Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No.

3 [Desember 2018] 173-182


Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS FRUIT LEATHER


APEL MANALAGI (MALUS SYLVESTRIS MILL) DENGAN SUBTITUSI
PISANG CANDI (MUSA PARADISIACA)

Physicochemical Characteristics and Sensory of Fruit Leather Apple Manalagi


(Malus sylvestris mill) With The Substitution of Banana Spain
(Musa paradisiaca)

Lilianti Puspaningrum*, Sudarminto S. Yuwono, Erryana Martati


Jurusan Teknologi Hasil Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas Brawijaya
Jalan Veteran – Malang 65145
*Penulis Korespondensi: email lianpuspa@gmail.com

Disubmit: 22 Mei 2018 Direvisi: 19 Agustus 2018 Diterima: 21 Desember 2018

ABSTRAK

Fruit Leather merupakan salah satu olahan yang berbahan dasar buah-buahan yang di-
haluskan (bubur buah) dengan cara mengurangi kadar air dari produk tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui karakteristik penambahan komposisi pisang candi dalam
pembuatan fruit leather apel manalagi sehingga mendapatkan produk fruit leather yang baik
yang dapat diterima konsumen. Fruit Leather apel dibuat dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan komposisi apel:pisang (100% apel, 85% apel : 15%
pisang, 70% apel:30% pisang dan 55% apel:45% pisang). Analisa sensori dilakukan dengan
menggunakan metode Rate All That Apply (RATA). Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai
kekerasan (hardness), kekompakan (cohesivenes), kelengketan (adhesiveness) dan elastisitas
(springiness) penambahan pisang candi terbaik pada komposisi pembuatan fruit leather apel
70% apel:30% pisang dengan atribut sensoris rasa manis, aroma pisang, tekstur keras dan
tekstur elastis

Kata kunci: Apel; Fruit Leather; Pisang; Karakteristik Sensori Tekstur

ABSTRACT

Fruit Leather is one of the processed based fruits that are smoothed (fruit pulp) by reducing the
water content of the product. The purpose of this study was to determine characteristics of the addition of
banana in making fruit leather apple manalagi so get good fruit leather product acceptable to consumer.
Fruit Leather apple was made using a completely randomized design with 4 treatments of apple compo-
sition : bananas (100% apples, 85% apples: 15% bananas, 70% apples: 30% bananas and 55% apples:
45% bananas). Sensory analysis was performed using the Rate All That Apply (RATA) method. The
results of the analysis show that Hardness, Cohesiveness, Adhesiveness and Elasticity addition of the
best temple banana on the composition of apple fruit apple making 70% apple: 30% banana with sensory
attribute of sweet taste, banana aroma, hard textures and elastic textures

Keywords: Apple; Banana; Fruit leather; Texture; Sensory Characteristics

173
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

PENDAHULUAN kan hal itu, tujuan penelitian ini adalah pen-


ganekaragaman produk dari buah apel dan
Fruit leather apel merupakan struktur pisang serta suhu pengeringan tertentu un-
produk makanan yang dibuat dengan pen- tuk menghasilkan fruit leather yang berkuali-
gurangan kadar air pada bubur buah (puree) tas yang dapat diterima oleh masyarakat.
sehingga menjadi lembaran tipis yang flek-
sibel (Valenzuela dan Aguilera, 2015). Fruit
leather berbentuk lembaran tipis dengan kete- METODE
balan 2-3 mm, kadar air 10-15%, mempunyai
konsistensi dan rasa khas sesuai dengan jenis
buah-buahan yang digunakan (Historiasih, Bahan yang digunakan pada peneli-
2010). Meski fruit leather apel mudah dan tian ini meliputi apel manalagi yang diper-
sederhana, tetapi memiliki kelemahan bila oleh dari petani apel di Malang. Pisang candi
tidak ada penambahan bahan lain sehingga dari pasar Belimbing di Malang, dan gula
kualitas serta warna yang dihasilkan kurang pasir yang diperoleh di Minimarket (In-
menarik sehingga dibutuhkan kombinasi be- domaret). Bahan yang digunakan untuk ana-
berapa buah untuk menambah kualitas serta lisa fruit leather adalah HCl 0.1 N, HCl 25%,
nilai kandungan nutrisi didalamnya (Leiva etanol 95%, aquadest, NaOH 45%, Nelson A
Díaz et al., 2009; Valenzuela dan Aguilera, dan B, arsenomolibdat.
2015). Beberapa penelitian telah dilakukan Alat yang digunakan pada penelitian
dalam mengkombinasikan buah-buahan ini adalah termometer, shaker, pendingin ba-
dalam pembuatan fruit leather seperti apel lik (refluks), cabinet dryer, spektrofotometer
dan kiwi (Torres et al., 2015), dan peng- Vis merek 20 D Plus, Texture Profile Analyzer
gunaan pisang sebagai fruit leather pisang (TPA) merek CT-3 Texture Analyzer (AM-
tanduk (Fauziah et al., 2015). Disisi lain, Dia- ETEK Brookfield, Middleboro, USA), loyang
mante et al. (2014) juga menyatakan, belum aluminium dengan ukuran 28 x 22.5 x 2 cm,
ditemukannya bahan yang dapat ditambah- timbangan analitik merek Mettler Toledo
kan pada apel leather untuk melindungi war- tipe Newclassic MF, desikator (SIMAX), vor-
na dan meningkatkan kualitasnya. Penelitian tex (Turbo Mixer), oven, waterbath, mixer,
yang ditulis oleh Diamante et al. (2014) me- blender, timbangan analitik (Scoutpro), cr-
neliti fruit leather dari buah apel-blackcurrant usch porselin, corong, timbangan digital, dan
untuk meningkatkan fisiko-kimia dan senso- glassware.
ris dari leather tersebut. Hasil penelitiannya Tahap pertama pembuatan fruit leather
menunjukkan bahwa campuran blackcurrant dilakukan menggunakan rancangan perco-
dapat meningkatkan sifat fisiko-kimia dan baan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
sensoris dari apple-blackcurrant leather, tetapi terdiri dari 4 perlakuan yaitu F1 = 100% apel
memerlukan pengurangan waktu pemana- manalagi; F2 = 85% apel manalagi : 15% pi-
san dalam pembuatan leather tersebut. Pe- sang candi; F3 = 70% apel manalagi : 30%
nelitian tersebut menunjukkan bahwa perlu pisang candi dan F4 = 55 % apel manalagi :
adanya penambahan buah lain untuk men- 45% pisang candi. Tahap kedua adalah ana-
ingkatkan sifat fisiko-kimia dan sensoris dari lisa sensori dengan menggunakan metode
apel leather. Rate All that Apply (RATA).
Pada buah pisang candi terkandung Pada proses pembuatan fruit leather,
karbohidrat, protein, kalsium, fosfor, besi, buah apel dan pisang dikupas dan dicuci ke-
vitamin A, B, dan vitamin C. Kandungan mudian ditimbang sesuai dengan komposisi
pisang yang baik bagi tubuh serta tekstur yaitu 100% apel, 85% apel : 15% pisang, 70%
pisang yang lembut diharapkan dapat mem- apel : 30% pisang dan 55% apel : 45% pisang.
perbaiki tekstur fruit leather apel menjadi leb- Buah tersebut dilakukan blanching dengan
ih baik. Metode Rate All that Apply (RATA) suhu 80 °C selama 5 menit. Pada buah yang
merupakan suatu metode kuantitatif dalam telah di blanching, diblender hingga menjadi
melakukan sensory profiling yang bertujuan bubur buah. Bubur buah dicetak pada ceta-
untuk mengetahui persepsi konsumen dalam kan berukuran 28 x 22.5 x 2 cm untuk 250 g.
menentukan karakteristik suatu produk. Masukkan ke oven dengan suhu 60-62 °C ke-
Melalui karakteristik tersebut dapat diketa- mudian dipanaskan selama ± 8 jam (modifi-
hui perbedaan antara sampel yang diujikan kasi Offia-Olua dan Ekwunife, 2015).
secara objektif (Ares et al., 2014). Berdasar-

174
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

Pada analisa kadar air, sampel ditim- digunakan adalah TA44 untuk 2 siklus com-
bang sebanyak 0.59-3.17 g dalam cawan petri pression test dengan load cell 1000 g. Bentuk
yang telah diketahui beratnya. Sampel diker- sampel fruit leather apel yang dianalisa adalah
ingkan dalam oven pada suhu 105 °C selama lembaran tipis ukuran panjang 30 mm, lebar
5 jam. Dinginkan dalam desikator dan ditim- 20 mm dan tinggi 2-3 mm. Kondisi metode
bang, perlakuan diulang hingga tercapai be- pengujian yang dilaksanakan adalah pre-test
rat konstan selama 48 jam. Analisa yang di- speed 2 mm/s, test speed 10 mm/s, return speed
gunakan berdasarkan teknik analisa AOAC 10 mm/s, recovery time 0 s, hold time 0 s, dan
(AOAC, 2005). trigger load 6.8 g.
Analisa kadar pati berdasarkan Su- Analisa sensori menggunakan metode
darmadji et al. (2010). Sebanyak 2-5 g sampel RATA dengan melibatkan panelis konsumen
fruit leather ditimbang dalam erlenmenyer sebagai sumber untuk mengevaluasi intensi-
250 ml. Tambahkan 50 ml aquadest dan dibi- tas atribut pada keempat sampel. Uji sensoris
arkan selama 1 jam sambil kadang-kadang menggunakan 110 panelis yang dipilih secara
dikocok. Suspensi disaring dengan kertas acak. Data hasil pengamatan dianalisis den-
saring Whatman nomer 40 dan dicuci den- gan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan
gan aquadest sampai volume filtrat 250 ml Minitab 16. Data hasil pengamatan dianalisa
ke dalam erlenmenyer 250 ml. Pati yang dengan menggunakan ANOVA berupa Gen-
terdapat sebagai residu pada kertas saring eralized Linear Model (GLM). Apabila terdapat
dicuci sampai 5 kali dengan 10 ml eter ke- pengaruh interaksi perlakuan yang signifi-
mudian cuci kembali dengan 150 ml alkohol kan dilanjutkan dengan menggunakan uji
10%. Residu dipindah secara kuantitatif dari lanjut Tukey Test dengan taraf kepercayaan
kertas saring ke dalam erlenmenyer dengan 95% (P≤ 0.05). Perlakuan terbaik ditentukan
cara pencucian dengan 200 ml aquadest dan dengan menggunakan metode Zeleny (1982).
ditambah 20 ml HCl 25%, kemudian ditu-
tup dengan pendingin balik dan selama 2.5
jam. Setelah dingin, dinetralkan dengan larutan HASIL DAN PEMBAHASAN
NaOH 45% dan diencerkan sampai volume 500
ml ke dalam labu takar 500 ml, kemudian diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer Kadar Air (% bb)
vis dengan panjang gelombang 540 nm. Kadar air erat kaitannya dengan
Pada analisa kadar pektin, bubur fruit keawetan pangan. Jika kadar air rendah da-
leather ditimbang sebanyak 50 g dan dimas- pat memperpanjang umur simpan dari suatu
ukkan ke dalam labu ukur 250 ml. HCl 0.1 produk. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
N ditambahkan hingga pH mencapai nilai semakin banyak penambahan pisang candi,
1.5. Selanjutnya, diekstraksi dengan suhu 65 kadar air fruit leather mengalami penurunan.
°C selama 1 jam pada waterbath shaker. Laru- Hal ini dipengaruhi oleh komposisi kadar air
tan disaring dengan kain saring. Endapan bahan baku dimana pisang memiliki kadar
dimasukkan ke dalam beaker glass. Etanol air lebih rendah daripada apel yaitu 64.01%,
(C2H5OH) 95% dan 2 ml HCl pekat ditam- sedangkan kadar air apel sebesar 81.21%.
bahkan per 1 liter etanol dengan perbandin- Komposisi kimia bahan baku dapat mem-
gan filtrat dan etanol 1:1.5. Diendapkan se- pengaruhi komposisi kimia pada produk
lama 12 jam kemudian disaring dengan kain akhir. Pada produk fruit leather kombinasi
saring. Endapan dicuci dengan etanol 95% buah terjadi penurunan kadar air bahan seir-
hingga bebas klorida. Hasil endapan yang ing dengan bertambahnya bahan baku (me-
telah bersih dikeringkan pada suhu 40 °C se- miliki kadar air lebih rendah) yang ditam-
lama 8 jam hingga berat konstan (Modifikasi bahkan pada komposisi pembuatan fruit
Ismail et al., 2012). leather (Ramadhan et al., 2015; Risti dan Her-
Pada analisa texture profile analysis awati, 2017). Pada penambahan komposisi
(TPA), sampel dianalisa dengan menggu- pisang 45%, terjadi kenaikan kadar air fruit
nakan Texture Profile Analyzer (TPA) merek leather. Hal ini dikarenakan penambahan
CT-3 Texture Analyzer (AMETEK Brook- pisang candi mampu menaikkan kadar pati
field, Middleboro, USA) dengan analisa soft- bahan yang dapat mempengaruhi kadar air
ware TexturePro CT. Analisa tekstur fruit fruit leather. Saat pemanasan pati akan terjadi
leather apel meliputi kekerasan, kekompa- gelatinisasi yang mengakibatkan penyera-
kan, kelengketan dan elastisitas. Probe yang pan air dalam bahan.

175
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

Molekul-molekul amilosa dan amilo- sedangkan kandungan pati pada pisang


pektin secara fisik hanya dipertahankan oleh candi sebesar 6.07%. Data pada USDA (2017)
adanya ikatan hidrogen lemah. Atom hidro- menunjukkan bahwa kandungan pati yang
gen dari gugus hidroksil akan tertarik pada terkandung pada pisang sebesar 5.38%. Pati
muatan negatif atom oksigen dari gugus hi- adalah polisakarida dengan polimer dari α
droksil yang lain. Bila suhu suspensi naik, D-glukosa, secara alami berada dalam jarin-
maka ikatan hidrogen makin lemah, sedang- gan tanaman termasuk akar-akaran, umbi-
kan energi kinetik molekul-molekul air men- umbian, sayuran hijau dan buah (Amani et
ingkat, memperlemah ikatan hidrogen antar al., 2007).
molekul air (Widjanarko, 2018). Selain itu,
pembuatan fruit leather adalah bentuk pen- Kekerasan (Hardness)
campuran dari berbagai macam buah, gula Kekerasan (hardness) merupakan be-
dan asam sehingga peningkatan kadar air. sarnya gaya yang diberikan hingga terjadi
perubahan bentuk (deformasi) pada sampel.
Kadar Pektin (%) Pada Tabel 2 menunjukkan adanya kenaikan
Pektin merupakan suatu struktur yang tingkat kekerasan (hardness) pada fruit leather
heterogen yang sebagian besar terdiri atas apel seiring dengan penambahan pisang can-
asam-asam poligalakturonat. Tabel 1 menun- di hingga 30%. Peningkatan kekerasan pada
jukkan bahwa semakin banyak penambahan produk saat penambahan komposisi pisang
pisang, kadar pektin semakin meningkat hal disebabkan oleh kadar air pada bahan. Pe-
ini dikarenakan hasil uji bahan baku menun- nurunan kadar air dapat meningkatkan nilai
jukkan kadar pektin pisang sendiri memiliki kekerasan pada fruit leather apel. Pemanasan
nilai lebih tinggi yaitu sebesar 0.978%, sedan- akan menyebabkan antar molekul-molekul
gkan kadar pektin pada apel sebesar 0.636%, H2O terputus sehingga molekul-molekul
sehingga saat penambahan komposisi pisang H2O bergerak demikian cepat dan beberapa
dalam produk dapat menaikkan nilai kadar molekul dapat melarikan diri dari permu-
pektin pada produk fruit leather apel. kaan dan menjadi gas (Winarno, 2008).
Pada penelitian Sa’adah dan Estiasih Kehilangan air dalam bahan akan
(2015) mengungkapkan bahwa kandungan membuat ikatan antar matrik bahan se-
pektin dalam buah apel sebesar 0.57%, se- makin erat sehingga mempengaruhi tekstur
dangkan pada penelitian Erawati (2009), kekerasan (hardness) pada produk. Hal ini
kandungan pektin yang terdapat pada pi- didukung oleh penyataan Nurminah et al.
sang sebesar 0.95%. Banyaknya bahan baku (2016) bahwa peningkatan nilai kekerasan
yang ditambahkan akan mempengaruhi gel ada pada bertambahnya pektin disebab-
komposisi kimia pada produk akhir hal ini kan karena pektin bersama gula dan asam
terbukti dengan meningkatnya kadar pektin membentuk gel yang kuat sehingga dapat
seiring dengan penambahan pisang candi membuat kekerasan gel pada produk se-
pada pembuatan fruit leather apel. Matriks makin keras. Terjadi penurunan tingkat
buah terutama terdiri dari karbohidrat sep- kekerasan pada penambahan pisang candi
erti gula, pektin dan zat selulosa (Torley et 45%, hal ini dikarenakan peningkatan kadar
al., 2008). Sel-sel tertentu seperti buah cend- air bahan yang dipengaruhi oleh peningka-
erung mengumpulkan lebih banyak pektin. tan kadar pati. Saat pemanasan, pati pada
Pektin banyak terkandung pada kulit buah bahan akan terjadi gelatinisasi sehingga me-
jeruk, apel dan lain-lain (Hastuti, 2016). nyerap air. Menurut Asgar danMusaddad
(2006), peningkatan daya serap air dipen-
Kadar Pati (%) garuhi oleh adanya pati yang telah terge-
Pada Tabel 1 menunjukkan terjadi ke- latinisasi selama proses pengeringan. Panas
naikan kadar pati pada produk seiring ber- yang diberikan selama gelatinisasi sekitar
tambahnya komposisi pisang candi dalam 50-70 °C mengakibatkan pembengkakan en-
produk. Hal ini karena kadar pati pisang ergi kinetik molekul air yang tarik menarik
sendiri memiliki nilai lebih tinggi daripada dengan molekul pati dalam granula. Ang-
kadar pati pada apel, sehingga saat penam- graini (2016) menambahkan bahwa per-
bahan komposisi pisang dalam produk da- bedaan tingkat kekesaran dan tekstur pada
pat menaikkan nilai kadar pati pada produk fruit leather dipengaruhi oleh pembentukan
fruit leather apel. Hasil analisa bahan baku gel yang disebabkan oleh pektin, serat, dan
menunjukkan kadar pati apel sebesar 1.51%, pati yang berpengaruh terhadap gelatinasi

176
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

pada waktu pemanasan yang memberikan 2008). Pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa
hasil berupa matrik gel, sehingga fruit leather semakin tinggi penambahan pisang, maka
memiliki tekstur yang baik. Korelasi antara nilai kelengketan fruit leather apel semakin
kadar air dan tingkat kekerasan dapat dilihat menurun. Hal ini diduga dipengaruhi oleh
pada Gambar 1. Pada Gambar 1, nilai koe- kadar air fruit leather apel. Terjadi penu-
fisien determinasi yang diperoleh menunjuk- runan kadar air fruit leather apel seiring den-
kan bahwa tinggi rendahnya nilai kadar air gan bertambahnya komposisi pisang yang
(% bb) pada fruit leather akan mempengaruhi diberikan pada produk. Kadar air sangat
nilai tingkat kekerasan (g), fruit leather sebe- mempengaruhi tekstur dalam bahan pangan.
sar 95.04%. Pemanasan akan menyebabkan antar mole-
kul-molekul H2O terputus sehingga mole-
Kekompakan (Cohesiveness) kul-molekul H2O bergerak demikian cepat
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa dan beberapa molekul dapat melarikan diri
penambahan pisang candi hingga 30% pada dari permukaan dan menjadi gas (Winarno,
produk memberikan peningkatan nilai ke- 2008). Menguapnya air ini mengakibatkan
kompakan (cohesiveness) produk fruit leather berkurangnya kandungan air pada fruit
apel, sedangkan pada penambahan pisang leather apel. Perpindahan air sebagian dari
hingga 45% terjadi penurunan tingkat ke- matriks bahan menyebabkan berkurangnya
kompakan dari produk. Hal ini diduga ka- kerapatan dan menyebabkan kelengketan
rena pengeringan mampu membuat jaringan berkurang (Sinurat dan Murniyati, 2014).
pada matriks bahan menjadi padat (terikat Selain itu, penambahan pisang menurunkan
antar jaringan) sehingga menaikkan kekom- kadar air produk yang berakibat tegangan
pakan fruit leather. Aguilera (2003) mengemu- permukaan air, padatan dan interaksi air
kakan bahwa pada tingkat pengeringan ren- mengalami penurunan.
dah produk akhir, akan menyebabkan lebih
kompak dan lebih padat karena molekul ter- Elastisitas (Springiness)
bentuk jaringan matriks pada fruit leather Pada Tabel 2 terlihat bahwa penam-
yang dapat menyebabkan penurunan kepa- bahan komposisi pisang candi menurunkan
datan matriks. Kekompakan menunjukkan nilai elastisitas (springiness) produk. Penu-
kekuatan internal yang membentuk suatu runan elastisitas bahan diduga berhubungan
bahan pangan atau menunjukkan hubungan dengan kandungan kadar air fruit leather apel
antara kekuatan atau kekompakan bahan yang menurun menyebabkan penurunan
yang saling berinteraksi. Semakin tinggi nilai tingkat elastisitas fruit leather apel. Terjadi pe-
yang diperoleh menunjukkan bahwa semak- nurunan kadar air pada produk fruit leather
in padu atau kompak produk tersebut (Azhar apel seiring dengan bertambahnya penamba-
et al., 2018). Pada penambahan pisang hingga han pisang candi. Hal ini didukung oleh pe-
45% selain terjadi gelatinisasi yang mengaki- nelitian Rahmanto et al. (2014), pada peneli-
batkan masuknya air pada jaringan bahan tian fruit leather nangka, semakin kecil kadar
sehingga melunakkan jaringan, peningkatan air fruit leather maka tekstur fruit leather akan
total gula pada fruit leather selain untuk pe- semakin keras dan tidak elastis. Air berfung-
manis juga untuk pembentuk tekstur, ketika si sebagai bahan yang dapat mendispersikan
terdapat pektin di dalam sebuah campuran berbagai senyawa yang ada dalam bahan
air, gula akan mempengaruhi keseimbangan makanan. Peningkatan nilai kekerasan gel
pektin dan air karena gula berfungsi seba- juga dipengaruhi oleh peningkatan kadar
gai dehydrating agent yang mengurangi air di pektin disebabkan karena pektin bersama
permukaaan pektin yang mengakibatkan ke- gula dan asam membentuk gel yang kuat se-
mampuan mengikar air semakin meningkat hingga dapat membuat kekerasan gel pada
(Gardjito dan Sari, 2005; Zulkipli, 2016). produk semakin keras sehingga (Nurminah
et al., 2016).
Kelengketan (Adhesiveness)
Kelengketan merupakan tenaga yang Kuat Tarik (Tensile Strength)
diperlukan untuk menghilangkan gaya Pada analisa kuat tarik semakin be-
tarik-menarik antara permukaan bahan ma- sar komposisi penambahan pisang candi
kanan dan permukaan bahan lain ketika dalam pembuatan fruit leather apel, semakin
terjadi kontak (lidah, langit-langit, dan gigi) meningkat nilai kuat tarik produk, hal ini
selama proses memakan (Cardarelli et al., terlihat pada Tabel 2. Penurunan kadar air

177
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

Gambar 1. Grafik korelasi antara kadar air (% bb) dan tingkat kekerasan (g) subtitusi pisang candi
pada fruit leather apel

Gambar 2. Grafik korelasi antara kuat tarik (N) dan perpanjangan (elongasi) (cm) subtitusi pisang candi
pada fruit leather apel

Gambar 3. Spinder chart atribut sensoris keempat fruit leather

178
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

terjadi hingga komposisi penambahan pi- kuat tarik tidak menurun seiring dengan ke-
sang 30% pisang. Penurunan kadar air ini naikan kadar air pada penambahan pisang
diduga menyebabkan ikatan matriks pada 45%. Pada penelitian yang dilakukan Widya-
bahan semakin erat dan kokoh, sehingga ningsih et al. (2012) penambahan konsentrasi
akan menaikkan nilai kuat tarik pada bahan. pektin akan meningkatkan nilai kuat tarik
Kekuatan tarik dapat timbul akibat adanya edible film, karena pektin mampu memben-
ikatan polimer yang terjadi atar atom atau tuk matriks polimer yang kuat dan menjadi-
ikatan sekunder dengan rantai polimer oleh kan kuat tarik intermolekul semakin kuat.
gaya yang diberikan dari luar (Amaliya dan
Putri, 2014). Meskipun pada penambahan pi- Perpanjangan (Elongasi)
sang 45% menaikkan kadar air bahan, tetapi Perpanjangan (elongasi) merupakan
tidak diikuti penurunan nilai kuat tarik ba- persentase perpanjangan atau kemampuan
han. Pada penambahan pisang 45% terjadi maksimal fruit leather saat mulai sobek. Men-
gelatinisasi yang menyebabkan masuknya urut Bertuzzi et al. (2012), Hasil analisa men-
air pada bahan. Saat pemanasan akan terjadi unjukkan bahwa penambahan pisang candi
tarik menarik antara molekul air dan mole- dalam komposisi pembuatan fruit leather
kul pati. apel memberikan pengaruh nyata (p-val-
Menurut Asgar dan Musaddad (2006), ue<0.05) terhadap nilai perpanjangan (elon-
peningkatan daya serap air dipengaruhi oleh gasi) dari produk. Terlihat bahwa semakin
adanya pati yang telah tergelatinisasi selama besar komposisi penambahan pisang candi
proses pengeringan. Oleh sebab itu, nilai dalam pembuatan fruit leather apel, semakin

Tabel 1. Karakteristik kimia fruit leather apel dengan penambahan pisang candi
Karakteristik Kimia
Perlakuan
Kadar Air (% bb) Kadar Pektin (%) Kadar Pati (%)
Apel 100% 18.51 a
3.27a
5.60a
85% Apel : 15% Pisang 16.97b 3.86ab 6.19b
70% Apel : 30% Pisang 15.76c 4.60bc 7.33c
55% Apel : 45% Pisang 17.07b 5.04c 9.18d

Tabel 2. Karakteristik fisik fruit leather apel dengan penambahan pisang candi
Karakteristik Fisik
Elastisi- Kuat
Perlakuan Kekerasan Kekom- Kelengketan Elongasi
tas Tarik
(g) pakan (mJ) (cm)
(mm) (N)
Apel 100% 383.58b 1.02c 1.03a 4.21a 3.28c 0.48c
85% Apel : 15% Pisang 431.48b 1.48b 0.52ab 3.38ab 4.40bc 0.80b
70% Apel : 30% Pisang 514.33a 1.74a 0.27ab 2.42b 5.78ab 1.00ab
55% Apel : 45% Pisang 441.88b 1.46b 0.10b 3.60ab 6.80a 1.13a

Tabel 3. Penentuan perlakuan terpilih


Formulasi Fruit Leather
L1 L2 Lmax Total Rangking
(Apel : Pisang)
100% Apel 0.7981 0.2009 0.0032 1.0022 3
85% Apel : 15% Pisang 0.8336 0.1664 0.0016 1.0016 2
70% Apel : 30% Pisang 0.8725 0.1189 0.0026 0.9940 1
55% Apel : 45% Pisang 0.8102 0.1898 0.0026 10026 4

179
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

meningkatkan nilai perpanjangan (elongasi). apel yaitu Uji Tekstur Profile Analysis (TPA),
Nilai elongasi dipengaruhi oleh nilai kuat kuat tarik, elongasi, kadar air, kadar pektin
tarik produk fruit leather. Semakin kompak dan kadar pati serta 11 atribut sensoris pada
jaringan pada suatu produk, ikatan heliks produk.
yang terjadi semakin kompak sehingga me- Berdasarkan Tabel 3, perlakuan ter-
naikkan nilai kuat tarik dan mempengaruhi baik penambahan pisang candi adalah fruit
peningkatan perpanjangan (elongasi). Hal leather apel dengan komposisi perlakuan 70%
ini sesuai dengan pernyataan Tethool (2011) apel:30% pisang. Perlakuan terbaik pada ta-
bahwa semakin tinggi nilai kuat tarik (ten- hap ini memiliki tingkat kekerasan (hardness)
sile strength), sifat semakin kompak sehingga 514.33 g, kekompakan (cohesiveness) 1.741,
perpanjangan (elongasi) mengalami kenai- kelengketan (adhesiveness) 0.27 mJ, elastisitas
kan. Aguilera (2003) mengemukakan bahwa (springiness) 2.42 mm. Memiliki rasa manis
pada tingkat pengeringan rendah produk kuat, sedikit rasa asam, sedikit rasa pahit,
akhir, akan menyebabkan lebih kompak dan aroma apel yang kuat, sedikit aroma pisang,
lebih padat karena molekul terbentuk jarin- sedikit aroma manis, tekstur yang keras dan
gan matriks pada fruit leather yang dapat me- lengket, sedikit elastis, serta warna kuning
nyebabkan kepadatan matriks. Konsentrasi yang kuat dan sedikit warna coklat.
pektin dan pati menyebabkan peningkatan
nilai persen elongasi (Pradana et al., 2017).
Hal ini karena pektin dan pati bersifat hidro- SIMPULAN
filik yang akhirnya membentuk ruang bebas
dan meningkatkan mobilitas molekul mem-
bentuk ikatan hidrogen. Hasil analisa fisikokimia dan sensoris
Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa penambahan pisang
perlakuan penambahan pisang candi pada candi dalam pembuatan fruit leather apel ter-
pembuatan fruit leather dengan 4 perlakuan baik adalah sebesar 30% yaitu dengan kom-
dievaluasi memiliki 11 atribut sensoris sep- posisi 70% apel:30% pisang. Hasil sensoris
erti rasa manis, rasa asam, rasa pahit, aroma dengan metode Rate All That Apply (RATA),
apel, aroma pisang, aroma manis, tekstur panelis dapat merasakan 9 atribut dari 11
keras, tekstur lengket, tekstur elastis, warna atribut yang ada pada fruit leather.
coklat, dan warna kuning. Atribut ini dinilai
panelis sesuai dengan yang dideteksi pada
keempat sampel fruit leather. Penambahan
pisang candi dalam pembuatan fruit leather
apel dengan komposisi 70% apel dan 30% DAFTAR PUSTAKA
pisang candi memiliki nilai tertinggi pada
atribut sensoris rasa manis, aroma pisang,
tekstur keras dan tekstur elastis, serta warna Aguilera, J,-M., 2003. Drying and dried prod-
kuning, sedangkan rasa pahit dan aroma ucts under the microscope. Food Sci.
manis terjadi penurunan. Penambahan pi- Technol. Int. 9, 137–143. https://doi.
sang candi dalam pembuatan fruit leather org/10.1177/1082013203034640
tidak berpengaruh terhadap rasa pahit dan Amaliya, R,-R., Putri, W, D, -R., 2014. Karak-
aroma manis pada keempat hal ini dikarena- teristik edible film dari pati jagung
kan pada perlakuan tersebut panelis tidak dengan penambahan filtrat kunyit
dapat mendeteksi intensitas terhadap kedua putih sebagai antibakteri. JPA. 2, 43–53
atribut tersebut. Anggraini, S,-R., 2016. Pengaruh penamba-
han labu kuning dan karagenan terha-
Perlakuan Terbaik dap hasil jadi fruit leather nanas. Jurnal
Penentuan perlakuan terbaik menggu- Tata Boga. 5, 89–98. http://jurnalma-
nakan multiple atribute (Zeleny, 1982) adalah hasiswa.unesa.ac.id/index.php/jur-
dengan menentukan nilai ideal pada mas- nal-tata-boga/article/view/13755
ing-masing parameter. Penentuan perlakuan Ares, -G., Bruzzone, -F., Vidal, -L., Cadena, R,
terbaik dianalisa dari parameter kimia, fisik, -S., Giménez, -A., Pineau, -B., Hunter,
dan organoleptik (Kurniasari dan Murtini, D, -C., Paisley, A, -G., Jaeger, S, -R.,
2017). Parameter yang digunakan meliputi 2014. Evaluation of a rating-based
fisik, kimia dan sensoris terhadap fruit leather variant of check-all-that-apply ques-

180
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

tions: rate-all-that-apply (RATA). Food produknya. Skripsi. Universitas Gad-


Qual. Prefer. 36, 87–95. https://doi. jah Mada, Yogyakarta
org/10.1016/j.foodqual.2014.03.006 Hastuti, B., 2016. Pektin dan modifikas-
Amani, N, -G., Sahore, D, -A., Kamenan, -A., inya untuk meningkatkan karakter-
2007. Functional properties of wild yam istik sebagai adsorben. Dipresen-
(Dioscorea sp.) starches. Tropical Science. tasikan di Seminar Nasional Kimia
47(1), 33-37. DOI: 10.1002/ts.189 dan Pendidikan Kimia VIII, Univer-
Asgar, -A., Musaddad, -D., 2006. Optimal- sitas Sebelas Maret, Surakarta, p.
isasi cara, suhu, dan lama blansing se- 157. http://snkpk.fkip.uns.ac.id/
belum pengeringan kubis. Jurnal Hor- wp-content/uploads/2016/11/
tikultura. 16, 349–355. http://dx.doi. BUDI-HASTUTI-PEKTIN-DAN-
org/10.21082/jhort.v16n4.2006.p%25p MODIFIKASINYA-UNTUK-MENIN-
AOAC, 2005. Official Method of Analysis of GKATKAN-KARAKTERISTIK-SEBA-
The Association of Official Analitycal GAI-ADSORBEN-1.pdf
of Chemist. The Association of Anali- Historiasih, R., 2010. Pembuatan Fruit Leather
tycal Chemist Inc, USA Sirsak-Rosella. Skripsi. UPN Veteran.
Azhar, L, M, -F., Fibrianto, -K., Widyotomo, -S., Surabaya
Harijono., 2018. Pengaruh asal bahan Ismail, N, S, -M., Ramli, -N., Mohd, -N., Hani,
baku biji kakao (Theobroma Cacao L.) dan Meon, -Z., 2012. Extraction and charac-
lama conching Terhadap karakteristik terization of pectin from dragon fruit
tekstur dan sifat sensori dark chocolate. (hylocereus polyrhizus) using various
Jurnal Teknologi Pertanian. 19(1), 1-14 extraction conditions. Sains Malaysi-
Bertuzzi, M, -A., Gottifredi, J, -C., Armada, ana. 41, 41–45
-M., 2012. Mechanical properties of Kurniasari, A, -I., Murtini, E, -S., 2017. Ino-
a high amylose content corn starch vasi produk citrus infused honey tea
based film, gelatinized at low tempera- dengan penambahan rosela (Hibis-
ture. Braz. J. Food Technol. 15, 219–227. cus Sabdariffa Linn.) (kajian konsen-
http://dx.doi.org/10.1590/S1981- trasi rosela dan lama infusing). Jurnal
67232012005000015 Teknologi Pertanian. 18, 21–32
Cardarelli, H, -R., Aragon-Alegro, L, -C., Ale- Leiva Díaz, -E., Giannuzzi, -L., Giner, S, -A.,
gro, J, H, -A., de Castro, I, -A., Saad, S, M, 2009. Apple pectic gel produced by
-I., 2008. Effect of inulin and Lactobacillus dehydration. Food Bioprocess Technol.
paracasei on sensory and instrumental 2, 194–207. https://doi.org/10.1007/
texture properties of functional choco- s11947-007-0035-9
late mousse. J. Sci. Food Agric. 88, 1318– Nurminah, M., Astuti, W, F, P., Nainggolan,
1324. https://doi.org/10.1002/jsfa.3208 R, J., 2016. Pengaruh Jenis Zat Pensta-
Diamante, L, -M., Bai, -X., Busch, -J., 2014. Fruit bil dan Konsentrasi Zat Penstabil Ter-
leathers: method of preparation and hadap Mutu Fruit Leather Campuran
effect of different conditions on quali- Jambu Biji Merah dan Sirsak. Skripsi.
ties. Int. J. Food Sci. 2014, 1–12. http:// Universitas Sebelas Maret, Surakarta
dx.doi.org/10.1155/2014/139890 Offia-Olua, B, -I., Ekwunife, O, -A., 2015.
Erawati, F., 2009. Ekstraksi dan Karakter- Production and evaluation of the
isasi Pektin Kulit Pisang (Kajian Jenis physico-chemical and sensory quali-
Asam Pelarut dan Rasio Bahan:Pelarut ties of mixed fruit leather and cakes
Asam). Skripsi. Universitas Brawijaya, produced from apple (Musa Pumila),
Malang banana (Musa Sapientum), pineapple
Fauziah, -E., Widowati, -E., Atmaka, -W., (Ananas Comosus). Niger. Food J. 33,
2015. Kajian karakteristik sensoris dan 22–28. https://doi.org/10.1016/j.ni-
fisikokimia fruit leather pisang tanduk foj.2015.04.004
(Musa corniculata) dengan penambahan Pradana, G, -W., Jacoeb, A, -M., Suwandi, -R.,
berbagai konsentrasi karagenan. Jurnal 2017. Karakter tepung pati dan pektin
Aplikasi Teknologi Pangan. 4, 11–16 buah pedada serta aplikasinya seba-
Gardjito, M., Sari, T, F, K., 2005. Pengaruh gai bahan baku pembuatan edible film.
penambahan asam Sitrat dalam pem- JPHPI. 20(3), 609-619. http://journal.
buatan manisan kering labu kuning ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/
(Cucurbita Maxima) terhadap sifat-sifat viewFile/19818/13685

181
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 3 [Desember 2018] 173-182
Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Apel Manalagi [Puspaningrum dkk]

Rahmanto, S, -A., Parnanto, N, H, -R., Nursi- Torley, P, -J., de Boer, -J., Bhandari, B, -R.,
wi, -A., 2014. Penambahan gum arab Kasapis, -S., Shrinivas, -P., Jiang, -B.,
menggunakan metode accelerated shelf 2008. Application of the synthetic
life test (ASLT) model arrhenius. Jurnal polymer approach to the glass transi-
Teknosains Pangan. 3, 35–45. https:// tion of fruit leathers. J. Food Eng. 86,
jurnal.uns.ac.id/teknosains-pangan/ 243–250. https://doi.org/10.1016/j.
article/view/4660 jfoodeng.2007.10.008
Ramadhan, -K., Atmaka, -W., Widowati, -E., Torres, C, -A., Romero, L, -A., Diaz, R, -I.,
2015. Kajian pengaruh variasi penam- 2015. Quality and sensory attributes of
bahan xanthan gum terhadap sifat apple and quince leathers made with-
fisik dan kimia serta organoleptik fruit out preservatives and with enhanced
leather kulit buah naga daging super antioxidant activity. LWT - Food Sci.
merah (hylocereus costaricensis). Jurnal Technol. 62, 996–1003. https://doi.
Teknologi Hasil Pertanian. 8(2), 115–122. org/10.1016/j.lwt.2015.01.056
https://jurnal.uns.ac.id/ilmupan- USDA, 2017. Apples, raw, without skin. Dili-
gan/article/view/12902/10968 hat 11 Januari 2017. < https://ndb.nal.
Risti, A, -P., Herawati, -N., 2017. Pembua- usda.gov/ndb/foods/show/2123?fgc
tan fruit leather dari campuran buah d=&man=&lfacet=&count=&max=&s
sirsak (Annoma muricata L.) dan buah ort=&qlookup=&offset=&format=Full
melon (Cucumis melo L.). Jurnal Online &new=&measureby>
Mahasiswa Fakultas Pertanian. 4, 1–15. Valenzuela, -C., Aguilera, J, -M., 2015. Effects
https://jom.unri.ac.id/index.php/ of different factors on stickiness of apple
JOMFAPERTA/article/view/17050 leathers. J. Food Eng. 149, 51–60. https://
Sa’adah, L, I, -N., Estiasih, -T., 2015. Karak- doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2014.09.029
terisasi minuman sari apel produksi Widjanarko, S, B., 2018. Gelatinisasi pati/
skala mikro dan kecil di kota batu: ka- adonan berbasis pati. Dilihat 5 Okto-
jian pustaka. Jurnal Pangan dan Agroin- ber 2018. <https://simonbwidjanarko.
dustri. 3, 374–380. http://jpa.ub.ac.id/ wordpress.com/2008/06/20/gelati-
index.php/jpa/article/view/153 nisasi-pati-adonan-berbasis-pati/>
Sinurat, -E., Murniyati, 2014. Pengaruh waktu Widyaningsih, -S., Kartika, -D., Yuni, T, -N.,
dan suhu pengeringan terhadap kuali- 2012. Pengaruh penambahan sorbitol
tas permen jeli. Jurnal Pascapanen dan dan kalsium karbonat terhadap karakter-
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 9, istik dan sifat biodegradasi film dari pati
133–142. http://dx.doi.org/10.15578/ kulit pisang. Molekul. 7(1), 69. http://
jpbkp.v9i2.106 dx.doi.org/10.20884/1.jm.2012.7.1.108
Sudarmadji, S., Haryono, B, Suhardi, 2010. Winarno, F., 2008. Kimia Pangan dan Gizi.
Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta Zeleny, M., 1982. Multiple Criteria Decision Making.
Tethool, E., 2011. Pengaruh Heat Moisture McGraw Hill Book Company, New York
Treatment, Penambahan Gliserol Zulkipli, F, M, P., 2016. Penambahan Kon-
Monostearat Serta Rasio Campuran sentrasi Bahan Penstabil dan Gula Ter-
Tepung Singkong dan Pati Sagu Ter- hadap Karakteristik Fruit Leather Mur-
hadap Sifat Fisikokimia Sohun. Tesis. bei (Morus nigra). Skripsi. Universitas
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Pasundan, Bandung

182

Anda mungkin juga menyukai