Abstract
Jam is a semi-solid or thick food made from 45 parts weight of fruit pulp
and 55 parts weight of sugar. The basic ingredients of jam include fruit
pulp, sugar, citric acid and pectin. Tomato is a horticultural product that is
very easily damaged. One alternative to processing tomatoes is by making
it to be a jam. Tomatoes contain pectin and acids so that they are eligible
for making jam. Lime is a fruit that contains citric acid which is often used
as a flavor enhancer and source of natural acids in food and beverage
products. The purpose of this study was to determine the concentration of
lime juice in making tomato jam based on sensory properties. The research
method used was Completely Randomized Design with the treatment of
adding lime juice with different concentrations. Sensory testing of tomato
jam with the parameters of color, taste, smell and texture that are preferred
and have easy topical power is sample B (2%) which has a moisture
content of 23.93%, acidity (pH) 4.12, total acid 0, 78% and vitamin C
32.65 mg / 100 g.
53
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019
E : Bubur tomat + 8 % sari jeruk tidak suka, 2= tidak suka, 3= agak suka,
nipis 4= suka, 5= sangat suka (Yunus, 2018).
Masing – masing perlakuan Sedangkan parameter daya oles
diulang sebanyak 3 kali. Data yang menggunakan uji skoring. Skala yang
diperoleh diolah dengan Analisis Sidik digunakan 1-5 yaitu 1= sulit, 2= agak
Ragam (ANOVA). sulit, 3= agak mudah, 4= mudah, 5=
sangat mudah (Dipowaseso et al., 2018).
Prosedur Pengolahan Selai Tomat Panelis terdiri dari 25 Mahasiswa Fakultas
Pembuatan Bubur Tomat Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian
Buat tomat disortasi dan dicuci. yang berusia sekitar 18-25 tahun. Setiap
Kemudian diblansir selama 5 menit. Biji panelis diberikan format penilaian dan
pada buah tomat kemudian dikeluarkan diminta memberikan tanggapan secara
dengan cara membelah buah sehingga biji pribadi terhadap sampel yang disajikan.
dapat dikeluarkan dan kulit dari buah
tomat dikupas. Kemudian buah tomat Analisis Kadar Air (SNI 01-2891-1992)
diblender. Sebanyak 3 g sampel serbuk kering
dimasukkan ke dalam cawan alumunium
Pembuatan Selai yang telah diketahui bobotnya. Cawan
Pembuatan selai tomat mengacu yang berisi contoh kemudian dikeringkan
pada proses pembuatan selai oleh Dewanti pada oven suhu 105oC selama 3 jam,
et al., (2010) yang telah dimodifikasi. setelah itu cawan didinginkan dalam
Bubur tomat ditimbang sebanyak 300 g desikator dan ditimbang. Pengeringan
untuk setiap perlakuan. Kemudian, bubur diulangi hingga diperoleh bobot tetap.
dipanaskan dan ditambahkan gula Perhitungan :
sebanyak 150 g, dimasak sambil diaduk
sampai mendidih dan mengental lalu Kadar Air = w1– w2 x 100 %
tambahkan sari jeruk nipis sesuai w1
perlakuan dimasak terus sampai mengental Keterangan :
yang diujikan dengan spoon test. Selai w1 : Berat sampel sebelum dipanaskan
diangkat lalu didinginkan dan dimasukkan (gram)
kedalam botol jar dan kemudian ditutup. w2 : Berat sampel sesudah dipanaskan
Sampel yang dianalisis yaitu sampel yang (gram)
disukai oleh panelis.
Analisis Tingkat Keasaman (pH) (SNI
Parameter Pengamatan 01-2891-1992)
Uji sensoris meliputi warna, rasa, Standarisasi pH meter dengan
aroma, tekstur dan daya oles. Selai tomat menggunakan larutan buffer pH 4 dan
yang mendapat nilai tingkat kesukaan buffer pH 7. Setelah itu, elektroda dicuci
yang tertinggi dilanjutkan dengan analisis menggunakan air suling, kemudian
kadar air, keasaman (pH), total asam dan elektroda dimasukkan dalam larutan
vitamin C. sampel. Kemudian nilai pH pada skala pH
meter yang ditunjukan jarum dicatat.
Uji Sensoris
Uji sensoris yang dilakukan adalah Analisis Total Asam (SNI 01-3546-2004)
uji tingkat kesukaan pada skala hedonik. Sebanyak 10 g contoh ditimbang
Parameter yang diuji meliputi: warna, lalu ditambahkan 200 ml air suling panas
rasa, aroma dan tekstur. Pengujian sambil diaduk-aduk, kemudian dinginkan
menggunakan skala 1-5 yaitu 1= sangat sampai suhu kamar. Larutan contoh
54
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk
dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml 1 ml indikator kanji, lalu dititrasi dengan
sampai tanda tera, kemudian dikocok dan iod 0.01 N sampai timbul warna biru.
disaring. 100 ml filtrat dipipet dan Kandungan vitamin C dapat dihitung
dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml, dengan rumus :
dan diberi 3 tetes indikator PP 0.1%.
Titrasi dengan larutan NaOH 0,1N sampai A = V x 0.88 x P x 100
titik akhir. Bila pada waktu penambahan W
alkali terbentuk warna kecoklatan yang Keterangan :
akan mengganggu titik akhir, tambahkan A : kadar vitamin C (mg/100
air panas dan indikator lebih banyak dari gram bahan)
yang seharusnya. Catat volume larutan V : jumlah iod 0,01 N untuk
NaOH 0.1 N yang digunakan untuk titrasi. titrasi (ml)
Kemudian dihitung total asam (dihitung P : Jumlah pengenceran
sebagai asam asetat) dengan rumus : 0,88 : miligram asam askorbat untuk
1 ml iod 0.01 N
%Total Asam= V x N x B x Fp x100% W : Berat sampel (g)
W
Dengan: HASIL DAN PEMBAHASAN
V : Volume larutan NaOH 0,1 N yang
digunakan untuk titrasi (ml) Karakteristik Sensoris Selai Tomat
N : Normalitas larutan NaOH 0,1 N; Warna
B : Bobot setara asam setat; Hasil uji sensoris tingkat kesukaan
Fp : Faktor pengenceran; panelis terhadap warna selai tomat dengan
W : Bobot contoh (mg) penambahan sari jeruk nipis diperoleh
nilai rata-rata berkisar antara 2,24 – 4,40
Analisis Vitamin C (AOAC, 1995) (tidak suka – suka) dapat dilihat pada
Kadar vitamin C ditentukan secara Tabel 1. Nilai tertinggi diperoleh pada
titrasi. Sebanyak 10 g contoh dimasukkan perlakuan B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk
ke dalam labu ukur 250 ml dan diencerkan nipis) yaitu 4,40 (suka). Sedangkan nilai
sampai tepat tanda tera. Campuran terendah pada perlakuan D (Bubur tomat +
dikocok dan kemudian disaring. Filtrat 6 % sari jeruk nipis) dengan nilai 2,24
diambil sebanyak 25 ml dan masukan ke (tidak suka).
dalam erlenmeyer kemuidan ditambahkan
Hasil analisis sidik ragam terhadap warna nipis menunjukkan nilai F hitung lebih
selai tomat dengan penambahan sari jeruk besar dari nilai F tabel sehingga
55
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019
dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Nilai Warna coklat kemerahan pada selai tomat
rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap disebabkan terjadinya oksidasi asam
warna selai menunjukkan bahwa askorbat. Campbell et al., (1962)
perlakuan A (Kontrol/Tanpa Penambahan menyatakan bahwa pada pH rendah
Sari Jeruk Nipis) dan perlakuan C (Bubur (asam) terjadi oksidasi asam askorbat yang
tomat + 4 % sari jeruk nipis) tidak berbeda menyebabkan terjadinya pencoklatan.
nyata tetapi berbeda nyata terhadap Asam askorbat berada dalam
perlakuan B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk keseimbangan dengan asam
nipis), perlakuan D (Bubur tomat + 6 % dehidrokaskorbat. Dalam suasana asam,
sari jeruk nipis) dan perlakuan E (Bubur cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai
tomat + 8 % sari jeruk nipis). Perlakuan B secara irreversible dengan membentuk
(Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis) suatu senyawa diketogulonati sehingga
berbeda nyata terhadap setiap perlakuan, menyebabkan terjadinya proses
sedangkan perlakuan D (Bubur tomat + 6 pencoklatan (Arsa, 2016).
% sari jeruk nipis) dan perlakuan E (Bubur
tomat + 8 % sari jeruk nipis) tidak berbeda Rasa
nyata tetapi berbeda nyata terhadap Hasil uji sensoris tingkat kesukaan
perlakuan A (Kontrol/Tanpa Penambahan panelis terhadap rasa pada selai tomat
Sari Jeruk Nipis), perlakuan B (Bubur dengan penambahan sari jeruk nipis
tomat + 2 % sari jeruk nipis) dan diperoleh nilai rata-rata berkisar 3,12 –
perlakuan C (Bubur tomat + 4 % sari jeruk 3,80 (agak suka) dapat dilihat pada Tabel
nipis). 2. Nilai tertinggi yaitu pada perlakuan B
Panelis lebih menyukai selai dengan (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis)
perlakuan B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk dengan nilai 3,80 (suka), sedangkan nilai
nipis) dengan warna merah kecoklatan, terendah pada perlakuan C (Bubur tomat +
sedangkan pada pada perlakuan D (Bubur 4 % sari jeruk nipis) yaitu 3,12 (agak
tomat + 6 % sari jeruk nipis) tidak disukai suka).
karena memiliki warna coklat kemerahan.
Hasil analisis sidik ragam terhadap menyatakan bahwa selai tomat yang
rasa selai tomat dengan penambahan sari dihasilkan terasa asam. Hal ini
jeruk nipis menunjukan nilai F hitung dikarenakan rasa asam dari jeruk nipis
lebih kecil dari nilai F tabel artinya tidak yang mengandung asam sitrat dan asam
ada pengaruh dari perlakuan sari jeruk askorbat (Rani, 2018).
nipis terhadap rasa selai tomat yang
dihasilkan. Rasa langu dari buah tomat
sudah hilang pada selai tomat. Panelis
56
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk
Hasil analisis sidik ragam terhadap disebabkan karena adanya senyawa yang
aroma selai tomat dengan penambahan mudah menguap sehingga pada saat
sari jeruk nipis menunjukan nilai F hitung pengolahan kemungkinan terjadi
lebih kecil dari nilai F tabel artinya tidak kehilangan aroma.
ada pengaruh nyata dari perlakuan sari
jeruk nipis terhadap aroma selai tomat Tekstur
yang dihasilkan. Aroma dari selai biasanya Hasil uji sensoris tingkat kesukaan panelis
dipengaruhi oleh bahan baku yang terhadap tekstur pada selai tomat dengan
digunakan, namun pada penelitian ini penambahan sari jeruk nipis dapat dilihat
panelis menyatakan bahwa aroma buah pada Tabel 4. Nilai rata-rata berkisar 3,36
tomat pada selai yang dihasilkan sudah – 3,60 (agak suka - suka). Nilai tertinggi
tidak dominan. Hal tersebut diduga pada perlakuan E (Bubur tomat + 8 % sari
karena aroma khas dari buah tomat jeruk nipis) dengan nilai 3,60 (suka),
menguap selama pemasakan. Bundaran, et sedangkan nilai terendah pada perlakuan
al., (2011), menyatakan bahwa aroma A (Kontrol) dengan nilai 3,36 (agak suka).
Hasil analisis sidik ragam terhadap lebih kecil dari nilai F tabel artinya tidak
tekstur selai tomat dengan penambahan ada pengaruh nyata dari perlakuan sari
sari jeruk nipis menunjukan nilai F hitung jeruk nipis terhadap tekstur selai tomat
57
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019
58
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk
Tabel 7. Rata-rata Hasil Analisis Kimia Selai Tomat dengan Penambahan 2% Sari Jeruk
Nipis
No. Parameter Satuan Rata-rata ± Standar Deviasi
1 Kadar Air (%) 23,92 ± 2,23
2 Tingkat Keasaman (pH) - 4,12 ± 0,01
3 Total Asam (%) 0,78 ± 0,07
4 Vitamin C (mg/100 g) 32,65 ± 0,02
59
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019
proses pemasakan selai tomat terjadi pengolahan selai mulai dari pencucian,
pengurangan kadar air melalui penguapan. pengeluaran biji dan pemasakkan. Hasil
Kadar air selai berhubungan dengan daya penelitian Rani (2018) diketahui bahwa
oles. Jika kadar air rendah maka selai sulit penambahan konsentrasi sari jeruk nipis
dioleskan karena selai yang terlalu kental, cenderung menunjukkan penurunan kadar
dan bila kadar air tinggi menyebabkan vitamin C pada selai mengkudu. Menurut
selai encer sehingga sulit dioleskan. Kadar Winarno (2008) dan Lean (2006) dalam
air maksimum selai 35 % (Sundari dan Joseph (2017), dari semua vitamin yang
Komari, 2010). ada, vitamin C merupakan vitamin yang
paling mudah rusak yaitu sangat larut air,
Tingkat Keasaman (pH) dan mudah terurai dalam proses oksidasi
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa karena paparan sinar atau suhu tinggi.
tingkat keasaman (pH) selai tomat adalah
4,12 ± 0,01, sedangkan bubur tomat yang KESIMPULAN
digunakan memiliki pH sekitar 4. Dari
nilai rata-rata yang diperoleh diketahui Kesimpulan
bahwa penambahan sari jeruk nipis 2 % Berdasarkan hasil penelitian dapat
tidak banyak mengubah nilai pH selai disimpulkan bahwa selai tomat dengan
tomat. Hasil penelitian Rani (2018) penambahan 2% sari jeruk nipis
penambahan sari jeruk nipis 4% dan 6% merupakan selai yang disukai dan mudah
pada selai mengkudu menghasilkan nilai dioles yang memiliki kadar air 23,93%,
pH yang tidak terlalu jauh berbeda yaitu tingkat keasaman (pH) 4,12, total asam
4,34 dan 4,26. 0,78% dan vitamin C 32,65 mg/100 g.
60
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk
61
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019
62