Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA

TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar)

ARTIKEL
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik
Jurusan Teknologi Pangan

Oleh:
Siti Zahrotun Hasanah
12.302.0139

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA
TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar)
Siti Zahrotun Hasanah*),
Dr.Ir.Yudi Garnida, MS.**) dan Ir.Hervelly, MP.***)
*)
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Dr. Setiabudhi
No. 193, Bandung, 40153, Indonesia
**)
Dosen Pembimbing Utama, ***)Dosen Pembimbing Pendamping
Email : stzahrahasanah@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya korelasi antara perbandingan
nira dan gula merah cair terhadap karakterisitk gula semut yang dihasilkan.
Penelitian ini menggunakan metode regresi linier sederhana, untuk melihat korelasi
perlakuan terhadap respon yang diuji. Percobaan yang dilakukan sebanyak 9 perlakuan
dan masing – masing perlakuan di ulang 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan.
Untuk menguji adanya korelasi antar perlakuan terhadap semua respon yang diamati
maka dilakukan analisis regresi linier dengan model percobaan Y = a + bx. Respon
organoleptik yang di uji adalah warna, aroma dan tekstur. Respon kimia yang di uji kadar
air, kadar gula reduksi dan kadar gula total.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan perlakuan proses yang terpilih untuk
pembuatan gula semut adalah pembuatan gula semut dengan metode pemasakan
langsung. Berdasarkan hasil penelitian utama adanya korelasi antara perbandingan nira
aren dengan gula merah cair terhadap kadar air, kadar gula reduksi dan kadar gula total
dengan koefisien korelasi masing – masing adalah nilai r = 0,2294 untuk kadar air, r =
0,9784 untuk kadar gula reduksi, dan r = 0,8857 untuk kadar gula total. Sampel gula
semut yang disukai panelis yaitu kode sampel 439 yang dibuat dengan perbandingan nira
aren dengan gula merah cair ( 2 : 1)
Kata Kunci : nira, kadar air, kadar gula reduksi, kadar gula total.

PENDAHULUAN beberapa faktor antara lain varietas


tanaman, umur tanaman, kesehatan
Latar Belakang tanaman, keadaan tanah, iklim,
Nira merupakan cairan yang pemupukan, dan pengairan (Baharudin
dikeluarkan atau dihasilkan dari pohon dkk., 2009).
aren, tebu, bit, maple, siwalan, bunga Setiap jenis tanaman aren
dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon mempunyai komposisi nira yang
aren adalah tanaman dari keluarga dihasilkan berlainan dan umumnya nira
Palma seperti kelapa, nipah, sagu, kurma aren mengandung air, sukrosa, gula
dan sebagainya. Nira aren merupakan reduksi, bahan organik lain, dan bahan
salah satu sumber bahan pangan untuk anorganik. Air dalam nira aren
pembuatan gula. Komposisi nira dari merupakan bagian yang terbesar yang
suatu jenis tanaman dipengaruhi banyaknya antara 75 % – 90 %, sukrosa
1
bahan padat yang kandungannya antara dibandingkan dengan menggunakan gula
12,30 % – 17,40 %, gula reduksi antara merah biasa. Saat ini gula semut telah
0,50 % – 1,00 % dan sisanya merupakan banyak dipasarkan pada beberapa
senyawa organik serta anorganik. supermarket, bahkan sudah diekspor ke
Gula merah adalah gula yang Australia maupun Eropa, karena
dibuat dari nira atau sari bunga pohon digunakan sebagai pemanis minuman
kelapa atau sari pohon aren dengan cara kesehataan yang memiliki berbagai
penguapan kandungan air yang terdapat manfaat antara lain mencegah perut
di dalam nira sampai mencapai kadar air kembung, masuk angin, flu, batuk.
tertentu. (Kristianingrum, 2009). Selain itu, gula semut dapat tahan lama
Gula merah yang diproduksi dari tanpa penambahan bahan pengawet
nira aren masing-masing mengandung (Ningtyas dkk., 2014).
air 9,16%, sukrosa 84,31%, gula Gula semut dipasaran dijual
pereduksi 0,53%, lemak 0,11%, protein dengan aneka rasa, ada yang natural
2,28%, total mineral 3,66%, kalsium (alami), rasa jahe, dan sebagainya.
1,35% dan fosfor 1,37% (BPTP, 2005). Berbagai variasi rasa gula semut telah
Gula merah jika disimpan pada banyak dilakukan. Dwianti dkk., (2003)
suhu kamar dengan kondisi pengemasan menyatakan pembuatan gula merah
yang kurang baik akan mengakibatkan dapat dilakukan dengan memfortifikasi
gula merah mudah mencair. Keadaan ini dengan vitamin A. Selanjutnya
dapat mengakibatkan kerugian bagi dijelaskan pula umur simpan gula ini
pedagang–pedagang dan keadaan ini sangat pendek yaitu sekitar 2 minggu
dapat dicegah dengan memanfaatkan dan sifat sensorisnya kurang disukai
gula tersebut diolah lebih lanjut menjadi oleh konsumen yakni adanya after taste
gula semut. Gula semut selain dapat (rasa sangir minyak sayur). Gula semut
diproduksi dari pengolahan gula merah memiliki keunggulan tersendiri yaitu
yang telah mencair, dapat pula dibuat berbentuk kristal kecil– kecil yang
langsung dari nira aren dengan cara mudah larut dalam air panas ataupun air
pemanasan terus– menerus sampai dingin. Keunggulan dari gula semut
terbentuk gula semut. yang memiliki kadar air 3 % yaitu dapat
Gula semut adalah gula aren disimpan selama 1 tahun tanpa bahan
berbentuk bubuk yang dibuat dari nira pengawet dan gula semut ini memiliki
palma, yaitu suatu larutan gula cetak berbagai grade, yaitu 10-13 mesh, 16
palmae yang telah dilebur kembali mesh, dan 24 mesh (Kristianingrum,
dengan penambahan air pada 2009).
konsentrasi tertentu (Zuliana, 2016). Potensi gula semut yang sangat
Bahan dasar untuk membuat gula semut tinggi dan beberapa keunggulan yang
adalah nira dari pohon kelapa atau dipunyai, maka dilakukan kajian
pohon aren (enau) pembuatan gula semut dengan metode
(Kristianingrum,2009). pemasakan nira langsung, penguapan air
Permintaan akan gula semut terus di dalam nira dengan vakum evaporator
meningkat dari waktu ke waktu, hal ini kemudian dilanjutkan dengan
tidak lepas dari usaha para produsen pemasakan dan pencampuran gula
gula semut yang terus melakukan merah cair sampai terbentuk gula semut.
pengembangan pasar. Terutama
terhadap target pasar industri yang
sangat mempertimbangkan efisiensi, dan
mengutamakan sisi kepraktisan
2
Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan Tujuan dari penelitian ini untuk
dapat memajukan perkembangan IPTEK mendapatkan kondisi proses yang tepat
sehingga lebih berkualitas terhadap pada produksi gula semut dan untuk
produk akhir, memberikan informasi mengetahui pengaruh perbandingan gula
kepada produsen kecil yang merah cair dan nira terhadap respon
memproduksi gula semut dalam yang diuji.
teknologi pengolahan, mengurangi Rancangan Penelitian
terbuangnya gula merah secara percuma Metode penelitian yang dilakukan
sehingga nilai ekonominya dapat yaitu penelitian pendahuluan
ditingkatkan. menentukan kondisi proses yang baik
dimana metode yang akan dilakukan
METODE PENELITIAN yaitu pertama pembuatan gula semut
dengan cara pemasakan langsung dan
Bahan dan Alat Penelitian pembuatan gula semut dengan
Bahan-bahan dasar yang penguapan cairan nira terlebih dahulu.
digunakan dalam pembuatan gula semut Dari kedua perlakuan kemudian
adalah nira aren segar yang berasal dari dilakukan uji organoleptik dengan
Gunung Halu dan Desa Cisalak menggunakan uji kesukaan (hedonik).
Kabupaten Subang sebanyak 6 tabung Panelis yang digunakan pada uji ini
bambu gula merah cair sebanyak 5 kg, sebanyak 30 orang, dengan respon uji
larutan kapur sirih, dan minyak goreng warna, aroma, tekstur. Gula semut yang
Bahan-bahan lain yang digunakan dipilih menurut uji konsumen dari
untuk analisis gula semut adalah perlakuan yang dicobakan diatas
diantaranya aquades, toluene, alcohol merupakan kondisi proses yang baik
70% HCL pekat, NaOH 30%, larutan sehingga digunakan sebagai acuan pada
luft schoorl, H₂SO₄ 6 N, KI, Na₂S₂O₃, penelitian utama.
Indikator amilum, phenoptalien, air. Penelitian utama ini merupakan
Alat-alat yang digunakan dalam lanjutan dari penelitian pendahuluan
pembuatan gula semut adalah kompor yang bertujuan menentukan pengaruh
merek Rinnai, wajan, spatula, vacuum penambahan gula merah cair terhadap
evaporator merek buchi, pH meter karakteristik gula semut (palm sugar).
merek LT-Lutron, ayakan, baskom dan perlakuan terpilih berdasarkan
kain saring. konsentrasi bahan penstabil dan
Alat lain yang digunakan untuk konsentrasi sukrosa dalam pembuatan
analisis diantaranya cawan, hand sorbet murbei.
refraktometer, labu bundar 500 ml Rancangan perlakuan yang akan
merek pyrex, kondensor Leibig merek digunakan pada penelitian utama terdiri
pyrex, labu dasar budar 250 ml merek dari dua variabel, yaitu variabel bebas
pyrex, thermometer air raksa, gelas atau variabel prediktor dan variabel
kimia 500 ml merek pyrex, Erlenmeyer tidak bebas atau variabel respon, dan
250 ml merek pyrex, corong gelas merek variabel bebas (X) yang terdiri dari :
pyrex, gelas kimia 50 ml merek pyrex 1. Perlakuan yang terpilih pada
iwaki, sendok, stopwatch, baskom, dan penelitian pendahuluan (A)
kain saring. 2. Perlakuan penggunaan gula merah
cair tanpa ditambahkan nira yang

3
dipilih pada perlakuan Koefisien – koefisien regresi a
pendahuluan (B) dan b untuk regresi linier akan dihitung
3. Perlakuan perbandingan dengan rumus, seperti yang dijelaskan
penambahan nira yang dipilih oleh Sudjana (2005) :
pada penelitian pendahuluan ∑ ∑ ∑ ∑
dengan gula merah cair (C) ∑ ∑
dengan perbandingan (1:1)
4. Perlakuan perbandingan
penambahan nira yang dipilih ∑ ∑ ∑
pada penelitian pendahuluan ∑ ∑
dengan gula merah cair (D) Untuk mencari atau menentukan
dengan perbandingan (1: 2) hubungan antara variabel bebas terhadap
5. Perlakuan perbandingan variabel tidak bebas akan dilakukan
penambahan nira yang dipilih dengan menghitung korelasi antara
pada penelitian pendahuluan kedua variabel tersebut terhadap respon
dengan gula merah cair (E) yang diukur. Nilai koefisien atau r dapat
dengan perbandingan (1: 3) dihitung dengan rumus, seperti yang
6. Perlakuan perbandingan dijelaskan oleh Sudjana (2005).
penambahan nira yang dipilih
pada penelitian pendahuluan ∑ ∑ ∑
dengan gula merah cair (F)
dengan perbandingan (1: 4) √ {∑ ∑ } {∑ ∑ }
Sedangkan variabel tidak bebas
(Y) terdiri dari kadar air, kadar gula Nilai r berlaku 0 ≤ r2 ≤ 1 sehingga
reduksi dan kadar gula total. untuk koefisien korelasi didapat
Rancangan percobaan yang akan hubungan -1 ≤ r ≤ + 1. Harga r = -1
digunakan pada penelitian ini adalah menyatakan adanya hubungan linier
metode regresi linier sederhana. Masing sempurna tak langsung antara X dan Y.
– masing perlakuan diulang sebanyak Ini berarti bahwa titik – titik yang
tiga kali ulangan, sehingga diperoleh 27 ditentukan oleh (Xi, Yi) seluruhnya
satuan percobaan. Untuk menguji terletak pada garis regresi linier dan
adanya korelasi antar perlakuan terhadap harga X yang besar menyebabkan atau
semua respon yang diamati maka berpasangan dengan Y yang kecil
dilakukan analisis regresi linier dengan sedangkan harga X yang kecil
model percobaan adalah sebagai berikut berpasangan dengan Y yang besar.
: Harga r = +1 menyatakan adanya
Y = a + bX hubungan linier sempurna antara X dan
Y. Letak titik – titik ada pada garis
regresi linier dengan sifat bahwa X yang
Denah layout penelitian adalah sebagai besar berpasangan dengan harga Y yang
berikut : besar, sedangkan harga X yang yang
Ulangan I kecil berpasangan dengan Y yang kecil
A B C D E F G H I pula. Harga – harga r lainnya bergerak
Ulangan II antara -1 dan +1 dengan tanda negatif
I H G F E D C B A menyatakan adanya korelasi tak
Ulangan III langsung atau korelasi negatif dan tanda
D C B A I H G F E positif menyatakan korelasi langsung

4
atau korelasi positif. Khususnya (243) memiliki nilai warna yang lebih
untuk r = 0, maka hendaknya ini besar dibandingkan dengan penguapan
ditafsirkan bahwa tidak terdapat nira terlebih dahulu (642), artinya gula
hubungan linier antara variabel – semut yang dibuat dengan cara
variabel X dan Y. pemasakan langsung lebih disukai
Rancangan Respon panelis karena warna gula semut kuning
dan tidak terlalu gelap, sedangkan gula
Pada penelitian ini respon yang semut yang dibuat dengan cara
diamati adalah respon kimia, dan respon penguapan cairan nira terlebih dahulu
organoleptik. tidak disukai panelis karena memiliki
1. Respon Organoleptik warna yang lebih pucat. Hal ini karena
Respon organoleptik yang pembuatan gula semut dengan cara
dilakukan terhadap sampel gula semut penguapan cairan nira memiliki suhu
yaitu uji hedonik yang dilakukan oleh 30 yang lebih rendah sehingga berpengaruh
orang panelis dan diminta untuk terhadap warna gula semut yang
memberikan penilaian terhadap warna, dihasilkan.
aroma dan tekstur. Proses pemanasan dapat
menyebabkan terjadinya reaksi Maillard
2. Respon Kimia antara gula dan asam amino yang
Respon kimia yang dilakukan terdapat di dalam cairan nira sehingga
terhadap Sorbet Murbei terdiri dari : menghasilkan warna coklat. Warna gula
1) Penentuan kadar air dengan metode semut yang terlalu pucat disebabkan
destilasi (AOAC, 2006) terhadap 27 karena reaksi pencoklatan yang terjadi
perlakuan. kurang sempurna. Reaksi pencoklatan
2) Penentuan kadar gula reduksi dan yang terjadi pada pembuatan gula semut
kadar gula total dengan metode Luff adalah reaksi karamelisasi dan Maillard
Schoorl (AOAC,2006) terhadap 27 (Zuliana, 2016).
perlakuan. Reaksi karamelisasi merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN reaksi yang terjadi karena adanya
interaksi gula - gula pada suhu yang
1. Hasil Penelitian Pendahuluan tinggi (80°C). Reaksi ini merupakan
Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Proses serangkaian reaksi yang kompleks dan
Terhadap Respon Organoleptik Gula menghasilkan senyawa intermediate
Semut serta produk yang beberapa diantaranya
mirip dengan rekasi Maillard.
Perlakuan Nilai Rata-rata Respon Selanjutnya dijelaskan pula reaksi
Proses Organoleptik Maillard merupakan reaksi pencoklatan
Terhadap Nira non-enzimatis antara gula pereduksi
Warna Aroma Tekstur dengan asam amino yang berlangsung
Pemasakan 4,77 4,97 4,67 pada pengolahan makanan dengan
Nira menggunakan panas (Davies and
Langsung Labuza, 2003).
(234) Hasil uji organoleptik pada atribut
Penguapan 3,73 4,67 4,30 aroma yang lebih disukai panelis adalah
Nira Terlebih gula semut yang dibuat dengan cara
Dahulu (642) pemasakan langsung (243),
Data pada Tabel 1 di atas dibandingkan gula semut yang dibuat
menunjukkan bahwa hasil uji dengan cara penguapan cairan nira
organoleptik gula semut yang dibuat terlebih dahulu (642). Hal ini
dengan cara pemasakan nira langsung dikarenakan gula semut yang dibuat
5
dengan cara pemasakan langsung 2. Hasil Penelitian Utama
memiliki aroma khas aren.  Hasil Analisis
Terbentuknya aroma pada
pembuatan gula semut akibat proses a. Analisis kadar air
pamanasan karena karamelisasi dari Hasil Analisis korelasi antara
gula serta reaksi Maillard yang perlakuan terhadap kadar air dapat
menghasilkan flavour gula. Gula semut dilihat pada gambar 1.
yang dibuat dengan cara pemasakan

K a d a r A ir (% ) G ula Sem u t
langsung memiliki aroma khas aren. 8,000
Sedangkan gula semut yang dibuat 7,000
dengan cara penguapan cairan nira 6,000
terlebih dahulu memiliki aroma yang 5,000
kurang tajam, karena suhu pada proses y = 0,0923x + 5,5829
4,000 R² = 0,0526
pemasakan kurang maksimal sehingga
3,000 r = 0,2294
aroma tidak timbul ( Zuliana, 2016).
Hasil uji organoleptik pada atribut 2,000
tekstur gula semut yang lebih disukai 1,000
panelis adalah dibuat dengan cara 0,000
pemasakan cairan nira langsung (243), 1 2 3 4 5 6 7 8 9
dibandingkan gula semut yang dibuat Perlakuan
dengan cara penguapan cairan nira
terlebih dahulu (642). Gula semut yang Gambar 1.Grafik Korelasi Perbandingan
dihasilkan dengan cara pemasakan nira Nira Dengan Gula Merah Cair Terhadap
langsung memiliki tekstur yang lebih Kadar Air Gula Semut
kering.
Tekstur yang kering pada gula Berdasarkan grafik pada gambar
semut yang dihasilkan akibat pemasakan 1, menunjukkan bahwa perbandingan
yang maksimal sehingga kadar air yang nira dengan gula merah cair yang
terkandung di dalam nira banyak yang dilakukan sebanyak 9 perlakuan dengan
menguap. Gula semut yang dibuat variasi yaitu 1 (nira aren), 2 (gula merah
dengan cara penguapan cairan nira cair), 3 (1 : 1 ), 4 (1 : 2), 5 (1 : 3), 6 (1 ;
terlebih dahulu memiliki tekstur yang 4), 7 (2 : 1), 8 (3 : 1), 9 (4 : 1)
sedikit lembek/basah, hal ini disebabkan memperlihatkan semakin banyak
air yang terdapat di dalam cairan nira penambahan nira cair memberikan kadar
yang di masak membentuk air kristal air gula semut semakin tinggi.
sehingga kadar air yang terkandung di Hal ini menunjukkan adanya
dalam gula semut masih tinggi dan korelasi secara langsung antara
tekstur gula semut yang dihasilkan perbandingan nira dan gula merah cair
lunak. terhadap kadar air yang ditunjukkan
Menurut hasil uji organoleptik, oleh persamaan regresi linier.
sampel yang terpilih adalah sampel 243 Hasil perhitungan di dapat
(pemasakan langsung), sehingga persamaan regresi linier adalah Y =
perlakuan yang digunakan sebagai acuan 0,0923x + 5,5829 dengan nilai koefisien
pada penelitian utama adalah proses korelasi dari regresi linier adalah r =
pemasakan langsung. 0,2294 dan koefisien determinasi ( R2)
adalah 0,0526. Nilai koefisien korelasi
yang positif menunjukkan bahwa
hubungan antara perbandingan nira dan
gula merah cair dengan kadar air sebagai

6
korelasi sempurna atau nira aren sebagai bahan baku pembuatan
hubungan linier sempurna langsung gula semut.
(Sudjana, 2005). Hasil Analisis korelasi antara
Kadar air sangat penting untuk perlakuan terhadap kadar gula reduksi
mengetahui mutu suatu produk pangan. dapat dilihat pada gambar 2.
Air yang terdapat dalam bentuk bebas
pada bahan pangan dapat membantu 10

K a d a r G ula R ed uk si (% )
terjadinya proses kerusakan pangan.
Kadar air dalam suatu bahan berperan 7
dalam reaksi kimia, perubahan enzimatis
ataupun pertumbuhan mikroorganisme. y = 0,2251x + 5,1912
Hal tersebut terjadi umumnya pada 4 R² = 0,9574
kadar air tinggi dan akan dipengaruhi r = 0,9784
pula oleh faktor lingkungan seperti pH 1
dan suhu. Kadar air berpengaruh 1 2 3 4 5 6 7 8 9
terhadap stabilitas dan kualitas produk Jumlah Sampel
secara keseluruhan (Susi, 2013).
Kadar air yang tinggi
ditunjukkan dengan tekstur produk Gambar 2.Grafik Korelasi Perbandingan
basah. Gula sifatnya higroskofis, yakni Nira Dengan Gula Merah Cair Terhadap
mudah menyerap air, kadar air yang Kadar Gula Reduksi Gula Semut
tinggi akan memudahkan untuk
penyerapan air dari udara sehingga daya Hal ini menunjukkan adanya
simpan produk akan lebih pendek. korelasi secara langsung antara
Kadar air gula semut yang tinggi akan perbandingan nira dan gula merah cair
memicu terjadinya penggumpalan gula terhadap kadar gula reduksi yang
(clumping), hal ini juga akan ditunjukkan oleh persamaan regresi
mengurangi kualitas fisik produk. linier.
Faktor yang paling berpengaruh Hasil perhitungan di dapat
terhadap tingginya kadar air gula semut persamaan regresi linier adalah Y =
adalah titik akhir pemasakan, 0,2251x + 5,1912 dengan nilai koefisien
pengolahan, pengemasan, serta korelasi dari regresi linier adalah r =
penyimpanan. Titik akhir pemasakan 0,9784 dan koefisien determinasi ( R2)
yang rendah akan menyebabkan adalah 0,9574. Nilai koefisien korelasi
evaporasi air dalam gula rendah pula yang positif menunjukkan bahwa
sehingga kadar air gula menjadi tinggi hubungan antara perbandingan nira dan
(Susi, 2013). gula merah cair dengan kadar gula
reduksi sebagai korelasi sempurna atau
b. Analisis Kadar Gula Reduksi hubungan linier sempurna langsung
Berdasarkan grafik pada gambar (Sudjana, 2005).
2, menunjukkan bahwa perbandingan Gula pereduksi adalah gula yang
nira dengan gula merah cair yang memiliki gugus aldehid bebas pada
dilakukan sebanyak 9 perlakuan dengan struktur kimianya. Kandunga gula
variasi yaitu 1 (nira aren), 2 (gula merah pereduksi berperan dalam proses
cair), 3 (1 : 1 ), 4 (1 : 2), 5 (1 : 3), 6 (1 ; pencoklatan nira tebu. Gula invert yang
4), 7 (2 : 1),8 (3 : 1), 9 (4 : 1) banyak mengandung gula pereduksi
memperlihatkan semakin naiknya akan lebih mudah mengalami proses
kandungan gula reduksi pada gula semut pencoklatan sehingga warnanya lebih
dengan semakin banyaknya penggunaan coklat. Gula pereduksi juga
mempengaruhi tingkat kemanisan

7
karena glukosa dan fruktosa 9 (4 : 1) memperlihatkan semakin
mempunyai tingkat kemanisan yang naiknya kandungan gula total pada gula
lebih rendah. semut dengan semakin banyaknya
Pembentukan gula pereduksi ini penggunaan nira aren sebagai bahan
ada yang disengaja namun ada juga yang baku pembuatan gula semut.
dicegah. Pembentukan gula pereduksi Hasil Analisis korelasi antara
disengaja melalui proses inverse untuk perlakuan terhadap kadar gula total
menghasilkan gula invert (Khaerina, dapat dilihat pada gambar 3.
2013).
Nira sangat mudah mengalami 145,000
kerusakan, kerusakan nira banyak sekali

K a d a r G ula T ot a l %
macamnya, namun pada umumnya nira 130,000
dikatakan rusak jika kadar sukrosa y = 2,6944x + 80,929
R² = 0,7845
dalam nira terinversi menjadi gula 115,000 r = 0,8857
pereduksi yang terdiri dari glukosa dan 100,000
fruktosa dalam perbandingan yang
sama. Inversi sukrosa ini dapat 85,000
disebabkan oleh suhu yang terlalu
tinggi, derajat keasaman (pH) nira yang 70,000
terlalu rendah atau tinggi dan aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Sampel
mikroorganisme (Purba, 2013).
Berdasarkan penelitian pada
pembuatan gula semut ini terlihat bahwa Gambar 1.Grafik Korelasi Perbandingan
grafik menunjukan kenaikan pada setiap Nira Dengan Gula Merah Cair Terhadap
perlakuannya. Hal ini disebabkan oleh Kadar Gula Total Gula Semut
formulasi yang digunakan untuk
pembuatan gula semut berbeda – beda. Hal ini menunjukkan adanya
Pada pembuatan gula semut yang korelasi secara langsung antara
menggunakan bahan baku nira aren perbandingan nira dan gula merah cair
lebih banyak mengandung gula reduksi terhadap kadar gula total yang
dibandingkan dengan gula merah cair. ditunjukkan oleh persamaan regresi
Kadar gula pereduksi gula linier.
semut berkaitan dengan mutu gula Hasil perhitungan di dapat
semut. Kadar gula pereduksi gula semut persamaan regresi linier adalah Y =
lebih rendah menunjukkan kualitas yang 2,6944x + 80,929 dengan nilai koefisien
lebih baik karena lebih awet bila korelasi dari regresi linier adalah r =
disimpan. Kadar gula reduksi yang 0,8857 dan koefisien determinasi ( R2)
tinggi menyebabkan gula menjadi lebih adalah 0,7845. Nilai koefisien korelasi
higroskopis (mudah menyerap air) yang positif menunjukkan bahwa
sehingga mudah meleleh dalam hubungan antara perbandingan nira dan
penyimpanan (Indahyanti, 2014). gula merah cair dengan kadar gula total
sebagai korelasi sempurna atau
C. Analisis Kadar Gula Total hubungan linier sempurna langsung
Berdasarkan grafik pada gambar 3 (Sudjana, 2005).
di bawah, menunjukan bahwa Tingginya nilai total gula pada
perbandingan nira dengan gula merah pembuatan gula semut aren karena gula
cair yang dilakukan sebanyak 9 yang terukur tidak hanya sukrosa saja
perlakuan dengan variasi yaitu 1 (nira melainkan gula reduksi juga terhitung
aren), 2 (gula merah cair), 3 (1 : 1 ), 4 (1 dalam pengukuran total gula. Kadar
: 2), 5 (1 : 3), 6 (1 ; 4), 7 (2 : 1), 8 (3 : 1), sukrosa gula semut yang rendah

8
berkaitan dengan kualitas asal A8 (3 : 1) 4,30 cde
bahan baku nira. A2 (gula merah cair) 4,21 de
Penambahan sukrosa 10% pada A5 (1 : 3) 4,46 de
proses pembuatan gula semut juga akan A9 (4 : 1) 4,42 de
meningkatkan nilai total gula pada gula A7 (2 : 1) 4,64 e
semut yang dihasilkan. Penambahan Ket : Nilai yang ditandai huruf yang
sukrosa 10% selain bertujuan untuk bibit sama menunjukkan tidak
dalam pertumbuhan kristal gula semut, berpengaruh di taraf 5% pada Uji
juga bertujuan untuk meningkatkan nilai lanjut Duncan.
sukrosa yang terhitung dalam nilai total Berdasarkan data pada Tabel 2.
gula pada gula semut (Zuliana, 2016). dapat diketahui bahwa penggunaan gula
Kadar sukrosa gula semut merah cair yang lebih banyak
berkaitan dengan mutu gula semut. dibandingkan nira dan atau penggunaan
Kadar sukrosa gula semut lebih tinggi gula merah cair yang lebih sedikit
menunjukan kualitas yang lebih baik dibandingkan nira aren tidak selalu
karena lebih awet bila disimpan. Gula meningkatkan ketertarikan panelis,
semut yang kadar sukrosanya rendah karena gula semut yang disukai panelis
biasanya kadar gula pereduksinya tinggi. memiliki warna yang tidak terlalu gelap
Hal ini menyebabkan gula menjadi cepat dan tidak terlalu pucat yaitu pada kode
meleleh pada saat penyimpanan sampel A7 dengan perbandingan nira
(Indahyanti, 2014). aren dan gula merah cair 2 : 1.
 Hasil Organoleptik Berdasarkan penelitian yang
a. Warna dilakukan warna gula semut aren
Penentuan mutu bahan pangan semakin menurun atau semakin gelap
sebelum faktor lain dijadikan bahan disebabkan karena adanya reaksi
pertimbangan faktor warna tampil lebih karamelisasi dan proses karamelisasi
dahulu, kadang-kadang sangat tersebut dapat terjadi dalam kondisi
menentukan, suatu bahan pangan yang asam atau basa.
bernilai gizi, enak dan teksturnya sangat Selama proses pemanasan, proses
baik, kurang diminati bila memiliki karamelisasi menghasilkan prekursor
warna yang tidak sedap di pandang atau pigmen coklat pada tahap dehidrasi.
memberi kesan telah menyimpang dari Proses pemasakan dengan suhu tinggi
warna yang seharusnya (Winarno, mampu mengeluarkan sebuah molekul
1997). air dari setiap molekul gula sehingga
Berdasarkan perhitungan anava terbentuklah molekul glukosan, yaitu
perbandingan nira aren dan gula merah molekul yang analog dengan fruktosan.
cair berpengaruh terhadap warna gula Semakin banyak warna coklat hasil
semut. Data hasil uji lanjut duncan karamelisasi, maka gula semut aren akan
terhHadap warna gula semut dapat berwarna semakin gelap sehingga nilai
dilihat pada tabel 2. kecerahannya menurun (Zuliana, 2016).
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik b. Aroma
Terhadap Warna Gula Semut Aroma adalah reaksi dari
Rata – rata makanan yang akan mempengaruhi
nilai warna konsumen sebelum konsumen
Jenis Sampel Taraf Nyata menikmati makanan, konsumen dapat
5% mencium makanan tersebut.
A4 (1 : 2) 2,89 a Berdasarkan perhitungan anava
A1 (nira aren) 3,77 b perbandingan nira aren dan gula merah
A3 (1 :1) 4,32 c cair berpengaruh terhadap aroma gula
A6 (1 :4) 4,36 cd semut. Data hasil uji lanjut duncan

9
terhadap aroma gula semut dapat A8 (3 : 1) 4,06 b
dilihat pada tabel 3. A7 (2 : 1) 4,11 b
Tabel 3.Hasil Uji Organoleptik A1 (nira aren) 4,10 b
Terhadap Aroma Gula Semut A6 (1 : 4) 4,11 b
Rata – rata nilai A2 (gula merah cair) 4,42 cd
Jenis Sampel aroma A5 (1 : 3) 4,58 d
Taraf Nyata 5% Ket : Nilai yang ditandai huruf yang
A4 (1 : 2) 3,48 a sama menunjukkan tidak
A1 (nira aren) 3,96 b berpengaruh di taraf 5% pada
A8 (3 : 1) 4,21 bc Uji lanjut Duncan.
A5 (1 : 3) 4,31 c Berdasarkan data pada Tabel 4.
A6 (1 : 4) 4,36 cd dapat diketahui bahwa penggunaan gula
A9 (4 : 1) 4,33 cd merah cair yang lebih banyak
A3 (1 : 1) 4,43 cde dibandingkan nira aren dan atau
A7 (2 : 1) 4,61 de penggunaan gula merah cair yang lebih
A2 (gula merah cair) 4,64 e sedikit dibandingkan nira aren tidak
Ket : Nilai yang ditandai huruf yang selalu meningkatkan ketertarikan
sama menunjukkan tidak panelis, karena gula semut yang disukai
berpengaruh di taraf 5% pada Uji panelis memiliki tekstur khas aren yang
lanjut Duncan. tidak terlalu menyengat yaitu pada kode
Berdasarkan data pada Tabel 3. sampel A5 dengan perbandingan nira
dapat diketahui bahwa penggunaan gula aren dan gula merah cair 1 : 3.
merah cair yang lebih banyak Berdasarkan penelitian yang
dibandingkan nira aren dan atau dilakukan semakin tinggi suhu
penggunaan gula merah cair yang lebih pemasakan, semakin besar air yang
sedikit dibandingkan nira aren tidak teruapkan sehingga kadar air semakin
selalu meningkatkan ketertarikan rendah. Kadar air yang rendah
panelis, karena gula semut yang disukai menghasilkan tekstur yang lebih keras
panelis memiliki aroma khas aren yang atau kering.
tidak terlalu menyengat yaitu pada kode Semakin lama pemasakan akan
sampel A2 (gula merah cair). menghasilkan kadar air yang semakin
Berdasarkan penelitian yang rendah dan kadar air yang semakin
dilakukan timbulnya aroma disebabkan rendah akan menghasilkan tekstur yang
oleh adanya proses karamelisasi dan lebih keras. Tekstur gula dipengaruhi
reaksi Maillard sehingga aroma yang oleh beberapa faktor yaitu kualitas nira,
ditimbulkan yaitu aroma karamel. kadar air, kadar lemak serta kandungan
c. Tekstur pektin dan protein (Sudarmadji, 1989).
Berdasarkan perhitungan anava Tabel 5.Hasil Penentuan Sampel
perbandingan nira aren dan gula merah Terbaik
cair berpengaruh terhadap tekstur gula
semut. Data hasil uji lanjut duncan Kode Atribut Warna
terhadap tekstur gula semut dapat dilihat Sampe Warn Tekstu Arom Tota
l
pada tabel 4. l a r a
Tabel 4.Hasil Uji Organoleptik Tekstur 271 1 2 1 4
115 1 3 3 7
Gula Semut 324 2 1 3 6
Rata – rata nilai 758 1 1 1 3
Jenis Sampel tekstur
Taraf Nyata 5% 819 3 3 1 7
A3 (1 : 1) 3,68 a 625 2 2 2 6
A9 (4 : 1) 3,89 ab 439 3 2 3 8
A4 (1 : 2) 3,96 ab 571 2 2 1 5
972 3 1 2 6

10
Berdasarkan hasil perhitungan Parennial Fakultas Kehutanan
menggunakan kelas interval bahwa Universitas Hasanudin.
sampel yang terpilih adalah perlakuan BPTP-Banten. 2005. Kajian Sosial
439 dengan perbandingan nira dengan Ekonomi Aren di Banten. Balai
dengan gula merah cair yaitu ( 2 : 1).
Pengkajian Teknologi Pertanian
KESIMPULAN DAN SARAN Banten.
Davies, C. G.A. and T.P. Labuza 2003.
Kesimpulan The Millard reaction application
to confectionary products.
Berdasarkan Penelitian dapat Departement of Food Science and
disimpulkan bahwa : Nasional, Jakarta
1. Terdapat korelasi antara Dewan Standar Nasional. 1995. Standar
perbandingan nira aren dengan Nasional Gula Palma. Dewan
gula merah cair terhadap kadar Standar Nasional
air, kadar gula reduksi dan kadar Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
gula total dengan koefisien 2015. Luas dan Produksi
korelasi masing – masing adalah Tanaman Perkebunan di Jawa
nilai r = 0,2294 untuk kadar air, r Barat. Available on
= 0,9784 untuk kadar gula http://disbun.jabarprov.go.id/index.
reduksi, dan r = 0,8857 untuk php/statistik/. Akses tanggal 12mei
kadar gula total. 2016.
2. Perbandingan nira dengan gula Dwianti, H., Rumpoko dan Budi S.
merah cair yang disukai
konsumen berdasarkan atribut 2003. Kajian Kualitas Gula
warna, aroma, tekstur adalah Kelapa Cetak yang Difortifikasi
sampel 439 dengan perbandingan dengan Vitamin A dari Sumber
nira dengan gula merah cair yang Karoten yang Berbeda. Laporan
digunakan yaitu 2 : 1 Penelitian. Purwokerto : Teknologi
Saran Pertanian Unsoed
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Dyanti, 2002.Studi komparatif gula
maka penulis memberikan saran sebagai
berikut : merah kelapa dan gula merah
1. Perlu adanya bahan pengemas yang aren.Skripsi.Jurusan Teknologi
tepat sehingga kualitas produk tidak Pangan dan Gizi, Fakultas
menurun. Teknologi Pertanian, Institut
2. Proses penyaringan cairan nira Pertanian Bogor.
harus dilakukan dengan baik agar Helen B. 2003 .Sugar Palm (Arenga
terbebas dari kotoran.
Pinnata).Research Information
DAFTAR PUSTAKA Series on Ecosystem.
http://febrianipurba.blogspot.co.id/2013/
AOAC 2006. Official Methods of 10/gula-merah-tebu-dan-gula
Analysis of the Association of semut. .html. Diakses 19
official Analitical Chemist. November 2016
Washington DC. Indahyanti, E., B. Kamulyan, B.
Baharudin, Musrizal M, Hemiaty B. Ismuyanto. 2014. Optimasi
2007. Pemanfaatan Nira Aren konsentrasi garam bisulfit pada
(Arenga pinnata)Pembuatan
Gula Putih Kristal Jurnal

11
pengendalian kualitas nira kelapa Ningtyas.2014. Analisis Komporatif
jurnal penelitian. Saintek. Usaha Pembuatan Gula Merah
Khaerina. 2013. Pembuatan Gula dan Gula Semut Di Kabupaten
Merah Cetak, Gula Semut, Gula Kulon Progo.Jurnal Penelitian
Invert, Dan Produk Hidrolisasi Program Studi Agribisnis Fakultas
Pati, Serta Analisis Mutu Produk Pertanian Universitas Sebelas
Gula. Laporan Praktikum
Teknologi Pati Gula dan Maret Surakarta.
Sukrokimia, Departemen Teknologi Purwaningsih . 2009. Pemanfaatan
Industri Pertanian Fakultas Gula Semut Sebagau “Healthy
Teknologi Pertanian Institut Sweetener”.Makalah Jurusan
Pertanian Bogor. Pendidikan Kimia Fakultas
Kristianingrum. 2009. Analisis Nutrisi Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Dalam Gula Semut. Jurusan Alam Universitas Negri
Pendidikan Kimia Fakultas Yogyakarta.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sardjono, E.A. Basrah, dan O. Sukardi.
Alam Universitas Negri 1985. Penelitian dan
Yogyakarta. Pengembangan Diversifikasi
Lutony, T.L. 1993.Tanaman Sumber Produk dan Pengepakan Gula
Pemanis.Penebar Swadaya. Jakart Merah Cetak. Bogor.
Mashud .2003 .Kelapa Genjah Sebagai SNI.013743.1995.Uji Standar Gula
Sumber Nira Untuk Pembuatan Merah Yang Sehat Untuk
Gula. Balai Penelitian Tanaman Dikonsumsi
Palma, Manado. Sudarmadji, S., Haryono, B. dan
Muchtadi, Sugiyono, Ayustaningwarno. Suhardi. (1989). Analisa Bahan
2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit
Liberty, Yogyakarta
Pangan. Alfabetha: Sudjana. 2005. Metoda Statistika.
Bandung.Observasi lapangan. Bandung: Tarsito.
Mustaufik .2003. Rekayasa Pembuatan
Gula kelapa Kristal Yang
Diperkaya Dengan Vitamin A
dan Uji Preferensinya Kepada
Konsumen.Jurnal Penelitian
Jurusan Teknologi Pangan Unsoed.
Mustaufik dan Karseno. 2004.
Penerapan dan Pengembangan
Teknologi Produksi Gula Semut
Berstandar Mutu SNI untuk
meningkatkan Pendapatan
Pengrajin Gula Kelapa di
Kabupaten Banyumas. Laporan
Pengabdian Masyarakat. Program
Pengembangan Teknologi Tepat
Guna. Purwokerto : Teknologi
Pertanian Unsoed.

12
11

Anda mungkin juga menyukai