Anda di halaman 1dari 12

KOLOKIUM FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL

UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR

Nama: Putri Apriliani Rizal


NIM: B. 1610655
Program Studi: Teknologi Pangan dan Gizi
Judul Penelitian: Formulasi Selai Ampas Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon L)
Dan Buah Nanas (Ananas Comosus)
Sinensis)
Dosen Pembimbing: Lia Amalia, S.S., S.T., M.T
Ir. Rienoviar, M.Si

Dosen Kolokium: Sri Rejeki R.P, Ir., M.Si


Hari/Tanggal: Senin, 12 Oktober 2020
Jam: 16.00-17.00 WIB
Tempat: via Aplikasi Zoom
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu jenis buah yang mudah di peroleh dan disukai oleh masyarakat
adalah buah jeruk. Jeruk termasuk buah dalam keluarga citrus dan berasal dari
kata rutaceae. Buah jeruk memiliki banyak khasiat, salah satunya dalam daging
buah mengandung vitamin C cukup tinggi yang dapat menambah daya tahan
tubuh. Manfaat buah jeruk juga banyak terdapat pada kulit jeruk yang memiliki
kandungan minyak atsiri dan pektin. (Regiandira, 2015). Beberapa macam produk
makanan dan minuman yang dapat dihasilkan dari buah jeruk yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi seperti sari jeruk, jam, jelly, pasta, coklat, es krim dan lain-
lain. Sebagian besar jenis olahan buah jeruk hanya menggunakan sari buah jeruk
sebagai bahan bakunya. Berdasarkan percobaan pendahuluan dilab, pada proses
pengolahan sari buah jeruk 70% dari berat buah jeruk akan menjadi limbah.
Pada Industri minuman jeruk menghasilkan banyak limbah kulit jeruk . Tahun
2013, jumlah kulit jeruk di Indonesia mencapai 309.678 ton tiap tahunnya.
(Kementerian Pertanian, 2013). Sejauh ini belum banyak yang memanfaatkan
limbah kulit jeruk menjadi produk yang menambah nilai jualnya. Limbah kulit
jeruk yang tidak diolah dengan baik dapat menimbulkan pencemaran pada
lingkungan karena sifat asam pada kulit jeruk dapat menurunkan pH dan
mengurangi kesuburan tanah, kandungan protein dan karbohidrat pada kulit jeruk
pun dapat menyebabkan bau yang kurang sedap.
Selai adalah produk olahan pangan yang terdiri dari buah-buahan, pulp buah-
buahan atau puree buah yang diolah menjadi suatu struktur seperti gel berisi buah-
buahan, sukrosa, asam, dan pektin. (Yulistiani et al. 2013) Selai merupakan
olahan pangan yang banyak digemari oleh semua kalangan tanpa melihat batas
usia. Pemanfaatan kulit jeruk salah satunya dapat diolah menjadi selai namun,
banyak orang yang tidak menyukai rasa pahit yang dihasilkan dari kulit jeruk.
Rasa pahit pada kulit jeruk timbul karena adanya kandungan senyawa
flavonids dan limonoids dengan komponennya naringin dan limonin sehingga
perlu adanya pengolahan yang baik untuk menghilangkan rasa pahit yang ada
pada kulit jeruk.(Dondy et al. 2007). Oleh sebab itu, dilakukanlah penelitian
mengenai “Formulasi Selai Ampas Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon L) dan Buah
Nanas (Ananas Comosus)”. Alasan penambahan buah nanas dilakakukan untuk
meminimalisir rasa pahit yang dihasilkan oleh kulit jeruk dan diharapkan dapat
menghasilkan cita rasa selai yang dapat diterima oleh masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan ampas kulit jeruk lemon
(citrus limon l) dan buah nanas (ananas comosus) menjadi produk selai
serta mengetahui formulasi yang tepat pada pembuatannya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh perbandingan ampas kulit jeruk lemon (citrus
limon l) dan buah nanas (ananas comosus) serta penambahan sukrosa
terhadap sifat fisik (daya oles) dan sifat organoleptik (rasa, warna,
aroma, tekstur, overall) selai.
b. Mengetahui kandungan nilai gizi terhadap produk selai terpilih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Selai
Menurut SNI 3746 : 2008 selai adalah produk makanan semi basah yang
dibuat dari pengolahan buah-buahan, gula dengan atau tanpa penambahan bahan
pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan.
Selai merupakan produk makanan yang terbuat dari lumatan daging buah-
buahan dicampur dengan gula dengan perbandingan 3:4 tetapi, penambahan gula
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keasaman buah, kandungan gula buah
dan kematangan buah yang digunakan (Suryani et al. 2004). Formula umum yang
digunakan dalam pembuatan selai adalah 45:55 (buah : gula), campuran ini
kemudian dipekatkan dengan suhu tertentu hingga tekstur selai mengental. Hasil
akhir produk selai mengandung total padatan terlarut minimum 65%. Kadar
kekentalan atau padatan terlarut (soluble solid) diukur dengan refraktometer.
Dilihat dari tingkat kekentalannya selai memiliki tekstur yang semi padat. Selai
juga termasuk dalam golongan makanan semi basah berkadar air sekitar 15-40 %
dengan tekstur yang lunak dan plastis. (Yulistiani et al. 2013)
Selai yang baik memiliki warna selai yang homogen dan terlihat cemerlang,
tektur selai yang lembut, memiliki aroma atau cita rasa khas buah alami dan tidak
mengalami sineresis atau pengkristalan gula. Syarat mutu selai dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Syarat Mutu Selai
No Kriteria Uji Satuan  Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Aroma - Normal
1.2 Warna - Normal
1.3 Rasa - Normal
2 Serat Buah - Posituf
3 Padatan Terlarut % fraksi massa Min. 65
4 Cemaran logam
4.1 Timah (Sn)* Mg/kg Maks. 250,0*
5 Cemaran Arsen (As) Mg/kg Maks.1,0
6 Cemaran mikroba
6.1 Angka Lempeng Total Koloni/g Maks. 1 x 103
6.2 Bakteri coliform APM/g <3
Koloni/g
6.3 Staphylococcus aureus Maks. 2 x 101
Koloni/g
6.4 Clostridum sp. <10
Koloni/g
6.5 Kapang/ Khamir Maks. 5 X 101
Sumber : SNI 3746 : 2008
Tabel 2. Kriteria Mutu Selai
No Kriteria Uji  Standar
1 Kadar air Maks. 35 %
2 Kadar gula Min. 55%
3 Kadar pektin Maks 0.7%
4 Padatan tak terlarut Min. 0.5 %
5 Serat buah Positif
6 Pengawet 50 mg/kg
7 Asam asetat Negatif
8 Logam (Hg, Pb, As) Negatif
9 Rasa Normal
10 Bau Norma
Sumber : SII. No. 173 Tahun 1978 dalam Noerhartati et al, (2014)

B. Kulit Jeruk Lemon

Gambar 1. Kulit jeruk lemon


Sumber : sehatq.com

Manfaat buah jeruk banyak terdapat pada kulit jeruk yang memiliki
kandungan minyak atsiri dan pektin. Pada kulit lemon terdapat 2 lapisan yaitu
flavedo dan albedo. Flavedo adalah kulit lemon bagian luar yang memiliki varian
warna mulai hijau hingga kuning. Pada bagian ini kaya akan minyak esensial yang
sering digunakan sebagai bahan industri perasa dan aroma makanan. Albedo
adalah komponen utama dari kulit jeruk lemon berupa lapisan seperti spons dan
selulosa yang berada di bawah flavedo. Albedo merupakan bagian dalam kulit
jeruk yang memiliki kandungan pektin terbanyak. (Regiandira, 2015).
Pektin dapat membentuk gel bila dicampur dengan gula pada suhu tinggi.
Pektin sangat dibutuhkan untuk pembentukan gel pada saat pembuatan selai.
Menurut Yulistiani et al, (2013) mekanisme pembentukan gel dalam pembuatan
selai merupakan campuran dari pektin, gula, asam dan air. Pektin akan
menggumpal membentuk serabut halus yang dapat menahan cairan yang
ditentukan oleh banyaknya pektin yang terkandung pada bahan pembuatan selai.
Semakin banyak kadar pektin yang terdapat pada bahan pembuatan selai maka
semakin kuat gel yang terbentuk pada selai.
Mengolah kulit jeruk merupakan hal yang menguntungkan karena dapat
meningkatkan kandungan senyawa flavonoid dan limonoid yang berindikasi
fungsional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)
mengkarakteristik senyawa flavonoid khususnya naringin dan senyawa limonoid
berkhasiat sebagai antioksidan. Namun kedua senyawa tersebut menimbulkan rasa
pahit yang tidak disukai oleh konsumen. (Shodiq, 2020)
C. Nanas (ananas comosus)

Gambar 2. Buah nanas (ananas comosus)


Sumber : totabuan.news

Buah nanas (Ananas comosus) dapat diklasifikasikan sebagai berikut


(Nuraini, 2014) :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromeliaceace
Genus : Ananas
Spesies : Ananas Comosus
Nanas merupakan buah yang serba guna, dari buah hingga daunnya dapat
dimanfaatkan. Buahnya dapat di konsumsi dalam bentuk segar, dapat dipakai
sebagai pengempuk daging, sebagai pembersih barang logam, sedangkan daunnya
dapat dijadikan benang, kain, jaring, dan tali, limbah buahnya dapat dijadikan
makanan, seperti nata de pina, juga dapat dijadikan pakan ternak dan kompos.
Buah nanas selain dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, dapat pula diolah lebih
lanjut menjadi berbagai bentuk olahan antara lain: dodol nanas, buah kaleng,
sirup, keripik nanas, selai dan lain sebagainya (Pracaya, 1982).
Nanas memiliki nilai gizi yang tinggi, kaya akan vitamin A, B, C, dan mineral
(kalsium, fosfor, dan besi), dan mengandung senyawa yang berpotensi sebagai
antioksidan (polifenol dan flavonoid). Nanas mengandung asam sitrat yang
memberi rasa manis dan rasa asam pada buahnya. Buah nanas menaikkan kadar
basa darah dan membantu meringankan penyakit edema dengan mengurangi air
berlebih didalam tubuh. Buah nanas mempunyai kandungan asam aspartik. Asam
aspartik berfungsi sebagai asam amino di dalam tubuh sehingga membantu proses
metabolisme tubuh. Buah nanas muda memiliki rasa asam yang memacu enzim
pencernaan. (Harnanik,2013)
D. Sukrosa
Gula atau sukrosa adalah senyawa organik terutama golongan karbohidrat.
Sukrosa juga termasuk disakarida yang didalamnya terdiri dari
komponenkomponen D-glukosa dan D-fruktosa. Rumus molekul sukrosa adalah
C22H22O11 Gula dengan berat molekul 342 g/mol dapat berupa kristal-kristal
bebas air dengan berat jenis I ,6 g/ml dan titik leleh 160°C. (Hisyam, 2020) .
Sukrosa berfungsi sebagai pemanis, pengawet, meningkatkan konsentrasi,
memperbaiki tekstur, memberikan kekentalan dan dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dengan aktivitas air dari bahan olahan. Pada
pembuatan selai, sukrosa berfungsi untuk meningkatkan kemampuan pektin
membentuk gel karena gula memiliki peran yang signifikan untuk menarik
molekul air yang mengelilingi senyawa pektin sehingga dapat mengurangi
kelembapan pada selai. Penurunan kelembapan dapat menahan tingkat
pertumbuhan mikroorganisme.
Penambahan gula pada pembuatan selai memiliki tujuan untuk memperoleh
tekstur, penampakan dan flavor yang ideal. Banyaknya penambahan gula dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keasaman buah, kandungan gula buah
dan kematangan buah yang digunakan. Agar terbentuk gel pektin maka
dibutuhkan kadar gula yang tinggi dan asam karena gula berfungsi sebagai
dehydrating agent, sehingga rantai asam poligalakturonat penyusun pektin akan
saling berdekatan dan terbentuk sistem dimensi yang memungkinkan seluruh
sistem menjadi gel. Semakin tinggi kadar sukrosa yang ditambahkan maka
semakin berkurang air yang ditahan oleh struktur pektin sehingga gel yang
terbentuk menjadi kokoh. Jika penambahan sukrosa terlalu banyak maka akan
membentuk kristal padat pada permukaan. (Yulistiani et al, 2013)
III. METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
1. Alat
Wajan, panci presto, baskom, saringan, timbangan analitik, pengaduk kayu,
talenan, pisau, refraktometer, erlenmeyer, blender, cawan petri, oven, rangkaian
destilasi, erlenmeyer, buret.
2. Bahan
Ampas kulit jeruk lemon yang sudah diekstraksi, sukrosa, buah nanas,
aquadest, pereaksi luff, toluen, HCl 25%, NaOH 50%, indikator PP.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Oktober 2020
bertempat di Laladon Residence Blok D5, Ciomas, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan beberapa tahap penelitian yaitu dimulai dengan
penelitian pendahuluan yaitu trail and error perlakuan perebusan kulit jeruk
lemon dan penentuan perbandingan ampas kulit jeruk dan buah nanas. Kemudian
pembuatan selai sesuai formulasi yang ditentukan.
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu trail and error perlakuan
perebusan kulit jeruk lemon menggunakan perebusan secara vacum menggunakan
panci presto dengan waktu yang berbeda-beda yaitu 15,30,45 dan 60 menit dan
penentuan perbandingan ampas kulit jeruk lemon dan buah nanas. Perebusan ini
bertujuan untuk mengurangi rasa pahit yang dihasilkan oleh ampas kulit lemon.
Untuk mengetahui tingkat rasa pahit yang dihasilkan oleh masing-masing
perlakuan perebusan ampas kulit lemon dilakukan pengujian organoleptik oleh 30
orang panelis semi terlatih.(Dipowaseso et al.2018) Panelis diminta untuk menilai
tingkat rasa pahit dengan kuisioner uji rating. Tabel kuisioner uji rating rasa
dinilai dengan menggunakan skor 1-5 yaitu, 1 (sangat pahit), 2 (pahit), 3 (netral),
4(tidak pahit), 5 (sangat tidak pahit). Semakin tinggi nilai organoleptik
menyatakan semakin sedikit rasa pahit yang dihasilkan oleh ampas kulit jeruk
lemon. Diagram alir perlakuan pendahuluan dapat dilihat pada gambar 3.
Setelah didapatkan perlakuan perebusan ampas kulit jeruk lemon terpilih
yang menghasilkan rasa pahit yang paling rendah. Selanjutnya dilakukan trail and
error penentuan perbandingan ampas kulit jeruk lemon dan buah nanas untuk
meminimalisir rasa pahit yang dihasilkan oleh ampas kulit jeruk lemon. Untuk
mengetahui tingkat rasa pahit yang dihasilkan dari perbandingan ampas kulit jeruk
lemon dan buah nanas dilakukan pengujian organoleptik oleh 30 orang panelis
semi terlatih. Panelis diminta untuk menilai tingkat rasa pahit dengan kuisioner uji
rating. Tabel kuisioner uji rating rasa dinilai dengan menggunakan skor 1-5 yaitu,
1 (sangat pahit), 2 (pahit), 3 (netral), 4(tidak pahit), 5 (sangat tidak pahit).
Semakin tinggi nilai organoleptik menyatakan semakin sedikit rasa pahit yang
dihasilkan. Perbandingan ampas kulit jeruk lemon (citrus limon l) dan buah
nanas (ananas comosus) dapat dilihat pada Tabel 3 .
Gambar 3. Diagram alir perebusan ampas kulit jeruk lemon (citrus limon l)

Tabel 3. Perbandingan ampas kulit jeruk lemon (citrus limon l) dan buah nanas
(ananas comosus)
Nama Bahan   Formulasi (%)  
  A1 A2 A3
Kulit jeruk lemon (citrus limon l) 20 25 30
Nanas (ananas comosus) 80 75 70

2. Pembuatan Selai
Pembuatan selai dari campuran ampas kulit jeruk lemon (citrus limon l) dan
buah nanas (ananas comosus) diawali dengan proses penimbangan bahan-bahan
sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan.
Setelah penimbangan semua bahan formulasi dilakukan penghancuran untuk
pembuatan bubur kulit jeruk lemon dan nanas . Kemudian dilakukan penambahan
sukrosa dengan persentase penambahan sukrosa yang berbeda. Persentase
penambahan sukrosa dihitung dari berat total campuran kulit jeruk lemon dan
nanas. Penambahan sukrosa pada tiap formulasi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perlakuan penambahan sukrosa
Sukrosa (B)   Formulasi (%)  
  A1 A2 A3
B1 55% 55% 55%
B2 60% 60% 60%
B3 65% 65% 65%

Setelah perlakuan penambahan sukrosa, semua bahan dicampurkan sampai


homogen dan kemudian dimasak hingga adonan mengental. Diagram alir
pembuatan selai dapat dilihat pada Gambar 5 .
Gambar 4. Persiapan buah nanas

Gambar 5. Diagram alir pembuatan selai ampas kulit jeruk lemon (citrus limon l)
dan buah nanas (ananas comosus).
D. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama yaitu perbandingan ampas kulit
jeruk lemon dan buah nanas. Faktor kedua yaitu pengaruh penambahan sukrosa .
Penelitian ini dilakukan dengan dua kali ulangan dengan tiga taraf perlakuan pada
faktor pertama dan tiga taraf perlakuan pada faktor kedua. Model matematika
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
Yijk : Nilai pengamatan dari pengaruh perbandingan ampas kulit jeruk
lemon dan buah nanas ke-I, perbedaan penambahan sukrosa ke-j
dan ulangan ke-k.
µ : Rataan umum
αi : Pengaruh utama perbandingan ampas kulit jeruk lemon dan buah
nanas ke-i
βj : Pengaruh utama perbedaan penambahan sukrosa ke-j
(αβ)ij : Komponen interaksi pengaruh perbandingan ampas kulit jeruk
lemon dan buah nanas ke-i dan penambahan sukrosa ke-j
Εijk : Pengaruh acak yang menyebar normal
i : Banyaknya taraf perlakuan faktor A (1,2,3)
j : Banyaknya taraf perlakuan faktor B (1,2,3)
k : Banyaknya ulangan.

E. Analisis Produk
Produk selai semua perlakuan dilakukan analisis fisik dan pengujian sifat
organoleptik untuk memperoleh produk terpilih. Analisis fisik yang dilakukan
yaitu daya oles selai (Dipowaseso et al.2018), pengujian sifat organoleptik (SNI
01-2346-2006) melalui uji hedonik dengan skala (1-9) berdasarkan parameter
warna, aroma, rasa, tekstur dan overall yang dilakukan oleh 30 orang panelis semi
terlatih. Produk selai yang terpilih dilakukan analisis padatan terlarut (SNI 3746 :
2008), kadar gula total (AOAC, 1970), dan kadar air (Andarwulan et al,2011).
F. Prosedur Analisis
1. Pegujian daya oles selai (Dipowaseso et al.2018)
2. Pengujian sifat organoleptik (SNI 01-2346-2006)
3. Padatan terlarut (SNI 3746 : 2008)
4. Kadar gula total (AOAC, 1970)
5. Kadar Air (Andarwulan et al,2011)

G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS (Statistic Package for
Social Sciene) versi 24. Uji statistik yang digunakan adalah uji sidik ragam
(ANOVA) untuk mengetahui perlakuan yang digunakan dalam penelitian
berpengaruh nyata atau tidak. Jika (p<0,05) maka perlakuan yang dilakukan
berpengaruh secara nyata. Apabila (p>0,05) maka perlakuan yang dilakukan tidak
berpengaruh secara nyata. Apabila hasil ANOVA (p<0,05) berpengaruh nyata
maka, dilanjutkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., Feri, K., Dian, H. 2011. Analisis Pangan. Jakarta : Dian Rakyat.
AOAC, 1970. Official methods of analysis 11th edition. Association of official
analytical chemist Inc., Washington,D.C.
Badan Litbang Pertanian. (2013). Jajar Legowo. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 01-2346- 2006. Tentang Petunjuk
Pengujian Organoleptik dan atau Sensori. Badan Standarisasi Nasional,
Jakarta.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 3746 :2008 . Tentang Selai Buah.
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Dipowaseso, D.,A. Nurwantoro. Hintono, A. 2018. karakteristik fisik dan daya
oles selai kolang- kaling yang dibuat melalui substitusi pektin dengan modified
cassava flour (mocaf) sebagai bahan pengental. Jurnal Teknologi Pangan 2(1) :
1-7.
Dondy, A., Setyabudi., Setyadjit. 2007. Studi Penghilang Rasa Pahit Jus Jeruk
Melalui Pra-Pengolahan. Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007 : Hal 439-
446. Yogyakarta, 13-14 Juni 2007 : Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian.
Fachruddin, L. 1998. Membuat Aneka Selai. Yogyakarta : Kanisius.
[FDA] Food And Drug Administration. 2007. Approximate pH of Foods and
Food Products.Center For Food Safety and Applied Nutrition, USA.
Harnanik, S. 2013. Perbaikan Mutu Pengolahan Nenas Dengan Teknologi Olah
Minimal Dan Peluang Aplikasinya Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 32:
67-75.
Hisyam, S. 2020. Pengertian Sukrosa : Manfaat, struktrur dan banyak lagi.
Tersedia pada : https://hisham.id/pengertian-sukrosa.html [17 Agustus 2020
8:13]
Nuraini, D. 2014. Aneka daun berkhasiat untuk obat. Yogyakarta: Gava Media.
Noerhartati, E., T. Rahayuningsih, dan N.V. Feriyani. 2014. Pembuatan Selai
Salak (Salacca Edulis Reinw) : Kajian dari Penambahan Natrium Benzoat dan
Gula yang Tepat terhadap Mutu Selai Salak Selama Penyimpanan. Tersedia
pada : http://eprints.upnjatim.ac.id. [ 20 Agustus 2020 21:35].
Pracaya .1982. Bertanam Nanas, Edisi Revisi. Penebar Swadaya Jakarta
Putra, A. 2020. 7 Manfaat Kulit Lemon,Si Cantik yang Sering Terbuang. Tersedia
pada : https://www.sehatq.com/artikel/manfaat-kulit-lemon-yang-bernutrisi-
dan-cara-mengolahnya [17 Agustus 2020 10:38]
Rahma, G., Lahming., Ruis, M. 2017. pengaruh konsentrasi gula terhadap mutu
kualitas selai kulit jeruk bali (citrus maxima).Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian Vol 3: S117- S125.
Redaksi Totabuan. 2020. 4 Manfaat Mengejutkan Buah Nanas. Tersedia pada :
https://totabuan.news/kesehatan/ini-4-manfaat-mengejutkan-buah-nanas/ [17
Agustus 2020 12:12]
Regiandira.2015. karya tulis ilmiah tisu berbahan dasar kulit jeruk. Tersedia
pada : http:// www. Slideshare.net/regiandira 739/bab-ii-karya-tulis-ilmiah-
tisu-berbahan-dasar-kulit jeruk [ 16 Agustus 2020 21:42]
Suryani, A., Hambali, E., Rivai M. 2004. Membuat Aneka Selai. Jakarta: Penebar
Swadya.
Shohiq, A. 2020. marmalade sensasi olahan jeruk dan kulitnya tanpa rasa pahit.
Tersedia pada : https://news.sariagri.id/57807/marmalade-sensasi-olahan-jeruk-
dan-kulitnya-tanpa-rasa-pahit [29 Oktober 2020 8:59]
Yuliastiani, R., Murtiningsih, Munifa, M. 2013. Peran Pektin dan Sukrosa pada
Selai Ubi Jalar Ungu. Teknologi Pangan FTI-UPN, Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai