Abstract
Drying method is one of techniques used in food preservation. This method usually means
reducing water content which is the best contiditon for microorganism growth. Higher water
content also causes some enzyms needed for food decomposition cannot work well. This
research aims to produce corn milk powder and to study some variables effecting on quality of
corn milk powder. Hopefully the results can provide some information and produce good
quality of corn milk powder. The drying process was carried out with batch process where the
material was put into spray dryer and the process was allowed for the given period of time.
Heat was added by direct contact to the material. The pressures of the chamber were 2, 4, 6
and 8 bars and the temperatures were 100, 150, 200 and 250 0C. The best results of the
research of protein, fat and water contents were 25.86 %, 18.34%, and 6.14%, recpectively.
Tabel 1. Komposisi kimia jagung per 100 gram dioperasikan alat pengering semprot atau
Komponen Kadar spray dryer.
Air (%) 72,20
Protein (g) 1,92 Alat pengeringan spray dryer merupakan
Lemak (g) 1,00 salah satu jenis alat pengering yang
Karbohidrat 22,80 dioperasikan secara kontinyu. Pengeringan
Besi (mg) 0,70 semprot merupakan pengeringan yang dapat
Kalsium (mg) 3,00 mengubah umpan dari keadaan fluida
menjadi butiran–butiran dan kemudian
Vitamin C (mg) 12,00 diubah lagi menjadi partikel-partikel kering
Vitamin A (IU) 400,00 melalui penyemprotan secara terus menerus
Fosfor 111,00 dalam media pengering panas.
Niacin (mg) 1,70
Earle (1969) menyatakan bahwa alat
Riboflavin (mg) 0,12 pengering semprot dapat digunakan untuk
Thiamin (mg) 0,25 mengeringkan larutan kental. Larutan
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan disemprotkan dengan kecepatan tinggi
Republik Indonesia (2001) secara sentrifugal sehingga zat cair akan
menguap segera karena kontak permukaan
yang besar dengan udara kering bersuhu
Susu cair dapat diubah menjadi susu bubuk
tinggi. Di dalam sebuah pengering semprot,
melalui proses pengeringan. Winarno (1997)
bahan cair atau bahan padat disemprotkan
mengatakan bahwa pertumbuhan
dalam bentuk tebaran halus ke dalam aliran
mikroorganisme dapat dicegah jika bahan
panas, proses pengeringan terjadi dengan
pangan berada dalam bentuk kering atau
sangat cepat, sehingga proses ini sangat
kadar air dan aktifitas air sampai batas
berguna untuk berbagai bahan yang akan
tertentu, sehingga bahan pangan tersebut
mengalami kerusakan bila dipanasi selama
dapat disimpan dalam waktu lama. Untuk
waktu yang lama. Produk yang dihasilkan
mengubah susu cair menjadi susu bubuk
oleh pengering semprot dapat berupa bubuk,
diperlukan suatu teknologi untuk
butiran-butiran atau gumpalan. Hal ini
mengurangi kadar air dalam susu cair.
tergantung dari sifat fisik dan kimia bahan
Teknologi pengolahan bahan makanan yang
yang dikeringkan, kondisi dan desain dari
berhubungan dengan pengurangan kadar air
alat pengering semprot yang digunakan.
adalah teknologi pengeringan. Pengeringan
Gambar 1 menunjukkan sketsa umum dari
terhadap susu jagung akan menghasilkan
peralatan spray dryer.
susu jagung dalam bentuk bubuk (cornmilk
powder). Produk susu bubuk tersebut
Pada pengering semprot terdapat tiga
memiliki daya larut yang tinggi sehingga
elemen utama yang berperan penting dalam
akan cepat larut dalam air atau yang disebut
proses pengeringan susu yaitu atomizer,
instan. Produk instan memiliki ukuran
ruang pengering dan sistem pengumpul
partikel yang seragam, rongga antar partikel
partikel yang telah kering. Pengering
ini menyebabkan densitas curah (bulk
semprot terdiri empat tahap proses, yaitu:
density) lebih rendah dibandingkan produk-
(1) atomisasi bahan atau penyemprotan
produk bentuk tepung lainnya, sehingga
bahan melalui sebuah alat penyemprot, (2)
memiliki daya larut yang tinggi. Syarat mutu
kontak antara partikel basah dengan udara
untuk susu bubuk yang telah ditetapkan
panas, (3) penguapan air dari partikel basah
berdasarkan Standar Nasional Indonesia
dan (4) pemisah partikel kering dari udara.
(SNI) adalah kadar protein minimal 25%,
Keuntungan-keuntungan dari pengering
lemak 3%, karbohidrat 35%, abu maksimum
semprot adalah sebagai berikut:
6% dan kandungan air maksimum 4% (
1. Spesiasi produk tetap konstan
Tabel 2).
pada keseluruhan pengering saat
pengeringan berlangsung konstan.
Pengeringan susu jagung pada mulanya
2. Merupakan operasi yang kontinyu,
dilakukan dengan menggunakan alat
mudah serta dapat dikendalikan dengan
pengering yang disebut dengan drum dryer.
kontrol otomatis.
Seiring dengen perkembangan teknologi,
3. Rancangan pengering yang mempunyai
drum dryer sudah agak jarang digunakan
batasan penggunaan yang luas yaitu
sebagai alat pengering susu disebabkan oleh
dapat diaplikasi untuk material yang
kapasitas produksi yang rendah, kualitas
sensitif terhadap panas, material tak
susu bubuk yang dihasilkan kurang baik,
tahan panas, korosif, dan abrasi.
serta biaya operasi yang cukup tinggi.
Sebagai penggantinya, saat ini telah banyak
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat 2.2 Pembuatan Susu Bubuk Jagung
susu bubuk dari jagung dan mempelajari
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Jagung yang telah disortasi, direndam dalam
karakteristik proses pembuatan, pemben- larutan NaHCO3 0,25-0,5%, dan perendaman
tukan dan kualitas produk susu jagung. Hasil dilakukan selama 30 menit kemudian
penelitian ini diharapkan dapat memberikan ditiriskan dan dididihkan selama 20 menit.
informasi dan menghasilkan produk susu Jagung dibilas, kemudian direbus selama 30
bubuk yang berkualitas baik dan dapat menit untuk melunakkan jagung. Jagung
diterapkan pada skala industri. digiling dengan blender dan ditambahkan air
panas yang temperaturnya 80-100°C dengan
2. Metodologi perbandingan 15:1. Bubur jagung yang telah
diencerkan, selanjutnya disaring dengan
2.1 Alat dan Bahan menggunakan kain kassa yang pori-porinya
halus agar diperoleh susu jagung yang
ukuran partikelnya kecil sehingga tidak ada
Peralatan yang digunakan adalah Spray
endapan. Filtrat yang dihasilkan berupa susu
Dryer, timbangan digital, gelas ukur, jagung mentah kemudian dipanaskan sampai
saringan kain, corong, oven listrik, cawan mendidih, setelah mendidih, api dikecilkan
porselin, blender, labu kjeldal. dan dibiarkan dalam api kecil selama 20
menit. Larutan ini ditambahkan CMC untuk
Bahan yang digunakan berupa jagung, mencegah terjadinya endapan pada susu
NaHCO3 (Natrium Hidrokarbonat), CMC jagung dengan kadar CMC yang
ditambahkan sebanyak 100 mg per liter susu
(Carbon Methyl Cellulosa), CuSO4, Na2SO4,
jagung atau 1 sendok teh CMC untuk 50 liter
H2SO4,aquades, NaOH, H3BO4. susu jagung.
Peralatan spray dryer dihidupkan, suhu dan dipanaskan pada suhu 100-1050C.
pemanas divariasikan 100, 150, 200, 250°C Setelah 8 jam, dikeluarkan dan didinginkan
dan tekanan atomizer diatur menjadi 2, 4, 6 di dalam desikator. Kemudian ditimbang
dan 8 bar. Suhu keluaran chamber ditunggu sampai beratnya konstan.
sampai konstan, kemudian suhu ini dicatat.
Perhitungan dengan rumus :
Selanjutnya sebanyak 500 ml dari cairan
susu jagung tersebut dimasukkan ke dalam
botol umpan pada spray dryer yang telah
diatur bukaannya sebesar 20%. Setelah a b c b
umpan habis, peralatan spray dryer
% Kadar air 100%
a
dimatikan. Produk yang terbentuk pada botol
pengumpul produk kemudian ditimbang. dimana:
Produk yang tersisa dalam chamber digerus a = berat cawan + sampel sebelum
dan ditimbang juga. Prosedur kerja di atas dipanaskan (g)
diulangi untuk setiap variabel percobaan. b = berat kertas kering
c = berat cawan + sampel setelah
2.3 Penentuan Kadar Air, Protein, dan pemanasan (g)
Lemak
Kandungan protein pada susu bubuk dapat
Kadar air yang terkandung dapat ditentukan ditentukan dengan menggunakan metode
dengan melihat selisih berat bahan sebelum Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi,
dan sesudah pemanasan. Wadah berupa destilasi, dan titrasi. Susu bubuk sebanyak
cawan porselen dipanaskan dalam oven pada 0,5 gram dimasukkan dalam labu Kjeldahl
suhu 100-150C selama 1 jam. Kemudian kemudian ditambahkan 0,5 - 0,7 gram
cawan porselen diangkat dan didinginkan CuSO4 dan 1 gram Na2SO4 sebagai
dalam desikator, lalu ditimbang sampai katalisator dan ditambahkan 10 ml H2SO4
beratnya konstan. Susu bubuk yang pekat. Labu ini dipanaskan di dalam lemari
dihasilkan dimasukkan ke dalam cawan asam dan penambahan suhu dilakukan
porselen, lalu ditimbang. Kemudian bahan secara perlahan.
dan cawan porselin dimasukan dalam oven
Keterangan:
1. Tangki umpan 7. Dispenser udara
2. Penyaring umpan 8. Ruang Pengering
3. Pompa umpan 9. Cyclone
4. Atomizer 10. Pembuang udara
5. Pemanas udara 11. Penyaring udara
6. Pompa udara
Ditiriskan
Dididihkan ± 20 menit
Produk instant
Diblender
Ditimbang
Bubur jagung
bubuk dibungkus dengan kertas saring yang Tabel 3. Analisis awal kandungan air, protein dan
telah ditimbang beratnya sampai konstan. lemak pada susu jagung cair
Bungkusan susu bubuk ini dimasukkan ke
Susu Jagung Cair
dalam sokhlet. Labu diisikan dengan eter No Komposisi
(%)
dengan volume sekitar setengah bagian dari
volume labu. Proses ekstraksi berlangsung 1 Air 93,12
dalam jangkauan suhu 40-60C. Proses ini 2 Protein 2,90
dihentikan apabila eter di dalam sokhlet 3 Lemak 1,43
sudah jernih. Kertas saring yang berisi susu
bubuk diangkat dan dikeringkan di dalam
3.1 Jumlah Produk Susu Bubuk Jagung
oven pada suhu 100-110C selama satu jam.
Sampel kemudian dikeluarkan dan
didinginkan di dalam desikator kemudian Hubungan antara temperatur udara
ditimbang beratnya sampai konstan. pengering dan tekanan atomizer terhadap
jumlah produk susu bubuk jagung dapat
Perhitungan: dilihat pada Gambar 4. Semakin
meningkatnya temperatur udara pengering
B (C A) dan tekanan atomizer, maka produk susu
% Kadar Lemak = x100%
B bubuk jagung yang terbentuk semakin
banyak. Fenomena ini cukup beralasan
dimana: A = berat kertas saring (g) karena dengan meningkatnya temperatur
udara pengering dan tekanan atomizer akan
B = berat bahan awal (g)
mempercepat proses penguapan air dari
C = a + b setelah oven (g)
droplet basah, sehingga droplet mengering
sebelum mencapai dinding chamber spray
3. Hasil dan Pembahasan dryer.
Keberhasilan suatu spray dryer dapat dilihat 3.2 Kandungan Kadar Air, Protein dan
dari pengurangan kandungan air ke tingkat Lemak
butiran (droplet) tidak lengket sebelum
mencapai dinding chamber spray dryer atau Pengeringan susu bubuk jagung merupakan
dengan kata lain semua umpan (cair) dapat suatu proses yang melibatkan proses
diubah menjadi bubuk (Romeo, 1991). Tabel perpindahan panas dan perpindahan massa.
Perpindahan panas terjadi dari media
3 memperlihatkan nilai perhitungan awal
pemanas (udara) ke cairan susu. Seiring
kandungan air, protein dan lemak pada susu dengan berpindahnya panas tersebut terjadi
jagung cair . pula perpindahan massa cairan ke udara.
Akibat yang ditimbulkan dari peristiwa
perpindahan massa tersebut adalah
berkurangnya kadar air dari susu jagung cair
sehingga akan menjadi susu jagung yang
berbentuk bubuk (cornmilk powder).
4 bar
12
6 bar lemak yang terdapat pada susu jagung
8 bar
10
adalah sebesar 1,91% (USDA,1998). Pada
penelitian ini, kadar lemak pada susu jagung
cair diperoleh sebesar 1,43%. Setelah susu
8
jagung cair tersebut mengalami proses
pengeringan, kadar lemak yang ada di
6
dalamnya mengalami perubahan. Perubahan
kadar lemak dalam susu jagung tersebut
4 diperlihatkan pada Gambar 6.
kecil sehingga kadar air paling sedikit, jagung cair diperoleh sebesar 2,90%.
namun hal ini mengakibatkan lemak mudah Gambar 7 menunjukkan kadar protein yang
terdekomposisi sebagai hasil dari pemanasan terdapat dalam susu jagung bubuk.
pada suhu tinggi, sehingga terlihat kadar
lemaknya lebih sedikit dibandingkan dengan Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
kadar lemak pada tekanan 6 bar. kadar protein yang diperoleh berkisar antara
20 19,2% - 25,6%. Kadar protein tersebut
meningkat seiring dengan meningkatnya
temperatur udara pengering dan tekanan
16 atomizer. Kadar protein yang terbanyak
Kadar Lemak (%)
25
produk susu jagung bubuk ditunjukkan pada
Tabel 4.
20
Tabel 4. Perbandingan kadar air, protein dan
lemak susu jagung penelitian dan susu
2 bar standar (dalam % berat)
15 4 bar
6 bar No. Komposisi Standar
8 bar (% berat) Susu Cair1 Susu Bubuk2
10 1. Air 93,27 5,00
50 100 150 200 250 300
O 2. Protein 2,75 27,8
Temperatur Udara Pengering ( C)
3. Lemak 1,91 26,5