbunga, air, aquades,
diperoleh hasil terbaik kadar air sebesar NaOH, reagen nelson, arsenomolibdat dan
57,63%, kadar abu sebesar 0,66%, derajat indikator PP 0,1%. Asam yang dipergunakan
kemanisan tertinggi sebesar 48,00ᴼBrix dan untuk proses hidrolisis ini adalah HNO3
karakteristik gula cair pati umbi gadung (asam nitrat), HCl (asam klorida), dan H2SO4
belum sesuai dengan SNI 01-2978-1992 yaitu (asam sulfat).
warna yang didapatkan kuning kecoklatan
dengan biaya enzim yang relative mahal. Persiapan sampel
Alternatif hidrolisis pati menjadi gula cair Penelitian ini menggunakan pati gadung
selain menggunakan enzim dapat dilakukan yang dibuat dari perlakuan terbaik dari
dengan menggunakan asam. Penelitian penelitan sebelumnya dengan perbandingan
tentang hidrolisis pati menggunakan asam air dan ubi gadung (6 : 1) dengan
dilakukan oleh Putri dan Sukandar (2008) menggunakan bahan perendam larutan NaCl
yaitu pati ganyong diperoleh hasil terbaik 10% (Rastiyati, 2016). Proses hidrolisis
yaitu asam HNO3 pada konsentrasi 7% (DE dimulai dengan menimbang sebanyak 0,5 g
sebesar 28,4). Penelitian lain dilakukan oleh gadung yang ditambahkan dengan 45 mL
Putri et al., (2016) tentang pengaruh dan jenis asam sesuai perlakuan HNO3 (3%, 4%, 5%),
konsentrasi asam terhadap nilai DE pada H2SO4 (3%, 4%, 5%), HCl (3%, 4%, 5%) dan
hidrolisis pati umbi talas diperoleh hasil dicampur dengan vortex hingga tercampur
terbaik yaitu nilai Dextrose equivalent (DE) rata. Selanjutnya dihidrolisisis menggunakan
alat refluks yang dilengkapi dengan

205
Fitriani, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

pendingin balik dan dipanaskan di atas tersebut dikarenakan penggunaan asam yang
penangas air mendidih pada suhu 100oC lebih encer, sehingga masih banyaknya
selama 1 jam. Tetesan hidrosilat yang berupa komposisi air dalam larutan hidrolis.
gula cair dipindahkan ke dalam Erlenmeyer
dengan penambahan 2 tetes PP 0,1 % dan
dinetralkan dengan larutan NaOH 50%.
Hidrosilat selanjutnya diencerkan sampai
volume 100 mL, kemudian disaring dan
dianalisis.

Variable yang Diamati


Variabel yang diamati adalah kadar gula
pereduksi (Metode Nelson Somogyi, 1994),
pengukuran total gula (Sudarmadji et al. Gambar 2. Grafik hubungan konsentrasi
1989), Dextrose Equivalentt (Putri dan asam dengan nilai kadar gula
Sukandar, 2008), Kejernihan (Soesanto, pereduksi pada berbagai jenis
1983), dan total padatan terlarut (Norman, asam
1998).
Tetapi penggunaan asam sulfat terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN penurunan kadar gula pereduksi pada
konsentrasi 5%. Penurunan kadar gula
Karakteristik Pati Umbi Gadung pereduksi pada konsentrasi asam 5%
Karakteristik pati umbi gadung yang dikarenakan konsentrasi asam yang lebih
digunakan dalam penelitian ini yaitu pekat, maka kandungan airnya akan lebih
memiliki karakteristik kadar pati 45,91%, sedikit dibandingkan dengan menggunakan
kadar amilosa 0,17%, kadar amilopektin konsentrasi asam yang lebih encer, sehingga
45,74%, kadar air 5,46%, kadar abu 0,18%, kebutuhan OH- (dari ionisasi H2O) untuk
rendemen 17,17% dan uji perbandingan mengikat ion karbonium selulosa lebih
jamak warna 4,95% (sama putihnya dari R) sedikit dan glukosa yang dihasilkan lebih
(Rastiyati et al., 2016). rendah (Harianja et al., 2015).

Kadar Gula Pereduksi Gula Cair Pati Total Gula Reduksi Gula Cair
Umbi Gadung
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis asam dan konsentrasi asam
perlakuan jenis asam dan konsentrasi asam berpengaruh sangat nyata dan interaksi
berpengaruh sangat nyata dan interaksi perlakuan jenis asam dan konsentrasi asam
perlakuan jenis asam dan konsentrasi asam berpengaruh nyata terhadap total gula
berpengaruh nyata terhadap kadar gula pereduksi. Nilai rata-rata total gula cair pati
pereduksi. Nilai rata-rata kadar gula reduksi umbi gadung dengan menggunakan hidrolisis
cair pati umbi gadung dengan menggunakan asam dapat dilihat pada Gambar 3.
hidrolisis asam dapat dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 2, diperoleh hasil
optimum dengan menggunakan jenis asam
nitrat dengan konsentrasi 5%. Penggunaan
asam klorida dan asam nitrat menghasilkan
peningkatan kadar gula berturut-turut, hal

206
Vol.6, No.3, September 2018. Karakteristik Gula Cair yang Dibuat dari Pati …

pati maupun non pati seperti selulosa dan


hemiselulosa sangat besar, sehingga seluruh
sakarida dari hidrolisis terhitung sebagai
jumlah total gula. Total gula menunjukkan
jumlah karbohidrat yang terkandung dalam
hidrosilat. Penggunaan asam sebagai katalis
hanya dapat menghidrolisis pati secara acak
dan tidak spesifik. Menurut Judoamidjojo et
al., (1989) prinsip reaksi asam sebagai katalis
Gambar 3. Grafik hubungan konsentrasi asam meliputi pemotongan ikatan α-1,4-glikosidik
dengan nilai total gula pereduksi dari amilosa dan α-1,6-D-glikosidik dari
pada berbagai jenis asam amilopektin, sehingga hidrolisis dengan
Berdasarkan Gambar 3, hidrolisis pati penambahan asam dapat mempercepat reaksi.
umbi gadung diperoleh hasil optimum
Dextrose Equivalen (DE)
dengan menggunakan jenis asam nitrat
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
dengan konsentrasi 5%. Penggunaan asam
perlakuan jenis asam dan konsentrasi asam
klorida dan asam nitrat menghasilkan
berpengaruh sangat nyata dan interaksi
peningkatan total gula berturut-turut, hal
perlakuan jenis asam dan konsentrasi asam
tersebut dikarenakan penggunaan asam
berpengaruh nyata terhadap DE. Nilai rata-
klorida dan asam nitrat masih sedikit
rata DE gula cair pati umbi gadung dapat
terbentuk gugus radikal bebas dalam larutan
dilihat pada Gambar 4.
hidrolisis, sehingga pada penggunaan asam
nitrat dan asam klorida masih terjadi
kenaikan grafik. Tetapi penggunaan asam
sulfat terjadi penurunan total gula reduksi
pada konsentrasi 5%. Penggunaan asam
sulfat dengan konsentrasi 5% dapat
menyebabkan total gula yang dihasilkan
menurun, hal tersebut dikarenakan
peningkatan konsentrasi larutan asam sulfat
akan terbentuk lebih banyak gugus radikal
bebas dan menyebabkan semakin sedikit air
dalam komposisi larutan hidrolisis. Gambar 4. Grafik hubungan konsentrasi asam
Akibatnya kebutuhan OH- sebagai pengikat dengan nilai dextrose equivalent
radikal bebas serat berkurang dan glukosa pada berbagai jenis asam
yang dihasilkan semakin sedikit. Setelah Berdasarkan Gambar 4, hidrolisis pati
mencapai titik optimum akan terjadi umbi gadung diperoleh hasil optimum
penurunan total gula, dimana pada titik dengan menggunakan jenis asam nitrat
tersebut kesetimbangan rasio antara ion H+ dengan konsentrasi 5%. Penggunaan asam
pada asam dan ion OH- pada air memecah klorida dan asam nitrat menghasilkan
selulosa dan membentuk senyawa glukosa. peningkatan DE berturut-turut. Peningkatan
Hasil analisis menunjukkan nilai total gula nilai DE selama terjadinya proses hidrolisis
lebih besar dari kadar gula pereduksi, hal asam disebabkan adanya proses hidrolisa pati
tersebut menunjukkan bahwa dalam menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu
hidrolisis dengan menggunakan asam glukosa, maltosa, dan maltotriosa. Tetapi
dimungkinkan terjadi degradasi polisakarida

207
Fitriani, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

pada saat proses hidrolisis asam dengan penggunaan asam klorida dengan konsentrasi
menggunakan asam sulfat pada konsentrasi 4% terjadi peningkatan total padatan terlarut.
5% terjadi penurunan nilai DE yang tidak Hasil total padatan terlarut yang terukur
signifikan. Hal ini berkaitan dengan dengan total kadar gula yang dihasilkan
penggunaan asam sebagai katalis hanya dapat mengalami perbedaan hal ini dikarenakan
menghidrolisis pati secara acak dan tidak substrat pati gadung tidak seluruhnya
spesifik. Besarnya nilai total gula dan gula mengalami hidrolisis oleh asam, sehingga
pereduksi merupakan parameter yang masih adanya endapan pati yang terukur
digunakan untuk menghitung besarnya nilai sebagai padatan terlarut. Selain itu adanya
DE dimana DE merupakan peningkatan nilai total padatan terlarut yang
perbandingan/rasio antara gula pereduksi didapatkan dikarenakan terjadinya proses
dengan total gula dikalikan 100. penguapan molekul-molekul air akibat
pemanasan (Kusnadi et al, 2001).
Total Padatan Terlarut (%Brix)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Kejernihan Gula Cair
perlakuan jenis asam dan konsentrasi asam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
berpengaruh sangat nyata dan interaksi perlakuan jenis asam berpengaruh sangat
perlakuan jenis asam dan konsentrasi asam nyata dan konsentrasi asam berpengaruh
berpengaruh tidak nyata terhadap total nyata dan interaksi perlakuan jenis asam dan
padatan terlarut.. Nilai rata-rata total padatan konsentrasi asam berpengaruh nyata terhadap
terlarut cair pati umbi gadung dengan kejernihan. Nilai rata-rata kejernihan gula
menggunakan hidrolisis asam dapat dilihat cair pati ubi gadung dengan menggunakan
pada Gambar 5. hidrolisis asam dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik hubungan konsentrasi asam


Gambar 5. Grafik hubungan konsentrasi asam dengan nilai kejernihan pada
dengan nilai total padatan terlarut berbagai jenis asam
pada berbagai jenis asam
Berdasarkan Gambar 6, kejernihan gula
Berdasarkan Gambar 5, total padatan cair dari hidrolisis pati umbi gadung
terlarut dari hidrolisis pati umbi gadung diperoleh hasil optimum dengan
diperoleh hasil optimum dengan menggunakan jenis asam klorida dan asam
menggunakan jenis asam nitrat dengan sulfat dengan konsentrasi 4% secara berturut-
konsentrasi 5%. Penggunaan asam sulfat dan turut, namun mengalami kenaikan kembali
asam nitrat menghasilkan peningkatan total pada konsentrasi 5%. Pada hidrolisis pati
padatan terlarut berturut-turut, hal tersebut umbi gadung dengan menggunakan jenis
disebabkan banyaknya partikel-pertikel pati asam nitrat terjadi peningkatan kejernihan,
yang larut dalam hidrosilat. Sedangkan hal tersebut dikarenakan terjadinya

208
Vol.6, No.3, September 2018. Karakteristik Gula Cair yang Dibuat dari Pati …

penurunan degradasi polisakarida dalam pati Saran


gadung. Komponen polisakarida yaitu pati, Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu
selulosa, hemiselulosa, lignin, dan komponen dilakukan peningkatan range konsentrasi
yang lainnya. Selain itu pada proses asam.
pemanasan cairan dipanaskan pada kondisi Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
sampai mencapai titik didihnya sehingga air mengenai pemanfaatan umbi gadung sebagai
menguap menjadi uap air. Bahan cair yang bahan baku pembuatan gula cair dan
tertinggal menjadi lebih pekat sehingga pemanfaatan umbi gadung sebagai bahan
kekeruhan bahan cair akan meningkat (Earle, baku dalam industri pangan.
1982). Penurunan kejernihan pada
penggunaan asam sulfat dan asam klorida DAFTAR PUSTAKA
dengan konsentrasi 4% disebabkan karena
banyaknya partikel-partikel yang terlarut, Adnyana, IKP., Hartiati, A., dan Arnata, I. W.
sehingga tingkat kejernihan menurun. 2015. Pengaruh Suhu dan Konsentrasi
Keterkaitan kejernihan dan total padatan Enzim Amiloglukosidase pada Proses
terlarut yang dihasilkan yaitu semakin Sakarifikasi Produksi Gula Cair Pati Ubi
banyak partikel yang larut dalam hidrosilat, Gadung (Dioscorea hispida Dennts).
maka kejernihan semakin menurun. Menurut Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Tjokroadikoesoemo (1986), kejernihan dan Agroindustri. 3. (2) : 140-151.
kualitas warna dipengaruhi oleh ISSP (in Bimantoro, R. 1981. Uwi (Discorea SPP),
solube starch particles) dalam pati. ISSP Bahan Pangan Non-beras yang Belum
merupakan partikel-partikel pati yang Diolah. Buletin Kebun Raya. 5 : 8-10
tersusun atas sebagian besar amilosa yang
saling bergandengan membentuk rantai lurus. Earle, R. L . 1982. Satuan Operasi dalam
Pengolahan Pangan. Penerjemah : Zein
KESIMPULAN Nasution. Sastra Hudaya. Jakarta
Ekowati. 2007. Pengaruh Ketebalan
Kesimpulan Rajangan terhadap Kadar HCN Kerupuk
Berdasarkan penelitian yang telah Gadung (Discorea hispida). Thesis
dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa Undergraduate. Undip. Semarang
hal sebagai berikut:
Perlakuan variasi jenis asam dan Fengel, D. dan D. Wenger. 1995. Kimia kayu,
konsentrasi asam berpengaruh sangat nyata Reaks, Ultrastruktur, terjemahan S.
(P<0,05) terhadap DE, total gula, kadar gula Hardono, UGM press, Yogyakarta.
pereduksi, kejernihan dan total padatan Harianja, J. W., Idiawati, N., dan
terlarut yang dihasilkan, sedangkan Rudiyansyah. 2015. Optimasi Jenis dan
perlakuan konsentrasi asam tidak Konsentrasi Asam pada Hidrolisis
berpengaruh nyata terhadap kejernihan dan Selulosa dalam Tongkol Jagung. Jkk. 4 :
total padatan terlarut. (66-71)
Karakteristik gula cair terbaik pati umbi
gadung hasil hidrolisis pada penelitian ini yaitu Judoamidjojo, R.M., E.G. Sa’id, dan
nilai DE tertinggi (54,39%), kadar gula pereduksi L.Hartoto. 1989. Biokonversi.
(4,42%), total gula pereduksi (8,13%), total Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
padatan terlarut (5,0% brix) dan kejernihan Dirjen Dikti, Pusat Antar Universitas
(0,006). Bioteknologi Institut Pertanian Bogor.
Koswara, S. 2012. Teknologi Pengolahan

209
Fitriani, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

Umbi-umbian, bagian : Pengolahan Umbi Rekayasa dan Manajemen Agroindustrial.


Gadung. http://seafast.ipb.ac.id. Diakses 4 (3) : 116 – 125.
pada 27 Agustus 2018. Soesanto, S.H. 1983. Mempelajari Proses
Pambayun, R. 2008. Kiat Sukses Teknologi Pembuatan Sirup Glukosa Secara
Pengolahan Ubi Gadung. Ardana Media. Enzimatis dari Pati Ubi Jalar. Skripsi.
Yogyakarta. Dipublikasikan. Fakultas Teknologi
Parwiyanti, P. F, dan Arnita. R. 2011. Sifat Pertanian IPB, Bogor.
Kimia dan Fisik Gula Cair dari Pati Umbi Sopian, I dan Nedi, S. 2014. Pemanfaatan
Gadung (Dioscorea hispida Dennst). Umbi Gadung (Dioscorea hispida
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.
Dennst) untuk Industri Makanan Keripik
XXII (2). di Desa Malompong Kecamatan Maja
Putri, L. S. E dan Sukandar, D. 2008. Kabupaten Majalengka. Skripsi.
Konversi Pati Ganyong (Canna edulis Dipublikasikan. Fakultas Keguruan dan
Ker.) Menjadi Bioetanol melalui Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi,
Hidrolisis Asam dan Fermentasi. Jurnal Tasikmalaya
Biodiversitas. 9 (2) : 112-116.
Putri, N. C., Hartiati, dan A., Admadi, B. Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi.
2016. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi 1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Asam Terhadap Nilai Dextrose Equivalent Makanan Dan Pertanian. Liberty.
pada Hidrolisis Pati Ubi Talas (Colocasia Yogyakarta.
esculenta L. Schoot). Jurnal Rekayasa dan Suripto, Ma’arif, S., dan Arkeman, Y. 2013.
Manajemen Agroindustri. 4 (3) : 139 –
Pengembangan Gula Cair Berbahan Baku
148. Ubi Kayu sebagai Alternatif Gula
Ratna, P. A., dan Yuliastiani, F. 2015. Kristal dengan Pendekatan Sistem Inovasi.
Pembuatan Gula Cair dari Pati Singkong Jurnal Teknik Industri. Halaman 147-156.
dengan Menggunakan Hidrolisis Taherzadeh, M.J. and Karimi, K. 2007.Acid-
Enzimatis. Jurnal Fluida. 11 (2) : 9 -14. based hydrolysis processes for ethanol
Rastiati, N. L. D., Hartiati, A., dan Admadi, from lignocellulosic materials: a review.,
B. 2016. Pengaruh Konsentrasi NaCl dan Bioresources 2(3), pp. 472-499.
Rasio Air dengan Bahan terhadap Tjokroadikoesoemo, S. 1986. HFS dan
Karakteristik Mutu Pati Ubi Gadung Industri Ubi Ka yu Lainnya. PT.
(Dioscorea hispida Dennst). Jurnal Gramedia, Jakarta.

210

Anda mungkin juga menyukai