Anda di halaman 1dari 15

PEMBUATAN FRUIT LEATHER DARI CAMPURAN

BUAH SIRSAK (Annoma muricata L.) DAN BUAH MELON


(Cucumis melo L.)

FRUIT LEATHER FROM MIXED SOURSOP


(Annoma muricata L.) AND MELON (Cucumis melo L.)

Andika Pranata Risti1, Netti Herawati2


Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru
Andikapranata328@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this study was to get the best treatment fruit leather from mixed
soursop (Annoma muricata L.) and melon (Cucumis melo L.). The study used a
Complete Randomized Design (CRD) with 6 treatments and 3 replications. The
treatments were SM1 (soursop 100 : melon 0), SM2 (soursop 80 : melon 20), SM3
(soursop 60 : melon 40), SM4 (soursop 40 : melon 60) SM5 (soursop 20 : melon
80) and SM6 (soursop 0 : melon 100). The data were analyzed statistically using
ANOVA and DNMRT at 5%. The study showed that treatment significantly
influence on water, ash content, degree of acidity (pH), crude fiber, and
organoleptic test. The best treatment of fruit leather from this research was SM2
which have water 12,16%, ash 0,75%, degree of acidity (pH) 3,98, crude fiber
content 1,91%, , reddish yellow color, little fruit soursop and melon flavour,
sweetness taste, the texture clay and overall assesment of fruit leather was
preferred by the panelist.
Keywords: Fruit leather, soursop fruit and melon

PENDAHULUAN
Fruit leather adalah jenis konsistensi dan rasa khas sesuai dengan
olahan produk makanan yang berasal jenis buah-buahan yang digunakan.
dari bubur daging buah yang Penambahan gula dalam pembuatan
dikeringkan sampai kadar air berkisar fruit leather sangat ditentukan oleh
10-15% (Nurlaely, 2002). Fruit kandungan gula yang terdapat pada
leather banyak dibuat di negara bahan dasar buah (Ernie dan Lestari,
Amerika, Eropa serta India, 1992). Bahan baku fruit leather dapat
sementara di Indonesia masih belum berasal dari berbagai jenis buah-
diproduksi secara komersial. Fruit buahan tropis ataupun subtropis
leather berbentuk lembaran tipis dengan kandungan serat yang cukup
dengan ketebalan 2–3 mm mempunyai tinggi diantaranya pisang, pepaya,
1

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
mangga, nanas, jambu biji, apel, yang berwarna putih akan berperan
nangka, peach, sirsak, bunga rosella dalam peningkatan warna fruit leather
dan sebagainya (Enie dan Nami, yang dihasilkan.
1992). Penelitian mengenai fruit leather
Fruit leather dapat dimakan telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebagai cemilan ringan, dan makanan diantaranya, Asben (2007) yang
pencuci mulut. Menurut Nurlaely menghasilkan fruit leather terbaik
(2002), Salah satu jenis buah yang antara rumput laut dengan buah nanas
dapat diolah menjadi fruit leather (15% : 85%) dan penambahan
adalah buah sirsak. Buah sirsak konsentrasi gula 20%. Hasil
merupakan salah satu komoditas penelitian tersebut menghasilkan
hortikultura yang banyak kadar gula 44,92%, kadar serat
mengandung serat. Menurut 5,526% serta kadar abu 1,786%.
Wirakesumah 1995 kandungan serat Penelitian Safitri (2012)
pada sirsak sebesar 2,0 mg serta menghasilkan fruit leather buah
mengandung vitamin A, B, dan C. mangga dan kelopak bunga rosella
Struktur daging buah sirsak lembut (35% : 25%) dengan kadar air
berserat, dan rasanya asam manis 14,77%, total asam 1,344 mg/g dan
sehingga cocok diolah menjadi fruit pH 3,45 serta konsentrasi gula sebesar
leather, dimana kriteria yang 40%. Sementara hasil penelitian Zora
diharapkan dari fruit leather adalah (2010), menghasilkan fruit leather
warnanya menarik, teksturnya yang kombinasi antara buah sirsak dan
sedikit liat dan kompak, serta kelopak bunga rosella dengan
memiliki plastisitas yang baik penambahan konsentrasi gula 40%
sehingga dapat digulung (tidak mudah dan gum arab 0,6% yang
patah) (Nuswamahaerni, 1993). memperoleh kadar air 14,517% dan
Selain itu buah melon juga pH sekitar 3,48.
kaya akan kandungan gizi serta bisa Berdasarkan uraian diatas
dimanfaatkan dalam pembuatan fruit penulis tertarik untuk melakukan
leather selain memiliki rasa dan penelitian dengan mengkombinasikan
aroma khas dengan daging buah yang buah sirsak dan buah melon
tebal serta rasa manis yang sering penelitian dengan judul Pembuatan
digunakan sebagai buah untuk terapi Fruit Leather dari Campuran Buah
kesehatan karena mempunyai Sirsak (Annoma muricata L.) dan
manfaat, antara lain dapat membantu Buah Melon (Cucumis melo L.).
sistem pembuangan,
anti kanker, menurunkan resiko stroke Tujuan dari penelitian ini adalah
dan penyakit jantung, mencegah untuk mendapatkan perlakuan
penggumpalan darah (Boma terbaik dari penambahan buah sirsak
Whikoto, 2007). Melon memiliki dan buah melon pada pembuatan
karakteristik warna kuning khas fruit leather menurut standar
melon sehingga ketika nasional Indonesia mutu manisan
dikombinasikan dengan buah sirsak dan organoleptik.
2

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


BAHAN DAN METODE Metode Penelitian
Tempat dan Waktu Metode penelitian yang
Penelitian telah digunakan dalam penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium adalah Rancangan Acak Lengkap
Pengolahan Hasil Pertanian dan (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan
Laboratorium Analisis Hasil dan 3 kali ulangan sehingga
Pertanian Fakultas Pertanian diperoleh 18 unit percobaan.
Universitas Riau. Waktu penelitian Adapun rasio perlakuan dalam
berlangsung selama tiga bulan yaitu pembuatan fruit leather pada
bulan Maret hingga Juli 2017. penelitian ini adalah sebagai berikut :
. SM1 = 100 Bubur buah sirsak
SM2 = 80 Bubur buah sirsak :
20 Bubur buah melon
Bahan dan Alat SM3 = 60 Bubur buah sirsak :
Bahan-bahan yang digunakan 40 Bubur buah melon
dalam penelitian ini adalah buah SM4 = 40 Bubur buah sirsak :
sirsak dan buah melon yang dibeli di 60 Bubur buah melon
pasar tradisional Panam Pekanbaru. SM5 = 20 Bubur buah sirsak :
Bahan tambahan terdiri dari asam 80 Bubur buah melon
sitrat, gula pasir dan gum arab. SM6 = 100 Bubur buah melon
Bahan-bahan yang digunakan untuk
analisis adalah akuades, alkohol 95% Pelaksanaan Penelitian
sebanyak 15 ml, zat anti buih, H2SO4 Proses pembuatan fruit
10%, NaOH 0,31N, K2SO4 10%, leather terdiri dari tiga tahap yaitu
KOH, alkohol 10% dan eter. pembuatan bubur buah sirsak,
pembuatan bubur buah melon, dan
Alat-alat yang digunakan pembuatan fruit leather.
dalam pembuatan fruit leather adalah
pisau, baskom, timbangan analitik, Pembuatan Bubur buah sirsak
blender, sendok, loyang kompor, dan
Buah sirsak dicuci dengan air
panci. Peralatan analisis yaitu
timbangan analitik, oven, cawan yang mengalir, dikupas serta
porselin, desikator, tanur, penjepit dipisahkan dari biji kemudian
cawan, gelas ukur, labu ukur, pH dipotong-potong dan dihancurkan
meter, gelas piala, erlenmeyer, dengan menggunakan blender
soxhlet, labu destilasi, sentrifugasi, menjadi bubur buah sirsak.
waring blender, corong, pipet tetes,
spatula, kertas saring, sarung tangan,
Pembuatan Bubur buah melon
wadah organoleptik, kertas label dan
booth pencicip . Buah melon dicuci dengan air
yang mengalir, dikupas serta
3

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


dipisahkan dari biji kemudian kadar serat kasar, dan uji deskriftip
dipotong-potong dan dihancurkan serta hedonik dari produk fruit
dengan menggunakan blender leather yang dihasilkan.
menjadi bubur buah melon.
Analisis Data
Pembuatan fruit leather Data yang diperoleh dari
Pembuatan fruit leather hasil pengamatan akan dianalisis
mengacu pada Safitri (2012), bubur secara statistik dengan
buah sirsak dan buah melon mengggunakan Analysis of Variance
ditimbang sesuai perlakuan (Anova). Jika F hitung ≥ F tabel
kemudian ditambahkan gula 40%, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan
gum arab 1%, dan asam sitrat 0,1%, New Multiple Range Test (DNMRT)
dilakukan pemanasan suhu 70-80oC pada taraf 5%.
selama 2 menit, kemudian dituang
adonan kedalam loyang yang telah HASIL DAN PEMBAHASAN
dilapisi plastik wrap
4.1. Kadar Air
dan dilakukan pengeringan didalam Hasil sidik ragam
oven suhu 60oC selama 8 jam menunjukkan bahwa perlakuan
dipotong sesuai ukuran dan menjadi bubur buah sirsak dan bubur buah
produk fruit leather. melon memberikan pengaruh nyata
terhadap kadar air fruit leather.
Pengamatan Rata-rata kadar air pada fruit leather
setelah diuji lanjut dengan DNMRT
Pengamatan yang dilakukan
pada taraf 5% dapat dilihat pada
pada penelitian ini yaitu meliputi Tabel 10 dibawah ini.
analisa kadar air, kadar abu, pH,

Tabel 10. Rata-rata kadar air fruit leather


Kadar air
Perlakuan (%)
SM1 (Bubur buah sirsak 100) 11,08a
SM2 (Bubur buah sirsak 80 bubur buah melon 20) 12,16b
SM3 (Bubur buah sirsak 60 bubur buah melon 40) 13,14c
SM4 (Bubur buah sirsak 40 bubur buah melon 60) 14,13d
SM5 (Bubur buah sirsak 20 bubur buah melon 80) 15,23e
SM6 (Bubur buah melon 100) 16,34f

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 10 menunjukkan nyata. Kadar air fruit leather


bahwa kadar air fruit leather berbeda tertinggi didapat pada perlakuan
4

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


SM6, serta kadar air terendah Kadar air akan mengalami
diperoleh pada perlakuan SM1. penurunan
seiring semakin banyaknya buah bagi bahan pangan, karena
sirsak yang digunakan sebaliknya kandungan air pada bahan pangan
kadar air akan mengalami dapat mempengaruhi penampakan,
peningkatan hal ini karena seiring tekstur pada bahan pangan (Winarno,
semakin banyaknya perlakuan buah 2008). Menurut Syarief dan Halid
melon yang digunakan. Perbedaan (1993), tinggi rendahnya kadar air
kadar air pada fruit leather suatu bahan sangat ditentukan oleh
dipengaruhi oleh kandungan air pada air terikat dan air bebas yang
bahan dasar yang digunakan. Hal terdapat di dalam bahan.
tersebut disebabkan karena Berdasarkan hasil analisis kadar air
perbedaan kadar air pada buah sirsak fruit leather buah sirsak dan buah
dan buah melon. Menurut melon yaitu 11,08-16,34% masih
Wirakusumah (1995) kandungan air memenuhi batasan maksimal kadar
buah sirsak merah sebesar 80,7% dan air manisan kering buah-buahan
buah melon memiliki kandungan air menurut SNI 01-1718-1996
sebesar 93%. maksimal 25%.
Besarnya kadar air pada fruit
leather juga berkaitan dengan kadar 4.2. Kadar Abu
serat kasar. Hasil pengamatan kadar Hasil sidik ragam
serat kasar pada fruit leather dapat menunjukkan bahwa perlakuan
dilihat pada Tabel 13. Semakin bubur buah sirsak dan bubur buah
tingginya kadar serat bahan baku
melon memberikan pengaruh nyata
yang digunakan dalam pembuatan
fruit leather maka semakin tinggi terhadap kadar abu fruit leather.
pula kadar airnya. Menurut Rata-rata kadar abu pada fruit
Wirakesumah (1995) serat sirsak leather setelah diuji lanjut dengan
yaitu sebesar 2,0 mg sedangkan DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat
kadar serat kasar pada buah melon pada Tabel 11.
menurut Wirakesumah (2000) yaitu Kadar abu fruit lether
sebesar 0,30 mg. Sehingga semakin berkisar antara 0,71-0,91%. Kadar
meningkat penggunaan buah sirsak abu fruit lether tertinggi terdapat
dan semakin menurun penggunaan pada perlakuan SM6 (rasio bubur
buah melon maka kadar serat kasar daging sirsak dan melon 0:100) yaitu
fruit leather yang dihasilkan semakin 0,91% dan kadar abu terendah adalah
meningkat begitu pula kadar airnya. perlakuan SM1 (rasio bubur sirsak
Hal ini disebabkan karena serat dan melon 100:0) yaitu 0,71%.
memiliki kemampuan mengikat air, Kadar abu fruit leather cendrung
dimana di dalam serat terdapat cukup meningkat seiring dengan
banyak gugus hidroksil yang bersifat meningkatnya jumlah bubur daging
polar. melon dan menurunnya jumlah
Kadar air merupakan salah bubur daging bubur sirsak yang
satu karakteristik yang sangatpenting
5

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


digunakan dalam pembuatan fruit leather.
Tabel 11. Rata-rata kadar abu fruit leather

Perlakuan Kadar abu (%)


SM1 (Bubur buah sirsak 100) 0,71a
SM2 (Bubur buah sirsak 80 bubur buah melon 20) 0,75b
SM3 (Bubur buah sirsak 60 bubur buah melon 40) 0,79c
SM4 (Bubur buah sirsak 40 bubur buah melon 60) 0,83d
SM5 (Bubur buah sirsak 20 bubur buah melon 80) 0,87e
SM6 (Bubur buah melon 100) 0,91f
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Hal ini disebabkan oleh yang berkisar antara 0,75-0,91%,


bahan dasar yang terkandung dalam dibandingkan dengan fruit leather
pembuatan fruit leather. Kandungan buah nanas dan rumput laut Asben
mineral pada buah sirsak yaitu (2007) yang mencapai 1,93%.
kalsium 14,00 mg, fosfor 27,00 mg
dan besi 0,60 mg (Wirakusumah 4.3.Derajat keasaman (pH)
2000) sedangkan kandungan mineral Hasil sidik ragam
buah melon yaitu kalsium 15,00 mg, menunjukkan bahwa perlakuan
fosfor 25,00 mg, dan besi 0,50 mg bubur buah sirsak dan bubur buah
(Wirakusumah 2000). melon memberikan pengaruh yang
nyata terhadap derajat keasaman fruit
Menurut Sudarmadji, dkk. leather. Rata-rata derajat keasaman
(1997) penentuan kadar abu pada fruit leather setelah diuji lanjut
berhubungan erat dengan kandungan dengan DNMRT pada taraf 5% dapat
mineral yang terdapat dalam suatu dilihat pada Tabel 12.
bahan pangan. Menurut Winarno
(2008) kadar abu adalah unsur Tabel 12 dibawah ini menunjukkan
mineral atau zat anorganik yang bahwa. Derajat keasaman (pH) fruit
tidak terbakar pada saat pembakaran. leather berkisar antara 3,90-4,38%
Hasil proses pembakaran atau Derajat keasaman pH tertinggi
pengabuan yang dilakukan terdapat pada perlakuan SM1 yaitu
menyebabkan zat organik pada fruit 3,90 (rasio penambahan bubur buah
leather terbakar, namun zat sirsak 100 dan melon 0) dan pH yang
anorganik atau unsur mineral yang terendah yaitu pada perlakuan SM6
ada pada fruit leather seperti (rasio penambahan bubur daging
kalsium, fosfor dan zat besi yang buah sirsak 0 dan buah melon 100).
terdapat pada fruit leather tidak Tingkat keasaman fruit leather
terbakar. Kadar abu fruit leather cenderung mengalami peningkatan
bubur sirsak dan melon pada dengan menurunnya penambahan
peneitian ini masih lebih rendah, bubur daging buah sirsak.

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Tabel 12. Rata-rata derajat keasaman fruit leather
Perlakuan Nilai pH
SM1 (Bubur buah sirsak 100) 3,90a
SM2 (Bubur buah sirsak 80 bubur buah melon 20) 3,98b
SM3 (Bubur buah sirsak 60 bubur buah melon 40) 4,06c
SM4 (Bubur buah sirsak 40 bubur buah melon 60) 4,15d
SM5 (Bubur buah sirsak 20 bubur buah melon 80) 4,24e
SM6 (Bubur buah melon 100) 4,38f
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

dengan derajat keasaman fruit


Hal ini disebabkan karena leather buah sirsak kombinasi buah
buah sirsak memiliki pH yang lebih melon. Hal ini disebabkan oleh
tinggi dibanding buah melon. bahan baku yang digunakan. Buah
Berdasarkan hasil analisis bahan sirsak dan melon menghasilkan pH
baku, bubur buah sirsak memiliki lebih tinggi yaitu dibandingkan buah
nilai pH yaitu 2,0 dan melon 0,30 mangga dan kelopak bunga rosela
sehingga nilai pH fruit leather pada penelitian Safitri yang
semakin meningkat seiring dengan menyumbangkan pH lebih rendah
berkurangnya persentase
penambahan daging buah sirsak yang 4.4. Kadar serat kasar
ditambahkan ke dalam rasio Hasil sidik ragam
formulasi fruit leather. menunjukkan bahwa perlakuan
Nilai pH berkisar antara 0-14, bubur buah sirsak dan bubur buah
apabila suatu bahan memiliki nilai melon memberikan pengaruh yang
pH 7, bahan tergolong netral, di nyata terhadap kadar serat kasar fruit
bawah 7 tergolong asam dan di atas leather. Rata-rata kadar serat kasar
7 tergolong basa. Nilai pH yang pada fruit leather setelah diuji lanjut
dihasilkan pada semua perlakuan dengan DNMRT pada taraf 5% dapat
fruit leather tergolong asam dilihat pada Tabel 13.
dikarenakan berada pada pH di
bawah 7 (Netral). Menurut Fardiaz Tabel 13 dibawah ini menunjukkan
(1992) pH atau keasamaan makanan bahwa kadar serat kasar fruit leather
dipengaruhi oleh asam yang terdapat berbeda nyata untuk masing-masing
pada bahan makanan secara alami. perlakuan. Kadar serat fruit leather
Hasil penelitian Safitri (2012) semakin tinggi dengan semakin
melakukan substitusi buah mangga banyaknya bubur buah sirsak yang
dengan kelopak bunga rosela (35% : digunakan pada masing-masing
25%) yang mencapai pH sebesar perlakuan.
3,45 lebih rendah dibandingkan

Tabel 13. Rata-rata kadar serat kasar fruit leather


7

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Perlakuan Serat kasar (%)
SM1 (Bubur buah sirsak 100) 1,55b
SM2 (Bubur buah sirsak 80 bubur buah melon 20) 1,91a
SM3 (Bubur buah sirsak 60 bubur buah melon 40) 1,19c
SM4 (Bubur buah sirsak 40 bubur buah melon 60) 0,84d
SM5 (Bubur buah sirsak 20 bubur buah melon 80) 0,49e
SM6 (Bubur buah melon 100) 0,14f
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Hal ini disebabkan karena dihasilkan. Uji hedonik meminta


Buah sirsak memiliki kandungan agar penelis mengemukakan
serat sebanyak 2,0 g, sedangkan responnya terhadap produk yang
buah melon memiliki serat sebanyak disajikan dengan skala hedonik.
0,30 g (Wirakesumah 2000). Setelah itu, didapat produk yang
disukai dan yang tidak disukai
4.5 Penilain Sensori (Setyaningsih dkk., 2010).

Penilaian sensori dilakukan 4.5.1. Warna


melalui uji deskiptif dan uji hedonik.
Uji deskriptif merupakan penilaian Hasil pengamatan analisis
sensori yang didasarkan pada sifat- sidik ragam secara deskriptif
sifat sensori yang lebih kompleks menunjukkan bahwa perlakuan
karena mutu suatu komoditi bubur buah sirsak dan bubur buah
umumnya ditentukan oleh beberapa melon berpengaruh nyata terhadap
sifat sensori. Panelis yang telah atribut warna fruit leather (Lampiran
melakukan uji deskriptif, kemudian 12). Rata-rata hasil organoleptik
didukung dengan uji hedonik, terhadap warna fruit leather yang
dimana uji hedonik bertujuan untuk dihasilkan setelah diuji lanjut dengan
mengetahui tingkat kesukaan panelis DNMRT pada taraf 5% disajikan
terhadap produk fruit leather yang pada Tabel 14.
Tabel 14. Rata-rata penilaian uji deskriptif terhadap warna fruit leather (%)
Perlakuan Rata-rata
SM1 (Bubur buah sirsak 100) 1,73a
SM2 (Bubur buah sirsak 80 Bubur buah melon 20) 2,70b
SM3 (bubur buah sirsak 60 Bubur buah melon 40) 2,80c
SM4 (Bubur buah sirsak 40 Bubur buah melon 60) 3,18d
SM5 (Bubur buah sirsak 20 Bubur buah melon 80) 3,16e
SM6 (Bubur buah melon 100) 3,80f
Keterangan : 5= Coklat, 4= Kuning kecoklatan 3= Oren, 2= Kuning, 1= Kuning muda
Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.
Tabel 14 menunjukkan deskriptif terhadap warna fruit
bahwa penilaian penelis secara uji leather memberikan skor penilaian
8

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


berkisar antara 1,74-3,80 (Kuning (Winarno, 2008). Menurut
muda-kuning kecoklatan). Nilai Nugrahebi (2014) pigmen karetonoid
tertinggi diperoleh pada perlakuan yang terkandung pada buah dapat
SM6 (rasio daging buah sirsak dan digunakan sebagai pewarna
buah melon 0:100) yaitu 3,80 makanan.
sedangkan nilai terendah diperoleh
pada perlakuan SM1 (rasia daging 4.5.2. Aroma
buah sirsak dan buah melon 100:0)
yaitu1,74. Hal ini dikarenakan Hasil sidik ragam
penambahan bubur buah sirsak yang menunjukkan bahwa perlakuan
semakin tinggi dan semakin sedikit daging buah sirsak dan daging buah
penambahan bubur buah melon maka melon berpengaruh nyata terhadap
semakin rendah penilaian panelis aroma fruit leather. Rata-rata hasil
terhadap warna fruit leather yang organoleptik terhadap aroma fruit
dihasilkan. Terjadinya perubahan leather yang dihasilkan setelah diuji
warna yang dihasilkan adalah lanjut dengan DNMRT pada taraf
dikarenakan buah sirsak dan melon 5% disajikan pada Tabel 15 berikut
mengandung karotenoid. Karotenoid ini.
merupakan salah satu pigmen yang
menyumbang warna kuning, jingga
dan merah pada bagian buah
Tabel 15. Rata-rata penilaian uji deskriftip terhadap aroma fruit leather (%)
Perlakuan Rata-rata
SM1 (Bubur buah sirsak 100) 2,10a
SM2 (Bubur buah sirsak 80 Bubur buah melon 20) 2,13b
SM3 (Bubur buah sirsak 60 Bubur buah melon 40) 2,30c
SM4 (Bubur buah sirsak 40 Bubur buah melon 60) 2,46d
SM5 (Bubur buah sirsak 20 Bubur buah melon 80) 2,46e
SM6 (Bubur buah melon 100) 3,0f
Keterangan : 5= Sangat tidak khas sirsak 4= Tidak khas sirsak, 3= Kurang khas sirsak, 2=
Khas sirsak 1= Sangat khas sirsak
Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 15 menunjukkan penilaian meningkatnya jumlah buah sirsak


panelis secara deskriptif terhadap yang digunakan pada setiap
aroma fruit leather berkisar antara perlakuan maka semakin kuat aroma
2,13-3,0 (beraroma khas sirsak- buah sirsak pada fruit leather yang
kurang khas sirsak). Perlakuan SM1 dihasilkan. Hal ini disebabkan
berbeda nyata terhadap perlakuan karena pada buah sirsak mempunyai
lainnya. Tabel 15 dapat dilihat aroma yang khas dan mudah dikenali
bahwa semakin menurun jumlah oleh panelis sehingga panelis
buah melon yang digunakan pada memberikan penilaian fruit leather
pembuatan fruit leather dan semakin
9

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


beraroma asam khas buah sirsak, dan kurang beraroma sirsak
.

Aroma adalah salah satu makanan diterima oleh konsumen


parameter yang menentukan adalah aroma.
tingkat penerimaan konsumen. Pada 4.5.3. Rasa
industri pangan, pengujian aroma Hasil sidik ragam
dianggap penting karena dengan menunjukkan bahwa perlakuan
cepat dapat dianggap memberikan daging buah sirsak dan daging buah
penilaian terhadap suatu produk, melon berpengaruh nyata terhadap
apakah produk disukai atau tidak rasa fruit leather (Lampiran 16).
disukai konsumen (Soekarto, 1990). Rata-rata hasil organoleptik terhadap
Menurut Winarno (2008) salah satu rasa fruit leather yang dihasilkan
faktor yang dapat menentukan setelah diuji lanjut DNMRT pada
taraf 5% disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Rata-rata penilaian uji deskriptif terhadap rasa fruit leather
Perlakuan Rata-rata
SM1 (Bubur buah sirsak 100) 1,87a
SM2 (Bubur buah sirsak 80 Bubur buah melon 20) 1,84a
SM3 (Bubur buah sirsak 60 Bubur buah melon 40) 2,90b
SM4 (Bubur buah sirsak 40 Bubur buah melon 60) 2,73b
SM5 (Bubur buah sirsak 20 Bubur buah melon 80) 2,73b
SM6 (Bubur buah melon 100) 3,57c
Keterangan : Keterangan : 5= Sangat manis, 4= Manis, 3= Manis keasaman, 2= Asam, 1=
Sangat asam
Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.
dibandingkan kandungan asam pada
Pada tabel 14 dapat diketahui buah melon 5,5 sehingga akan
bahwa formulasi buah sirsak menghasilkan rasa asam, Menurut
berpengaruh terhadap rasa fruit Lawless dan Heyman (2010) rasa
leather secara deskriptif, pada Tabel merupakan salah satu faktor penting
16 juga dapat dilihat bahwa yang mempengaruhi tingkat
perlakuan 1 berbeda nyata terhadap penerimaan konsumen terhadap
perlakuan 2, tetapi berbeda nyata suatu produk makanan dan
dengan perlakuan lainnya. Hal ini minuman, meskipun aroma, warna,
dikerenakan semakin tinggi dan tekstur baik namun apabila
penggunaan buah sirsak maka rasa rasanya tidak enak maka makanan
yang dihasilkan semakin asam. Hal atau minuman tersebut tidak akan
ini disebabkan karena buah sirsak diterima oleh konsumen dalam hal
memiliki kandungan asam yiatu ini adalah panelis.
sebesar 3,6 yaitu lebih asam

4.5.4. Tekstur
10

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Hasil sidik ragam Rata-rata hasil organoleptik terhadap
menunjukkan bahwa perlakuan tekstur fruit leather yang dihasilkan
bubur buah sirsak dan bubur buah setelah diuji lanjut dengan DNMRT
melon berpengaruh nyata terhadap pada taraf 5% disajikan pada Tabel
tekstur fruit leather (Lampiran 17). 17

Tabel 17. Rata-rata penilaian uji deskriptif terhadap tekstur fruit leather
Perlakuan Rata-rata
SM1 (Bubur buah sirsak 100) 2,13a
SM2 (Bubur buah sirsak 80 Bubur buah melon 20) 2,10a
SM3 (Bubur buah sirsak 60 Bubur buah melon 40) 2,30a
SM4 (Bubur buah sirsak 40 Bubur buah melon 60) 2,47ab
SM5 (Bubur buah sirsak 20 Bubur buah melon 80) 2,47ab
SM6 (Bubur buah melon 100) 3,00b
Keterangan : 5= Sangat lunak, 4= Lunak, 3= Agak keras, 2= Keras, 1= Sangat keras
Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 17 dapat diketahui Kadar air fruit leather yang


bahwa formulasi buah sirsak dan dihasilkan sebesar 11,08-16,34%.
melon berpengaruh nyata terhadap Hal tersebut dikarenakan selama
tesktur secara deskriptif dan dapat proses pengeringan yang terjadi,
dilihat pada Tabel 8 bahwa serat pada buah akan menyerap air
perlakuan SM1 tidak berpengaruh sehingga pada saat dilakukan proses
nyata dengan perlakuan SM2 dan pengeringan, air yang terikat
SM3 akan tetapi berpengaruh nyata membuat tekstur pada fruit leather
dengan perlakuan lainnya hal ini menjadi keras. Kadar air merupakan
dikerenakan berdasarkan data pada salah satu karakteristik yang sangat
Tabel 17 terlihat bahwa rata-rata penting bagi bahan pangan, karena
penilaian deskriptif tekstur fruit kandungan air pada bahan pangan
leather berkisar 2,13-3,00 (keras dan dapat mempengaruhi penampakan
agak keras). Perbedaan yang nyata tekstur pada bahan pangan (Winarno,
tersebut disebabkan karena adanya 2008).
perbedaan perbandingan jumlah
bubur buah sirsak dan bubur buah 4.5.5. Penilaian Keseluruhan
melon. Semakin banyak bubur buah
sirsak maka tekstur pada fruit leather Penilaian keseluruhan
menjadi keras namun bisa digulung merupakan penilaian panelis
sebaliknya semakin banyak bubur terhadap fruit leather yang meliputi
buah melon maka tekstur pada fruit seluruh parameter yaitu warna,
leather menjadi lembut yang aroma, rasa dan tekstur. Hasil uji
dipengaruhi oleh kadar air fruit ANOVA menunjukkan bahwa
leather. perlakuan bubur buah sirsak dan
bubur buah
11

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


melon berpengaruh nyata dihasilkan setelah diuji lanjut
terhadap penilaian keseluruhan fruit DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat
leather pada Lampiran 18. Rata-rata pada Tabel 18.
penilaian terhadap uji hedonik
penerimaan keseluruhan yang
Tabel. 18. Rata-rata penilaian uji hedonik terhadap penerimaan keseluruhan fruit
leather buah sirsak dan buah melon
Perlakuan Rata-rata
SM1 (Bubur buah sirsak 100) 3,49b
SM2 (Bubur buah sirsak 80 bubur buah melon 20) 3,53b
SM3 (Bubur buah sirsak 60 bubur buah melon 40) 3,44b
SM4 (Bubur buah sirsak 40 bubur buah melon 60) 3,27b
SM5 (Bubur buah sirsak 20 bubur buah melon 80) 3,02a
SM6 (Bubur buah melon 100) 2,90a
Keterangan : 5= Sangat suka, 4= Suka, 3= Agak suka, 2= Tidak suka, 1= Sangat tidak suka
Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 18 paling disukai panelis dilihat dari


diketahui bahwa skor rata-rata skor yang tertinggi dibandingkan
tingkat kesukaan panelis secara perlakuan lainnya adalah SM6 yaitu
keseluruhan yaitu 2,90-3,53(suka). 100 bubur buah melon dengan skor
Penilaian keseluruhan merupakan 2,90. Fruit leather yang disukai
penilaian panelis terhadap semua panelis adalah fruit leather dengan
atribut mutu fruit leather. Semua warna kuning , bearoma khas sirsak,
perlakuan pada penilitian ini rata-rata dan rasa asam, memiliki tekstur
disukai penelis. Fruit leather yang sedikit liat
.
sirsak dan melon 80:20) sebagai
4.6. Penentuan fruit leather terpilih perlakuan terpilih hal ini dikarenakan
kadar serat telah memenuhi SNI
Produk fruit leather manisan kering dan uji sensori
diharapkan mampu memenuhi gizi dinilai suka oleh panelis. Fruit
sesuai syarat mutu yang telah leather terpilih memiliki kadar air
ditetapkan salah satunya oleh 11,08%; kadar abu 0,71%; derajat
Standar Nasional Indonesia (SNI) keasaman 3,90; kadar serat 1,91%
manisan kering buah-buahan serta dengan deskriptif warna putih
penilaian organoleptik yang mampu kekuningan, beraroma khas sirsak,
diterima oleh konsumen. rasa asam, tekstur keras dan disukai
Berdasarkan analisis kimia panelis secara keseluruhan.
dan penilaian sensori maka dipilih
perlakuan SM2 (rasio bubur buah

Tabel 19. Rekapitulasi data untuk pemilihan fruit leather perlakuan terbaik

12

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Perlakuan
Parameter uji SNI
SM1 SM2 SM3 SM4 SM5 SM6
1. Analisis kimia
- Kadar air (%) Maks.25 11,08a 12,16b 13,14c 14,13d 15,23e 16,34e
- Kadar abu (%) - 0,71a 0,75b 0,79c 0,83d 0,87e 0,83f

- Derajat keasaman - 3,90a 3,98b 4,06c 4,15d 4,24e 4,38f


(pH)
- Serat Kasar (%) 1,55b 1,91a 1,19c 0,84d 0,49e 0,14f
2. Penilaian
deskriptif
- Warna - 1,73a 2,70b 2,80c 3,18d 3,16d 3,80d
- Aroma - 2,1a 2,13b 2,30c 2,46d 2,46d 3,0e

- Rasa - 1,87a 1,84b 2,90c 2,73ab 2,73ab 3,57b


- Tekstur - 2,13a 2,10b 2,30c 2,47ab 2,47ab 3,0b
- Penilaian - 3,53b 3,49b 3,44b 3,27b 3,02a 2,90a
keseluruhan
(hedonik)

Berdasarkan analisis kimia dan rasa dan teksur fruit leather telah
penilaian sensori maka dipilih memenuhi SNI No. 1718, 1996 yaitu
perlakuan SM2 (rasio bubur buah dalam keadaan normal dengan khas
sirsak dan melon 80:20) sebagai sirsak. Penilaian panelis terhadap
perlakuan terpilih hal ini dikarenakan warna fruit leather berkisar antara
kadar serat telah memenuhi SNI 1,73-3,80 (kuning muda-kuning
manisan kering dan uji sensori kecoklatan), penilaian panelis
dinilai suka oleh panelis. Fruit terhadap rasa fruit leather berkisar
leather terpilih memiliki kadar air antara 1,87-3,57 (sangat asam-
11,08%; kadar abu 0,71%; derajat manis), penilaian terhadap tekstur
keasaman 3,90; kadar serat 1,91% fruit leather berkisar antara 2,13-
dengan deskriptif warna putih 3,00 (keras-agak keras). Perlakuan
kekuningan, beraroma khas sirsak, SM2 merupakan fruit leather terpilih
rasa asam, tekstur keras dan disukai memenuhi SNI dengan warna,
panelis secara keseluruhan. aroma, rasa, dan tekstur dengan
Penilaian sensori seluruh perlakuan terpilih yaitu SM2 yang
dilakukan terhadap warna, aroma, secara keseluruhan disukai panelis.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

13

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Berdasarkan hasil penelitian dan buah melon (80:20), fruit
dapat disimpulkan sebagai leather yang dihasilkan dengan
berikut: warna kuning, beraroma khas
1. Rasio bubur buah sirsak dan sirsak, berasa asam dan
buah melon berpengaruh nyata bertekstur keras. Fruit leather
terhadap kadar air, kadar abu, tersebut secara umum diterima
derajat keasaman, kadar serat, panelis dengan kisaran
warna, aroma, rasa, dan tekstur penerimaan keseluruhan sebesar
secara deskriptif warna, aroma, 3,53 (suka), fruit leather yang
rasa, tesktur dan penilaian dihasilkan pada perlakuan ini
keseluruhan secara hedonik. merupakan fruit leather dengan
2. Perlakuan terbaik dari parameter mutu terbaik secara keseluruhan
yang telah diuji dan memenuhi baik berdasarkan sifat kimia
SNI 01-1718-1996 adalah maupun sifat fisiknya.
perlakuan SM2 dengan
perbandingan antara daging buah 5.2. Saran
sirsak dan buah melon (80:20).
Fruit leather yang dihasilkan Perlu dilakukannya penelitian
mengandung kadar air sebesar lanjutan mengenai daya simpan
12,16%, kadar abu sebesar fruit leather dan analisis usaha
0,75%, derajat keasaman 3,98, pada produk fruit leather yang
dan kadar serat sebesar 1,91% dihasilkan.
3. Uji organoleptik perlakuan
terbaik SM2 dengan perlakuan
perbandingan daging buah sirsak
DAFTAR PUSTAKA makanan ringan asal buah-
buahan tropis I. pengaruh
Agung, dkk., 2014. Kajian sulfit dan lama
Karakteristik Fruit Leather penyimpanan terhadap
dengan Variasi Jenis Pisang mutu fruit leathers. Warta
(Musa paradisiaca) dan Suhu IHP. Vol 9 No 1-2. Bogor.
Pengeringan. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi
Pengolahan Pangan.
Almatsier. S, 2004. Prinsip Dasar Departemen Pendidikan dan
Ilmu Gizi. PT. Gramedia Kebudayaan. Direktorat
Pustaka Umum. Jakarta. Jendral Pendidikan Tinggi.
Anonim. 1996. Daftar Komposisi Pusat Antar Universitas
Bahan Makanan. Bharata Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Kasia Aksara. Jakarta. Imeson, A. 1999. Thickening and
Ashari, S. 1995. Hortikultura: Gelling Agent For Food.
Aspek Budaya. UI Press. Aspen Publisher Inc. New
Jakarta. York.
Enie, A.B. dan L. Nami. 1992. Kiersten. 2012. How To Make
Penelitian pembuatan Banana Fruit Leather.
14

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


http://ohmyveggies.com/hoet Sensori untuk Industri
o-make-banana-fruit- Pangan dan Agro. IPB.
leatherwithout-a-dehydr ator. Bogor.
Diakses tanggal 05 Januari Soekarto, S. T. 1990. Penilaian
2014. Organoleptik untuk Industri
Lawless, H. T and H. Heyman. 2010. Pangan dan Hasil Pertanian.
Sensory Evaluation of Food. IPB Press. Bogor.
Springer. New York. Whikoto, Boma. 2007. Budidaya
Legowo, A. dkk. 2005. Analisis Melon Hibrida. Yogjakarta :
Pangan. Semarang. Badan Kanisius.
Penerbit Universitas Widi, N.1987. Beberapa Asfek dan
Diponegoro. Pra Pasca Panen, Serta
Muchtadi, T. R., Sugiono dan F. Daya Tahan Buah Melon
Ayustanigwarno. 2010. Ilmu (Cucumis Melo L). IPB .
Pengetahuan Badan Bogor
Pangan. Ikatan Penerbit Wijandi, S. 1977. Teknik
Indonesia. Pengolahan dan
Pato, U dan Yusmarini. 2004. Penyimpanan Hasil Panen.
Teknologi pengolahan hasil Dept. THP. Fatemeta. IPB.
tanaman pangan . Unri Bogor
Press. Riau. Widyani, R dan T. Suciaty. 2008.
Rachmawan, O. 2001. Pengeringan. Prinsip Pengawetan
Pendinginan dan Pangan. Swagati Press.
Pengemasan Komoditas Cirebon.
Pertanian. Departemen Wirakusumah, S.E., 1995. Buah dan
Pendidikan Nasional. Jakarta. Sayur Untuk Terapi.
Safitri, A. A. 2012. Studi Penebar Swadaya. Jakarta.
pembuatan fruit leather Zuhud, E. 2011. Bukti Kedahsyatan
mangga – rosella. Skripsi. Sirsak Menumpas Kanker.
Jurusan Teknologi Pertanian. Yunita Indah. Get-1.
Fakultas Pertanian. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Universitas Hasanuddin. .
Makasar.
Setyaningsih, D., A. Apriyantono
dan M. P. Sari. 2013. Analisis

15

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017

Anda mungkin juga menyukai