Anda di halaman 1dari 5

1

LAPORAN PRAKTIKUM
ZAT PENGATUR TUMBUH

ACARA V
PERANAN ZPT TERHADAP TERHADAP PEMASAKAN BUAH

Oleh:

Nama :ARDIN WIRA YUDA


NIM :C1M019015
KELAS :A
KELOMPOK : A1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
2

V. PERANAN ZPT PADA PEMASAKAN BUAH

Tujuan : Untuk mempelajari perubahan morfologi (tekstur, warna dan aroma)


buah pada penggunaan beberapa ZPT

Bahan dan alat : 1. buah tomat


2. air, ethreel
3. wadah pemeraman, kapas, pipet, hand sprayer dan alat tulis
menulis.
Landasan Teori:
Kehidupan buah secara garis besar dibagi dalam 3 tahapan fisiologis,
meliputi pertumbuhan, pendewasaan/pematangan dan penuaan (senescence).
Pertumbuhan melibatkan pembelahan sel yang bertanggung jawab terhadap ukuran
maksimum sel tsb. Pematangan umumnya terjadi sebelum pertumbuhan berakhir
dan aktivitas fisiologis yang berlangsung padakbuah berbeda untuk tanaman yang
berbeda. Pertumbuhan dan pematangan buah sering terjadi secara bersamaan
sehingga disebut fase perkembangan. Sedangkan senescence diartikan sebagai
periode dimana proses anabolisme (sintesa) memberi jalan untuk proses
katabolisme (perombakan, degradasi) ke arah penuan (aging) dan akhirnya
kematian suatu jaringan. Pemasakan (ripening) merupakan istilah khusus untuk
buah, dimulai pada tahap akhir pematangan dan merupakan tahap awal senescence
(Salisbury and Ross, 1992; Dwidjoseputro, 1986).
Perkembangan dan pematangan buah umumnya selesai pada saat buah
masih menempel pada induknya. Akan tetapi pemasakan dan senescence akan
berlanjut pada saat buah telah dipetik terlepas dari induknya. Buah yang sedang
masak mengalami banyak perubahan fisik dan kimia setelah panenan dan ini
menentukan kualitas buah untuk dikonsumsi (Campbell, 1993).
Ethylen adalah hormon tumbuhan yang aktif dan bekerja bersama-sama
dengan hormon lainnya seperti Auxin, GAs, Sitokinin dan ABA, dalam
mengendalikan proses pemasakan buah. Buah klimakterik dan non klimakterik
dapat dibedakan karena responnya berbeda terhadap aplikasi ethylen selama proses
pemasakan (Campbell, 1993). Konsentrasi Ethylen yang yang diperlukan untuk
pemasakan buah sangat bervariasi tergantung jenis komoditinya. Selain faktor
konsentrasi, waktu yang diperlukan untuk mengawali pemasakan sangat bervariasi.
Faktor-faktor lainnya seperti stadia kematangan, temperatur, dan kelembaban
relatif juga mempengaruhi keseragaman dan kecepatan pemasakan buah (Anonim,
2000).

Prosedur :
1. Siapkan buah-buah yang akan dipelajari
2. Siapkan larutan ethreel 5% dan 10%, tuang pada kapas hingga cukup basah
3. Masukkan buah ke dalam wadah pemeraman sesuai perlakuan
4. Sisipkan kapas ethreel di sela-sela tumpukan buah (sesuai perlakuan)
5. Semprotkan secukupnya larutan Ethreel (sesuai konsentrasi perlakuan)
pada buah tomat.
6. Semua buah yang telah diberi perlakuan ditutup kotaknya.
3

7. Lakukan pengamatan mulai keesokan harinya hingga tercapai kemasakan


optimal
8. Amati perubahan tekstur, warna dan rasa pada buah

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Tabel 1. Jumlah (presentase) buah tomat berdasarkan gradasi warna buah pada
pengamatan hari ke 7 setelah perlakuan Ethreel
Jumlah buah warna
Konsentrasi Perlakuan
Ethreel hijau Hijau Kuning Kuning Merah
kekuningan kehijauan
0% (kontrol) 5 2 3 4 1
5% semprot 4 2 2 1 1
10% semprot 4 0 2 0 4
5% pada kapas sisip 2 0 1 1 6
10% pada kapas sisip 4 2 3 0 1

Gambar 1. Buah tomat 3 hari setelah perlakuan Ethreel

Pembahasan:

Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik alami atau sintetis
yang mempromosikan, menghambat atau memodifikasi pertumbuhan secara
kualitatif dan perkembangan tanaman.Zat pengatur tumbuh berperan penting dalam
mengontrol proses biologi dalam jaringan tanaman.
Pada tabel 1 menunjukan hasil pratikum yaitu pada perlakuan 0% control
dengan warna hijau = 2, hijau kekuningan = 2, kuning kehijauan = 3, kuning =2
dan merah =1. Pada 5% semprot dengan warna hijau = 4, hijau kekuningan = 2,
kuning kehijauan = 2, kuning =1 dan merah =1. Pada 10% semprot dengan warna
hijau = 4, hijau kekuningan = 0, kuning kehijauan = 2, kuning =0 dan merah =4.
Pada 5% pada kapas sisip dengan warna hijau = 2, hijau kekuningan = 0, kuning
kehijauan = 1, kuning =1 dan merah =6. Pada 10% pada kapas sisip dengan warna
hijau = 4, hijau kekuningan = 2, kuning kehijauan = 3, kuning =0 dan merah =1.
Pada hasil tabel tersebut terdapat pada perlakuan 5% kapas sisip terdapat
gradasi warna dan proses kematangan yang hampir semua buah tomat berwarna
merah.
4

Ethrel merupakan zat pemeram yang dapat mempercepat kematangan buah.


Semakin tinggi dosis ethrel, semakin cepat buah menjadi matang. Untuk
mempercepat kematangan, banyak kejadian penggunaan dosis ethrel terlalu tinggi
dan melewati batas yang ditentukan.Wahyu (2017)

Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
Bahwa pada pada buah tomat.perlakuan zat pengatur tumbuh perlakuan perlakuan
5% kapas sisip terdapat gradasi warna dan proses kematangan yang hampir semua
buah tomat berwarna merah.
5

Daftar Pustaka

Anonim, 2000. Ethrell 40 PGR Zat pengatur Tumbuh. PT Agrocab Indonesia

Campbell, N. A., 1997. Biology, third edition. The Benjamin/Cunningham


Publishing Company, Inc. California.

Dwidjoseputro, D., 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Jakarta.

Kusumo, S., 1984. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. CV. Yasaguna Jakarta.

Salisbury, F.B. and C.W. Ross, 1992. Plant Physiology. 4th edition. Wadswoth
Publishing Company, Belmont, California.

Wahyu (2017) Studi Pengaruh Pemeraman Menggunakan Ethrel (2-Chloroetyl


Phosphonic Acid )Terhadap Nilai Impedansi Listrik Buah Pisang Ambon
(Musa Paradisiaca Var. Sapientum). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai