PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Prakerin merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian Nasional,
laporan ini disusun sebagai gambaran kegiatan penulis selama Praktik Kerja Industri dan
bukti bahwa penulis telah melakukan Praktik Kerja Industri selama tiga bulan di Balai
Pengujian Mutu Barang, Direktorat Pengembangan Mutu Barang.
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah bentuk penyelenggaraan dari sekolah
yang memadukan sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program
pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk
mencapai suatu tingkat keahlian professional. Di mana keahlian profesional itu hanya dapat
dibentuk melalui 3 unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan
dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada, sedangkan kiat
tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui melalui proses mengajarkan langsung
pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan dapat
menciptakan tenaga kerja yang professional. Dimana para siswa yang melaksanakan
pendidikan tersebut diharakan dapat menerapkan ilmu yang didapat sekaligus mempelajari
dunia industri. Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem Ganda ini kita tidak dapat langsung
terjun ke dunia industri karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja.
1.2. Tujuan
1.3. Metode
Selama pelaksanaan prakerin, untuk mendapatkan keterangan atau informasi yang berkaitan
dengan proses analisa kimia menggunakan beberapa cara, yaitu :
1. Observasi, metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang
dilakukan di laboratorium.
2. Wawancara, metode ini dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada pihak
perusahaan, pimpinan dan karyawan.
3. Kerja Praktik, yaitu dengan cara melihat, memahami kemudian mencoba
mempraktekan apa yang didapat dari hasil teori.
4. Diskusi, dilaksanakan bersama pembimbing lapangan untuk menambah informasi
yang didapat dengan menggunakan data-data dari hasil praktek.
5. Pustaka, metode ini dilakukan dengan cara membaca dan memahami buku-buku yang
berkaitan dengan teori yang berhubungan dengan kegiatan yang di praktekan.
6. Browsing, metode ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan dan
melengkapi materi yang tidak ditemukan saat melakukan metode pustaka.
1.4.Ruang Lingkup
1.4.1. Ruang Lingkup Pelaksanaan Prakerin
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini penulis ditempatkan di Balai
Pengujian Mutu Barang. Kegiatan ini berlangsung selama 5 hari dalam satu minggu yaitu
Laporan Prakerin ini disusun sistematis berdasarkan buku Panduan Praktik Kerja
Industri. Dalam laporan ini terdiri dari bebepara bab dan subbab, yaitu :
1. BAB I Pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan, metode dan ruang lingkup
pelaksanaan prakerin dan penyusunan laporan.
2. BAB II Tinjauan Umum Direktorat Pengembangan Mutu Barang yang mencakup
sejarah, visi dan misi, tugas dan fungsi, struktur organisasi dan ruang lingkup BPMB.
3. BAB III Laboratorium Kimia Pakan yang berisikan struktur organisasi, denah, sarana
dan prasarana, alur sampel dan pengujian mutu sampel.
4. BAB IV Tinjauan Pustaka berkaitan dengan judul yang diambil oleh penulis
mencakup pembahasan tentang tepung terigu, susu bubuk, protein dan asam amino.
5. BAB V Hasil dan Pembahasan berisikan hasil yang didapatkan setelah dilakukan
pengujian dan pembahasan dari masalah yang didapatkan selama pengujian
berlangsung.
6. BAB VI Saran dan Kesimpulan terdiri dari kesimpulan atas pengujian terhadap
sampel yang di uji dan saran untuk pembaca laporan.
Praktik Kerja Industri ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai tanggal 01
April 2013 sampai dengan tanggal 01 Juli 2013. Pelaksanaannya di Laboratorium Kimia
Pakan Balai Pengujian Mutu Barang, Direktorat Pengembangan Mutu Barang, Kementrian
Perdagangan yang ber-alamatkan di Jln. Raya Bogor Km.26 Ciracas JakartaTimur 13740.
BAB II
TINJAUAN UMUM DIREKTORAT PENGEMBANGAN MUTU BARANG
Balai Pengujian Mutu Barang Merupakan unit eselon III di bawah Direktorat
Pengembangan Mutu Barang yang pada awalnya bernama Pusat Pengujian Mutu Barang
(PPMB) dan diresmikan oleh Radius Prawiro yang saat itu menjabat sebagai Menteri
1. Menentukan standard dan sistem uji, peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia
yang dipakai untuk laboratorium pengujian dan pengawasan mutu.
2. Mengawasi dan meneliti kebenaran hasil uji dari laboratorium yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk mengeluarkan sertifikat mutu.
3. Menguji dan mengawasi mutu barang serta memberikan sertifikat mutu.
4. Membina dan mengadakan penyuluhan kepada laboratorium pengujian dan
pengawasan mutu serta para produsen.
Berdasarkan keputusan presiden nomor : 136 tahun 1999, maka Pusat Pengendalian
Mutu Barang menjadi Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang (DPPMB)
yang berkedudukan dibawah Direktorat Jendral Perdagangan Luar Negeri (Ditjen PLN)
Deperindag, DPMB ini memiliki dua unit pelaksanaan teknis yaitu Balai Pengujian Mutu
Barang dan Balai Kalibrasi.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengujian dan kalibrasi dilingkungan Ditjen PLN secara
operasional dikoordinasikan oleh direktur PPMB, sangat penting keberadaanya dalam
menunjang kebijakan Ditjen PLN Direktorat PPMB dalam melkukan pengawasan mutu
barang karena :
a. Balai Kalibrasi
b. Balai Sertifikasi
c. Balai Pengujian Mutu Barang
Dari ketiga Unit Pelayanan Teknis tersebut siswa prakerin ditempatkan di Balai Pengujian
Mutu Barang (BPMB).
Balai Kalibrasi adalah Unit Pelaksanaan Teknis di bidang kalibrasi yang berada di bawah
dan bertanggung jawab penuh kepada Kepala Pusat Pengawasan Mutu Barang, Balai
Balai Kalibrasi
Balai Sertifikasi adalah Unit Pelaksanaan Teknis di bidang sertifikasi produk, personil,
sistem manajemen mutu, inspeksi teknis dan pelatihan teknis di bidang mutu, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pengawasan Mutu Barang. Balai
Sertifikasi dipimpin oleh seorang Kepala, mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi,
inspeksi teknis pelatihan teknis di bidang sertifikasi.
Balai Sertifikasi
adalah Unit Pelaksana Teknis dibidang Pengujian Sertifikasi Mutu barang Ekspor dan
Impor yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Direktorat Pengembangan
Mutu Barang . BPMB dipimpin oleh seorang kepala, BPMB mempunyai tugas memberikan
pelayanan teknis pengujian mutu barang.
BPMB
Visi dari BPMB adalah terwujudnya peningkatan daya saing global melalui pengakuan atas
mutu barang ekspor Indonesia di pasar internasional dan terkendali mutu barang impor yang
masuk kepasar dalam negeri .
1.Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha terhadap mutu barang produk melalui
pembinaan mutu barang/produk.
4.Mengembangkan akreditasi dan MRA di bidang akreditasi dan pengujian baik bilateral
maupun multilateral.
7.Mendorong terciptanya iklim yang kondusif dipasar dalam negeri melalui pengawasan
dan pengendalian mutu barang.
BPMB telah mendapat kan beberapa pengakuan baik secara nasional maupun internasional,
diantaranya dari :
2.Sri Langka Standar Institute (SLSI) untuk Produk Indonesian Yang di ekspor ke Sri
Langka.
Balai Pengujian Mutu Barang mempunyai ruang lingkup dalam berbagai pengujian, antara
lain : Minyak Atsiri, hasil pertanian, peternakan, produk makanan dan minuman, pakan
ternak, limbah dan galian, bahan bakar minyak, pupuk dan semen, tekstil dan produk tekstil,
peralatan listrik dan rumah tangga
2. Laboratorium Pangan dan Pakan meliputi laboratorium Uji Kimia Pangan dan Pakan
Serta laboratorium Rempah-rempah.
4. Laboratorium Mekanik meliputi Laboratorium Uji Karet dan Barang jadi Karet,
5. Laboratorium Uji Hasil Hutan dan Furniture dan Laboratorium Uji Otomotif dan
Bahan Bangunan.
7. Laboratorium Tekstil dan Aneka Industri, terdiri atas Laboratorium Uji Tekstil dan
produk tekstil , Laboratorium Uji Kemasan dan Aneka industry.
Dari 7 kelompok laboratorium yang dimiliki oleh BPMB, Siswa Prakerin SMK
Negeri 1 Cibadak hanya di tempatkan pada Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Uji
Kimia Pangan, Laboratorium Rempah-rempah , dan Laboratorium Kimia Pakan. Dan
pembimbing lapangan menempatkan Saya di Laboratorium Kimia Pakan.
BAB III
LABORATORIUM KIMIA PANGAN DAN PAKAN
Gambar 1.
Struktur Organisasi Laboratorium Kimia Pakan dan Pangan
Laboratorium Kimia Pangan dan Pakan adalah salah satu laboratorium yang berada di
Balai pengujian mutu barang , laboratorium ini dikhususkan untuk menguji berbagai macam
contoh yang berhubungan dengan pakan, biji-bijian, dan makanan seperti beras, jagung,
pakan ikan, gaplek, bungkil kopra, susu,tepung terigu,margarin, dll. Laboratorium ini
dipimpin oleh seorang Manager Tekhnis yaitu Nurmalia,S.Si laboratorium ini berhubungan
dengan Lab. Rempah-rempah. Masing-masing laboratorium di pimpin oleh seorang manager
tekhnis yang sama dan penyelia Eni Kusdarwati, ST namun Lab. Rempah-rempah dipimpin
oleh penyelia yang berbeda yaitu Dini Mulyani,S.Si . Laboratorium Kimia Pangan dan Pakan
dan Laboratorium Rempah-rempah mempunyai 8 pelaksana pengujian. Untuk lebih jelasnya
mengenai organisasi laboratorium kimia pangan, pakan dan rempah-rempah lihat gambar 2.
wc
wc
4
7 8 9 10
5
6 11
12
Keterangan :
Peralatan yang berada di Laboratorium Kimia Pakan terdiri dari alat gelas maupun non
gelas, peralatan gelas yang biasa digunakan sama halnya dengan labratorium lain seperti
beaker glass, erlenmeyer, labu takar, cawan pengabuan, cawan petri, gelas ukur, buret, pipet
volumetric, pipetmohr, dll. Selain itu juga ada beberapa peralatan lainnya yang berada di Lab.
Kimia Pakan sebagai berikut :
a. Rotary Evaporator
b. Refrigerated Circulator
c. Shaker
d. Englar Viscometer
e. Micropipet
f. pH meter
g. Semi automatic destilation
h. Polarimeter
i. Micropipet
j. UV Cabinet 2
4.1. Susu
Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni
adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain
(Aziz, 2007) di dalam http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/05/pengertian-
susu.html.
Menurut SNI 01-2970 – 2006 susu bubuk adalah susu yang diperoleh dengan cara
mengurangi sebagian besar air melaui proses pengeringan susu segar dan atau susu
rekombinasi yang telah dipasteurisasi, dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, dan
bahan tambahan pangan yang diizinkan. Susu bubuk meliputi ;
Syarat Mutu Susu Bubuk Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-2970-2006) dapat
dilihat pada tabel 2.
1. Kekentalan
dipengaruhi oleh komposisi susu, umur hewan dan beberapa perlakuan seperti adanya
pengadukan yang cukup lama akan menurunkan kekentalan susu sebaliknya pengasaman
aktifitas bakteri, pemeraman (aging) akan menaikan kekentalan. (Hadiwiyoto. 1994)
2. Berat Jenis
Berat jenis air susu banyak dipengaruhi oleh zat penyusunnya, penambahan bahan kering
tanpa lemak akan meningkatkan BJ air susu, pengurangan lemak susu akan menurunkan BJ
susu. Perubahan suhu lingkungan juga akan berpengaruh terhadap BJ susu. Pada suhu tinggi
BJ akan susu akan turun, sedangkan jika suhunya rendah BJ susu akan naik. Berat jenis susu
bervariasi antara 1,0260 sampai 1,0320 pada suhu 200C. Keragaman ini disebabkan karena
perbedaan kandungan lemak dan zat-zat padat bukan lemak (Buckle dkk, 1987) di dalam
http://dithanovi-ub.blogspot.com/2012/09/sifat-fisik-kimia-air-susu.html
3. pH
pH susu segar dalam keadaan normal pada temperatur kamar diantara 6,5 6,8. Bila terjadi
pengasaman oleh karena aktifitas bakteri, angka angka ini akan menurun secara nyata. pH
mencapai 7,3 terdapat pada kolostrum maupun pada sapi yang menderita mastitis.
(Anggraini. 2012) di dalam http://dithanovi-ub.blogspot.com/2012/09/sifat-fisik-kimia-air-
susu.html
Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu adalah –0.500 0 C. Akan tetapi
untuk Indonesia telah berubah menjadi –0.5200 C. Titik beku air adalah 00 C. Apabila terdapat
pemalsuan air susu dengan penambahan air, maka dengan mudah dapat dilakukan pengujian
dengan uji penentuan titik beku. Karena campuran air susu dengan air akan memperlihatkan
5. Warna
Susu mempunyai warna putih keabuan sampai kuning keemasan. Warna putih pada susu,
serta penampakan adalah akibat penyebaran butiran-butiran lemak yang biasanya mengikat
kalsium dan fosfat. Bahan utama yang memberi warna kekuningan adalah karoten dalam
lemak susu yang berasal dari jenis pakan yang diberikan. Jenis sapi dan makanannya juga
dapat mempengaruhi warna susu. (Array, 2013) di dalam
http://arrayst.wordpress.com/tentang-dunia-susu/
6. Cita Rasa
Cita rasa asli susu agak asin dan agak manis. Rasa manis berasal dari laktosa. Rasa
asin berasal dari klorida dan garam-garam mineral lainnya (Hadiwiyoto. 1994).
Susu homogen adalah susu yang telah mengalami homogenisasi. Proses homogenisasi
bertujuan untuk menyeragamkan besarnya globula-globula lemak susu. Apabila setelah
proses homogenisasi dilakukan penyimpanan pada suhu 10-15 °C selama 48 jam tidak akant
erjadi pemisahan krim pada susu. Didalam susu yang belum dihomogenisasi, globula-globula
lemak ini besarnya tidak seragam yaitu antara2-10 mikrometer. Alat untuk menyeragamkan
globula-globula lemak tersebut disebut homogenizer. Ketidak homogenan didalam
pembuatan produk-produk olahan susu tertentu, salah satu misalnya es krim, karena hasilnya
tidak akan terasa halus,tetapi kerugian susu homogen adalah mudah mengalami creaming
yaitu memisahnya kepala susu (krim) dibagian atasterpisah dari serum yang terletak dibagian
bawah. Homogenisasi dapat meningkatkan viscositas (viscosity) +10 %.(Gusnayanti ,2010)
Krim adalah bagian susu yang banyak mengandung lemak yang timbul ke bagian atas
dari susu pada waktu didiamkan atau dipisahkan dengan alat pemisah. Ada pula yang
menyebutnya ‘kepala susu”. Susu skim adalah bagian susu yang banyak mengandung protein,
sering disebut “serum susu”. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali
lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.Krim dan susu skim dapat dipisahkan
dengan alat yang disebut separator. Alatini bekerja berdasarkan gaya sentrifuge. Pemisahan
krim dan susu skim dapat terjadi karena kedua bahan tersebut mempunyai berat jenis yang
berbeda. Krim mempunyai berat jenis yang rendah karena banyak mengandung lemak. Susu
skim mempunyai berat jenis yang tinggi karena banyak mengandung protein, sehingga dalam
sentrifugasi akan berada di bagian dalam.
(Ayu.2007)
Susu skim dapat digunakan oleh orang yang menginginkan nilai kalori rendah didalam
makanannya, karena susu skim hanya mengandung 55% dari seluruh energy susu, dan susu
skim juga digunakan dalam pembuatan keju dengan lemak rendah dan yoghurt.Susu skim
seharusnya tidak digunakan untuk makanan bayi tanpa adanya pengawasan gizi karena tidak
adanya lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. (Ayu. 2007)
f. Whips
Yaitu krim pasteurisasi yang mengandung gula.Bahan-bahan pemberi cita rasa dan zat
penstabil.
Produk olahan ini adalah susu yang telah mengalami proses pasteurisasi. Proses
pasteurisasi termasuk proses pemanasan yang dapat didefenisikan sebagai berikut:
pasteurisasi adalah proses pemanasan setiap komponen (partikel) dalam susu pada suhu 62
selama 30 menit, atau pemanasan pada suhu 72 selama 15 detik, yang segera diikuti dengan
1. Pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat (High Temperature Short Time/HTST),
yaitu proses pemanasan susu selama 15 – 16 detik pada suhu 71,7 – 75 dengan alat Plate
Heat Exchanger.
2. Pasteurisasi dengan suhu rendah dan waktu lama (Low Temperature Long
3. Pasteurisasi dengan suhu sangat tinggi (Ultra High Temperature) yaitu memnaskan susu
pada suhu 131 selama 0,5 detik. Pemanasan dilakukan dengan tekanan tinggi untuk
Tujuan Pasteurisasi:
a. Untuk membunuh bakteri pathogen, yaitu bakteri-bakteri yang berbahaya karena dapat
menimbulkan penyakit pada manusia (mycobacterium tubercolosis)
b. Untuk membunuh bacteri tertentu yaitu dengan mengatur tingginya suhu dan lamanya
waktu pasteurisasi.
c. Untuk mengurangi populasi bakteri dalam bahan susu.
d. Untuk mempertinggi atau memperpanjang daya simpan bahan.
e. Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih menarik konsumen.
f. Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase, yaitu
enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak. (Anonim. 2013) di dalam
http://solosumba.com/2013/05/08/gandum/
digunakan lebih tinggi dari suhu pasteurisasi yaitu sekitar 104-140 dengan yang sangat
pendek kurang lebih 1-4 detik saja. Alat yang digunakan untuk sterilisasi misalnya autoclave
(kapasitas kecil) dan retrot (kapasitas besar).
Susu merupakan susu yang diuapkan sebanyak mungkin airnya sehingga kering dan
dibuat bubuk. Kadar air bubuk susu sekitar 5%. Proses pembuatannya melalui tahap
pemanasan pendahuluan dan pengeringan. Pemanasan pendahuluan bertujuan untuk
menguapkan air sehingga tinggal sekitar 45 – 50%.
4.1.2.6.Susu Kental
Prinsip pembuatan susu kental adalah dengan menguapkan susu hingga kadar airnya
tinggal 40%. Proses pembuatannya adalah dengan pemanasan. Langkah pemanasannya
adalah:
1. Pertama pemanasannya dengan suhu 87,7 – 99Oc
2. Kedua, suhu pemanasan dinaikkan menjadi 120 – 140oC selama 25 detik. Pada tahap ini
kemungkinan terjadi perubahan warna susu sehingga perlu ditambahkan asam askorbat
0,01% atau sodium heksametafosfat 0,15% untuk mencegah terjadinya perubahan warna
3. Ketiga, suhu pemanasan diturunkan menjadi 43 – 57oC dalam keadaan hampa udara
(vakum). Lamanya pemanasan tergantung dengan kekentalan yang dikehendaki.
Dari proses pemanasan ini telah jadi susu kental, tetapi biasanya dilanjutkan dengan
proses homogenasi untuk menyeragamkan globula-globula lemak dengan tekanan 2500 –
4000 psi. Setelah homogen, susu distandarkan terutama berkaitan dengan kadar nutrisi
(lemak) yang dikehendaki di akhir proses termasukpenambahan zat penstabil (0,1%). Setelah
distandarkan, susu dimasukkan ke dalam kaleng untuk kemudiandisterilkan dan kemudian
didinginkan.(Afrila , SPt.,MP. 2012) di dalam http://milkscience.blogspot.com/
Menurut SNI 3751:2009 tepung terigu sebagai bahan makanan adalah tepung yang
dibuat dari endosperma biji gandum Triticum aestivum L (club wheat)dan atau Triticum
compactum Host atau campuran keduanya dengan penambahan Fe, Zn, vitamin B1, vitamin
B2, dan asam folat sebagai fortifikan.
Setelah melewati beberapa abad, mereka mulai menyadari bahwa gandum dapat
disimpan untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka selama musim dingin, dan bibit
gandum adalah sumber panen baru ketika musim semi tiba. Karena penanaman gandum
hanya cocok di tempat-tempat yang tanahnya subur dan sering hujan, akhirnya, manusia dan
keluarganya memutuskan tinggal di sekitar lokasi penanaman (Indrayanto,2012) di dalam
http://ilmu-bakery.blogspot.com/
Untuk menjalani hidup di sekitar lokasi tanaman gandumnya dan menikmati hasil
panennya, manusia purba mendirikan semacam tempat berteduh. Bila tanahnya memang luas
dan subur, keluarga lain akan datang dan bergabung, membentuk dusun-dusun kecil demi
keamanan bersama. Ketika manusia tidak lagi terpaksa berpindah tempat, tersedia waktu
baginya untuk berpikir dan berencana, seperti memperbaiki hash panenannya, tempat
Pada proses cleaning, gandum dibersihkan dari seperti debu, biji-biji lain selain
gandum , kulit gandum, batang gandum, batu-batuan, kerikil, dan lain-lain.Setelah gandum
dibersihkan, proses berikutnya adalah proses penambahan air (dampening) agar gandum
memiliki kadar air yang diinginkan. Proses dampening tergantung pada beberapa faktor.
Antara lain kandungan air di awal biji gandum, jenis gandum, dan jenis serta mutu tepung
yang diharapkan. Selanjutnya gandum yang telah diberi air didiamkan selama waktu tertentu
agar air meresap ke dalam biji gandum. Tahap ini bertujuan untuk membuat kulit gandum
menjadi liat sehingga tidak mudah hancur saat digiling dan memudahkan bagian dalam biji
gandum (endosperma) terpisah dari kulit serta melunakkan endosperm yang mengandung
tepung (Anonim. 2013)) di dalam .http://solosumba.com/2013/05/08/gandum/
1. Tepung berprotein tinggi (bread flour): Tepung terigu ini mempunyai kadar protein
yang paling tinggi di antara 3 macam tepung terigu lainnya. Kandungan proteinnya
mencapai 11-13%. Jenis tepung ini paling cocok digunakan dalam pembuatan roti.
Tepung ini mempunyai kadar gluten yang tinggi. Fungsi gluten ini sendiri dalam
pembuatan roti adalah untuk menahan gas yang dihasilkan dari yeast/gist.
2. Tepung berprotein sedang/serbaguna (all purpose flour): Tepung terigu ini
mempunyai kadar protein 9-10%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tepung
terigu jenis hard wheat. Tepung ini cocok dalam pembuatan aneka cake, bolu dan kue
basah lainnya. Dalam pembuatan roti tepung ini kadang kala digunakan sebagai bahan
campuran saja.
3. Tepung berprotein rendah (pastry flour): mengandung protein sekitar 6%-8%,
umumnya digunakan untuk membuat kue yang renyah, seperti biskuit atau kulit
gorengan ataupun keripik.
Kualitas tepung terigu dipengaruhi juga oleh moisture (kadar air), ash (kadar abu), dan
beberapa parameter fisik lainnya, seperti water absorption, development time, stability, dan
lain-lain.
1. Moisture adalah jumlah kadar air pada tepung terigu yang mempengaruhi kualitas
tepung. Bila jumlah moisture melebihi standar maksimum maka memungkinkan
terjadinya penurunan daya simpan tepung terigu karena akan semakin cepat rusak,
berjamur dan bau apek.( Intan. 2011) didalam http://henasuriintan.blogspot.com/2011
2. Ash adalah kadar abu yang ada pada tepung terigu yang mempengaruhi proses dan
hasil akhir produk antara lain warna produk (warna crumb pada roti, warna mie) dan
tingkat kestabilan adonan. Semakin tinggi kadarash semakin buruk kualitas tepung.
Sebaliknya semakin rendah kadarash semakin baik kualitas tepung. Hal ini tidak
berhubungan dengan jumlah dan kualitas protein (Anonim.2012) di dalam
http://www.indofood.com:8080/segitigabiru/page.aspx?id=57
3. Kemampuan tepung terigu menyerap air disebut Water Absorption. Kemampuan daya
serap air pada tepung terigu berkurang bila kadar air dalam tepung (moisture) terlalu
tinggi atau tempat penyimpanan yang lembab. Water Absorption sangat bergantung
dari produk yang akan dihasilkan. Dalam pembuatan roti umumnya diperlukan water
absorption yang lebih tinggi dari pada pembuatan mie dan biskuit. ( Intan. 2011) di
dalam http://henasuriintan.blogspot.com/2011
Tabel 3.
Syarat Mutu Tepung Terigu Menurut Standar Nasional
(SNI 3751:2009)
4.3. Protein
4.3.3. Pengertian Protein dan Asam Amino
Protein berasal dari kata Yunani protebos, yang artinya “yang pertama” atau “yang
penting”.Protein merupakan molekul polipeptida berukuran besar yang disusun oleh lebih
dari 100 buah asam amino yang berikatan satu sama lain secara kovalen dan dalam urutan
yang khas yang disebut ikatan peptide. Umumnya protein dengan protein lainnya adalah
urutan dan jumlah asam amino yang menyusun protein tersebut (Andarwulan dkk. 2011).
Prinsip dasar yang sama masih digunakan hingga sekarang, walaupun dengan modifikasi
untuk mempercepat proses dan mencapai pengukuran yang lebih akurat. Metode ini masih
merupakan metode standart untuk penentuan kadar protein. Karena metode Kjeldahl tidak
menghitung kadar protein secara langsung, diperlukan faktor konversi (F) untuk menghitung
kadar protein total dan kadar nitrogen. (Subagdja. 2012) di dalam
http://jalankemenangankoe.blogspot.com/2012_06_01_archive.html
Penetapan kadar protein dengan metode Kjeldahl dibagi tiga tahap, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Penghancuran (destruksi)
Menurut Andarwulan , dkk. (2012 tahap penghancuran (destruksi) dilakukan dengan
menambahkan asam kuat (asam sulfat) dan dilakukan proses pemanasan pada suhu sekitar
370oC. Tahap ini sangat penting, karena akan membebaskan nitrogen dari contoh. Agar proses
penghancuran ini berjalan sempurna dan berjalan lebih cepat, maka sering ditambahkan
merkuri oksida (HgO).
Untuk mempercepat proses destruksi ini, juga ditambahkan potassium sulfat yang berperan
untuk meningkatkan titik didih asam sulfat. Selama proses destruksi ini nitrogen akan
bereaksi dengan asam sulfat meghasilkan amonium sulfat.
Menurut Andarwulan , dkk. (2012) setelah Proses destruksi selesai, larutan yang
mengandung amonium sulfat diperlakukan dengan penambahan alkali (NaOH) pekat untuk
menetralkan asam sulfat. Dengan adanya larutan NaOH pekat maka amonium sulfat akan
Reaksi yang terjadi selama proses netralisasi dan destilasi adalah sebagai berikut :
3. Tahap Titrasi
Menurut Andarwulan, dkk. (2012) dalam tahap titrasi, senyawa NH4H2BO3 dititrasi dengan
menggunakan asam klorida encer (0,02 N) , sehingga asam borat terlepas kembali dan
terbentuk ammonium klorida. Jumlah asam klorida yang digunakan untuk titrasi setara
dengan jumlah gas NH3 yang dibebaskan dari proses destilasi. Denga prinsip stokiometri,
maka akan diperoleh kesetaraan 1 mol HCl = 1 mol N = 14 gram N.
Dengan menggabungkan tahap reaksi selam proses destilasi dan titrasi, persamaan tersebut
dapat disederhanakan menjadi :
NH3 + HCL NH4CL
BAB V
PENETAPAN KADAR PROTEIN
PADA SUSU BUBUK DAN TEPUNG TERIGU
(SNI 10-2970-2006 DAN 3751:2009)
5.1. Prinsip
Senyawa protein didistruksi dengan asam sulfat dan katalis selen menjadi ammonium sulfat
yang diuraikan menjadi amoniak pada saat deslitasi menggunakan NaOH. Amoniak yang
dibebaskan diikat dengan asam borat menghasilkan ammonium borat secara kuantitatif
dititrasi dengan larutan baku asam.(Anonim. 2006)
5.2. Pereaksi
a. Campuran katalis selen p.a
b. Indikator campuran bromocresol green (BCG) + merah metil (MM)
c. Larutan asam borat H3BO3 2%.
5.3 .Alat
a. Labu Kjeldahl 100 mL
b. Distilator dan kelengkapannya
c. Pemanas listrik/ alat destruksi dilengkapi dengan penghisap asap
d. Neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg
e. Buret 10 mL terkalibrasi
f. Batu didih
5.5. Perhitungan
Keterangan :
V1 = volume titrasi contoh (mL)
BAB VI
6.1. Hasil
Data pengujian penetapan kadar protein terhadap satu sampel susu bubuk dengan
kode 2207 dan delapan sampel tepung terigu secara lengkap disajikan dalam tabel-
tabel berikut :
a. Hasil penetapan kadar protein susu
6.2. Pembahasan
Prinsip penentuan protein dalam metode Kjeldahl didasarkan pada penentuan total
nitrogen dalam contoh. Analisis terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap penghancuran
(destruksi), tahap netralisasi dan destilasi, tahap titrasi.
Pada tahap penghancuran, nitrogen dalam senyawa protein atau asam amino dioksidasi
dan diubah menjadi amonium sulfat oleh asam sulfat yang direaksikan pada suhu 370
Hasil uji penetapan kadar protein susu dan tepung terigu dapat dilihat pada tabel 3 dan
tabel 4. Besar kecilnya kandungan protein pada susu dipengaruhi oleh banyaknya kasein
di dalam protein susu. Kasein merupakan protein kompleks pada susu yang mempunyai
sifat khas, yaitu dapat menggumpal dan membentuk massa yang kompak. Sedangkan
besar kecilnya protein pada tepung terigu dipengaruhi oleh banyaknya gluten dalam
protein tepung terigu. Gluten merupakan protein yang bersifat khas yang terdapat pada
tepung terigu dan dalam jumlah yang kecil pada tepung serealia lainnya.
(Andarwulan, dkk. 2011)
Ada beberapa factor lainnya yang mempengaruhi besar kecinya kandungan protein pada
susu dan tepung terigu pada saat pengujian antara lain adalah :
- Terjadinya kebocoran pada saat destilasi dan netralisasi. Hal ini bisa menyebabkan
gas NH3 terbuang dan tidak terkangkap oleh asam borat sehingga mempengaruhi
hasil pada penentuan titik akhir pada tahap titrasi. Untuk mencegah terjadinya
kebocoran sebaiknya alat destilasi diperiksa menggunakan amonium sulfat dengan
membandingkan kadar N amonium sulfat setelah destilasi dengan kadar N yang
tertera pada label.
- Penentuan titik akhir pada tahap titrasi, titik akhir seharusnya tepat sama dengan titik
ekivalen kesalahan pada tahap ini dapat mempengaruhi hasil pada penetapan kadar
protein.Pada umumnya, titik akhir tidak tepat sama dengan titik ekivalen, sehingga
terjadi yang disebut kesalahan titrasi.Dengan kerja yang lebih berhati-hati kesalahan
masih dapat dikurangi.
Sampel yang di uji juga berpengaruh kepada hasil analisis. Ada beberapa factor sampel uji
yang mempengaruhi hasil analisis diantaranya :
Hasil penetapan kadar protein susu bubuk pada tujuh sampel adalah 23.70 %; 23.66 %; 23.45
%; 23.46 %; 23.30 %; 23.62 % dan 23.405. Semua sampel memenuhi syarat mutu SNI,
karena kadar protein susu minimum 23 %. Hasil penetapan kadar porotein pada delapan (8)
sampel tepung terigu adalah 10.50 %; 10.37 %; 10.28 %; 10.37 %; 10.33 %; 10.21 %; 10.38
% dan 10.34 %. Keseluruhan sampel tepung terigu memenuhi syarat SNI kadar proteinnya
karena syarat minimum kadar protein tepung terigu adalah 7 %.
7.1. Kesimpulan
Pengawasan mutu merupakan factor penting untuk menjaga keseragaman kualitas produk
agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Adanya pengawasan mutu yang ketat pada
bahan baku dan proses produksi akan meningkatkan daya saing produk dalam segi kualitas
dan terjaganya kepercayaan konsumen.
Setelah melakukan pengujian kadar protein pada susu bubuk dan tepung terigu,penulis dapat
menyimpulkan bahwa semua contoh memenuhi syarat mutu berdasarkan SNI 10-2970-2006
pada susu bubuk dan SNI 3751:2009 pada tepung terigu.
7.2. Saran
Dalam penetapan kadar protein harus memperhatikan beberapa factor yang dapat
mempengaruhi hasil akhir, sebaiknya dilakukan pengecekan alat secara rutin dan bekerja
dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan pada hasil pengujian.
Agung Setya Wardana, STP. 2012. Teknologi Pengolahan Susu. Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Slamet Riyadi. Surakarta
Akhadiyah Afrila, SPt.,MP. 2012. Berbagai Jenis Pengolahan Susu .Fakultas Peternakan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Anggy Anggreni. 2013. Klasifikasi Asam Amino dan Fungsinya
.http://organiksmakma3b04.blogspot.com/2013/04/klasifikasi-asam-amino-dan-
fungsinya_5.html
Anonim, 2006. SNI 10-2970-2006 Susu Bubuk.Badan Standarisasi Nasional. Jakarta
Anonim, 2009. SNI 3751:2009 Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan.Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta
Anonim. 2012. http://www.indofood.com:8080/segitigabiru/page.aspx?id=57
Anonim.2012. http://suka-jaya.blogspot.com/2011
Anonim. 2013. http://www.bogasari.com
Anonim. 2013. http://cinnamonteatime.blogspot.com/2013/06/seputar-tepung-terigu_5.html
Anonim . 2013. http://solosumba.com/2013/05/08/gandum/
Ayu Rahayu. 2007. Analisis Kimia Pada Susu Bubuk Full Cream berdasarkan SNI 01-2891-
1992. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cibadak. Sukabumi
Aziz. 2007. http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/05/pengertian-susu.html
Ditha Novi Anggraini. 2012. http://dithanovi-ub.blogspot.com/2012/09/sifat-fisik-kimia-air-
susu.html
Elfian Permana. 2013. http://elfianpermana010.wordpress.com/2013
.http://milkscience.blogspot.com/
Erna Nur Wijayanti. 2012. Tepung Terigu, Jenis dan Penggunaannya.
http://ummiala.wordpress.com/2012/03/31/tepung-terigu-jenis-dan-penggunaannya
Erry Gusnayanti. 2010. Analisis Mutu Susu Bubuk Berdasarkan SNI 01-2970-1999.
Akademi Kimia Analis. Bogor
Hadiwiyoto. 1994. Pengujian Mutu Susu Bubuk dan Hasil Olahannya. Liberti Press.
Yogyakarta
Hena Suri Intan. 2011. http://henasuriintan.blogspot.com/2011
Laren. 2012. http://silverlances.wordpress.com/2012/08/02/fortifikasi-tepung-terigu/
Nurry Andarwulan,dkk. 2010. Analisis Pangan. Dian Rakyat
Parah. 2011. http://parahrif.blogspot.com/2011/04/sifat-fisik-dan-kimia-susu.html
Ricki Subagja. 2012. http://jalankemenangankoe.blogspot.com/2012_06_01_archive.html
Laporan Praktik Kerja Industri 2013 Page 38
Ririn Mardani. 2012. ririnmardani.blogspot.com/2012/02/asam-amino.html
Risang Indrayanto .2012. http://ilmubakery.blogspot.com/
Rizal Darma Kusuma. 2010 .http://rizaldarmakusuma.blogspot.com/2010
Saleh ,E. 2004. peternakan-deeansosekundip.blogspot.co
KEPALA BALAI
SUB BAGIAN
TATA USAHA
MANAJER TEKNIS MANAJER TEKNIS MANAJER TEKNIS MANAJER TEKNIS MANAJER TEKNIS MANAJER TEKNIS MANAJER TEKNIS
LABORATORIUM KIMIA LABORATORIUM LABORATORIUM LABORATORIUM LABORATORIUM LABORATORIUM LABORATORIUM
PANGAN DAN PAKAN NON PANGAN ORGANOLEPTIK DAN MEKANIK LISTRIK TEKSTIL DAN INSTRUMENT
MIKROBIOLOGI ANEKA INDUSTRI
PENYELIA LAB. PENYELIA LAB. PENYELIA LAB. PENYELIA LAB. PENYELIA LAB. UJI PENYELIA LAB. PENYELIA LAB.
UJI KIMIA UJI KIMIA UJI UJI KARET DAN LAMPU DAN UJI TEKSTIL UJI
PANGAN DAN INDUSTRI ORGANOLEPTIK BARANG JADI KELENGKAPANNYA DAN PRODUK KONTAMINAN
PAKAN KARET TEKSTIL KIMIA
PENYELIA PENYELIA LAB. PENYELIA LAB. PENYELIA LAB. UJI PENYELIA LAB. PENYELIA LAB. PENYELIA LAB.
LAB. UJI UJI MINERAL UJI OTOMOTIF, BAHAN UJI PERALATAN UJI KEMASAN UJI RESIDU
REMPAH- DAN HASIL MIKROBIOLOGI BANGUNAN DAN LISTRIK RUMAH DAN ANEKA PESTISIDA
REMPAH TAMBANG HASIL HUTAN TANGGA DAN INDUSTRI
ELEKRONIK
a. 23.70 %
b.
c. %
d. %
e. %
f. %
g. %
a.
b.
c.
d.
e. 10.33 %
f. 10.21 %
g. %
h.
D = 0.5022 gram
Ml Titran : S = 13.20
D = 13.20
Perhitungan :
a.
b.
0.1996
= =0.1994