Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN BUBUR BUAH JAMBU BIJI PUTIH DAN BUBUR

BUAH PEPAYA DALAM PEMBUATAN FRUIT LEATHER

UTILIZATION OF WHITE GUAVA PUREE AND PAPAYA PUREE


IN THE MAKING FRUIT LEATHER

Sheilla Primawidya N. F1, Faizah Hamzah2, and Rahmayuni2


Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru
sheillaprimawidya@yahoo.com

ABSTRACT

The study was purposed to get the best combination of white guava puree
and papaya puree in the making fruit leather. The research used a Complete
Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 replications. The treatments
were JP0 (90% white guava puree:10% papaya puree), JP1 (80% white guava
puree:20% papaya puree), JP2 (70% white guava puree:30% papaya puree), JP3
(60% white guava puree:40% papaya puree) and JP4 (50% white guava puree:50%
papaya puree). The data obtained were analyzed statistically using ANOVA and
DNMRT at 5%. The research showed that white guava puree and papaya puree
significant on water content, ash content, degree of acidity (pH), crude fiber
content, sensory evaluation for colour, flavour, texture, and overall assessment,
but non significant on total sugar content and sensory evaluation for taste of fruit
leather. The best treatment of fruit leather from this research is JP4 which have
water content 15.99%, ash content 0.80%, degree of acidity (pH) 4.48, crude fiber
content 3.49%, total sugar content 55.07%, orange colour (score 1.97), papaya
flavour (score 2.27), sweetness taste (score 3.67), the texture was springy
(score 3.80), and overall assesment of fruit leather was preferred by the panelist.

Keywords: fruit leather, white guava puree, and papaya puree.


PENDAHULUAN dibandingkan dengan buah segar,
selain itu produk olahan dapat
Provinsi Riau memiliki memperpanjang masa simpan
beberapa potensi unggulan dibidang sehingga dapat memperluas
pertanian dan perkebunan. jangkauan pemasaran dari buah yang
Keberadaannya di wilayah tropis diolah. Salah satu alternatif
menjadikan provinsi ini mempunyai pemanfaatan buah yaitu
kondisi yang cocok sebagai tempat mengolahnya menjadi fruit leather.
tumbuh buah-buahan. Buah-buahan Fruit leather merupakan
umumnya dikonsumsi sebagai buah suatu produk olahan buah yang
segar dan belum banyak dikonsumsi sebagai kudapan (snack
dimanfaatkan sebagai produk olahan. food). Fruit leather terbuat dari satu
Pemanfaatan buah menjadi produk jenis atau campuran beberapa macam
olahan dapat meningkatkan nilai jual buah yang dihancurkan dan
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


dikeringkan menjadi lembaran tipis BAHAN DAN METODE
dengan ketebalan 2-3 mm,
mempunyai konsistensi, dan rasa Tempat dan Waktu
khas tergantung dari buah yang Penelitian ini telah
digunakan serta dapat bertahan dilaksanakan di Laboratorium
dalam beberapa bulan (Safitri, 2012). Pengolahan Hasil Pertanian dan
Fruit leather dapat menjadi solusi Laboratorium Analisis Hasil
untuk dapat mengonsumsi buah- Pertanian Fakultas Pertanian
buahan dalam kondisi apapun, Universitas Riau. Penelitian
kapanpun, dan dimanapun, terutama berlangsung selama 6 bulan yaitu
bagi orang-orang yang sibuk bulan Oktober 2016±Maret 2017.
beraktivitas sehingga tetap mendapat
nutrisi yang cukup dari buah-buahan. Bahan dan Alat
Bahan baku pembuatan fruit leather Bahan-bahan yang digunakan
dapat berasal dari berbagai jenis dalam pembuatan fruit leather adalah
buah tropis ataupun subtropis dengan buah jambu biji putih varietas
kandungan serat yang cukup tinggi bangkok yang diperoleh dari Minas
(Raab dan Oehler, 2000). dan buah pepaya varietas bangkok
Komoditi buah tropis yang yang diperoleh dari Jalan Kartama,
cukup potensial untuk diolah Pekanbaru. Bahan tambahan lainnya
menjadi fruit leather salah satunya terdiri dari asam sitrat, gula pasir,
adalah jambu biji putih. Jambu biji dan gum arab. Bahan-bahan yang
putih merupakan buah dengan digunakan untuk analisis adalah
kandungan gizi yang cukup tinggi akuades, alkohol, Pb asetat, larutan
tetapi belum banyak diolah menjadi kanji, indikator phenolphthalein (PP)
produk. Jambu biji putih memiliki 1%, larutan luff schoorll, H2SO4
rasa dan aroma yang khas, tetapi 0,2555 N, K2SO4 10%, H2SO4 25%,
memiliki warna yang kurang (NH4)2HPO4 10%, NaOH 30%, HCl
menarik untuk diolah menjadi fruit 25%, (NH4)HPO4 10%, KI 20%, dan
leather. Na-thiosulfat 0,1 N.
Usaha untuk memperbaiki Alat-alat yang digunakan
warna tersebut salah satunya yaitu dalam pembuatan fruit leather adalah
dengan penambahan buah pepaya. pisau, nampan, timbangan analitik,
Buah pepaya mengandung pigmen blender, sendok, loyang, oven,
-karoten yang berwarna oranye kompor, aluminium foil, dan panci.
sehingga dapat dimanfaatkan untuk Alat yang digunakan untuk analisis
meningkatkan daya tarik terhadap yaitu oven analisis, penangas air,
warna produk. Selain itu, cawan porselin, desikator, tanur,
penggunaan buah pepaya akan lebih penjepit cawan, hot plate, biuret,
menganekaragamkan kandungan gizi gelas ukur, labu ukur, pH meter,
fruit leather yang dihasilkan. gelas piala, erlenmeyer, soxhlet, labu
Penelitian ini bertujuan untuk destilasi, corong, pipet tetes, spatula,
mendapatkan perbandingan terbaik kertas saring, sarung tangan, wadah
dari bubur buah jambu biji putih dan organoleptik, kertas label, booth
bubur buah pepaya dalam pembuatan pencicip, kamera, dan alat tulis.
fruit leather.

1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian


2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


Metode Penelitian Pembuatan Fruit Leather
Penelitian ini dilaksanakan Pembuatan fruit leather
secara eksperimen dengan mengacu pada Ramadhan (2015)
menggunakan Rancangan Acak dengan penggunaan bahan baku yang
Lengkap (RAL) non faktorial yang berbeda yaitu buah jambu biji putih
terdiri dari lima perlakuan dan tiga varietas bangkok dan buah pepaya
kali ulangan, yaitu JP0 (90% bubur varietas bangkok. Buah jambu biji
buah jambu biji putih:10% bubur putih dan buah pepaya yang sudah
buah pepaya), JP1 (80% bubur buah dihancurkan dengan blender
jambu biji putih:20% bubur buah ditimbang sesuai perlakuan,
pepaya), JP2 (70% bubur buah jambu kemudian dilakukan pemanasan
biji putih:30% bubur buah pepaya), dengan suhu 70-80°C selama 2 menit
JP3 (60% bubur buah jambu biji dengan penambahan gula 40 g, gum
putih:40% bubur buah pepaya) dan arab 1,0 g, dan asam sitrat 0,1 g.
JP4 (50% bubur buah jambu biji Adonan yang telah dicampur dicetak
putih:50% bubur buah pepaya). ke dalam cetakan yang sudah dilapisi
alumuninum foil. Kemudian
Pelaksanaan Penelitian dikeringkan di dalam alat pengering
Proses pembuatan fruit leather (oven) dengan suhu 60-70°C selama
dilakukan menjadi tiga tahap, yaitu ±24 jam. Fruit leather yang telah
persiapan buah jambu biji putih, kering dipotong sesuai ukuran atau
persiapan buah pepaya, dan selera.
pembuatan fruit leather.
Pengamatan
Persiapan Buah Jambu Biji Putih Pengamatan yang dilakukan
Persiapan bahan dimulai pada penelitian ini adalah kadar
dengan memilih buah jambu biji air, kadar abu, derajat keasaman
putih varietas bangkok yang sudah (pH), kadar serat kasar, kadar gula
cukup matang untuk diolah. Buah total, dan penilaian sensori. Penilaian
jambu biji putih selanjutnya dicuci sensori dilakukan secara deskriptif
bersih, dikupas kulitnya, dan dibuang dan hedonik (penilaian keseluruhan).
biji-bijinya lalu dipotong kecil-kecil
untuk mempermudah penghancuran Analisis Data
daging buah. Data yang diperoleh dari
hasil pengamatan akan dianalisis
Persiapan Buah Pepaya secara statistik dengan
Persiapan bahan dimulai mengggunakan Analysis of Variance
dengan memilih buah pepaya $QRYD -LND ) KLWXQJ • F tabel
varietas bangkok yang sudah cukup maka dilanjutkan dengan Uji Duncan
matang untuk diolah. Buah pepaya New Multiple Range Test (DNMRT)
selanjutnya dicuci dan dikupas pada taraf 5%.
kulitnya lalu diambil daging buahnya
serta dipotong kecil-kecil untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mempermudah penghancuran daging Hasil analisis kadar air, kadar
buah. abu, derajat keasaman, kadar serat
kasar, dan kadar gula total fruit
leather dapat dilihat pada Tabel 1.

1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian


2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


Tabel 1. Analisis proksimat
Perlakuan
Analisis Kimia
JP0 JP1 JP2 JP3 JP4
a ab bc c
Kadar air (%) 14,55 14,78 15,47 15,71 15,99c
Kadar abu (%) 0,43a 0,48a 0,58ab 0,64bc 0,80c
Nilai pH 4,30a 4,35b 4,41c 4,44d 4,48e
Kadar serat kasar (%) 1,22a 2,19b 2,40c 3,13d 3,49e
Kadar gula total (%) 41,76 43,45 47,25 53,71 55,07

Kadar Air berbentuk polimer dengan ukuran


besar, strukturnya kompleks,
Berdasarkan data Tabel 1
kapasitas pengikat airnya besar dan
diketahui bahwa perbandingan bubur
banyak mengandung gugus hidroksil
buah jambu biji putih dan bubur
bebas.
buah pepaya berpengaruh nyata
Bahan tambahan dalam
terhadap kadar air fruit leather.
pembuatan fruit leather juga
Kadar air fruit leather berkisar antara
memberikan pengaruh terhadap
14,55%-15,99%. Kadar air
kadar air. Penambahan 40 g gula
mengalami penurunan seiring
pasir memberikan pengaruh terhadap
semakin banyaknya bubur buah
kenampakan produk dan kekentalan
jambu biji putih yang digunakan
gel yang terbentuk.
sebaliknya kadar air mengalami
Rata-rata kadar air fruit
peningkatan seiring semakin
leather pada penelitian ini yaitu
banyaknya bubur buah pepaya yang
14,55%-15,99% lebih tinggi
digunakan. Perbedaan kadar air pada
dibandingkan dengan kadar air fruit
fruit leather dipengaruhi oleh
leather kombinasi buah nanas dan
kandungan air pada bahan baku yang
buah pepaya penelitian Lubis dkk.
digunakan. Hal tersebut disebabkan
(2014) yang berkisar antara
kadar air buah pepaya lebih tinggi
9,52%-10,57%. Hal ini disebabkan
dibandingkan kadar air buah jambu
karena adanya perbedaan bahan baku
biji putih. Hal ini sesuai dengan
yang digunakan, dimana nanas
analisis bahan baku yang dilakukan
memiliki kadar air 84,67%.
bahwa bubur buah jambu biji putih
memiliki kadar air 90,82%
Kadar Abu
sedangkan bubur buah pepaya
Berdasarkan data Tabel 1
memiliki kadar air 90,88%.
diketahui bahwa perbandingan bubur
Peningkatan kadar air pada
buah jambu biji putih dan bubur
fruit leather juga dipengaruhi oleh
buah pepaya berpengaruh nyata
kadar serat yang terdapat di dalam
terhadap kadar abu yang dihasilkan.
bahan (khususnya serat larut air
kadar abu fruit leather tertinggi
berupa pektin). Menurut Darojat
didapat pada perlakuan JP4 dengan
(2010) dalam Rahman (2016) kadar
kadar abu 0,80% sedangkan kadar
serat dapat mempengaruhi kadar air
abu terendah diperoleh pada
dari fruit leather yang dihasilkan, hal
perlakuan JP0 dengan kadar abu
ini dikarenakan kemampuan serat
0,43%. Kadar abu mengalami
yang dapat menyerap dan
penurunan seiring semakin
mempertahankan air. Serat pangan
banyaknya bubur buah jambu biji
larut air mempunyai molekul
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


putih yang digunakan sebaliknya terdapat dalam masing-masing bahan
kadar abu mengalami peningkatan baku yang digunakan.
seiring semakin banyaknya bubur
buah pepaya yang digunakan. Nilai pH
Perbedaan ini disebabkan oleh kadar Berdasarkan Tabel 1 dapat
abu masing-masing bahan baku yang diketahui bahwa perbandingan bubur
berbeda, bubur buah pepaya buah jambu biji putih dan bubur
memiliki kadar abu 0,59% buah pepaya memberikan pengaruh
sedangkan bubur buah jambu biji nyata terhadap nilai pH fruit leather
putih memiliki kadar abu 0,30%. yang dihasilkan. Rata-rata nilai pH
Kandungan mineral yang terdapat setiap perlakuan berkisar antara
pada bahan juga mempengaruhi 4,30-4,48. Semakin bertambahnya
kadar abu yang dihasilkan, bubur buah jambu biji putih maka
kandungan mineral buah pepaya nilai pH fruit leather menurun
lebih tinggi dibandingkan pada buah sedangkan derajat keasamannya
jambu biji putih, yaitu kalsium meningkat, sebaliknya semakin
23 mg, fosfor 12 mg, dan besi 2 mg bertambahnya bubur buah pepaya
sedangkan kandungan mineral buah yang digunakan maka nilai pH fruit
jambu biji putih yaitu kalsium leather meningkat sedangkan derajat
14 mg, fosfor 28 mg, dan besi 1,1 mg keasaman akan menurun. Perbedaan
(Departemen Kesehatan RI, 2004). yang nyata tersebut salah satunya
Selain kandungan mineral dipengaruhi oleh asam organik
yang terdapat dalam bahan, kadar dalam bentuk asam askorbat yang
abu fruit leather juga dipengaruhi ada pada buah jambu biji putih dan
oleh adanya penambahan gum arab. buah pepaya. Semakin tinggi
Menurut Prasetyowati dkk. (2014) kandungan asam atau derajat
adanya penggunaan gum arab dalam keasaman suatu bahan maka nilai pH
pembuatan fruit leather juga dapat akan semakin rendah. Buah jambu
mempengaruhi kadar abu fruit biji putih memiliki kandungan asam
leather yang dihasilkan. Gum arab 87 mg sedangkan buah pepaya
mengandung garam-garam mineral memiliki kandungan asam 78 mg
seperti kalsium 1.117 mg, (Departemen Kesehatan RI, 2004).
magnesium 292 mg, zat besi 2 mg, Hal ini didukung dengan analisis
potassium 310 mg, dan sodium 14 yang dilakukan di laboratorium
mg (Rabah dan Abdalla, 2012). bahwa nilai pH yang terkandung
Kadar abu fruit leather buah pada bubur buah jambu biji putih
jambu biji putih dan buah pepaya lebih rendah dari pada bubur buah
pada penelitian ini berkisar antara pepaya. Bubur buah jambu biji putih
0,43%-0,80% lebih rendah memiliki nilai pH 3,81 sedangkan
dibandingkan dengan fruit leather bubur buah pepaya memiliki nilai pH
kombinasi buah nanas dan buah 5,09.
pepaya penelitian Lubis dkk. (2014) Nilai pH fruit leather yang
yang mencapai 1,21% dan fruit dihasilkan tergolong asam karena
leather pisang tanduk penelitian berada pada pH di bawah 7. Kondisi
Fauziah dkk. (2015) yang mencapai asam ini juga dipengaruhi oleh
2,76%. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan asam sitrat pada
perbedaan kandungan mineral yang pembuatan fruit leather. Asam sitrat
yang digunakan pada penelitian ini
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


yaitu 0,1 g. Menurut Winarno Berdasarkan analisis yang dilakukan
(2008), penambahan sejumlah kecil kadar serat bubur buah pepaya yaitu
asam sitrat dapat menurunkan nilai 3,01% sedangkan kadar serat bubur
pH. Nilai pH yang rendah sangat buah jambu biji putih yaitu 2,09%.
berpengaruh terhadap mutu fruit Serat merupakan zat non gizi
leather yang dihasilkan dan dapat yang terbagi 2 jenis yaitu serat
mencegah pengkristalan gula. pangan (dietary fiber) dan serat
Kondisi pH yang rendah penting kasar (crude fiber). Menurut Santoso
terhadap pembentukan struktur gel (2011), serat pangan terbagi menjadi
pada pembuatan fruit leather karena dua kelompok yaitu serat yang tidak
struktur gel hanya terbentuk pada pH larut air (insoluble dietary fiber) dan
yang rendah. Menurut Nurlaely serat yang larut air (soluble dietary
(2002), komponen yang berperan fiber). Serat yang tidak larut air
dalam terbentuknya gel pada fruit terdiri dari 3 macam yaitu selulosa,
leather yaitu adanya pektin, gula, hemiselulosa, dan lignin, sedangkan
dan asam. Pektin larut dalam air, serat yang larut air terdiri dari
terutama air panas sedangkan dalam pektin, gum, dan musilase. Serat
bentuk larutan koloidal akan pangan yang terdapat di dalam buah
berbentuk pasta. Jika pektin dalam jambu biji putih dan buah pepaya
larutan ditambah gula dan suasana salah satunya yaitu pektin yang
yang asam maka akan terbentu gel. termasuk dalam golongan serat larut
Prinsip inilah yang digunakan dalam air. Serat larut air umumnya dapat
pembentukan gel pada pembuatan menyerap dan mempertahankan air
fruit leather,selai, maupun jeli buah. dalam bahan, sehingga dapat
mempengaruhi kadar air dari produk
Kadar Serat Kasar (Darojat, 2010 dalam Rahman,
Berdasarkan Tabel 1 dapat 2016).
diketahui bahwa perbandingan bubur Kadar serat yang dihasilkan
buah jambu biji putih dan bubur pada penelitian ini sejalan dengan
buah pepaya berpengaruh nyata kadar air fruit leather, dimana
terhadap kadar serat kasar yang semakin tinggi kadar serat maka
dihasilkan. Rata-rata kadar serat kadar air dari fruit leather juga
kasar berkisar antara 1,22%-3,49%. meningkat. Menurut Tala (2009),
Kadar serat tertinggi terdapat pada serat pangan memiliki daya serap air
perlakuan JP4 dan kadar serat yang tinggi karena ukuran
terendah terdapat pada perlakuan polimernya besar, strukturnya
JP0. Kadar serat fruit leather kompleks, kapasitas pengikat airnya
umumnya mengalami peningkatan besar, dan banyak mengandung
seiring semakin bertambahnya bubur gugus hidroksil bebas. Gugus
buah pepaya dan mengalami hidroksil bebas banyak yang bersifat
penurunan seiring semakin polar serta struktur matriks yang
bertambahnya bubur buah jambu biji berlipat-lipat sehingga memberi
putih. Hal ini disebabkan karena peluang bagi terjadinya pengikatan
kadar serat pada bubur buah jambu air melalui ikatan hidrogen. Hal
biji putih dan bubur buah pepaya inilah yang menyebabkan semakin
berbeda, bubur buah pepaya kadar banyak kadar serat pada fruit leather
seratnya lebih tinggi dibanding maka kadar airnya juga semakin
bubur buah jambu biji putih. banyak.
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


Peningkatan kadar serat juga digunakan sama (50%:50%)
dipengaruhi oleh bahan tambahan menghasilkan kadar gula total yang
lain berupa gum arab. Gum arab tinggi. Hal ini dikarenakan
yang digunakan dalam pembuatan karbohidrat yang terkandung dalam
fruit leather yaitu sebanyak 1 g. buah pepaya sebagian besar adalah
Winarno (2008) menyatakan bahwa gula, selain itu pada buah jambu biji
penggunaan gum arab dalam putih dan buah pepaya mengandung
pembuatan fruit leather dapat karbohidrat yang sama yaitu 12,20 g
mempengaruhi kadar serat yang (Departemen Kesehatan RI, 2004).
dihasilkan. Gum arab merupakan Hal ini didukung dengan analisis
golongan serat pangan larut. Gum bahan baku yang dilakukan bahwa
arab mengandung 45% galaktosa, bubur buah pepaya mempunyai
24% arabinosa, 13% rhamnosa, dan kadar gula total yang tidak berbeda
16% asam galakturonat jauh dari bubur buah jambu biji
(Prasetyowati dkk., 2014) sehingga putih. Bubur buah pepaya memiliki
dapat mempengaruhi kadar serat kadar gula total 8,10% sedangkan
yang dihasilkan pada fruit leather. bubur buah jambu biji putih memiliki
Kadar serat fruit leather pada kadar gula total 8,02%.
penelitian ini berkisar antara Penambahan gula pasir
1,22-3,49% hampir sama dengan dalam pembuatan fruit leather
hasil fruit leather kombinasi buah sebanyak 40 g juga mempengaruhi
nanas dan buah pepaya penelitian pengukuran kadar gula total yang
Lubis dkk. (2014) yang berkisar dihasilkan. Menurut Asben (2007),
2,94%-3,49% tetapi masih rendah penambahan gula berfungsi sebagai
dibanding kadar serat kasar fruit pemberi rasa manis, selain itu juga
leather buah naga merah dan buah sebagai bahan pengawet, pembentuk
mangga penelitian Ramadhan (2015) tekstur, dan pembentuk flavor.
yang berkisar 0,71-9,35%. Hal ini Menurut Mahmud dkk. (2008) gula
dipengaruhi oleh kadar serat pasir memiliki karbohidrat sebesar
masing-masing bahan yang 94% per 100 g. Hasil penelitian
digunakan. Safitri (2012) menghasilkan fruit
leather kombinasi buah mangga dan
Kadar Gula Total kelopak rosella dengan penambahan
Berdasarkan Tabel 1 dapat gula sebanyak 40% yang sangat
diketahui bahwa perbandingan bubur disukai oleh panelis, karena rasanya
buah jambu biji putih dan bubur yang manis.
buah pepaya berpengaruh tidak nyata Kadar gula total fruit leather
terhadap kadar gula total yang buah jambu biji putih dan buah
dihasilkan. kadar gula total fruit pepaya pada penelitian ini berkisar
leather pada penelitian ini berkisar antara 41,76-55,07%, lebih rendah
antara 41,76-55,07%. Perlakuan JP4 dibandingkan dengan fruit leather
merupakan perlakuan dengan kadar kombinasi buah mangga dan buah
gula total tertinggi dengan nilai naga merah penelitian Ramadhan
55,07% sedangkan kadar gula total (2015) yang mencapai 59,57%. Hal
terendah berada pada perlakuan JP0 ini dikarenakan perbedaan bahan
dengan nilai 41,76%. Perlakuan JP4 baku yang digunakan, buah mangga
dengan jumlah bubur buah jambu biji memiliki karbohidrat dalam bentuk
putih dan bubur buah pepaya yang gula yang lebih tinggi dibanding
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


dengan buah jambu biji putih merupakan penilaian sensori yang
maupun buah pepaya. bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesukaan panelis terhadap fruit
Penilaian Sensori dan Penentuan leather yang dihasilkan secara
Fruit Leather Terpilih keseluruhan.
Penilaian sensori bertujuan Indonesia belum memiliki
untuk mengetahui tingkat standar khusus yang mengatur fruit
penerimaan panelis terhadap produk leather, oleh karena itu standar mutu
fruit leather yang dihasilkan. fruit leather mengacu pada SNI
Penilaian sensori yang dilakukan 01-3746-2008 tentang syarat mutu
terdiri dari uji deskriptif dan uji selai buah. Penentuan fruit leather
hedonik. Uji deskriptif merupakan terpilih berdasarkan parameter kadar
penilaian sensori yang didasarkan air, kadar abu, nilai pH, kadar serat
pada sifat-sifat sensori yang lebih kasar, kadar gula total serta penilaian
kompleks, karena mutu fruit leather sensori. Rekapitulasi hasil penelitian
yang dihasilkan ditentukan oleh terhadap seluruh parameter dapat
sifat-sifat sensori yang ada pada fruit dilihat pada Tabel 2.
leather tersebut. Uji hedonik

Perlakuan
Parameter uji Standar
JP0 JP1 JP2 JP3 JP4
1. Analisis kimia
Kadar air (%) 10-20%* 14,55a 14,78ab 15,47bc 15,71c 15,99c
Kadar abu (%) - 0,43a 0,48a 0,58ab 0,64bc 0,80c
Derajat keasaman - 4,30a 4,35b 4,41c 4,44d 4,48e
Kadar serat - 1,22a 2,19b 2,40c 3,13d 3,49e
kasar (%)
Kadar gula total - 41,76 43,45 47,25 53,71 55,07
(%)
2. Penilaian sensori
(deskriptif)
Warna Normal** 4,37c 3,87c 2,90b 2,37ab 1,97a
Aroma Normal** 3,37c 2,97bc 2,90b 2,40a 2,27a
Rasa Normal** 3,23 3,37 3,47 3,47 3,67
Tekstur Normal** 2,30a 2,43ab 2,73b 3,20c 3,80d
Penilaian
Keseluruhan 3,14a 3,36ab 3,62bc 3,85cd 4,04d
(hedonik)
Keterangan: JP0 (Bubur buah jambu biji putih 90%:Bubur buah pepaya 10%), JP1 (Bubur buah
Jambu biji putih 80%:Bubur buah pepaya 20%), JP2 (Bubur buah jambu biji
putih 70%:Bubur buah pepaya 30%), JP3 (Bubur buah jambu biji putih 60%:Bubur
buah pepaya 40%), JP4 (Bubur buah jambu biji putih 50%:Bubur buah pepaya 50%).

*= Nurlaely (2002), **= SNI 01-3764-2008

Warna secara deskriptif terhadap warna


Tabel 2 menunjukkan bahwa fruit leather berkisar antara 1,97-
perbandingan bubur buah jambu biji 4,37 (berwarna oranye sampai
putih dan bubur buah pepaya berwarna kuning kecokelatan).
berpengaruh nyata terhadap atribut Perlakuan JP0 berbeda tidak nyata
warna fruit leather. penilaian panelis dengan perlakuan JP1 karena adanya
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


penambahan bubur buah jambu biji panelis. Hal ini sesuai dengan
putih yang lebih dominan dibanding pernyataan Nurlaely (2002) yang
bubur buah pepaya sehingga mengatakan bahwa kriteria fruit
menghasilkan warna kuning leather yang baik yaitu memiliki
kecoklatan. Perlakuan JP2 berbeda warna khas dari bahan baku buah
tidak nyata dengan perlakuan JP3, yang digunakan.
dan perlakuan JP4 berbeda tidak
nyata dengan perlakuan JP3. Semakin Aroma
banyak bubur buah jambu biji putih Tabel 2 menunjukkan bahwa
yang ditambahkan maka warna fruit penilaian panelis secara deskriptif
leather yang dihasilkan cenderung terhadap aroma fruit leather berkisar
berwarna kuning kecokelatan, antara 2,27-3,37 (aroma buah pepaya
sedangkan semakin banyak bubur sampai aroma buah jambu biji putih
buah pepaya yang ditambahkan dan pepaya). Perlakuan JP3 dan JP4
maka warna fruit leather yang berbeda nyata dengan perlakuan JP0,
dihasilkan cenderung berwarna JP1, dan JP2. Perlakuan JP1 berbeda
oranye. tidak nyata dengan perlakuan JP0 dan
Warna kuning kecokelatan JP2. Semakin banyak jumlah bubur
yang dihasilkan disebabkan oleh buah jambu biji putih dan semakin
adanya reaksi maillard selama proses sedikit jumlah bubur buah pepaya
pengeringan fruit leather yang digunakan pada setiap
berlangsung. Kandungan gula pada perlakuan maka aroma yang tercium
bahan baku dan adanya penambahan pada fruit leather yaitu beraroma
gula sebanyak 40 g juga berpengaruh buah jambu biji putih dan buah
terhadap terjadinya reaksi maillard. pepaya. Hal ini disebabkan adanya
Reaksi ini terjadi akibat adanya senyawa asam-asam organik yang
penguraian gula pereduksi dan gugus terdapat pada buah jambu biji putih
asam amino yang akan memberikan dan buah pepaya. Asam organik
pengaruh positif dan negatif, salah merupakan senyawa asam karbon
satu pengaruh positifnya yaitu yang dihasilkan oleh tumbuhan
terhadap sifat sensori warna, aroma, maupun hewan. Asam organik yang
dan rasa. Warna oranye yang biasanya terdapat pada buah adalah
dihasilkan pada fruit leather asam format, asam asetat, asam
disebabkan oleh kandungan pigmen fumarat, asam sitrat, asam oksalat
karotenoid pada buah pepaya yaitu dan sebagainya. Asam-asam tersebut
-karoten yang menghasilkan warna memberikan aroma khas pada buah.
oranye atau jingga. Bahan tambahan dalam
Rata-rata hasil uji deskriptif pembuatan fruit leather juga
terhadap warna fruit leather buah memberikan pengaruh terhadap
jambu biji putih dan buah pepaya aroma. Adanya penambahan gum
berkisar antara berwarna oranye arab dapat berperan sebagai pengikat
sampai berwarna kuning aroma. Gum arab memiliki sifat
kecokelatan, hampir sama dengan dapat mempertahankan citarasa dari
hasil penelitian Ering dkk. (2015) bahan yang dikeringkan, hal ini
yang menghasilkan fruit leather karena gum arab mampu melapisi
kombinasi buah pepaya dan buah partikel flavor sehingga bahan
salak (50%:50%) yang berwarna terlindung dari oksidasi, evaporasi,
oranye kemerahan dan disukai oleh dan absorpsi air dari udara. Aroma
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


fruit leather pada penelitian ini Kadar serat larut air berupa
sesuai dengan SNI 01-3746-2008 pektin yang terkandung dalam buah
tentang mutu selai buah yaitu juga mempengaruhi tekstur produk
beraroma normal. Beraroma normal yang dihasilkan. Serat larut air
berarti fruit leather memiliki aroma mempunyai molekul berbentuk
khas dari bahan baku yang polimer dengan ukuran besar,
digunakan yaitu beraroma buah strukturnya kompleks, kapasitas
pepaya sampai beraroma buah jambu pengikat airnya besar, dan banyak
biji putih dan buah pepaya. mengandung gugus hidroksil bebas.
Inglet dan Falkehag (1979)
Tekstur menyatakan bahwa gugus hidroksil
Berdasarkan data Tabel 2 bebas banyak yang bersifat polar
terlihat bahwa rata-rata penilaian serta mempunyai struktur matriks
deskriptif tekstur fruit leather yang berlipat-lipat sehingga memberi
berkisar 2,30-3,80 (bertekstur keras peluang terjadinya pengikatan air
sampai bertekstur kenyal). Hal ini melalui ikatan hidrogen. Hal inilah
disebabkan karena adanya perbedaan yang menyebabkan semakin tinggi
perbandingan bubur buah jambu biji kadar serat fruit leather maka kadar
putih dan bubur buah pepaya yang airnya juga cenderung tinggi.
digunakan. Semakin banyak bubur Menurut Nurlaely (2002), komponen
buah jambu biji putih maka tekstur yang berperan dalam terbentuknya
pada fruit leather cenderung keras, gel pada fruit leather yaitu adanya
sebaliknya semakin banyak bubur pektin,gula, dan asam. Pektin larut
buah pepaya maka tekstur pada fruit dalam air, terutama air panas
leather cenderung kenyal. Hal ini sedangkan dalam bentuk larutan
dipengaruhi oleh kadar air dari koloidal akan berbentuk pasta. Jika
masing-masing fruit leather yang pektin dalam larutan ditambah gula
dihasilkan. Menurut Winarno (2008), dan suasana yang asam maka akan
kadar air dapat mempengaruhi terbentuk gel. Hal inilah yang
penampakan dan tekstur suatu bahan menyebabkan tekstur menjadi
pangan, sehingga fruit leather yang kenyal. Adanya penggunaan bahan
memiliki kadar air lebih rendah penstabil berupa gum arab juga
cenderung memiliki tekstur yang mempengaruhi kekenyalan dari fruit
keras dibandingkan dengan fruit leather. Gum arab berfungsi untuk
leather yang memiliki kadar air memperbaiki tekstur, pembentuk
cukup tinggi. Kadar air pada film, dan pengikat air, dimana
perlakuan JP0 yaitu 14,55%, semakin banyak air yang terikat
menghasilkan fruit leather dengan maka akan membentuk tekstur yang
tekstur keras, sedangkan perlakuan baik. Menurut Setyawan (2007), gum
JP4 memiliki kadar air 15,99% arab dapat meningkatkan plastisitas
sehingga menghasilkan fruit leather pada produk fruit leather. Fruit
dengan tekstur kenyal. Tekstur fruit leather yang baik mempunyai tekstur
leather juga dipengaruhi oleh tekstur yang plastis (kenyal) sehingga dapat
buah yang digunakan, buah pepaya digulung, kenampakan seperti kulit
memiliki tekstur yang lunak, serta mempunyai aroma, warna, dan
sedangkan buah jambu biji putih citarasa khas suatu jenis buah
teksturnya keras. sebagai bahan baku (Nurlaely, 2002).

1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian


2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


Rasa Safitri (2012) menghasilkan fruit
Berdasarkan data Tabel 2, leather kombinasi buah mangga dan
diketahui bahwa perbandingan bubur kelopak bunga rosella dengan
buah jambu biji putih dan bubur penambahan gula 40% yang disukai
buah pepaya berbeda tidak nyata oleh panelis.
terhadap rasa fruit leather. Nilai Rasa fruit leather secara
rata-rata uji deskriptif terhadap rasa sensori berbeda tidak nyata, tetapi
fruit leather yaitu berkisar antara secara analisis nilai pH berbeda
3,23-3,67 (berasa manis sedikit asam nyata, hal ini dikarenakan panelis
sampai berasa manis). Hal ini yang mencicipi fruit leather masih
disebabkan karena penggunaan menganggap rasa yang dihasilkan
bubur buah jambu biji putih dan tidak begitu berbeda, rasa fruit
bubur buah pepaya yang berbeda leather yang dihasilkan menurut
pada tiap perlakuan. Semakin banyak panelis yaitu rasa manis sedikit asam
bubur buah jambu biji putih yang dan rasa manis. Selain itu,
digunakan maka rasa fruit leather penggunaan manusia sebagai alat
yang dihasilkan cenderung berasa ukur respon sensori memiliki
manis sedikit asam, sedangkan beberapa kelemahan karena mudah
semakin banyak bubur buah pepaya terpengaruh oleh kondisi psikologis
yang digunakan maka rasa fruit dan lingkungan (Setyaningsih dkk.,
leather cenderung berasa manis. 2010).
Rasa asam pada fruit leather
dipengaruhi oleh nilai pH yang
Uji Hedonik Secara Keseluruhan
dihasilkan. Nilai pH fruit leather
yaitu berkisar 4,30-4,48 (Tabel 8). Berdasarkan data Tabel 2
Nilai pH pada masing-masing bubur diketahui bahwa nilai rata-rata
buah juga mempengaruhi rasa tingkat kesukaan panelis terhadap
produk. Bubur buah jambu biji putih fruit leather yaitu 3,14-4,04 (agak
memiliki pH sebesar 3,81 lebih suka sampai suka). Fruit leather
rendah dibandingkan dengan pH yang disukai panelis adalah fruit
pada bubur buah pepaya sebesar leather dengan penambahan bubur
5,04. buah pepaya yang semakin banyak,
Rasa manis dihasilkan dari hal ini dikarenakan rasanya yang
kadar gula total yang terkandung lebih manis dan teksturnya yang
pada buah jambu biji putih dan buah kenyal dibandingkan fruit leather
pepaya. Berdasarkan analisis bahan dengan penambahan bubur buah
baku, bubur buah jambu biji putih jambu biji putih yang semakin
memiliki kadar gula total 8,02% banyak.
sedangkan bubur buah pepaya Data Tabel 2 menunjukkan
8,10%. Menurut Jumeri (2002), fruit leather yang paling disukai
pembentukan flavor mempengaruhi panelis adalah perlakuan JP4 dengan
rasa suatu produk akhir, salah kombinasi 50% bubur buah jambu
satunya ditentukan oleh bahan baku biji putih dan 50% bubur buah
yang digunakan. Selain itu, adanya pepaya dengan skor 4,04 (suka).
penambahan gula sebanyak 40 g Fruit leather tersebut memiliki rasa
pada pembuatan fruit leather manis (skor 3,67), berwarna oranye
memberikan rasa yang sama pada (skor 1,97), beraroma pepaya
produk yang dihasilkan. Penelitian (skor 2,27) dan mempunyai tekstur
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


kenyal (skor 3,80). Secara tambahan seperti gula pasir, gum
keseluruhan produk fruit leather arab, dan asam sitrat. Berdasarkan
buah jambu biji putih dan buah analisis kimia, perlakuan JP4
pepaya disukai oleh panelis. memiliki kadar air 15,99% ,masih
Perbedaan rasa suka ataupun tidak memenuhi batasan kadar air fruit
suka oleh panelis tergantung dari leather. Menurut Nurlaely (2002)
kesukaan panelis terhadap masing- fruit leather yang baik mempunyai
masing perlakuan, sebab tingkat kadar air 10-20%. Perlakuan JP4
kesukaan terhadap suatu produk memiliki kadar abu 0,80%, nilai pH
adalah relatif. Penilaian secara 4,48, kadar serat kasar 3,49%, dan
keseluruhan merupakan penilaian kadar gula total 55,07%.
terakhir yang diamati oleh panelis.
Penilaian secara keseluruhan dapat Kesimpulan
dikatakan gabungan dari warna, Berdasarkan hasil penelitian
aroma,tekstur, dan rasa produk. dapat diambil kesimpulan bahwa
Perbandingan bubur buah jambu biji
Rekapitulasi Hasil Analisis putih dan bubur buah pepaya
Berdasarkan hasil penilaian berpengaruh terhadap kadar air,
sensori dan analisis kimia fruit kadar abu, nilai pH, kadar serat
leather terpilih yaitu perlakuan JP4 kasar, warna, aroma, tekstur, dan
dengan penggunaan bubur buah penilaian keseluruhan secara
jambu biji putih 50% dan bubur buah hedonik, tetapi tidak berpengaruh
pepaya 50%. Perlakuan JP4 menjadi terhadap kadar gula total dan rasa
perlakuan terpilih dikarenakan dari fruit leather yang dihasilkan.
penilaian keseluruhan yang disukai Perlakuan terpilih dari
oleh panelis dan mempunyai skor parameter yang telah diuji adalah
tertinggi (4,04). Penilaian sensori perlakuan JP4 dengan perbandingan
terhadap warna, aroma, rasa, dan antara bubur buah jambu biji putih
tekstur telah memenuhi standar mutu dan bubur buah pepaya (50%:50%).
selai buah yaitu normal. Perlakuan Fruit leather yang dihasilkan
JP4 memiliki warna oranye mengandung kadar air sebesar
(skor 1,97) yang disebabkan oleh 15,99%, kadar abu sebesar 0,80%,
pigmen -karoten pada buah pepaya nilai pH 4,48, kadar serat kasar
serta memiliki aroma buah pepaya sebesar 3,49%, dan kadar gula total
(skor 2,27). Tekstur pada JP4 yaitu sebesar 55,07% serta penilaian
kenyal (skor 3,80), salah satu sensori secara keseluruhan disukai
kriteria dari fruit leather yang baik oleh panelis dengan deskripsi warna
adalah teksturnya yang kenyal atau oranye, beraroma buah pepaya,
plastis sehingga dapat digulung berasa manis, dan bertekstur kenyal.
(tidak mudah patah). Tekstur
dipengaruhi oleh adanya serat berupa Saran
pektin, gula, dan asam yang akan Berdasarkan hasil penelitian
membentuk gel dengan tingkat maka sebaiknya perlu dilakukan
kekenyalan yang baik. Rasa yang pemilihan buah pepaya dengan
dihasilkan pada JP4 adalah manis tingkat kematangan yang tepat agar
dengan skor 3,67, rasa manis ini menghasilkan fruit leather yang
dipengaruhi oleh kadar gula total lebih baik.
pada bahan baku dan adanya bahan
1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


DAFTAR PUSTAKA Lubis, M. S. P., R. J. Nainggolan,
dan E. Yusraini. 2014.
Asben, A. 2007. Peningkatan kadar Pengaruh perbandingan
iodium dan serat pangan nanas dengan pepaya dan
dalam pembuatan fruit konsentrasi gum arab
leathers nanas (Ananas terhadap mutu fruit
comosus Merr) dengan leather. Skripsi Ilmu dan
penambahan rumput laut. Teknologi Pangan. Fakultas
Artikel Ilmiah Penelitian Pertanian. Universitas
Dosen Muda. Fakultas Sumatera Utara. Medan.
Pertanian. Universitas
Andalas. Padang. Mahmud, M. K., N. A. Hermana, I.
Zulfianto, R. R. Ngardiarti,
Badan Standardisasi Nasional. 2008. B. Apriyantono, Hartati,
Standar Nasional Bernadus dan Tinexelly.
Indonesia: Selai Buah. SNI 2008. Tabel Komposisi
01-3746-2008. Jakarta. Pangan Indonesia. PT Elex
Media Komputindo.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Kompas Gramedia. Jakarta.
Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Departemen Nurlaely, E. 2002. Pemanfaatan
Kesehatan RI. Jakarta. buah jambu mete untuk
pembuatan leather, kajian
Ering, M., Kandou, J., Moningka, J., dari proporsi buah
dan Rawung, D. 2015. pencampur. Skripsi
Pengaruh proporsi Fakultas Teknologi
campuran buah pepaya Pertanian. Universitas
(Carica papaya) dan salak Brawijaya. Malang.
(Salacca zalacca) terhadap
sifat sensoris dan kimia Prasetyowati. D. A., E. Widowati,
fruit leather. Jurnal Ilmu dan A. Nursiwi. 2014.
dan Teknologi Pangan. Vol Pengaruh penambahan
6 (1):1-7. gum arab terhadap
karakteristik fisikokimia
Inglet, G. E. dan I. Falkehag. 1979. dan sensoris fruit leather
Dietary Fiber, Chemistry, nanas (Ananas comosus
and Nutrition. Academic Merr.) dan wortel (Daucus
Press. New York. carota). Jurnal Teknologi
Pertanian. Vol 15 (2):139-
Jumeri. 2002. Pengaruh 148.
penambahan konsentrasi
gula dan natrium benzoat Raab, C. dan N. Oehler. 2000.
terhadap mutu dan daya Making Dried Fruit
simpan leather nenas. Leather. Extention Foods
Skripsi Fakultas Pertanian. and Nutrition. Oregon State
Universitas Riau. University. Covallis.
Pekanbaru.

1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian


2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017


Rabah A. A. dan Abdalla. E. A. mangga dan rosella.
2012. Decolorization of Skripsi Fakultas Pertanian.
Acacia seyal Gum Arabic. Universitas Hasanuddin.
Annual Conference of Makasar.
Postgraduate Studies and
Scientific Research Hall, Santoso, A. 2011. Serat pangan
Khartoum. Republic of (dietary fiber) dan
Sudan. manfaatnya bagi
kesehatan. Magistra No. 78
Rahman, R. 2016. Pemanfaatan tahun XXIII: 38-44.
buah pedada (Sonneratia
caseolaris) dan buah naga Setyaningsih, D., A. Apriyantono,
merah (Hylocereus dan M. P. Sari. 2010.
polyrhizus) dalam Analisis Sensori untuk
pembuatan fruit leather. Industri Pangan dan Agro.
Skripsi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Universitas Riau. Press. Bogor.
Pekanbaru.
Setyawan, A. 2007. Gum Arab.
Ramadhan, M. R. 2015. Kajian http://www.google.gum-
pemanfaatan buah naga arab.pdf. Diakses tanggal 05
merah (Hylocereus Agustus 2016.
polyrhizus) dan mangga
(Mangifera indica Linn) Tala, Z. Z. 2009. Manfaat Serat
dalam pembuatan fruit Bagi Kesehatan.
leather. Skripsi Fakultas Universitas Sumatera Utara
Pertanian. Universitas Riau. Press. Medan.
Pekanbaru.
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan
Safitri, A. A. 2012. Studi dan Gizi. PT. Gramedia
pembuatan fruit leather Pustaka Utama. Jakarta.

1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian


2. Dosen Pembimbing Jurusan Teknologi Pertanian

JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 OKTOBER 2017

Anda mungkin juga menyukai