Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25 No.2 Tahun 2014 Hal.

89-95

SINTESIS NANO PARTIKEL KITOSAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP INHIBISI


BAKTERI PEMBUSUK JUS NENAS
SYNTHESIZED OF CHITOSAN NANOPARTICLES AND EFFECT TO BACTERIAL-
DECAY INHIBIBITION OF PINEAPPLE JUICE

Husniati dan Eva Oktarina


Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung
e-mail: husniati@kemenperin.go.id
Diterima: 17 Juli 2013; Direvisi: 29 Juli 2013 – 7 Maret 2014; Disetujui: 17 Oktober 2014

Abstrak

Nano partikel kitosan berhasil disintesis dari reaksi ikatan silang secara gelasi ion antara
kitosan dengan TPP (tri polifosfat) menggunakan surfaktan Tween 80. Reaksi
berlangsung melalui pengadukan kontinu dengan magnetic stirring pada suhu ruang
selama 2 jam. Berdasarkan PSA diperoleh ukuran nano partikel berkisar antara 215,9 dan
272,9 nm dengan komposisi kimia mengandung unsur C, H, O, N, dan beberapa mineral
yang diamati melalui SEM-EDS. Hasil uji bioaktivitas menunjukkan pada konsentrasi
0,01% b/v memiliki spektrum resistensi maksimum. Uji toksisitas pada mencit putih
memberikan nilai LD50 senyawa nano partikel kitosan tidak mengandung racun toksik.
Kata kunci: anti bakteri, uji bioaktivitas, gelasi ion, LD50, nano partikel kitosan.

Abstract
Chitosan nano particles synthesized by crosslinking reaction between the ionic gelation of
chitosan with TPP (tri-polyphosphate) using Tween 80 surfactant. The reaction takes
place through continuous stirring with a magnetic stirring at room temperature for 2 hours.
Based on the obtained nano size particles PSA ranged between 215.9 and 272.9 nm with
a chemical composition containing the elements C, H, O, N, and some minerals were
observed by SEM-EDS. Bioactivity test results showed the concentration of 0.01% b/v has
a maximum resistance spectrum. Toxicity tests on white mice with LD50 value compound
chitosan nano particles contain no toxic poison.
Keywords: antibacterial, bioassay, chitosan nanoparticles, ionic gelation, LD50.

PENDAHULUAN tertentu (Sano et al., 2003), serta derajat


deasetilasi (Sano et al., 2002).
Pengembangan potensi kitosan Pengembangan potensi kitosan juga
terkait oleh adanya gugus amina dari dilatarbelakangi oleh keterbatasan
struktur kitosan yang dapat penggunaan kitosan dalam industri
meningkatkan biokompatibilitas dan karena keterlarutan yang rendah dalam
afinitas pengikatan dengan muatan media air pada kondisi netral dan alkali.
negatif seperti yang terdapat pada Salah satu bentuk pengembangan
protein, obat, dan DNA (Park et al., produk kitosan adalah dengan
2009). Menurut Choi et al. (2001) kitosan melakukan modifikasi ikatan silang
mempunyai karakteristik berat molekul antara kitosan dan ion-ion yang sifatnya
hingga 1 MDa dan bermuatan kation larut air seperti fosfat, sulfat, sianat, dan
pada pH rendah. Jang dan Lee (2008) lain-lain. Melalui metode ikatan silang
menyatakan bahwa protonasi gugus baik secara intramolekul maupun
amino pada pH asam membuat kitosan intermolekul, ukuran partikel dapat
larut dalam air. Berdasarkan karakteristik dikontrol hingga super halus mencapai
tersebut maka pengembangan potensi skala nano (Bodnar et al., 2005).
kitosan sebagai tujuan untuk aktivitas Karakter unik dari skala nano dan ukuran
anti bakteri dipengaruhi oleh sejumlah quantum memberikan efek sifat nano
faktor diantaranya derajat depolimerisasi, partikel kitosan tersebut menunjukkan
kemanjuran terhadap spesies mikroba keunggulan (Qi et al., 2004). Jang dan
89
Husniati, Sintesis Nanopartikel Kitosan ....
Eva Oktarina

Lee melaporkan bahwa ukuran partikel silang dari NaTPP. Surfaktan Tween 80
dalam skala nano menjadi penting dalam ditambahkan sebagai kontrol ukuran
peningkatan penghantar nutrien seperti partikel yang kemungkinan cenderung
vitamin C (Jang dan Lee, 2008), bertambah. Tween 80 atau dikenal
sementara Qi et al. (2004) melaporkan sebagai polisorbat 80 adalah surfaktan
ukuran partikel kitosan pada skala nano non ionik dan pengemulsi yang berasal
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap dari asam oleat dan sorbitan
berbagai macam mikroorganisme. terpolietoksilasi, tercatat sebagai merek
Penelitian Bao et al. (2008) dagang dalam IC America dan sering
melaporkan hasil pembentukan nano digunakan dalam makanan (Anonim,
partikel kitosan berukuran 320,8 nm 2013). Nano partikel kitosan yang
yang diperoleh melalui ikatan silang diperoleh digunakan untuk menguji
antara kitasan dengan TPP (tri polifosfat) pengaruh penambahannya terhadap
dan CTAB sebagai surfaktan. Reaksi daya hambat pertumbuhan bakteri
ikatan silang yang terjadi diilustrasikan pembusuk dari jus nenas yang telah
pada Gambar 1. Larutan natrium dieramkan selama tujuh hari. Penelitian
tripolifosfat dalam akuades akan ini selanjutnya dapat memberikan
mengalami disosiasi melepaskan ion OH- informasi penggunaan senyawa tersebut
dan P3O105-. Kedua ion ada dalam dalam proses pengawetan jus nenas.
larutan TPP dan secara ionik dapat
bereaksi dengan NH3+ dari kitosan BAHAN DAN METODE
membentuk struktur intermolekul melalui A. Bahan dan Alat
ikatan silang (Lam et al., 2006). Bahan baku pembuatan nano
Penambahan surfakatan CTAB partikel kitosan (NT 345) dari kitosan
memberikan pengaruh terhadap ukuran T345 dengan spesifikasi derajat
partikel kitosan, yaitu peningkatan deasetilasi/DD 71%, kadar air 7,39 %,
diameter rata-rata seiring dengan kadar abu 0,10%, dan kadar nitrogen
peningkatan konsentrasi kitosan (Bao et total 74,55% (Husniati, 2012),
al., 2008). pentasodium tripolifosfat (NaTPP/
Na5P3O10), aquades, tween 80 [Merck],
dan asam asetat glacial [Merck].
Bahan uji bioaktivitas adalah
Nutrient Agar (NA) [Difco], akuades,
bufer pepton [Prodia], NaCl [Merck], dan
campuran isolat bakteri yang didapat dari
jus nenas alami yang telah dibusukkan
selama 7 hari.
Bahan uji toksisitas menggunakan
mencit putih ddY berjenis kelamin jantan
dan berbobot badan antara 20-25 gram.
Alat yang diperlukan untuk
pembuatan nano partikel kitosan adalah
hot plate magnetic stirrer [Fisher
Scientific], syring ukuran 3 ml, micropipet
Gambar 1. Ikatan silang antara kitosan dan [BIOHTIP Oyj], timer, spray dryer [BUCHI
natrium tripolipospat. 190], pH meter [HACH], Scanning
Electron Microscopy-Energy Dispersive
Penelitian ini bertujuan untuk X-ray Spectroscopy (SEM-EDS) [JEOL
mensintesis nano partikel kitosan melalui JSM 6390 A], zetasizer dan Particle Size
modifikasi metode yang telah Analyzer (PSA) [Delsa Nano C Becman
dikembangkan oleh Bao et al. (2008). Coulter].
Interaksi elektrostatik terbentuk antara Peralatan mikrobiologi yang umum
rantai kitosan bermuatan positif dengan digunakan seperti cawan petri [CSM],
polianion dari TPP sebagai agen ikatan penangas air (water bath) [Stuart

90
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25 No.2 Tahun 2014 Hal. 89-95

Sciencetific], autoklaf [Sturdy], laminar mencit dipuasakan selama 24 jam


air flow [ESCO], dan inkubator sedangkan air minum tetap diberikan ad
[Memmert]. libitum. Pengamatan dilakukan pada 1 x
24 jam sampai dengan 7 x 24 jam paska
B. Metode Penelitian pemberian sediaan. Parameter yang
diamati adalah banyaknya mencit yang
Pembuatan Nano Partikel Kitosan
mati selama jangka waktu tersebut.
(Modifikasi Bao et al. 2008).
Kitosan 0,2% b/v dilarutkan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
asam asetat 0,2 M dan larutan ini
difiltrasi menggunakan kertas filter A. Sintesis Nano Partikel Kitosan
whatman 42. Selanjutnya ke dalam filtrat Metode ikatan silang yang
kitosan ditambahkan NaTPP 0,1% b/v dikembangkan dalam pembuatan nano
dan tween 80 0,1% v/v dengan partikel kitosan pada penelitian ini,
perbandingan 5:1:0,05. Proses gelasi mengacu dari penelitian Bao et al.
berlangsung selama 2 jam dengan (2008). Bao et al. (2008) membuat
pengadukan konstan pada suhu ruang nanopartikel kitosan dari kitosan Sigma
menggunakan magnetic stirrer, Aldrich DD 75–85% dengan TPP
kemudian larutan dikeringkan sebagai agen ikatan silang
menggunakan spray dryer untuk menggunakan surfaktan CTAB
memperoleh serbuk nano partikel kitosan (cetyltrimethylammonium bromide).
yang disebut NT 345. Proses pembuatan Pengembangan pada penelitian ini
dilakukan dalam dua kali ulangan. adalah menggunakan Tween 80
sebagai surfaktan bersifat netral dan
Karakterisasi Nano Partikel Kitosan kitosan dengan derajat deasetilasi (DD)
Nano partikel kitosan (NT 345) yang 71%. Sementara beberapa alasan
terbentuk diamati ukuran dan stabilitas NaTPP menjadi agen ikatan silang
zeta potensial menggunakan peralatan diantaranya merupakan bahan tambahan
PSA dan zetasizer. Untuk bentuk partikel yang telah disetujui oleh Food and Drug
dan komposisi kimianya diamati Administration, US Amerika (Kafshgari et
menggunakan SEM-EDS. al., 2011), senyawa ini memiliki sifat
tidak toksik dan penambahan senyawa
Uji Bioaktivitas (Lay et al., 1994) ini cepat menjadi gel.
Biakan bakteri dari jus nenas yang Mekanisme pembentukan nano
telah berusia 7 hari diusapkan dalam partikel kitosan berdasarkan interaksi
medium NA (Husnati dan Oktarina, antara muatan positif kitosan dengan
2011) kemudian disc cakram dicelupkan muatan negatif tri poli fosfat/TPP.
pada berbagai macam konsentrasi nano Polikationik kitosan terbentuk pada pH
partikel kitosan dari kisaran 0,0001 - asam dengan penambahan asam asetat.
0,1% b/v sebanyak dua kali ulangan. Sedang polianionik TPP terbentuk akibat
Disc cakram diletakkan di atas medium terdisosiasinya dalam air melepaskan ion
NA dan diamati selama 16-24 jam pada OH- dan P3O105- yang selanjutnya akan
suhu 35° C untuk diukur diameter zona bereaksi dengan NH3+ dari kitosan (Lam
bening yang dihasilkan. et al., 2006). Penggabungan partikel satu
dengan yang lain memberikan efek
Penentuan LD50 (Weil, 1952; Lu, 1991) aglomerasi oleh sebab itu penambahan
Dosis nano partikel kitosan yang NaTPP berlebihan dapat mengurangi
diberikan adalah 2,5; 5; 10 dan 20 gram kelarutan yang cenderung meningkatkan
per kilogram berat badan. Tiap tingkat ukuran partikel dan penambahan
dosis diberikan masing-masing pada 5 surfaktan memberikan efek mencegah
ekor mencit. Nano partikel kitosan (NT penggabungan antar partikel atau
345) diberikan dalam bentuk suspensi aglomerasi (Jang dan Lee, 2008).
20% dalam aquades dengan cara Berdasarkan penelitian Silva et al. (2006)
peroral (intragastrik) menggunakan diketahui bahwa penambahan surfaktan
sonde lambung. Sebelum perlakuan, dapat memperkecil ukuran partikel

91
Husniati, Sintesis Nanopartikel Kitosan ....
Eva Oktarina

kitosan. Surfaktan yang banyak dipakai mikrosfer kitosan, yaitu dari 198 μm
adalah surfaktan nonionik (Tween 80 menjadi 181,3 μm. Berdasarkan
dan Span 80). Tween 80 dan Span 80 penelitian Silva et al. (2006) inilah
bersifat nontoksik yang umumnya diketahui bahwa penambahan surfaktan
digunakan sebagai emulsifier dan dapat memperkecil ukuran partikel
penstabil pada bidang pangan dan kitosan.
farmasi. Tween 80 merupakan molekul
yang diserap oleh permukaan partikel Tabel 1. Hasil pengamatan nano partikel
untuk mencegah terjadinya gumpalan. kitosan yang dihasilkan.
Ukuran Zeta Pengamatan
Kode
B. Karakterisasi Nano Partikel partikel (nm) potensial Mikrostruktur
Kitosan sampel
sesuai PSA (mV) dengan SEM
Hasil pengamatan nano partikel
kitosan tercantum pada Tabel 1. NT 345
yang dibuat dengan metode ion gelasi
kitosan dengan Na-TPP sebagai agen
NT
ikatan silang dan Tween 80 sebagai 345
255,2-
25
surfaktan, diperoleh ukuran partikel 272,9
berskala nano yaitu 215,9 dan 272,9 nm,
dengan karakteristik tidak larut sempurna
dalam air dan larut dalam asam lemah
organik. Cakupan skala nano bagi
partikel berukuran nano berkisar antara Hasil Zeta potensial yang diperoleh
0,2-100nm (Thassu et al., 2007), namun dari sampel NT 345 dalam media air
Bodnar et al. (2005) dalam penelitiannya adalah 25 mV dan bermuatan positif.
menghasilkan nano partikel kitosan Zeta potensial menunjukkan muatan
dengan ukuran 290 nm dan 340 nm permukaan yang dapat mempengaruhi
dengan index polidispersi atau P.I 0,429 kestabilan partikel dalam suspensi
(atau kurang dari 1) yang dihasilkan dari melalui tolakan elektrostatik antar
kitosan DD 88% (Sigma Aldrich, Mv partikel (Qi et al., 2004).
320.000) dengan asam karboksilat Berdasarkan SEM, bentuk partikel
sebagai agen ikatan silang, dan reaksi relatif bulat dengan distribusi merata
kondensasi dilakukan oleh karbodimida. pada bentuk tersebut yang teramati pada
Ochekpe et al. (2009) dalam reviewnya perbesaran 500 kali.
menyatakan bahwa polimerik nano Analisis kimia NT 345 ditunjukkkan
partikel adalah partikel padat koloid pada Tabel 2. Komposisi kimia
dengan ukuran berkisar antara 10-1000 berdasarkan metode EDS (Energy
nm. Dengan kata lain bahwa, NT 345 Dispersive X-ray Spectroscopy) adalah
berhasil dibuat dan berskala nano (nano senyawa organik yang terdiri dari unsur-
partikel kitosan). Hasil penelitian unsur penyusun dari unsur karbon (C),
menunjukkan bahwa Na-TPP sebagai nitrogen (N), dan oksigen (O) sebagai
agen ikatan silang dan Tween 80 komponen utama, dan unsur lain dalam
sebagai surfaktan dapat digunakan jumlah renik seperti Na, P, Ca, Cu, dan
dalam pembuatan nano partikel kitosan, Zn, sedangkan unsur hidrogen (H) tidak
dengan ukuran yang hampir sebanding terdeteksi kemungkinan besar unsur
dengan asam karboksilat sebagai agen hidrogen lebih ringan dari unsur yang di
ikatan silang yang dikondensasi dengan sebut di atas, yang berada di atas
karbodimida (Bodnar et al., 2005). permukaan. Dengan kata lain bahwa
Penggunaan surfaktan nonionik keseluruhan unsur tersebut menyatakan
Tween 80 pembuatan mikrosfer kitosan suatu polimer glukosamin yang telah
untuk sistem pengantaran haemoglobin mengalami ikatan silang dengan TPP
ke dalam tubuh telah dilaporkan oleh dan kemungkinan masih mengandung
Silva et al. (2006). Hasilnya, Tween 80 mineral Zn, Cu, dan Ca dari kitin. Shahidi
dapat menurunkan diameter rata-rata et al. (1999) dalam reviewnya

92
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25 No.2 Tahun 2014 Hal. 89-95

menyebutkan bahwa kitin adalah


komponen utama dalam cangkang
kelompok invertebrata dan dinding sel
dari fungi. Kitin mengandung pigmen,
protein, karotenoprotein dan mineral
(Shahidi et al., 1999; Muzarelli, 2001).

Tabel 2. Komposisi Kimia NT 345 (pada


perbesaran 500x).
Persentase
Unsur
massa (%)
C 41,13
N 22,61
Gambar 2. Diameter hambatan
O 26,05
pertumbuhan bakteri pembusuk
Na 4,11 jus nenas terhadap pengaruh
P 3,86 penambahan dari konsentrasi
Ca 0,64 NT 345.
Cu 0,86
Zn 0,74 Karakter unik dari nano partikel
untuk ukurannya yang kecil dan efek
ukuran kuantum dapat membuat nano
C. Hasil Uji Bioaktivitas partikel kitosan menunjukkan
Nano partikel kitosan (NT 345) yang keunggulan dalam aktivitas (Qi et al.,
didapat dari penelitian ini diuji aktivitas 2004). Ukuran partikel adalah salah satu
anti mikrobanya terhadap campuran penentu signifikan dalam mukosa dan
bakteri yang tumbuh pada jus nenas jaringan epitel penyerapan, nanopartikel
yang telah membusuk. Hasil lebih kecil dari ~ 100 nm memiliki
pengamatan secara in vitro yang serapan lebih besar 3-kali lipat
ditunjukkan dari pengaruh hambatan dibandingkan dengan ukuran
pertumbuhan sekitar disc cakram nanopartikel ~ 275 nm, karena
dengan ragam konsentrasi NT 345 nanopartikel yang lebih kecil mampu
antara 0,0001 - 0,1% b/v. Adanya inhibisi menembus seluruh lapisan submukosa,
terhadap pertumbuhan bakteri sedangkan yang lebih besar
ditunjukkan dengan area zona bening mendominasi lapisan epitel (Jang et al.,
sekitar disc cakram. Gambar 2 2008).
menunjukkan ukuran diameter zona
bening tersebut dan diameter zona D. Derajat Toksisitas
bening maksimal terhadap bakteri Hasil penelitian terhadap LD50
pembusuk alami dari jus nenas diberikan bertujuan untuk melakukan evaluasi
pada konsentrasi 0,01%. tingkat keamanan atau toksisitas sediaan
Pengaruh inhibisi mikroba dari NT uji dari NT 345. Penentuan LD50
345 berada pada kisaran konsentrasi dilakukan menggunakan metode yang
0,001-0,1%, namun kecenderungan dikembangkan oleh Weil (1952) dan
menginhibisi mikroba menurun di atas derajat ketoksikan ditetapkan
konsentrasi 0,1%. Hal ini kemungkinan berdasarkan besarnya dosis yang dapat
disebabkan, pada konsentrasi tersebut, menimbulkan kematian pada 50% jumlah
suspensi NT 345 semakin kental hewan percobaan. Kategori super toksik
(viscous) sehingga mempengaruhi laju bila LD50 < 5 mg/kg BB; sangat toksik
alir dan difusi, serta menghalangi bila LD50 5-50 mg/kg BB; toksik sedang
interaksi muatan positif kitosan dengan bila LD50 50-500 mg/kg BB; toksik ringan
muatan negatif dari membran sel bila LD50 5-15 g/kg BB; dan tidak toksik
mikroorganisme (Shahidi et al., 1999). bila LD50 > 15 g/kg BB (BB adalah berat
Makin viskos fluida tersebut maka makin badan mencit) (Lu, 1995 dalam
besar gaya yang diperlukan. Supriyono, 2007).

93
Husniati, Sintesis Nanopartikel Kitosan ....
Eva Oktarina

Hasil menunjukkan selama jangka


waktu 1 x 24 hingga 7 x 24 jam paska SARAN
pemberian sediaan uji, tidak ditemukan
adanya mencit yang mati pada semua Nano kitosan dapat digunakan
kelompok perlakuan (Tabel 3). sebagai bahan tambahan pangan yang
aman dikonsumsi karena tidak bersifat
Tabel 3. Jumlah kematian mencit paska toksik. Nano kitosan juga meningkatkan
pemberian NT 345 dalam jangka shelf life karena dapat menginhibisi
waktu (1-7) x 24 jam pertumbuhan bakteri.
Jumlah hewan yang mati
Dosis UCAPAN TERIMA KASIH
(x 24 jam)
(g/kg BB)
1 2 3 4 5 6 7 Penulis mengucapkan terima kasih
0( atas dukungan dana penelitian dari
0 0 0 0 0 0 0 Program Kegiatan Insentif PKPP 2011
kontrol ) Kementerian Riset dan Teknologi melalui
2,5 0 0 0 0 0 0 0 Kementerian Perindustrian dengan Judul
5 0 0 0 0 0 0 0
Penelitian Pembuatan Kitosan dan Nano
Partikel Kitosan dengan Tripoli Fosfat
10 0 0 0 0 0 0 0 dari Limbah Cangkang Udang
20 0 0 0 0 0 0 0 (Crustaceae) dan Aplikasinya sebagai
Bahan Memperpanjang Shelf-Life
Produk Buah Segar dan Buah Kaleng
Berdasarkan Tabel 3 bahwa tidak
dengan No. kontrak 12/SPK/RISTEK/
terdapat kematian pada mencit paska
BPKIMI/03/2011.
pemberian sediaan uji NT 345 dengan
dosis 20 g/kg BB. Dengan demikian
DAFTAR PUSTAKA
dapat dinyatakan bahwa sediaan uji
tersebut digolongkan ke dalam kelompok
Anonim. (2013). Polysorbate 80.
sediaan tidak toksik sesuai ketentuan
http://en.wikipedia.org/wiki/Polysorba
nilai LD50 bila lebih dari 15 g/kg BB tidak
te_80.
terdapat kematian paska pemberian
Bao, H., Li, L., Zhang, H. (2008).
sediaan itu selama jangka waktu 1 x 24
Influence of Cetylmethyl
hingga 7 x 24 jam (Lu, 1995 dalam
ammonium Bromide on
Supriyono, 2007).
Physicochemical Properties and
Microstructures of Chitosan-TPP
KESIMPULAN
Nanoparticles in Aqueous Solution.
J. of Coll. and Interface Sci. 328:
Nano partikel kitosan NT 345 telah
270-277.
berhasil disintesis melalui interaksi
Bodnar, M., Hartmann, J.F., and Borbely,
elektrostatik antara rantai kitosan
J. (2005). Preparation and
bermuatan positif dan polianion tri poli
Characterization of Chitosan-Based
fospat/TPP sebagai agen ikatan silang
Nanoparticles. Biomacromolecules.
menggunakan surfaktan tween 80 dan
6: 2521-2527.
diperoleh ukuran partikel 215,9 dan
Choi, B.K., Kim, K.Y., Yoo, Y.J., Oh, S.J.,
272,9 nm. Bioaktivitas dari NT 345 dalam
Choi, J.H., and Kim, C.Y. (2001). In
ukuran skala nano mampu menginhibisi
Vitro Antimicrobial Activity Of A
pertumbuhan bakteri pembusuk dari jus
Chitooligosaccharide Mixture
nenas. Inhibisi pertumbuhan bakteri
Against Actinobacillus, Actinomy
terjadi pada kisaran konsentrasi NT 345
cetemcomitans and Streptococcus
sebanyak 0,001 - 0,1 % b/v dan inhibisi
Mutans. International Journal of
maksimal pada konsentrasi 0,01 %b/v.
Antimicrobial Agents. 18: 553-557.
Senyawa NT 345 ini bersifat tidak toksik
Husniati. (2012). Kitosan dari Cangkang
sehingga dapat digunakan sebagai
Udang Black Tiger: Produksi dan
bahan pengawet dari jus nenas.

94
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25 No.2 Tahun 2014 Hal. 89-95

Karakterisasinya. Teknologi Adsorption of Streptococcus


Agroindustri. 4(2): 29-35. sobrinus 6715 to Saliva Treated
Husniati dan Oktarina, E. (2012). Hydroxyapatite. Bull. Tokyo dent.
Pengaruh Penambahan Kitosan Coll. 43(2): 75-82.
pada Jus Nenas terhadap Shelf Life. Sano, H., Shibasaki, K.I., Matsukubo, T.,
J. Hasil Penelitian Industri. 25(1): 11- and Takaesu, Y. (2003). Effect of
17. Chitosan Rising on Reduction of
Jang, K.I., and Lee, H.G. (2008). Stability Dental Plaque Formation. Bull.
of Chitosan Nanoparticles for l- Tokyo dent. Coll. 44(1): 9-16.
Ascorbic Acid during Heat Treatment Shahidi, F., Janak, K.V.A., and You-jin,
in Aqueous Solution. J. Agric. Food J. (1999). Food Applications of
Chem. 56(6): 1936-1941. Chittin and Chitosans. Trends in
Kafshgari, M.H., Khorram, M., Food Science and technology. 10:
Khodadoost, M., and Khavari, S. 37-51.
(2011). Reinforcement of Chitosan Silva, C.M., Ribeiro, A.J., Figueiredo, M.,
Nanoparticels Obtained by An Ionic Ferreira, D., and Veiga, F. (2006).
Cross-linking Process. Iranian Microencapsulation of hemoglobin in
Polymer J. 20(5): 445-456. chitosan coated alginate
Lam, T.D., Hoang, V.D., Lien, L.N. microsphere prepared by
(2006). Synthesis and emulsification/internal gelation. The
Characterization of Chitosan AAPS Journal. 7(4): E903-E913.
Nanoparticles Used as Drug Carrier. Supriyono. (2007). Pengujian lethal dosis
Journal of Chemistry. 4(1): 104-109. (LD50) ekstrak etanol biji buah duku
Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba di (Lansium domesticum Corr) pada
Laboratorium. Jakarta: PT Raja mencit (Mus musculus). (Skripsi).
Grafindo Persada. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Lu, F.C. (1991). Basic Toxicology, Thassu, D., Deleers, M., Pathak, Y.
Fundamental, Target Organ and (2007). Nanoparticulate Drug
Risk Assessment. New York: Delivery Systems. New York:
Hemisphere Publishing Corporation, Informa Healthcare.
CRC Press. Weil, C.S. (1952). Tables for Convenient
Muzzarelli, R.A.A. (2001). The Chitin Calculation of Median-Effective Dose
Handbook. Oxford: Pergamon Press. (LD50 or ED50) and Instruction in
Ochekpe, N.A., Olorunfemi, P.O., and Their Use. Biometrics:. 248-263.
Ngwuluka, N.C. (2009).
Nanotechnology and Drug Delivery
Part 2: Nanostructure for Drug
Delivery. Trop. J. Pharm Res. 8(3):
275-287.
Park, K.M., Choi, J.H., Bae, J.W., Joung,
Y.J., and Park, K.D. (2009). Nano-
aggregates using Thermosensitive
Chitosan Copolymers as a
Nanocarrier for Protein Delivery.
Journal of Experimental
Nanoscience. 4(3): 269-275.
Qi, L., Xu, Z., Jiang, X., Hu, C., and Zou,
X. (2004). Preparation and
Antibacterial Activity of Chitosan
Nanoparticles. Carbohydrate
Research. 399(16): 2693-2700.
Sano, H., Shibasaki, K.I., Matsukubo, T.,
and Takaesu, Y. (2002). Effect of
Molecular Mass and Degree of
Deacetylation of Chitosan on

95
96

Anda mungkin juga menyukai