Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN BUAH NIPAH (Nypa fruticans) SEBAGAI BAHAN BAKU

PEMBUATAN SELAI

UTILIZATION OF NIPA PALM (Nypa fruticans) FRUIT AS RAW MATERIAL


FOR MAKING JAM

Fauzi Afrizal1, Usman Pato2


Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Indonesia
fauziafr13@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this research was to determine the best ratio of sugar and fruit flesh
of nipa palm suitable into a made of palm jam. This research was conducted by using a
Completely Randomized Design Experiment, with four treatments and four repetitions.
Treatments for a made of jam were N1 (fruit flesh of nipa palm 80% and sugar 20%), N2
(fruit flesh of nipa palm 70% and sugar 30%), N3(fruit flesh of nipa palm 60% and
sugar 40%) and N4 (fruit flesh of nipa palm 50% and sugar 50%). The collected data
was analyzed statistically by using ANOVA and DMRT in the 5% level. The best ratio
of fruit flesh of nipa palm and sugar was N3 jam (fruit flesh of nipa palm 60% and sugar
40%) with moisture contens of 24.81%, ash 0.84%, total sugar 52.92% and viscosity
80.77%. The sensory test assessment of the chosen jam had a grey-yellow colored, palm
aromatic, sweet tasted, unsticky textured and liked by panelist.

Keywords : Jam, nipa palm, sugar, raw material.

kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400


PENDAHULUAN
km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai
Indonesia merupakan negara Kampar (400 km) dengan kedalaman
kepulauan terbesar di dunia dengan lebih kurang 6 m, dan Sungai Indragiri
panjang garis pantai lebih dari 81,000 (500 km) dengan kedalaman 6-8 m
km serta luas laut sekitar 3.544.743,9 (Anonim, 201. Hutan mangrove
km² sehingga wilayah pesisir dan merupakan sumberdaya alam yang
lautan indonesia dikenal sebagai negara mempunyai potensi ganda ditinjau dari
dengan kekayaan dan keanekaragaman aspek potensi ekologis dan potensi
hayati laut terbesar di dunia dengan ekonomis, dimana potensi ekologis
memiliki ekosistem pesisir seperti ditekankan kepada kemampuannya
mangrove dan nipah. Di provinsi Riau dalam mendukung eksistensi
mempunyai 15 sungai yang membelah lingkungan yaitu sebagai tempat tinggal
wilayah daratan, dari sekian banyak bermacam-macam binatang air, penahan
sungai hanya empat sungai yang angin, pemecah ombak dan pelindung
digunakan sebagai prasarana pantai dari abrasi. Sedangkan potensi
perhubungan antar wilayah dalam ekonomis ditunjukkan dengan
provinsi Riau. Sungai tersebut antara kemampuannya dalam menghasilkan
lain Sungai Siak (300 km) dengan produk yang bernilai jual. Salah satu

1.Mahasiswa Teknologi Pertanian


2. Dosen Pembimbing Mahasiswa Teknologi Pertanian
JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017
hutan mangrove yang mempunyai nilai Usaha dalam rangka
ekonomis adalah nipah. memaksimalkan nilai ekonomis
Nipah adalah sejenis palem yang tanaman nipah, perlu adanya
banyak tumbuh di berbagai wilayah diversifikasi pangan menjadi produk
Indonesia. Tanaman tersebut banyak yang nilai ekonominya tinggi. Menurut
tumbuh di dataran rendah berair seperti Sadjad (2007), diversifikasi pangan
di rawa-rawa, sekitar sungai, waduk dan merupakan jalan keluar yang saat ini
sepanjang garis pantai pasang surut. dianggap paling baik untuk
Sebagian besar tanaman nipah tumbuh memecahkan masalah dalam
secara alami atau belum ada masyarakat pemenuhan kebutuhan pangan. Salah
yang membudidayakannya secara satu peningkatan nilai ekonomis adalah
intensif, hal tersebut disebabkan karena pemanfaatan buah nipah menjadi
manfaat nipah bagi masyarakat masih produk selai.
terbatas pada penggunaan daun sebagai Selai merupakan produk makanan
atap rumah dan anyaman dalam jumlah yang kental atau setengah padat yang
yang relatif kecil. Buah nipah dibuat dari hancuran atau bubur buah
merupakan hasil hutan yang sifatnya dan gula. Selai yang baik harus
musiman dengan buah yang melimpah berwarna cerah, jernih, dan kenyal
setiap musimnya. Sebagian besar nipah seperti agar-agar, serta mempunyai rasa
yang ada di Indonesia hanya digunakan buah asli. Pada prinsipnya semua buah
sebagai tanaman konservasi, belum ke dapat dibuat selai terutama buah
arah tanaman industri. termasuk buah nipah. Menurut Suryani
Berbagai bagian tumbuhan nipah dkk. (2004) formula umum yang
telah dimanfaatkan masyarakat lokal digunakan dalam pembuatan selai buah
sejak lama. Daun nipah dapat adalah 45:55 (buah:gula) dan Rukmana
dimanfaatkan untuk membuat atap (1996) menjelaskan konsentrasi gula yang
rumah, anyaman dinding rumah, dan baik untuk menghasilkan selai adalah 50-
berbagai kerajinan seperti tikar, topi, 60% per kg bubur buah. Penelitian ini
dan tas. Sedangkan manfaat tangkai menggunakan penambahan persentase
daun atau pelepah nipah dapat buah nipah dan konsentrasi gula.
digunakan sebagai kayu bakar. Lidinya
dimanfaatkan sebagai sapu lidi, dan Tujuan Penelitian
berbagai anyaman. Tandan bunga yang Tujuan penelitian adalah untuk
belum mekar dapat disadap untuk menentukan rasio penambahan gula
diambil niranya. Nira nipah dapat yang tepat dalam pembuatan selai buah
dijadikan gula, difermentasi menjadi nipah.
cuka, juga sebagai bahan baku BAHAN DAN METODE
pembuatan bio etanol yang dapat Tempat dan Waktu
dijadikan bahan bakar nabati. Tunas
nipah dapat dimakan dan buah nipah Penelitian ini dilaksanakan di
yang masih muda dapat dijadikan Laboratorium Pengolahan Hasil
semacam kolang-kaling untuk Pertanian dan Laboratorium Analisis
campuran minuman, kolak, selai, dan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian
manisan, sedangkan buah nipah yang Universitas Riau, Pekanbaru. Penelitian
tua daat ditumbuk untuk diambil dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari
tepungnya. bulan Februari hingga April 2016.

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 2


Bahan dan Alat N3 = bubur daging buah nipah
Bahan utama yang digunakan
dalam penelitian ini adalah buah nipah (60%) : gula (40%)
dan gula pasir.
Alat yang digunakan dalam N4 = bubur daging buah nipah
penelitian ini adalah kompor, wajan,
pisau, nampan, talenan, baskom, (50%) : gula (50%)
blender, pengaduk, piring untuk uji
sensori, timbangan digital, Brookfield
Viscometer, penjepit, desikator, tanur,
oven, refraktometer, cawan porselin,
gelas beaker dan booth.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara
eksperimen non faktorial dengan
menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan dan empat kali ulangan,
sehingga diperoleh 16 unit percobaan
sebagai berikut:

N1 = bubur daging buah nipah

(80%) : gula (20%)

N2 = bubur daging buah nipah

(70%) : gula (30%)

Pelaksanaan Penelitian sekitar 6,4 mendekati netral. Uji derajat


Penelitian Pendahuluan keasaman (pH) bertujuan untuk
Penelitian pendahuluan dimulai megetahui tingkat keasaman buah nipah
dengan melakukan analisis kadar gula sebelum diolah menjadi selai nipah.
awal dan derajat keasaman (pH) yang Dengan melakukan uji ini diharapkan
terdapat pada buah nipah yang masih dapat memenuhi kriteria syarat mutu
muda. Kadar gula awal yang terkandung bahan baku dalam pembuatan selai.
dalam buah nipa sekitar 27,22 g per 100
g. Analisis kadar gula awal bertujuan Pembuatan Selai Buah Nipah
untuk mengetahui jumlah gula yang Penelitian utama adalah
terkandung dalam buah nipah yang pembuatan selai nipah yang mengacu
masih muda. Buah nipah memiliki pH pada Noerhartati dkk. (2009). Tahap

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 3


awal yang dilakukan dalam pembuatan Perlakuan Kadar air (%)
selai buah nipah yaitu buah nipah yang
N1 32,21d
masih muda (agak matang) dibelah dan
N2 28,56c
diambil daging buahnya lalu dicuci,
selanjutnya dilakukan penghancuran N3 24,81b
daging buah nipah menggunakan N4 20,91a
Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
blender dengan perbandingan buah dan berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf
air (1:1). Bubur daging buah nipah 5%
kemudian dimasak dalam kuali dan
ditambahkan gula sesuai dengan Tabel 3 menunjukkan bahwa
perlakuan yaitu (20%, 30%, 40% dan kadar air selai pada penelitian ini
50%) dan asam sitrat sebanyak 2 g/kg berkisar antara 20,91-32,21%. Semakin
bubur daging buah nipah dan diaduk bertambah kadar gula dan semakin
hingga mengental. Diagram alir sedikit bubur daging buah nipah maka
pembuatan selai dapat dilihat pada kadar air semakin menurun. Hal ini
Lampiran 1. disebabkan oleh perbedaan kadar air
Selanjutnya selai buah nipah dari bahan baku yang digunakan dalam
dilakukan pengamatan terhadap kadar pembuatan selai nipah. Kadar air pada
air, kadar abu, kadar gula total, gula sebesar 5,4% (Mahmud dkk.,
viskositas dan penilaian sensori. 2008), jauh lebih rendah dibandingkan
Penilaian sensori yang dilakukan adalah kadar air pada buah nipah sebesar
uji deskriptif dan uji hedonik (uji 38,96% (Subiandono dkk., 2010).
kesukaan) secara keseluruhan dengan Dengan suhu dan lama pemasakkan
atribut ( warna, aroma, rasa dan tekstur). yang sama, maka makin tinggi bubur
daging buah nipah yang digunakan
Pengamatan maka kadar air selai juga semakin
Pengamatan meliputi kadar air, tinggi.
kadar abu, kadar gula total, vikositas Kadar air pada produk selai akan
dan penilaian sensori. mempengaruhi daya tahannya. Kadar
air yang tinggi akan menyebabkan
Analisis Data mudahnya terkontaminasi oleh bakteri
Data yang diperoleh dari hasil dan jamur serta mikroba lain yang dapat
pengamatan akan dianalisis secara statistik tumbuh dan berkembang biak, namun
dengan mengggunakan Analysis of apabila kadar air produk selai rendah
Variance $QRYD -LND ) KLWXQJ • ) WDEHO maka umur simpannya semakin lama.
maka dilanjutkan dengan Uji Duncan New Menurut Astawan (2006), umumnya
Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf
produk pangan semi basah mempunyai
5%.
kadar air 10-40%. Menurut SNI (2008),
HASIL DAN PEMBAHASAN batas maksimal kadar air pada selai
Kadar air adalah 35%. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa selai buah nipah
Rata-rata kadar air selai nipa memenuhi syarat mutu selai yang baik.
yang dihasilkan setelah uji lanjut
DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat
Kadar abu
pada Tabel 3. Rata-rata kadar abu selai nipah
Tabel 3. Rata-rata kadar air selai nipah yang dihasilkan setelah uji lanjut

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 4


DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat
pada Tabel 4. dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4. Rata-rata kadar abu selai nipah Tabel 5. Rata-rata kadar gula total selai
Perlakuan Kadar abu (%) nipah
Perlakuan Gula Total (%)
N1 0,90d
N2 0,88c N1 40,55a
N3 0,84b N2 46,25b
N4 0,80a N3 52,92c
Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang N4 60,64d
berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
5% berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5%
Tabel 4 menunjukkan kadar abu
selai nipah berkisar antara 0,84-0,90%. Tabel 5 menunjukkan bahwa
Semakin banyak gula dan semakin kadar gula total selai berkisar antara
sedikit bubur daging buah nipah yang 40,55-60,64%. Semakin rendah
digunakan maka kadar abu semakin penggunaan bubur daging buah nipah
menurun. Hal ini disebabkan oleh dan semakin tinggi penggunaan gula
perbedaan kadar mineral antara gula maka kandungan gula selai semakin
dan buah nipah sebagai bahan dasar tinggi secara signifikan. Hal ini
pembuatan selai. Buah nipah disebabkan karena kadar gula total
mengandung kadar abu yang lebih dalam gula pasir lebih tinggi dari pada
tinggi dibandingkan kadar abu gula. kadar gula total dalam buah nipah.
Menurut Subiandono dkk. (2010), buah Menurut Mahmud dkk. (2008), gula
nipah mengandung kadar abu sebesar pasir mengandung karbohidrat 94% dan
0,98% dan Mahmud dkk. (2008), Subiandono dkk. (2010), menjelaskan
menjelaskan gula pasir mengandung buah nipah mengandung karbohidrat
kadar abu sebesar 0,6%. Peningkatan 56,41%.
kadar abu pada selai nipah juga Menurut subiandono dkk. (2010),
dipengaruhi oleh tingkat kematangan kadar gula total yang terkandung pada
buah. buah nipah sebesar 27,22%.
Menurut Putri (2002) abu Penambahan gula terlalu banyak akan
merupakan residu yang tertinggal terjadi kristalisasi pada permukaan gel.
setelah suatu bahan dibakar sampai Semakin meningkat konsentrasi gula
bebas karbon. Residu ini merupakan pasir, menyebabkan kadar gula total
mineral yang berasal dari komponen- selai buah yang dihasilkan semakin
komponen anorganik bahan pangan. meningkat. Hal ini sesuai dengan
Semakin tinggi kadar abu dari suatu pendapat Desroiser (1988), bahwa kadar
bahan pangan menunjukkan tingginya gula total selai buah akan berbanding
kadar mineral dari bahan tersebut. lurus dengan jumlah gula yang
ditambahkan.
Kadar gula total
Rata-rata kadar gula total selai Vikositas
buah nipah yang dihasilkan setelah diuji Rata-rata vikositas yang
dihasilkan setelah uji lanjut DNMRT

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 5


pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel Penilaian Sensori
6. Warna
Rata-rataskor penilaian terhadap
Tabel 6. Rata-rata vikositas selai nipah warna selai nipah dapat dilihat pada
Perlakuan Viskositas (%) Tabel 7.
N1 71,14a Tabel 7. Rata-rata skor warna selai
N2 76,87b nipah
N3 80,77c Perlakuan Skor warna
N4 85,42d N1 3,60d
Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf N2 2,93c
5% N3 2,43b
Tabel 6 menunjukkan bahwa N4 1,46a
Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
viskositas selai pada penelitian ini berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf
berkisar antara 71,14-85,42%. Semakin 5%
meningkat penggunaan bubur daging
buah nipah dan sedikit penggunaan gula Tabel 7 menunjukkan penilaian
maka viskositas selai yang dihasilkan sensori oleh 30 panelis semi terlatih
rendah. Hal ini disebabkan semakin terhadap atribut warna selai nipah
tinggi gula maka gula akan menyerap secara deskriptif yaitu berkisar antara
air sehingga viskositas meningkat. 1,46-3,60 (kuning keabu-abuan - putih).
Menurut Karina (2008) bahwa Semakin sedikit bubur daging buah
diperkirakan waktu pemasakan juga nipah dan semakin banyak gula maka
berpengaruh terhadap viskositas selai warna selai semakin kekuningan. Hal
selain pengaruh perlakuan. Waktu ini disebabkan karena buah nipah yang
pemasakan ditentukan dengan uji spoon digunakan dalam pembuatan selai
test, dimana viskositas yang terlalu adalah buah yang masih muda, namun
tinggi juga tidak diharapkan karena jika gula yang ditambahkan semakin
akan menyebabkan selai akan semakin banyak maka akan terjadi proses
sulit dioleskan dan tidak menyebar karamelisasi pada saat pengolahan dan
merata pada permukaan roti. Proses mengalami perubahan warna pada selai
pemasakan dihentikan setelah nipah menjadi kekuningan. Hal ini
didapatkan selai dengan kekentalan sesuai dengan pendapat Shallenberger
yang optimal. Viskositas selai pada dan Birch (1975) dalam Noerhartati
penelitian ini berkisar antara 71,14- dkk. (2004) bahwa penambahan gula
85,42% sedangkan dengan hasil yang dipanaskan tanpa air atau larutan
penelitian Eko dkk. (2010) menyatakan pekat gula yang dipanaskan, sederet
hasil dari viskositas selai dari reaksi terjadi yang pada akhirnya
pembanding selai nanas sebesar membentuk karamel. Warna makanan
1480,12 (cP) dibandingkan dengan selai disebabkan oleh pigmen alami atau
rumput laut G. verrucosa sebesar pewarna yang ditambahkan. Pigmen
1691,04 (cP). alami mencakup pigmen yang sudah
terdapat dalam makanan dan pigmen
yang terbentuk pada pemanasan,
penyimpanan atau pemprosesan
(Deman, 1997).

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 6


Aroma Tabel 9. Rata-rata skor rasa selai nipah
Rata-rata skor penilaian Perlakuan Skor rasa
terhadap aroma selai nipah dapat dilihat
pada Tabel 8.
N1 2,16a
N2 2,60b
Tabel 8. Rata-rata skor aroma selai N3 3,80c
nipah N4 4,53d
Perlakuan Skor aroma Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf
N1 4,60d 5%
N2 3,76c Tabel 9 menunjukkan penilaian
N3 2,93b sensori secara deskriptif oleh 30 panelis
N4 2,43a semi terlatih terhadap atribut rasa selai
Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang nipah secara deskriptif yaitu berkisar
berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5% antara 2,17-4,53 (agak manis-manis).
Tabel 8 menunjukkan penilaian Semakin meningkat penambahan gula
sensori secara deskriptif oleh 30 panelis dan sedikit penggunaan bubur daging
semi terlatih terhadap atribut aroma buah nipah yang digunakan dalam
selai nipah secara deskriptif yaitu pembuatan selai nipah maka rasa selai
berkisar antara 2,43-4,60 (beraroma terasa sangat manis. Bertambahnya gula
buah nipah - tidak beraroma buah pada tiap perlakuan membuat selai
nipah). Semakin sedikit gula dan nipah berasa manis. Hal tersebut
semakin banyak bubur daging buah disebabkan karena rasa manis buah
nipah yang digunakan dalam pembuatan nipah yang masih muda dan didominasi
selai nipah maka aroma khas nipah oleh rasa manis yang berasal dari gula.
semakin kuat. Hal ini disebabkan oleh Menurut subiandono dkk (2010), buah
aroma khas yang berasal dari bubur nipah mengandung kadar gula total
buah nipah. Tingkat kematangan buah sebesar 27,22%.
yang digunakan dapat mempengaruhi Tekstur
aroma selai sedangkan buah yang masih Rata-rata skor penilaian
mudah akan memberikan aroma yang terhadap tekstur selai nipah yang dilihat
baik. Buah nipah memiliki aroma pada Tabel 10.
seperti kelapa muda. Penambahan gula
yang semakin banyak akan Tabel 10. Rata-rata skor tekstur selai
mempengaruhi aroma khas nipah pada nipah
selai nipah, bahkan aroma khas nipah Perlakuan Skor tekstur
akan hilang apabila perbandingan
daging buah dengan gula tidak sesuai. N1 4,40d
N2 2,66b
Rasa N3 2,40b
Rata-rata skor penilaian N4 1,46a
terhadap rasa selai nipah dapat dilihat Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
pada Tabel 9. berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5%
Tabel 10 menunjukkan penilaian
sensori secara deskriptif oleh 30 panelis
semi terlatih terhadap atribut tekstur

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 7


selai nipah secara deskriptif yaitu terhadap perlakuan N2, N3 dan N4.
berkisar antara 1,46-4,40 (lengket- Namun perlakuan N3 dan N4 berbeda
sangat tidak lengket). Semakin tinggi tidak nyata. Panelis menyatakan kesan
persentasi buah nipah yang digunakan suka sseiring bertambahnya persentasi
dalam pembuatan salai maka teksturnya gula dalam pembuatan selai nipah.
lengket. Penilaian kesan suka dan agak suka di
Penambahan gula akan pengaruhi oleh penilaian keseluruhan
berpengaruh terhadap tekstur selai atribut yaitu warna, aroma, rasa dan
nipah, dengan semakin bertambahnya tekstur dari selai nipah. Menurut
gula maka selai nipah menjadi sangat Daroini (2006), menyatakan bahwa
tidak lengket. Menurut Muchtadi parameter warna, tekstur, aroma dan
(1989), penambahan gula terlalu banyak rasa dapat dikatakan gabungan dari
akan terjadi kristalisasi pada permukaan penilaian keseluruhan yang tampak.
gel yang terbentuk, sedangkan bila gula
Penentuan Selai Nipah Terpilih
yang ditambahkan sedikit atau kurang Produk pangan harus memiliki
akan terbentuk gel yang lunak. kandungan gizi yang baik dan memiliki
Selanjutnya menurut Fenemma (1976) penilaian sensori yang dapat diterima
dalam Sularjo (2010), gula dapat oleh panelis. Selai nipah salah satu
berfungsi sebagai pembentuk tekstur produk pangan semi basah juga harus
dan pembentuk flavor melalui reaksi memenuhi kriteria tersebut. Hasil
pencoklatan dan Nicol (1979) dalam rekapitulasi semua data analisis kimia
Nurwati (2011), menjelaskan sukrosa dan sensori selai nipah terpilih dari
dalam produk pangan berfungsi sebagai
semua perlakuan terlihat pada Tabel 12.
pembentuk tekstur dan citarasa.
Penilaian Hedonik Keseluruhan
Rata-rata penilaian tingkat
kesukaan panelis dapat dilihat pada
Tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata skor penilaian
hedonik keseluruh selai
nipah
Perlakuan Skor penilaian
keseluruhan
N1 3,23a
N2 3,46ab
N3 3,60b
N4 3,53b
Ket: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5%
Tabel 11 menunjukkan penilaian
kesukaan secara keseluruhan pada selai
nipah yaitu berkisar antara 3,23-3,60
(agak suka - suka). Penilaian secara
keseluruhan perlakuan N1 berbeda nyata

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 8


Tabel 12. Rekapitulasi data pemilihan selai terpilih
SNI 2008* dan Perlakuan
Hasil analisis SNI 1995** N1 N2 N3 N4
(80:20) (70:30) (60:40) (50:50)
Kadar air (%) Maks.35%* 32,21d 28,56c 24,81b 20,91a
Gula total (%) Min. 55%* 40,55a 46,25b 52,92c 60,64d
Viskositas - 71,14 a 76,87 b 80,77 b 85,42 c
Kadar abu (%) - 0,90 ab 0,88 ab 0,84a 0,80b
Putih Kuning
Abu
Warna Normal Agak putih keabu- keabu-
kekuningan
abuan abuan
Sangat Beraroma Agak Tidak
Aroma Normal beraroma nipah beraroma beraroma
nipah nipah nipah
Agak manis Sangat
Rasa Normal Tidak manis Manis
manis
Agak Tidak Sangat tidak
Tekstur - lengket
lengket lengket lengket
Penilaian
- Agak suka Agak suka Suka Suka
keseluruhan
Sumber : *SNI 01-3746-2008
*SNI 01-3746-1945
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata menurut uji
DMRT pada taraf 5%.
Tabel 12 menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil pengamatan secara
selai terpilih yaitu pada perlakuan N3 keseluruhan, analisis kimia maupun
(bubur daging buah nipah (60%) : gula penilaian sensori dapat ditarik
(40%)). Selai pada perlakuan N3 kesimpulan bahwasanya perlakuan
dikatakan terpilih karena dari hasil terpilih dari selai yang dihasilkan yaitu
analisis kimia yaitu kadar air 24,81%, pada perlakuan N3 serta panelis
gula total 57,82, viskositas 66,27% serta menyatakan kesan agak suka pada
kadar abu 0,84% dan telah memenuhi perlakuan N3.
SNI-01-3746-2008 dan SNI-01-3746-
KESIMPULAN DAN SARAN
1945. Perlakuan N3 memiliki viskositas
Kesimpulan
yaitu 66,27% yang menyebabkan
1. Rasio penambahan buah nipah dan
tekstur yang lunak sehingga mudah saat
gula yang berbeda dalam pembuatan
dioleskan dan menyebar merata pada
selai buah nipah berpengaruh
permukaan roti. Sementara penilaian
terhadap kadar air, kadar abu, kadar
sensori secara keseluruhan selai pada
gula totala, viskositas dan penilaian
perlakuan N3 mendapat penilaian
sensori secara deskriptif serta
tertinggi yaitu agak suka dengan
penilaian kesukaan secara
penilaian deskriptif berwarna abu
keseluruhan.
kekuningan, tidak beraroma nipah,
2. Selai nipah perlakuan N3 dengan
berasa agak manis dan sedikit asam
persentasi buah nipah muda 60% dan
serta bertekstur tidak lengket.
gula 40% merupakan perlakuan

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 9


terpilih. Kadar air, kadar abu, kadar Deman, J. M. 1997. Kimia Makanan.
gula total dan kadar viskositas selai Institut Teknologi Bandung.
buah nipah perlakuan N3 telah Bandung.
memenuhi SNI 01-3746-2008 dan
SNI-01-3746-1995. Selai Nipah Eko N. D., T. Surti dan Ulfatun. 2010.
perlakuan terpilih memiliki kadar air Kualitas selai yang diolah
24,81%, kadar abu 0,84%, kadar gula dari rumput laut, Gracilaria
total 52,92%, viskositas 80,77%. verrucosa, Eucheuima
Selanjutnya penilaian sensori secara cottonii serta campuran
deskriptif dengan warna abu keduanya. Jurnal Perikanan
kekuningan, agak beraroma buah Universitas Dipenogoro,
nipah, berasa manis sedikit asam, volume 12 (1) : 20-27.
bertekstur agak lengket dan penilaian
kesukaan secara keseluruhan panelis Karina, A. 2008. Pemanfaatan jahe
menyatakan kesan suka. (Zingiber officinale Rosc.)
dan teh hijau (Camelia
Saran sinensis) dalam pembuatan
Perlu dilakukan penelitian selai rendah kalori dan
lanjutan untuk mengukur umur simpan, sumber antioksidan. Skripsi.
selain itu perlu dilakukan analisis usaha Fakultas Pertanian. Institut
untuk mengetahui apakah selai nipah ini Pertanian Bogor. Bandung
layak dikembangkan sebagai bisnis di
bidang produk pangan semi basah. Mahmud, M. K., Hermana., N. A.
Zulfianto., I. Ngadiarti, R., R.
DAFTAR PUSTAKA Apriyantono., B. Hartati,
Astawan. 2006. Membuat Mi dan Bernadus dan T. Celly. 2008.
Bihun. Penebar Swadaya. Tabel Komposisi Pangan
Jakarta. Indonesia. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
BSN. 2008. Selai Buah. SNI 3746 :
2008. Badan Standardisasi Noerhartati, E., T. Rahayuningsih dan
Nasional. Jakarta. N. V. Feriyani. 2009.
Pembuatan selai salak
Daroini. 2006. Kajian proses (Salacca edulis reinw) :
pembuatan teh herbal dari kajian dari penambahan
campuran teh hijau natrium benzoat dan gula
(Camellia sinensis), rimpang yang tepat terhadap mutu
bangle (Zingiber cassumunar selai salak selama
Roxb.) dan daun ciremai penyimpanan. Jurnal
(Phyllanthus acidus (L.) Teknologi Pangan, volume 3
Skeel.). Skripsi. Fakultas (1): 37-48.
Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Noerhartati, E., T. Rahayuningsih dan
Feriyani. 2004. Pembuatan
selai salak (Salacca edulis
Reinw): kajian dari
JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 10
penambahan natrium Sudarmadji. S., Haryono, dan B.
benzoat dan gula yang tepat Suhardi. 2007. Analisis
terhadap mutu selai salak bahan makanan dan
selama penyimpanan. pertanian. Liberty.
Skripsi. Fakultas Teknik Yogyakarta.
Universitas Wijaya Kusuma.
Surabaya. Suryani, A. E., Hambali dan M. Rivai.
2004. Membuat Aneka
Nurwati. 2011. Formulasi Hard Candy Selai. Penebar Swadaya,
dengan penambahan Jakarta.
ekstrak buah pedada
(Sonneratia caseolaris)
sebagai flavor. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Putri, E. R. P. 2002. Suplementasi


tepung kedelai lemak penuh
(full fat soy flour) hasil
pengeringan silinder pada
formula roti. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Subiandono, E., N. M. Heriyanto dan E.


Karlina. 2010. Kajian
potensi nipah (Nypa
fruticans Thunb.) sebagai
sumber pangan dan energi
dari hutan mangrove.
Laporan Penelitian Insentif
DIKTI untuk Penelitian dan
Perekayasa LPD dan LPND.
Bogor.

Sularjo. 2010. Pengaruh


perbandingan gula pasir
dan daging buah pepaya
terhadap kualitas permen
pepaya. ISSN 0215-9511
Universitas Widya Dharma.
Klaten.

JOM FAPERTA UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017 11

Anda mungkin juga menyukai