Biosantifika
Berkala Ilmiah Biologi
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika
Abstract
This research was aimed to describe the need for the development of alternative flavor made from
hydrolyzated tempe and its manufacturing process, to test the types of amino acid, to measure the protein
levels and to test the favor organoleptically. This was an experimental study. The types of amino acid was
tested using chromatographic technique, the level of soluble protein was tested using Biuret method and
the products were compared organoleptically. The study showed that the development of hydrolyzated
tempe flavoring needs to be performed by the reason of the impact of consuming synthetic flavors, the
technology development and the research potential. The manufacturing process was done by adding
pineapple juice in steamed and blended tempe (the ratio of tempe:water:pineapple juice was 1:0.5:0.5),
and then baked for 2 hours at the temperature of 55ºC, added with NaCl + dextrine (each as much as
0.5 g/100 g tempe), baked again for another 2 hours at 55ºC. The treatment B2 (baked at temperature
of 55ºC for 2 hours) produced glutamic acid. This product has potentially forms monosodium glutamate
with the addition of NaCl. The total soluble protein was affected by the length of the baking time and
the temperature. The products i.e. the hydrolyzated tempe as the flavor enhancer yielded an average color
preference of 3.3 (i.e. interesting), aroma of 3.9 (i.e. like much), and produced the same taste when using
as much as twice volume of the product compared to the synthetic flavors.
Alamat korespondensi: ISSN 2085-191X
SMA Negeri 1 Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah
E-mail: machin_achmad@yahoo.co.id
Achmad Machin / Biosaintifika 4 (2) (2012)
71
Achmad Machin / Biosaintifika 4 (2) (2012)
bromelin. Di antara organ tanaman nanas, boratorium Biologi SMA Negeri 1 Dempet.
buah nanas merupakan sumber brome- Eksperimen pembuatan hidrolisat
lin dan memiliki konsentrasi tinggi pada tempe dengan memanfaatkan ekstrak buah
buah yang masak. nanas dilakukan melalui tahapan pembuatan
Bromelin termasuk dalam golongan ekstrak buah nanas, mengukus tempe selama
protease yang dihasilkan dari ekstraksi buah 10-15 menit, pemblenderan tempe dengan
nanas. Protease memiliki kemampuan me- penambahan air 1: 0.5 hingga 1:1, menuang
mutus ikatan peptida pada protein. Nanas air sari nanas sebanyak jumlah air yang dibe-
merupakan buah yang dapat diperoleh di se- rikan, mengukur pH campuran, menambah-
luruh Indonesia dan dapat berbuah sepanjang kan asam/basa lemah hingga didapatkan pH
tahun (Utami & Pudjomartatmo, 2011). Me- 6 -7 kemudian dilakukan pengovenan. Sete-
nurut Rusnakova & Jaroslav (2004), enzim lah pengovenan (reaksi hidrolisis) selesai,
bromelin merupakan salah satu jenis enzim produk hidrolisat segera dididihkan selama
protease yang mampu menghidrolisis ikatan 10 menit untuk menonaktifkan enzim.
peptida protein menjadi molekul yang lebih Kesepuluh sampel yang dihasilkan
kecil yaitu asam amino. Menurut Herdyastu- pada pembuatan hidrolisat tempe diuji jenis
ti (2006) bromelin merupakan enzim penting asam aminonya dengan teknik kromatografi
dari nanas yang berguna dalam bidang far- kertas. Tahap pengujian mengikuti petunjuk
masi dan makanan. Fungsi bromelin mirip Bintang (2010), dan pengujian diakhiri den-
dengan papain dan fisin, sebagai pemecah gan menghitung nilai Rf setiap sampel diban-
protein. dingkan dengan tabel.
Berdasarkan uraian di atas, diperlu- Kesepuluh sampel yang dihasilkan pada
kan pengembangan penyedap rasa alternatif pembuatan hidrolisat tempe diuji kandungan
berbahan hidrolisat tempe sebagai pengganti protein terlarutnya secara Spektrofotometri
MSG, salah satunya dengan memanfaatkan dengan reagen Biuret. Tahap pengujian men-
ekstrak buah nanas. Selain itu diperlukan uji gikuti Bintang (2010) terdiri atas pembuatan
jenis asam amino yang dihasilkan dari pro- reagen Biuret, pembuatan larutan standar
duk hidrolisat tempe melalui teknik kroma- protein, pembuatan kurva kalibarasi dan
tografi, menguji kadar protein terlarut dari pengukuran kadar protein.
produk hidrolisat tempe secara spektrofoto- Setelah diketahui dari uji kromatogra-
metri dengan reagen Biuret, serta menguji fi diantara kesepuluh sampel yang mengan-
secara organoleptik terhadap hidrolisat tem- dung asam glutamat, maka sampel tersebut
pe sebagai penyedap rasa dibandingkan den- dibuat lebih banyak untuk bahan uji organ-
gan MSG. oleptik. Sampel tersebut ditambah dekstrin
0,5 g/100 g tempe + 0,5 g NaCL (hasil
METODE MSG), NaCl ditambahkan terlebih dahulu
(agar terbentuk MSG), sambil dipanaskan
Penelitian ini menggunakan metode ditambahkan dekstrin.
eksperimen, meliputi eksperimen pembuatan Pengujian organoleptik terhadap pro-
hidrolisat tempe melalui pemanfaatan ekst- duk hidrolisat tempe dilakukan dengan cara
rak buah nanas, pengujian jenis asam amino menyiapkan satu jenis masakan, yakni sup.
yang dihasilkan melalui teknik kromatografi, Sup yang dibuat disiapkan dalam 6 perla-
pengujian kadar protein terlarut melalui me- kuan, dan sebagai pembanding digunakan
tode biuret dan eksperimen uji organoleptik MSG komersial merk A. Keenam perlakuan
terhadap hidrolisat tempe sebagai penyedap tersebut adalah: (1) sup dengan penyedap
rasa dibandingkan MSG. rasa A 1 sendok teh, (2) sup dengan penye-
Eksperimen pembuatan hidrolisat dap rasa hidrolisat sebanyak 1/2 sendok teh,
tempe, uji kromatografi dan uji biuret dilak- (3) sup dengan penyedap rasa hidrolisat se-
sanakan dilaboratorium biologi dan kimia banyak 1 sendok teh, (4) sup dengan penye-
Universitas Negeri Semarang. Eksperimen dap rasa hidrolisat sebanyak 1½ sendok teh,
pengujian organoleptik dilaksanakan di la- (5) sup dengan penyedap rasa hidrolisat se-
72
Achmad Machin / Biosaintifika 4 (2) (2012)
banyak 2 sendok teh, dan (6) sup dengan pe- rak buah nanas mengikuti diagram alir yang
nyedap rasa hidrolisat sebanyak 2½ sendok ditampilkan pada Gambar 1, sedangkan ha-
teh. Tester pengujian organoleptik adalah sil pengujian jenis asam amino dari produk
siswa kelompok KIR SMA Negeri 1 Dempet hidrolisat tempe hasil eksperimen melalui
sebanyak 30 siswa. Secara bergantian masuk teknik kromatografi kertas ditampilkan pada
ruangan untuk menilai secara kuantitatif Tabel 2.
warna, aroma dan cita rasa. Pengujian kadar protein secara spekt-
rofotometri dengan reagen Biuret didahului
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan membuat kurva kalibrasi. Kurva ka-
librasi yang didapatkan ditampilkan pada
Alasan perlunya pengembangan pe- Gambar 2, hasil pengujian kadar protein
nyedap rasa alternatif berbahan hidrolisat dengan reagen Biuret secara spektrofotomet-
tempe dirangkum pada Tabel 1, pembuatan ri ditampilkan pada Tabel 3, sedangkan hasil
hidrolisat tempe dengan memanfaatkan ekst- pengujian organoleptik terhadap hidrolisat
73
Achmad Machin / Biosaintifika 4 (2) (2012)
tempe (perlakuan B2) sebagai penyedap rasa lan menjadi tidak ada artinya lagi, bahkan
dibandingkan dengan MSG komersial A di- produk tersebut harus dimusnahkan.
tampilkan pada Tabel 4. Penyedap rasa MSG banyak digu-
Kesehatan merupakan bagian penting nakan di seluruh dunia. Konsumsi masya-
dari kualitas hidup manusia, kesehatan me- rakat dunia terhadap MSG bervariasi. Ma-
rupakan bagian utama dari usaha pemban- syarakat Indonesia rata-rata mengkonsumsi
gunan. Teknologi pertanian yang mengolah MSG sebesar 0,6 g/hari, Taiwan sebanyak
sumber daya alam hayati menjadi produk 3 g/hari, di Korea 2,3 g/hari, di Jepang 1,6
yang dapat dimakan hendaknya mendukung g/hari, di India 0,4 g/hari, dan di Amerika
usaha peningkatan kualitas hidup manusia. 0,35 g/hari. China yang merupakan negara
Produk-produk yang dihasilkan hendaknya produsen MSG terbanyak di dunia, meng-
mampu meningkatkan derajat kesehatan konsumsi MSG 52% - 57% lebih besar dari
manusia. seluruh jumlah konsumsi di dunia (Mulyo-
Persyaratan keamanan pangan yang no, 2006).
dikonsumsi seharusnya menjadi persyara- Tuntutan kebutuhan terhadap maka-
tan terpenting yang harus dipenuhi sebelum nan yang rasanya enak membawa konse-
persyaratan lain dipertimbangkan. Hal ini kuensi pemakaian bahan penyedap teruta-
berarti apabila suatu makanan tidak aman ma MSG semakin meningkat dari waktu ke
dikonsumsi, maka kelezatan dan penampi- waktu, sehingga memungkinkan terjadinya
74
Achmad Machin / Biosaintifika 4 (2) (2012)
Tabel 4. Hasil pengujian organoleptik hidrolisat tempe (perlakuan B2) sebagai penyedap
rasa dibandingkan MSG komersial A
akumulasi zat tersebut dalam tubuh. Kenya- Rhizopus. Tempe berwarna putih karena per-
taan menunjukkan bahwa masyarakat dalam tumbuhan miselia jamur yang merekatkan
mengonsumsi MSG sebagai penyedap berba- biji-biji kedelai sehingga membentuk tekstur
gai masakan sering melebihi dosis konsumsi yang padat. Degradasi komponen-konponen
yang aman bagi kesehatan. Pedagang maka- kedelai pada fermentasi membuat tempe me-
nan cenderung menggunakan MSG pada miliki kandungan protein yang tinggi.
proses pengolahan makanan yang dijualnya Melalui teknik hidrolisis, protein
karena murah serta dianggap efektif dalam tempe dapat diubah menjadi senyawa asam
meningkatkan cita rasa makanan tanpa perlu amino, nukleotida, dan berbagai ragam pep-
mengeluarkan biaya yang mahal. tida. Ragam hasil hidrolisis inilah yang ber-
Dampak negatif dari penggunaan peran dalam pembentukan cita rasa yang
MSG secara berlebihan sebenarnya sudah dihasilkan. Menurut Nowak (2011) produk
lama diketahui dari penelitian para ahli, hidrolisat protein dapat dibuat dari berbagai
namun penggunaan MSG secara bebas tetap sumber protein, baik protein hewani maupun
dilakukan masyarakat. Meskipun konsumsi protein nabati. Hidrolisat protein digunakan
MSG pada manusia masih diliputi kontro- secara luas untuk sup, kuah daging dan flavor
versi, namun terdapat suatu kekhawatiran daging. Selain itu digunakan sebagai peng-
bahwa efek MSG bersifat lambat. Oleh ka- ganti monosodium glutamat untuk sosis, bis-
rena itu beralih ke penyedap rasa alami me- kuit, mayonaise dan lainnya.
mang lebih baik. Buah nanas mengandung enzim prote-
Tempe merupakan makanan khas asli ase yang disebut bromelin. Enzim ini mam-
Indonesia, yang dibuat dari proses fermen- pu memecah protein, oleh karena itu dapat
tasi terhadap biji kedelai atau beberapa ba- meningkatkan kadar protein. Enzim ini
han lain dengan menggunakan jamur genus mempunyai arti penting seperti halnya en-
75
Achmad Machin / Biosaintifika 4 (2) (2012)
zim papain yang dihasilkan tanaman pepa- (%) dipengaruhi oleh lama pengovenan dan
ya. Bromelin dapat diperoleh dari tanaman suhu yang digunakan. Suhu mempengaruhi
nanas baik dari tangkai, kulit, daun, buah, aktivitas enzim bromelin. Beberapa temuan
maupun batang dalam jumlah yang berbe- yang diperoleh pada uji ini adalah: (1) pada
da. Kandungan bromelin pada jaringan yang suhu 40 ºC dan 55 ºC semakin lama pengo-
umurnya belum tua terutama yang bergetah venan jumlah protein terlarut semakin ke-
sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang cil. Sebagian besar protein terurai menjadi
tidak ada sama sekali. Konsentrasi enzim asam amino oleh aktivitas enzim bromelin;
bromelin terdapat dalam jumlah yang re- (2) pada suhu 70 ºC semakin lama pengoven
latif tinggi pada buah yang sudah matang an kadar protein terlarut semakin besar, se-
(Wuryanti, 2006). bagian enzim bromelin telah terdenaturasi.
Hasil pengujian jenis asam amino Sehingga aktivitas hidrolisis mengalami per-
melalui teknik kromatografi kertas didapat- lambatan. Menurut Nowak (2011) kecepatan
kan berbagai jenis asam amino. Penentuan hidrolisat protein dipengaruhi oleh faktor
jenis asam amino ini ditentukan nilai Rf di- kekhasan bahan, suhu dan konsentrasi. Ting-
bandingkan dengan Rf tabel. Melalui eks- kat kerusakan asam amino dipengaruhi oleh
perimen ini diketahui bahwa perlakuan B2 kemurnian protein dan bahan awal dan jenis
(pengovenan pada suhu 55 ºC selama 2 jam) bahan penghidrolisis yang digunakan.
menghasilkan asam glutamat (nilai Rf 0,33). Uji organoleptik merupakan cara pen-
Perlakuan inilah yang berpotensi memben- gujian produk makanan dengan menggu-
tuk MSG dengan penambahan NaCl. nakan indra manusia. Kriteria yang dapat di-
Kandungan protein dalam setiap ba- buat antara lain rasa, aroma, warna, tekstur
han makanan berbeda-beda. Untuk menge- dan kesukaan. Penguji organoleptik disebut
tahui kadar protein ataupun asam amino da- dengan tester, hasil pengujian merekomen-
lam suatu bahan dapat digunakan beberapa dasikan kelayakan produk makanan tersebut
metode, salah satunya adalah metode spekt- untuk dikonsumsi. Menurut Astawan (2008)
roskopi. Prinsip dasar metode spektroskopi penentuan mutu bahan makanan pada
berdasarkan pada penyerapan radiasi. Me- umumnya ditentukan oleh beberapa faktor
tode ini menggunakan alat yang dinamakan diantaranya cita rasa, warna, tekstur, nilai
spektrofotometer. Spektrofotometer selain gizinya serta sifat sifat mikrobiologisnya.
merupakan alat pengukuran kualitatif juga Namun sebelum faktor-faktor lain dipertim-
merupakan alat pengukuran kuantitatif (Bin- bangkan, faktor warna visual lebih dahulu
tang, 2010). dipertimbangkan bahkan kadang-kadang
Reagen Biuret mengandung CuSO4. sangat menentukan.
Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan Pengujian organoleptik produk hidroli-
mempunyai struktur mirip dengan struktur sat tempe sebagai penyedap rasa didasarkan
pepetida dari protein. Prinsip reaksi Biuret atas warna, aroma dan cita rasa dibanding-
adalah reaksi antara tembaga sulfat dalam kan kontrol. Hasil pengujiannya ditampil-
alkali dengan senyawa yang berisi dua atau kan pada Tabel 4. Diketahui bahwa produk
lebih ikatan pepetida seperti protein yang hidrolisat tempe (perlakuan B2) sebagai pe-
memberikan warna ungu biru yang khas. nyedap rasa menghasilkan rerata kesukaan
Fungsi reagen biuret adalah untuk mem- dengan skor warna (3,3 = menarik), aroma
bentuk kompleks sehingga yang dikandung (3,9 = sangat suka) dan menghasilkan cita
dapat diidentifikasi. Reaksi biuret ini ber- rasa sama dengan kontrol jika ditambahkan
sifat spesifik, artinya hanya senyawa yang produk hidrolisat (perlakuan B2) sebanyak 2
mengandung ikatan pepetida saja yang akan kali dibandingkan pada kontrol.
bereaksi dengan pereaksi Biuret (Bintang,
2010). SIMPULAN
Hasil pengujian protein terlarut secara
spektrofotometri dengan reagen Biuret me- Hasil pengujian jenis asam amino di-
nunjukkan bahwa jumlah protein terlarut dapatkan bahwa pada perlakuan B2 meng-
76
Achmad Machin / Biosaintifika 4 (2) (2012)
77