Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENAMBAHAN SARI JERUK NIPIS TERHADAP SIFAT

SENSORIS SELAI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Defyanti T. Tandikurra1)* , Lana E. Lalujan 2), dan Maria F. Sumual 2)

1) Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Unsrat


2) Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Unsrat

Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado


Jl. Kampus UNSRAT Manado, 95115.
*Email: t_defy@yahoo.com

Abstract
Jam is a semi-solid or thick food made from 45 parts weight of fruit pulp
and 55 parts weight of sugar. The basic ingredients of jam include fruit
pulp, sugar, citric acid and pectin. Tomato is a horticultural product that is
very easily damaged. One alternative to processing tomatoes is by making
it to be a jam. Tomatoes contain pectin and acids so that they are eligible
for making jam. Lime is a fruit that contains citric acid which is often used
as a flavor enhancer and source of natural acids in food and beverage
products. The purpose of this study was to determine the concentration of
lime juice in making tomato jam based on sensory properties. The research
method used was Completely Randomized Design with the treatment of
adding lime juice with different concentrations. Sensory testing of tomato
jam with the parameters of color, taste, smell and texture that are preferred
and have easy topical power is sample B (2%) which has a moisture
content of 23.93%, acidity (pH) 4.12, total acid 0, 78% and vitamin C
32.65 mg / 100 g.

Keywords: Jam, Tomato, Lime

PENDAHULUAN pelengkap masakan, seringkali menjadi


penyebab kelebihan produksi dengan
Tomat (Lycopersicum esculentum akibat harga yang sangat rendah.
Mill.) merupakan tanaman hortikultura Penerapan teknologi sederhana dengan
yang banyak dibudidayakan. BPS cara introduksi produk inovatif yang
Kabupaten Minahasa mencatat luas panen masih belum banyak dilakukan dapat
tomat sebesar 381 Ha dengan produksi menjadi salah satu pilihan untuk
3.928 ton pada tahun 2016. Buah tomat menyelamatkan produksi tomat pada
seperti produk hortikultura lainnya sangat waktu kelebihan produksi. Salah satu
mudah mengalami kerusakan. alternatif pengolahan buah tomat adalah
Pemanfaatan tomat yang terbatas sebagai pembuatan selai.
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk

Pada dasarnya semua jenis buah- METODEI PENELITIAN


buahan yang matang dapat diolah menjadi
selai. Buah tomat memiliki kelemahan Tempat dan Waktu Penelitian
yaitu rasa tomat yang sedikit manis, getir, Penelitian ini dilaksanakan di
dan asam serta berbau langu yang Laboratorium Pengolahan Bahan Pangan
mengakibatkan buah tomat ataupun hasil Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan
olahannya kurang disukai (Wibowo et al., Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian
2014). Rasa khas pada buah tomat Universitas Sam Ratulangi dan
terutama disebabkan oleh gula yang Laboratorium Baristand Manado sejak
terlarut, asam organik dan bulan Oktober 2018 sampai dengan bulan
senyawa volatile. Djarkasi et al., (2017) April 2019.
melaporkan bahwa rasa khas buah tomat
masih terdeteksi walaupun sudah diolah Bahan dan Alat
menjadi manisan. Namun, rasa khas ini Bahan yang digunakan pada
berkurang pada manisan tomat apel yang penelitian ini adalah buah Tomat Apel
ditambahkan sari jeruk nipis sebanyak 4%. (Lycopersicum pyriforme) dengan tingkat
Secara umum selai merupakan kematangan penuh (buah berwarna
bahan dengan konsistensi gel atau semi gel merah), jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
yang dibuat dari bubur buah. Untuk (umur 7-8 bulan setelah berbunga),
memperoleh struktur semi gel yang sukrosa (Gulaku). Bahan lain yang
sempurna perlu diperhatikan konsentrasi digunakan untuk analisis yaitu air suling,
gula, pektin, dan asam pada bubur buah. larutan buffer pH 4 dan pH 7, NaOH 0,1
Menurut Buckle et al., (1985) kondisi N, indikator Fenolftalein (PP) 0,1 %,
optimum untuk pembentukan gel pada indikator kanji, iodin 0,01 N.
selai adalah pektin (0,75-1,5%), gula (65- Alat-alat yang digunakan untuk
70%) dan asam (pH 3,2-3,4). Untuk penelitian adalah timbangan, kompor,
mengatur pH dalam pengolahan selai pisau, dandang, Loyang, blender, sendok,
biasanya digunakan asam sitrat, asam piring, wajan, kertas pH. Alat yang
malat atau asam asetat. Sari jeruk nipis digunakan untuk analisis yaitu timbangan
mengandung asam sitrat yang dapat analitik, oven, cawan aluminium,
digunakan sebagai sumber asam alami desikator, pH meter, corong, kertas saring,
dalam pembuatan selai pepaya (Febrianti, gelas kimia 250 ml, erlenmeyer 250 ml,
2017). Kandungan asam sitrat pada sari buret, pipet 25 ml, labu ukur 250 ml.
jeruk nipis yaitu 7% (Khotimah, 2012).
Asam diperlukan pada pembuatan selai Rancangan Penelitian
untuk menambah cita rasa dan Penelitian ini dilakukan dengan
pembentukan gel (Daniel, 2016), selain itu menggunakan Rancangan Acak Lengkap
penambahan sari jeruk nipis juga (RAL) dengan perlakuan penambahan sari
bertujuan sebagai penambah rasa dan jeruk nipis dengan konsentrasi yang
aroma serta pengawet alami pada sirup berbeda, sebagai berikut :
labu siam (Hidayat, et al., 2017). A : Kontrol (tanpa penambahan
Berdasarkan latar belakang sari jeruk nipis)
tersebut, maka dilakukan penelitian B : Bubur tomat + 2 % sari jeruk
mengenai penambahan sari jeruk nipis nipis
untuk mengurangi rasa dan aroma khas C : Bubur tomat + 4 % sari jeruk
buah tomat yang kurang disukai juga nipis
sebagai sumber asam alamiah dalam D : Bubur tomat + 6 % sari jeruk
pembentukan gel selai tomat. nipis

53
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019

E : Bubur tomat + 8 % sari jeruk tidak suka, 2= tidak suka, 3= agak suka,
nipis 4= suka, 5= sangat suka (Yunus, 2018).
Masing – masing perlakuan Sedangkan parameter daya oles
diulang sebanyak 3 kali. Data yang menggunakan uji skoring. Skala yang
diperoleh diolah dengan Analisis Sidik digunakan 1-5 yaitu 1= sulit, 2= agak
Ragam (ANOVA). sulit, 3= agak mudah, 4= mudah, 5=
sangat mudah (Dipowaseso et al., 2018).
Prosedur Pengolahan Selai Tomat Panelis terdiri dari 25 Mahasiswa Fakultas
Pembuatan Bubur Tomat Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian
Buat tomat disortasi dan dicuci. yang berusia sekitar 18-25 tahun. Setiap
Kemudian diblansir selama 5 menit. Biji panelis diberikan format penilaian dan
pada buah tomat kemudian dikeluarkan diminta memberikan tanggapan secara
dengan cara membelah buah sehingga biji pribadi terhadap sampel yang disajikan.
dapat dikeluarkan dan kulit dari buah
tomat dikupas. Kemudian buah tomat Analisis Kadar Air (SNI 01-2891-1992)
diblender. Sebanyak 3 g sampel serbuk kering
dimasukkan ke dalam cawan alumunium
Pembuatan Selai yang telah diketahui bobotnya. Cawan
Pembuatan selai tomat mengacu yang berisi contoh kemudian dikeringkan
pada proses pembuatan selai oleh Dewanti pada oven suhu 105oC selama 3 jam,
et al., (2010) yang telah dimodifikasi. setelah itu cawan didinginkan dalam
Bubur tomat ditimbang sebanyak 300 g desikator dan ditimbang. Pengeringan
untuk setiap perlakuan. Kemudian, bubur diulangi hingga diperoleh bobot tetap.
dipanaskan dan ditambahkan gula Perhitungan :
sebanyak 150 g, dimasak sambil diaduk
sampai mendidih dan mengental lalu Kadar Air = w1– w2 x 100 %
tambahkan sari jeruk nipis sesuai w1
perlakuan dimasak terus sampai mengental Keterangan :
yang diujikan dengan spoon test. Selai w1 : Berat sampel sebelum dipanaskan
diangkat lalu didinginkan dan dimasukkan (gram)
kedalam botol jar dan kemudian ditutup. w2 : Berat sampel sesudah dipanaskan
Sampel yang dianalisis yaitu sampel yang (gram)
disukai oleh panelis.
Analisis Tingkat Keasaman (pH) (SNI
Parameter Pengamatan 01-2891-1992)
Uji sensoris meliputi warna, rasa, Standarisasi pH meter dengan
aroma, tekstur dan daya oles. Selai tomat menggunakan larutan buffer pH 4 dan
yang mendapat nilai tingkat kesukaan buffer pH 7. Setelah itu, elektroda dicuci
yang tertinggi dilanjutkan dengan analisis menggunakan air suling, kemudian
kadar air, keasaman (pH), total asam dan elektroda dimasukkan dalam larutan
vitamin C. sampel. Kemudian nilai pH pada skala pH
meter yang ditunjukan jarum dicatat.
Uji Sensoris
Uji sensoris yang dilakukan adalah Analisis Total Asam (SNI 01-3546-2004)
uji tingkat kesukaan pada skala hedonik. Sebanyak 10 g contoh ditimbang
Parameter yang diuji meliputi: warna, lalu ditambahkan 200 ml air suling panas
rasa, aroma dan tekstur. Pengujian sambil diaduk-aduk, kemudian dinginkan
menggunakan skala 1-5 yaitu 1= sangat sampai suhu kamar. Larutan contoh

54
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk

dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml 1 ml indikator kanji, lalu dititrasi dengan
sampai tanda tera, kemudian dikocok dan iod 0.01 N sampai timbul warna biru.
disaring. 100 ml filtrat dipipet dan Kandungan vitamin C dapat dihitung
dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml, dengan rumus :
dan diberi 3 tetes indikator PP 0.1%.
Titrasi dengan larutan NaOH 0,1N sampai A = V x 0.88 x P x 100
titik akhir. Bila pada waktu penambahan W
alkali terbentuk warna kecoklatan yang Keterangan :
akan mengganggu titik akhir, tambahkan A : kadar vitamin C (mg/100
air panas dan indikator lebih banyak dari gram bahan)
yang seharusnya. Catat volume larutan V : jumlah iod 0,01 N untuk
NaOH 0.1 N yang digunakan untuk titrasi. titrasi (ml)
Kemudian dihitung total asam (dihitung P : Jumlah pengenceran
sebagai asam asetat) dengan rumus : 0,88 : miligram asam askorbat untuk
1 ml iod 0.01 N
%Total Asam= V x N x B x Fp x100% W : Berat sampel (g)
W
Dengan: HASIL DAN PEMBAHASAN
V : Volume larutan NaOH 0,1 N yang
digunakan untuk titrasi (ml) Karakteristik Sensoris Selai Tomat
N : Normalitas larutan NaOH 0,1 N; Warna
B : Bobot setara asam setat; Hasil uji sensoris tingkat kesukaan
Fp : Faktor pengenceran; panelis terhadap warna selai tomat dengan
W : Bobot contoh (mg) penambahan sari jeruk nipis diperoleh
nilai rata-rata berkisar antara 2,24 – 4,40
Analisis Vitamin C (AOAC, 1995) (tidak suka – suka) dapat dilihat pada
Kadar vitamin C ditentukan secara Tabel 1. Nilai tertinggi diperoleh pada
titrasi. Sebanyak 10 g contoh dimasukkan perlakuan B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk
ke dalam labu ukur 250 ml dan diencerkan nipis) yaitu 4,40 (suka). Sedangkan nilai
sampai tepat tanda tera. Campuran terendah pada perlakuan D (Bubur tomat +
dikocok dan kemudian disaring. Filtrat 6 % sari jeruk nipis) dengan nilai 2,24
diambil sebanyak 25 ml dan masukan ke (tidak suka).
dalam erlenmeyer kemuidan ditambahkan

Tabel 1. Nilai Rata-rata Kesukaan Terhadap Warna Selai Tomat


Perlakuan Rata-rata Kriteria
A (Kontrol/Tanpa Penambahan Sari Jeruk Nipis) 3,36b Agak Suka
B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis) 4,40c Suka
C (Bubur tomat + 4 % sari jeruk nipis) 3,72b Suka
D (Bubur tomat + 6 % sari jeruk nipis) 2,24a Tidak Suka
E (Bubur tomat + 8 % sari jeruk nipis) 2,56a Agak Suka
BNT 5% = 0,42

Hasil analisis sidik ragam terhadap warna nipis menunjukkan nilai F hitung lebih
selai tomat dengan penambahan sari jeruk besar dari nilai F tabel sehingga

55
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019

dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Nilai Warna coklat kemerahan pada selai tomat
rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap disebabkan terjadinya oksidasi asam
warna selai menunjukkan bahwa askorbat. Campbell et al., (1962)
perlakuan A (Kontrol/Tanpa Penambahan menyatakan bahwa pada pH rendah
Sari Jeruk Nipis) dan perlakuan C (Bubur (asam) terjadi oksidasi asam askorbat yang
tomat + 4 % sari jeruk nipis) tidak berbeda menyebabkan terjadinya pencoklatan.
nyata tetapi berbeda nyata terhadap Asam askorbat berada dalam
perlakuan B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk keseimbangan dengan asam
nipis), perlakuan D (Bubur tomat + 6 % dehidrokaskorbat. Dalam suasana asam,
sari jeruk nipis) dan perlakuan E (Bubur cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai
tomat + 8 % sari jeruk nipis). Perlakuan B secara irreversible dengan membentuk
(Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis) suatu senyawa diketogulonati sehingga
berbeda nyata terhadap setiap perlakuan, menyebabkan terjadinya proses
sedangkan perlakuan D (Bubur tomat + 6 pencoklatan (Arsa, 2016).
% sari jeruk nipis) dan perlakuan E (Bubur
tomat + 8 % sari jeruk nipis) tidak berbeda Rasa
nyata tetapi berbeda nyata terhadap Hasil uji sensoris tingkat kesukaan
perlakuan A (Kontrol/Tanpa Penambahan panelis terhadap rasa pada selai tomat
Sari Jeruk Nipis), perlakuan B (Bubur dengan penambahan sari jeruk nipis
tomat + 2 % sari jeruk nipis) dan diperoleh nilai rata-rata berkisar 3,12 –
perlakuan C (Bubur tomat + 4 % sari jeruk 3,80 (agak suka) dapat dilihat pada Tabel
nipis). 2. Nilai tertinggi yaitu pada perlakuan B
Panelis lebih menyukai selai dengan (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis)
perlakuan B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk dengan nilai 3,80 (suka), sedangkan nilai
nipis) dengan warna merah kecoklatan, terendah pada perlakuan C (Bubur tomat +
sedangkan pada pada perlakuan D (Bubur 4 % sari jeruk nipis) yaitu 3,12 (agak
tomat + 6 % sari jeruk nipis) tidak disukai suka).
karena memiliki warna coklat kemerahan.

Tabel 2. Nilai Rata-rata Kesukaan Terhadap Rasa Selai Tomat


Perlakuan Rata-rata Kriteria
A (Kontrol/Tanpa Penambahan Sari Jeruk Nipis) 3,28 Agak Suka
B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis) 3,80 Suka
C (Bubur tomat + 4 % sari jeruk nipis) 3,12 Agak Suka
D (Bubur tomat + 6 % sari jeruk nipis) 3,20 Agak Suka
E (Bubur tomat + 8 % sari jeruk nipis) 3,36 Agak Suka

Hasil analisis sidik ragam terhadap menyatakan bahwa selai tomat yang
rasa selai tomat dengan penambahan sari dihasilkan terasa asam. Hal ini
jeruk nipis menunjukan nilai F hitung dikarenakan rasa asam dari jeruk nipis
lebih kecil dari nilai F tabel artinya tidak yang mengandung asam sitrat dan asam
ada pengaruh dari perlakuan sari jeruk askorbat (Rani, 2018).
nipis terhadap rasa selai tomat yang
dihasilkan. Rasa langu dari buah tomat
sudah hilang pada selai tomat. Panelis
56
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk

Aroma Tabel 3. Nilai tertinggi pada perlakuan B


Hasil uji sensoris tingkat kesukaan (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis)
panelis terhadap aroma pada selai tomat dengan nilai 3,52 (suka), sedangkan nilai
dengan penambahan sari jeruk nipis terendah pada perlakuan C (Bubur tomat +
diperoleh nilai rata-rata berkisar 3,08 – 4 % sari jeruk nipis) dengan nilai 3,08
3,52 (agak suka - suka) dapat dilihat pada (agak suka).

Tabel 3. Nilai Rata-rata Kesukaan Terhadap Aroma Selai Tomat


Perlakuan Rata-rata Kriteria
A (Kontrol/Tanpa Penambahan Sari Jeruk Nipis) 3,12 Agak Suka
B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis) 3,52 Suka
C (Bubur tomat + 4 % sari jeruk nipis) 3,08 Agak Suka
D (Bubur tomat + 6 % sari jeruk nipis) 3,16 Agak Suka
E (Bubur tomat + 8 % sari jeruk nipis) 3,40 Agak Suka

Hasil analisis sidik ragam terhadap disebabkan karena adanya senyawa yang
aroma selai tomat dengan penambahan mudah menguap sehingga pada saat
sari jeruk nipis menunjukan nilai F hitung pengolahan kemungkinan terjadi
lebih kecil dari nilai F tabel artinya tidak kehilangan aroma.
ada pengaruh nyata dari perlakuan sari
jeruk nipis terhadap aroma selai tomat Tekstur
yang dihasilkan. Aroma dari selai biasanya Hasil uji sensoris tingkat kesukaan panelis
dipengaruhi oleh bahan baku yang terhadap tekstur pada selai tomat dengan
digunakan, namun pada penelitian ini penambahan sari jeruk nipis dapat dilihat
panelis menyatakan bahwa aroma buah pada Tabel 4. Nilai rata-rata berkisar 3,36
tomat pada selai yang dihasilkan sudah – 3,60 (agak suka - suka). Nilai tertinggi
tidak dominan. Hal tersebut diduga pada perlakuan E (Bubur tomat + 8 % sari
karena aroma khas dari buah tomat jeruk nipis) dengan nilai 3,60 (suka),
menguap selama pemasakan. Bundaran, et sedangkan nilai terendah pada perlakuan
al., (2011), menyatakan bahwa aroma A (Kontrol) dengan nilai 3,36 (agak suka).

Tabel 4. Nilai Rata-rata Kesukan Terhadap Tekstur Selai Tomat


Perlakuan Rata-rata Kriteria
A (Kontrol/Tanpa Penambahan Sari Jeruk Nipis) 3,36 Agak Suka
B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis) 3,56 Suka
C (Bubur tomat + 4 % sari jeruk nipis) 3,52 Suka
D (Bubur tomat + 6 % sari jeruk nipis) 3,48 Agak Suka
E (Bubur tomat + 8 % sari jeruk nipis) 3,60 Suka

Hasil analisis sidik ragam terhadap lebih kecil dari nilai F tabel artinya tidak
tekstur selai tomat dengan penambahan ada pengaruh nyata dari perlakuan sari
sari jeruk nipis menunjukan nilai F hitung jeruk nipis terhadap tekstur selai tomat

57
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019

yang dihasilkan. Panelis menyukai selai Daya Oles


tomat ini karena terasa lembut di mulut. Hasil uji skoring daya oles selai
Hal ini disebabkan asam dari sari jeruk tomat dengan penambahan sari jeruk nipis
nipis membantu hidrolisis gula sehingga dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai rata-rata
menghasilkan gula invert yang tidak berkisar 3,88 – 4,16 (mudah). Nilai
mengkristal. Pada penambahan sari jeruk tertinggi pada diperoleh pada perlakuan E
nipis dari 2 % sampai 8 % masih dalam (Bubur tomat + 8 % sari jeruk nipis) yaitu
range yang bisa menghasilkan pH yang 4,16 (mudah). Sedangkan nilai terendah
baik untuk membentuk tekstur yang baik pada perlakuan A (Kontrol) dengan nilai
dalam pembentukkan selai. 3,88 (suka)

Tabel 5. Nilai Rata-rata Skoring Terhadap Daya Oles Selai Tomat


Perlakuan Rata-rata Kriteria
A (Kontrol/ Tanpa Penambahan Sari Jeruk Nipis) 3,88 Mudah
B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis) 3,92 Mudah
C (Bubur tomat + 4 % sari jeruk nipis) 3,92 Mudah
D (Bubur tomat + 6 % sari jeruk nipis) 3,92 Mudah
E (Bubur tomat + 8 % sari jeruk nipis) 4,16 Mudah

Hasil analisis sidik ragam daya


oles selai tomat dengan penambahan sari Penerimaan Keseluruhan Uji Sensoris
jeruk nipis menunjukan nilai F hitung Tingkat Kesukaan
lebih kecil dari nilai F tabel artinya tidak Uji sensoris tingkat kesukaan yang
ada pengaruh nyata dari perlakuan sari dilakukan meliputi warna, rasa, aroma dan
jeruk nipis terhadap daya oles selai tomat tekstur. Secara keseluruhan tingkat
yang dihasilkan. Panelis menyatakan kesukaan panelis terhadap selai tomat
bahwa selai yang dihasilkan memiliki dapat dilihat pada Gambar 1 dan pada
daya oles yang baik (mudah dioles). Daya Tabel 6. Perlakuan yang memiliki radar
oles pada selai merupakan ukuran yang paling luas dan seimbang antara
kemudahan pengolesan pada permukaan warna, rasa, aroma dan tekstur dan
roti (Dipowaseso et al., 2018). Menurut memiliki nilai rata-rata yang tinggi adalah
Dewi et al., (2010) dan Harto et al., (2016) pada perlakuan B (Bubur tomat + 2 % sari
selai dengan daya oles yang baik yaitu jeruk nipis) dengan nilai rata-rata 3,82
dapat dioleskan di permukaan roti dengan (suka). Luas radar dan keseimbangan pada
mudah dan menghasilkan olesan yang rata grafik menunjukkan perlakuan B (Bubur
serta tidak menggumpal karena telah tomat + 2 % sari jeruk nipis) adalah
terbentuk gel yang baik. sampel yang paling disukai.

58
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk

Tabel 6. Nilai Rata-rata Tingkat Kesukaan Secara Keseluruhan


Sampel Warna Rasa Aroma Tekstur Jumlah Rata-rata
A 3,36 3,28 3,12 3,36 13,12 3,28
B 4,40 3,80 3,52 3,56 15,28 3,82
C 3,72 3,12 3,08 3,52 13,44 3,36
D 2,24 3,20 3,16 3,48 12,08 3,02
E 2,56 3,36 3,40 3,60 12,92 3,23

Gambar 1. Tingkat Penerimaan Secara Keseluruhan

Hasil Analisis Kimia disukai oleh panelis. Nilai rata-rata


Analisis kimia dilakukan pada analisis kimia selai tomat pada perlakuan
perlakuan B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk B (Bubur tomat + 2 % sari jeruk nipis)
nipis) sebagai perlakuan yang paling dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Hasil Analisis Kimia Selai Tomat dengan Penambahan 2% Sari Jeruk
Nipis
No. Parameter Satuan Rata-rata ± Standar Deviasi
1 Kadar Air (%) 23,92 ± 2,23
2 Tingkat Keasaman (pH) - 4,12 ± 0,01
3 Total Asam (%) 0,78 ± 0,07
4 Vitamin C (mg/100 g) 32,65 ± 0,02

Kadar Air Mandey dan Mamuaja (2016), Lama


Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa pemasakan dan kadar air ditentukan oleh
kadar air selai tomat yang dihasilkan tercapainya konsistensi produk selai yang
memiliki nilai rata-rata 23,93 %. Menurut dikehendaki melalui spoon test. Pada

59
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019

proses pemasakan selai tomat terjadi pengolahan selai mulai dari pencucian,
pengurangan kadar air melalui penguapan. pengeluaran biji dan pemasakkan. Hasil
Kadar air selai berhubungan dengan daya penelitian Rani (2018) diketahui bahwa
oles. Jika kadar air rendah maka selai sulit penambahan konsentrasi sari jeruk nipis
dioleskan karena selai yang terlalu kental, cenderung menunjukkan penurunan kadar
dan bila kadar air tinggi menyebabkan vitamin C pada selai mengkudu. Menurut
selai encer sehingga sulit dioleskan. Kadar Winarno (2008) dan Lean (2006) dalam
air maksimum selai 35 % (Sundari dan Joseph (2017), dari semua vitamin yang
Komari, 2010). ada, vitamin C merupakan vitamin yang
paling mudah rusak yaitu sangat larut air,
Tingkat Keasaman (pH) dan mudah terurai dalam proses oksidasi
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa karena paparan sinar atau suhu tinggi.
tingkat keasaman (pH) selai tomat adalah
4,12 ± 0,01, sedangkan bubur tomat yang KESIMPULAN
digunakan memiliki pH sekitar 4. Dari
nilai rata-rata yang diperoleh diketahui Kesimpulan
bahwa penambahan sari jeruk nipis 2 % Berdasarkan hasil penelitian dapat
tidak banyak mengubah nilai pH selai disimpulkan bahwa selai tomat dengan
tomat. Hasil penelitian Rani (2018) penambahan 2% sari jeruk nipis
penambahan sari jeruk nipis 4% dan 6% merupakan selai yang disukai dan mudah
pada selai mengkudu menghasilkan nilai dioles yang memiliki kadar air 23,93%,
pH yang tidak terlalu jauh berbeda yaitu tingkat keasaman (pH) 4,12, total asam
4,34 dan 4,26. 0,78% dan vitamin C 32,65 mg/100 g.

Total Asam DAFTAR PUSTAKA


Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa
total asam selai tomat yang dihasilkan Arsa, M. 2016. Proses Pencoklatan
memiliki nilai rata-rata 0,78 %. Total asam (Browning Process) Pada Bahan
erat hubungannya dengan nilai pH. Pangan. Artikel Ilmiah Jurusan
Semakin besar kandungan asam maka Kimia Fakultas Matematika Dan
semakin rendah nilai pH dari bahan Ilmu Pengetahuan Alam
pangan ataupun sebaliknya semakin kecil Universitas Udayana.
kandungan asam maka semakin tinggi
nilai pH dari bahan pangan (Gunawan, Badan Pusat Statistik Kabupaten
2009). Menurut Nisa (2014) dan Kurnia Minahasa. 2016.
(2014) kandungan asam organik yang Https://minahasakab.bps.go.id. 9
paling banyak dimiliki tomat dan jeruk April 2018.
nipis adalah asam sitrat.
Badan Standarisasi Nasional. SNI 3746-
Vitamin C 2008 Selai Buah. Badan
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa Standarisasi Nasional. Jakarta.
vitamin C selai tomat yang dihasilkan
memiliki nilai rata-rata 32,65 mg/100 g. Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-
Terjadi penurunan kadar vitamin C bila 2891-1992 Cara Uji Makanan dan
dibandingkan kadar vitamin C buah tomat Minuman. Badan Standarisasi
yaitu 40 mg/100 g (Handrian et al., 2013). Nasional.
Faktor yang menyebabkan selai tomat
kehilangan vitamin C adalah proses

60
Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis……..D. Tandikurra, dkk

Badan Standarisasi Nasional. SNI 01- Kaling yang Dibuat Melalui


3546-2004 Saus Tomat. Badan Substitusi Pektin dengan Modified
Standarisasi Nasional. Cassava Flour (MOCAF) sebagai
Bahan Pengental. Jurnal Teknologi
Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet, Pangan 2(1)1–7.
M. Wootton. 1985. Ilmu Pangan.
Diterjemahkan oleh: Hari Purnomo Djarkasi, G. S. S., M. F. Sumual, L. E.
Adiono. Universitas Indonesia. Lalujan. 2017. Pendugaan Daya
Jakarta. Simpan Manisan Tomat Kering
dengan Metode ASLT
Bundaran,W., A.P. Astrin, E. Mahajoeno, (Accelerated Shelf-Life Testing)
2011. Pengaruh Konsentrai Model Arrhenius. Laporan Hasil
Penelitian Unggulan Universitas
Larutan Gula Terhadap
Sam Ratulangi (RDU).
Karakteristik Manisan Tomat
Kering. Jurnal Nusantara Febrianti, T. 2010. Pengaruh Penambahan
Bioscience, 2:55-61. Sari Buah Jeruk Nipis Terhadap
Nilai pH dan Kandungan Vitamin
Campbell, A. M., M. P. Penfield, R. M. C Pada Proses Pembuatan selai
Griswold. 1962. The Pepaya (Carica papaya L). Skripsi.
Experimental Study Of Food. Politeknik Pertanian Negeri
Houghton Mifflin Company Samarinda.
Boston. London.
Gunawan, A. W. 2009. Food Combining.
Daniel. 2016. Pengaruh Persentase Gramedia Pustaka Utama.
Carboxy Methyl Cellulose Dan Jakarta.
Persentase Gula Terhadap Mutu
Selai Jagung. Skripsi. Program Handrian, R. G., Meiriani, Haryati. 2013.
Studi Ilmu Dan Teknologi Peningkatan Kadar Vitamin C
Pangan Fakultas Pertanian Buah Tomat(Lycopersicum
Universitas Sumatera Utara. esculentum MILL.) Dataran
Rendah Dengan Pemberian
Dewanti, T., W. D. Rukmi, M. Nurcholis, Hormon GA3. Jurnal Online
J. M. Maligan. 2010. Aneka Agroekoteknologi Vol. 2 (1): 333-
Produk Olahan Tomat Dan Cabe. 339.
Brawijaya University.
Harto, Y., Y. Rosalina, L. Susanti. 2016.
Dewi, E. N., T. Surti, Ulfatun. (2010).
Karakteristik Fisik, Kimia, Dan
Kualitas Selai yang Diolah dari
Organoleptik Selai Sawo (Achras
Rumput Laut, Gracilaria
zapota L.) Dengan Penambahan
verrucosa Eucheuma cottoni, Serta
Pektin Dan Sukrosa. Jurnal
Campuran Keduanya. Jurnal
Agroindustri Vol. 6 (2) : 88 – 100
Perikanan (J. Ish. Sci.). XII (1):
20-27 Hidayat, M. A., N. Herawati, V. S. Johan.
2017. Penambahan Sari Jeruk
Dipowaseso, D. A., Nurwantoro, A. Nipis Terhadap Karakteristik Sirup
Hintono. 2018. Karakteristik Fisik Labu Siam. Jurnal Online
Dan Daya Oles Selai Kolang-

61
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 10, Nomor 2, Juni 2019

Mahasiswa Fakultas Pertanian Dagingnya. Skripsi. Universitas


Universitas Riau Vol. 4 (2):1-15 Gadjah Mada. Yogyakarta.

Joseph, G. S. 2017. Pengaruh Sukrosa Rani, D. M. A. A. 2018. Karakteristik


Terhadap Karakteristik Fisikokimia Selai Mengkudu (Morinda
Dan Sensoris Manisan Kering citrifolia) Berdasarkan
Paprika Merah (Capsicum annuum Penambahan Air Jeruk Nipis
var grossum).Skripsi Jurusan (Citrus aurantifolia S.). Skripsi.
Teknologi Pertanian, Fakultas Politeknik Kesehatan
Pertanian, Universitas Sam Kemenkes Denpasar Jurusan Gizi
Ratulangi Manado. Program Studi Diploma IV
Denpasar.
Khotimah, K. 2012. Pengaruh Ekstrak
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Sundari, D. dan Komari. 2010. Formulasi
dan Metode Pengolahan Pada Selai Pisang Raja Bulu dengan
Kualitas Daging Broiler. Artikel. Tempe dan Daya Simpannya
Digital Library-Perpustakaan Pusat
(Formulation The Jam Mixture of
Unikom.
‘Raja Bulu’ Banana with Tempe
Kurnia, A. 2014. Khasiat Ajaib Jeruk and Durability). Puslitbang gizi
Nipis: dari A-Z untuk Kesehatan dan makanan. Vol 33 (1) : 93-101
dan Kecantikan. Rapha Publishing.
Yogyakarta. Wibowo, R. A., F. Nurainy, R. Sugiharto.
2014. Pengaruh Penambahan Sari
Mandey, L. C. dan C. F. Mamuaja. 2016. Buah Tertentu Terhadap
Teknologi Produksi Jam Mangga Karakteristik Fisik, Kimia, Dan
(Mangifera indica). Jurnal Ilmu Sensori Sari Tomat. Jurnal
dan Teknologi Pangan, Vol. 4 (1): Teknologi Industri dan Hasil
28-35 Pertanian Vol 19 (1): 93-101.

Yunus, R. 2018. Pengaruh Penambahan


Nisa, Z. C. 2014. Karakteristik Jeli Tomat
Sukrosa Terhadap Mutu
Varietas Tomat Apel Dengan Organoleptik Dari Selai Langsat.
Penambahan Pektin Dari Buah Jurnal Teknologi Pertanian Vol 1
Pisang Raja Utuh, Kulit, Dan (1): 42-48.

62

Anda mungkin juga menyukai