Anda di halaman 1dari 10

MENGATUR KEMASAKAN BUAH DENGAN MENGGUNAKAN

ZAT PENGATUR TUMBUH

Nama : Mazaya Amalia Putri


NIM : B1A022122
Rombongan : C1
Kelompok :4
Asisten : Yolanda Arifatul

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO

2024
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pematangan buah merupakan bagian dari rangkaian dau hidup buah yang
dipengaruhi oleh aktivitas metabolisme tumbuhan yang dapat iamati melalui
perubahan warna, tekstur, rasa, dan aroma buah (Sari et al., 2021). Proses ini berada
pada akhir perkembangan buah yang memasuki penuaan (senescence) buah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa selama perkembangan berlangsung terdapat perubahan
fisiologi dan biokimia (Fajar et al., 2023). Semua proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dapat diatur menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang
tersusun dari senyawa organik non-nutrisi yang dapat merangsang danmenghambat
sehingga akan mengubah kualitatif pertumbuhan dan perkembangan tanaman jika
digunakan dalam dosis rendah (Patmasari & Amarullah, 2020).

Hormon sering kali digunakan untuk mempercepat pertumbuhan dan


perkembangan tanaman. Pada pematangan buah kerap digunakan beberapa hormon
untuk memacu pematangannya antara lain etilen, kalsium karbida dan ethrel. Etilen
merupakan senyawa volatil yang dibutuhkan dalam proses pematangan buah. Etilen
aktif memacu enzim-enzim hidrofobik seperti selulase, amilase, dan klorofilase yang
berperan dalam pelunakan dan pewarnaan buah (Arti & Manurung, 2020). Kalsium
karbida merupakan zat yang digunakan untuk pematangan buah klimaterik yang
dapat menghasilkan buah yang memiliki tekstur dan warna yang baik, namun
aromanya kurang disukai dan rasanya hambar (Rahmi et al., 2024).

Ethrel atau ethepon dapat ditemukan pada tanaman tanpa ada zat tambahan.
Ethrel memacu proses pemasakan buah, semakin tinggi kadar ethrel maka proses
pemasakan semakin cepat (Erwin & Larasati, 2023). Ethrel atau ethepon (asam 2-
kloroetilfosfonat) digunakan untuk perlakuan prapanen dan pascapanen untuk
mempercepat pematangan buah dengan mekanisme melepas etilen (Valleser &
Valleser, 2024). Kecepatan pematangan buah dengan menggunakan Ethrel bervariasi
tergantung pada perlakuan yang diterapkan. Buah yang direndam dalam Ethrel
matang 2-6 hari lebih cepat daripada waktu pematangan normal, sementara buah
yang tidak direndam dalam Ethrel matang 6-9 hari lebih cepat daripada waktu
pematangan buah normal (Tarkha & Singh, 2019)

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui konsentrasi zat pengatur
tumbuh yang mampu mempercepat kemasakan buah
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah pisang kepok, ethrel
(2 chloroetylphosponic acid), dan akuades

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas koran, gelas ukur,
batang pengaduk, beaker glass, dan timbangan analitik.

B. Cara Kerja

1. Dibuat karutan Ethrel dengan konsentrasi 0 ppm, 300 ppm, 600 ppm, dan 900
ppm.
2. Buah-buah tersebut dicelupkan ke dalam masing-masing konsentrasi ethrel
selama 5 menit.
3. Buah-buah tersebut dibungkus menggunakan kertas koran.
4. Diamati setiap hari dan dicatat jumlah buah yang telah masak.
III. MATERI DAN CARA KERJA

A. Hasil
Tabel 3.1 Pengamatan Pemasakan Buah Pisang
Hari Parameter 0 ppm 300 ppm 600 ppm 900 ppm
Warna Hijau Hijau Hijau Hijau
Rasa Pahit Pahit Pahit Pahit
1
Tekstur Keras Keras Keras Keras
Aroma Belum beraroma Belum beraroma Belum beraroma Belum beraroma
Warna Hijau Hijau Kekuningan Hijau Kekuningan Hijau Kekuningan
Rasa Pahit Pahit Sedikit Manis Sedikit Manis
2
Tekstur Keras Keras Keras Sedikit Lunak
Aroma Belum beraroma Belum beraroma Belum beraroma Belum beraroma
Warna Hijau Kekuningan Hijau Kekuningan Kuning Kehijauan Kuning Kehijauan
Rasa Sedikit Manis Sedikit Manis Sedikit Manis Manis
3
Tekstur Keras Sedikit Lunak Lunak Lunak
Aroma Belum beraroma Belum beraroma Beraroma pisang Beraroma pisang
Warna Kuning Kehijauan Kuning Kuning Kuning
Rasa Sedikit Manis Sedikit Manis Manis Manis
4
Tekstur Sedikit Lunak Lunak Lunak Lunak
Aroma Sedikit Beraroma Sedikit Beraroma Beraroma pisang Beraroma pisang
Warna Kuning Kuning Kuning Kuning
Rasa Manis Manis Sangat Manis Sangat Manis
5
Tekstur Lunak Lunak Lunak Lunak
Aroma Beraroma pisang Beraroma pisang Beraroma pisang Beraroma pisang

Gambar 1. Pengamatan hari ke-1 paparan etilen 900 ppm


Gambar 2. Pengamatan hari ke-2 paparan etilen 900 ppm

Gambar 3. Pengamatan hari ke-3 paparan etilen 900 ppm

Gambar 4. Pengamatan hari ke-4 paparan etilen 900 ppm


Gambar 5. Pengamatan hari ke-5 paparan etilen 900 ppm
B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, terdapat perbedaan waktu


pemasakan buah pada konsentrasi etilen 0 ppm, menunjukkan proses pematangan yang
lebih lambat jika dibandingkan dengan konsentrasi etilen 300 ppm, 600 ppm, dan 900
ppm. Pada konsentrasi etilen 300 ppm pada hari kelima, muncul bercak-bercak hitam
pada kulit pisang dengan tekstur lunak namun hanya sedikit beraroma. Pada konsentrasi
etilen 600 ppm, menunjukkan hasil yang signifikan dari yang berwarna hijau hingga
kuning dengan sedikit bercak kecoklatan. Pada konsentrasi etilen 900 ppm, juga
menunjukkan hasil yang hampir serupa, namun dengan tingkat kecepatan pematangan
yang lebih tinggisentrasi 0 ppm, 300 ppm, 600 ppm, dan 900 ppm. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Arti dan Manurung (2020), bahwa senyawa etilen dapat mempercepat proses
pemasakan buah. Semakin tinggi kadar etilen yang digunakan, akan mempercepat
perubahan warna, tekstur, kadar glukosa, kadar asam, dan penurunan kadar pati.
Menurut Kurniawan dan Deglas (2022), etilen yang ditamabhkan pada tanaman dapat
mempercepat degreening. Etilen yang ditambahkan dapat meningkatkan laju perubahan
klorofil dan mempecepat perubahan warna pada kulit buah karena menghasilkan
karoenoid.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi proses pematangan buah seperti


banyaknya CO2 dan O2, suhu, luka mekanis, infeksi tanaman, dan interaksi auksin
terhadap etilen. Banyaknya CO2 dan O2 (laju respirasi) sangat berpengaruh terhadap
produksi etilen untuk pematangan buah (Roiyana et al., 2012). Meningkatnya laju
respirasi dapat mempercepat pematangan dan degradasi pigmen pada buah. Pematangan
akan terhambar jika laju repirasi menurun (Mutiwulandari et al., 2020).
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa etilen


dengan konsentrasi 900 ppm merupakan zat pengatur tumbuh yang paling efektif dalam
mempercepat kemasakan buah dengan kecepatan tertinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Arti, I. M., & Manurung, A. N. H., 2020. Pengaruh Etilen Apel dan Daun Mangga pada
Pematangan Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca formatypica). Jurnal
Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 2(2), pp.77-88.
Fajar, M., Sulthan, M. B., & Wahyudi, I., 2023. Klasifikasi Tingkat Kematangan Buah
Tomat Menggunakan Fitur Rgb dan Hsi Berbasis Backpropagation. Jurnal
Aplikasi Teknologi Informasi dan Manajemen (JATIM), 4(1), pp.84-95.
Murtiwulandari, M., Archery, D. T. M., Haloho, M., Kinasih, R., Tanggara, L. H. S.,
Hulu, Y. H., Agaperesa, K., Khristanti, N. W., Kristiyanto, Y., Pamungkas, S. S.,
& Handoko, Y. A., 2020. Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Hasil
Panen Komoditas Brassicaceae. Teknologi Pangan: Media Informasi dan
Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, 11(2), pp.136-143.
Patmasari, N., & Amarullah, A., 2020. Kajian Penggunaan Beberapa Bahan Alami
sebagai Sumber ZPT dan Metode Sayatan Terhadap Sambung Pucuk Durian
(Durio zibethinus Murr.). J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian, 3(1), pp.1-6.
Rahmi, A., Acla, N. P., Hidayati, D. F., & Hardiyanti, S., 2024. Pengaruh Etilen Alami
Kulit Buah Kakao untuk Mematangkan Buah sebagai Alternatif Pengganti
Karbit. Ekstraksi: Jurnal Matematika Sains Teknologi dan Lingkungan, 1(1),
pp.69-75.
Roiyana, M., Izzati, M., & Prihastanti, E., 2012. Potensi dan Efisiensi Senyawa
Hidrokoloid Nabati sebagai Bahan Penunda Pematangan Buah. Buletin Anatomi
Dan Fisiologi Dh Sellula, 20(2), pp.40-50.
Sari, L. D. A., Kurniawati, E., Ningrum, R. S., & Ramadani, A. H., 2021. Kadar Vitamin
C Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Tiap Fase Kematangan Berdasar
Hari Setelah Tanam. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 8(1),
pp.74-82.
Valleser, V. C., & Valleser, J. L., 2025. Effects of Ethrel® as Ripening Treatment for
Cacao (Theobroma cacao L.) Pods. International Journal of Horticultural
Science and Technology, pp 59-68.

Anda mungkin juga menyukai