PENDAHULUAN
Sirup merupakan larutan gula pekat (sakarosa : high fructosa syrup dan
atau gula invert lainnya) dengan atau tanpa penambahan tambahan makanan yang
diizinkan. Sirup memilik kadar kekentalan yang cukup tinggi serta kadar gula
dalam sirup antara 55 – 65 % menyebabkan pengenceran sangat perlu dilakukan
jika ingin mengkonsumsi sirup.Pembuatan sirup dapat ditambahkan pewarna dan
asam sitrat untuk menambah warna dan cita rasa (Satuhu, 2004)
Untuk pembuatan sirup dari nanas pada penelitian ini di perlukan beberapa
perbandingan jenis gula atau pemanis yang tepat agar mendapatkan hasil yang di
inginkan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Adapun jenis pemanis yang di
gunakan adalah gula aren, gula putih dan nira tebu. Penelitian sirup olahan dari
buah nanas ini memanfaatkan sumber gula lokal yaitu gula aren yang berasal dari
pasaman barat, gula putih dari padang dan nira tebu yang berasal dari agam yang
sebagian besar gula lokal tersebut merupakan potensi yang berasal dari daerah
Sumater Barat.
Dengan di manfaatkan nya gula lokal untuk pembuatan sirup dari nanas
dapat membantu mencukupi kebutuhan ekonomi dari hasil penjualan gula lokal
tersebut dan sumber daya alam di daerah tersebut dapat lebih bermanfaat dari
sebelumnya. Penelitian ini di lakukan untuk mempelajari variasi jenis dan
konsentrasi gula yang digunakan untuk menghasilkan sirup yang berkualitas.
Kualitas sirup di uji dengan menganalisa waktu penyimpanan dan
mikroorganisme yang terdapat pada produk sirup buah nanas, waktu pemasakan,
dan konsentrasi dari masing – masing gula. Penelitian ini diharapkan agar sirup
dari nanas memiliki daya saing tinggi dan sehat untuk kesehatan yang sesuai
dengan SNI dengan memanfaatkan sumber gula lokal yang ada di daerah
Sumatara Barat.
1. Golongan Cayenne
2. Golongan Queen
Buah nanas golongan queen memiliki permukaan daun pendek dan berduri
tajam. Buah nanas berukuran sedang sampai dengan besar. Bentuk dari buah
lonjong mirip dengan kerucut sampai silindris, mata buah menonjol, buah yang
matang berwarna kuning kemerah-merahan dan memiliki aroma rasa buah yang
manis. Tanaman buah nanas golongan queen dapat ditemukan di daerah
Palembang dan Bogor. Buah nanas Palembang memiliki ukuran buah kecil,
mahkota buah besar dan rasa manis, sedangkan nanas Bogor memiliki ukuran
buah kecil, kulit kuning, daging buah berserat halus, dan rasa manis.
Buah nanas (Ananas comosus) mengandung air dan serat yang tinggi
seperti, homoselulosa 67 %, selulosa 38-48 %, alpa selulosa 31 %, lignin 17 %,
serta pentosa 26 %. Daun nanas (Ananas comosus) memiliki kandungan kalsium
oksalat, pectic substances, dan enzim bromelin (Nuraini, 2014). Nanas memiliki
kandungan nutrisi rendah seperti klori, sehingga tidak perlu khawatir berapa
banyak buah nanas yang dikonsumsi. Nanas memiliki Kandungan karbohidrat
termasuk didalamnya terdapat gula yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Nanas memiliki kandungan air dan serat yang tinggi, yang dapat membersihkan
permukaan mulut dan dapat bekerja sebagai sistem pencernaan (Nugraheni, 2016).
Tabel berikut ini merupakan kandungan buah nanas dalam 100 gram menurut
Suprianto (2016)
Berikut adalah tabel Kandungan Gizi yang ada pada buah nanas dalam
100 gram dapat dilihat pada tabel 2.1
Kalori 52 kal
Protein 0,40g
Karbohidrat 16g
Lemak 0,20g
Fosfor 11mg
Fosfor 11mg
Vitamin B1 24mg
Air 85,30g
Vitamin c 9,4mg
Buah nanas (Ananas comosus) dapat dipanen ketika sudah berusia sekitar
12 – 24 bulan dari sejak tanam. Pemanenan buah nanas (Ananas comosus)
dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan pisau, pengambilan buah nanas
yang tepat pada waktu pagi hingga siang hari. Menentukan buah nanas (Ananas
comosus) yang sudah layak panen tanda-tandanya, yaitu mata buah nanas lebih
membulat, mahkota buah nanas sudah membuka, warna kulit buah berubah
kekuningan-kuningan hingga kedasar buah, timbul aroma buah nanas yang khas
serta harum (Agromedia, 2009).
Tebu adalah bahan baku untuk pembuatan gula dan vetsin atau
monosodium glutamat (MSG). Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah
beiklim tropis. Di Indonesia tanaman ini banyak di budidayakan di pulau Jawa
dan Sumatera. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai
kurang lebih 1 tahun. Nira adalah cairan yang dihasilkan dari proses ekstraksi
batang tanaman tebu. Namun sebenarnya, nira juga dapat dihasilkan dari batang
tanaman bit, sorgum dan marpel. Nira tebu yang masih segar berwarna coklat
kehijauan dan berasa manis. Nira tebu yang masih segar memiliki pH 5,5 – 6,0.
Nira tebu mudah mengalami kerusakan. Nira tebu yang telah rusak rasanya akan
berubah menjadi asam, berbuih, berlendir dan berwarna kekuningan.
Hal ini disebabkan karena kandungan sukrosa dalam batang tebu menurun
akibat suhu yang terlalu panas dalam tempat penyimpanan selama lebih dari enam
jam. Selain itu, tumbuhnya mikroorganisme juga akan menyebabkan kerusakan
pada batang tebu. . Untuk itu, batang tebu tidak boleh disimpan terlalu lama dan
nira tebu yang dihasilkan harus segera dimasak.
b. Saccharant
Saccharant merupakan polisakarida non-pati. Saat nira tebu diolah
menjadi gula pasir, saccharant pecah karena proses pemanasan dan berubah
menjadi sukrosa. Berbeda dengan saccharant yang berperan sebagai antidiabetik,
sukrosa justru dapat menyebabkan diabetes.
c. Sukrosa
Sukrosa adalah kandungan utama dalam nira tebu. Sukrosa merupakan
disakarida yang terbentuk dari monomer-monomer, seperti glukosa dan fruktosa.
Sukrosa mengandung cincin glukosa dan cincin fruktosa yang terikat oleh
jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Pada nira yang telah rusak
sukrosa akan berinversi (kembali) menjadi glukosa dan fruktosa. Asetal adalah
senyawa karbon dengan dua gugus eter (-O-) yang terikat pada satu atom karbon
primer. Oleh karena sukrosa terbentuk dari unit glukosa dan fruktosa, maka nira
tebu juga dikatakan mengandung glukosa dan fruktosa.
Sukrosa termasuk oligosakarida (gabungan molekul-molekul
monosakarida yang berjumlah 2-8 molekul monosakarida). Sama halnya dengan
maltosa yang terbentuk reaksi kondensasi (pengembunan) dua unit glukosa yang
bergabung dengan ikatan alpha dan laktosa yang terbentuk dari reaksi kondensasi
gugus hidroksil dari galaktosa dan glukosa yang membentuk ikatan glikosida.
Glikosida adalah zat kompleks yang mengandung gula yang ditemukan
pada tumbuhan. Glukosa merupakan monosakarida yang berperan sebagai sumber
tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa dihasilkan dari proses fotosintesis
pada tumbuhan dan awal proses respirasi pada hewan. Glukosa memiliki lima
atom karbon dan satu atom oksigen yang membentuk cincin piranosa. Oleh karena
itu, glukosa disebut juga heksosa. Glukosa termasuk aldehida karena mengandung
gugus –CHO. Fruktosa merupakan monosakarida yang banyak terdapat pada
tumbuhan. Fruktosa termasuk gula darah karena dapat diserap ke dalam aliran
darah selama proses pencernaan. Glukosa dan galaktosa juga termasuk gula darah.
Fruktosa memiliki empat atom karbon dan satu atom oksigen.
d. Asam Lemak
Asam lemak yang terkandung dalam nira tebu adalah asam linoleat, asam
palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam arakidonat (ARA).
Gula aren berasal dari nira (cairan manis) yang didapatkan dari
penyadapan tandan bunga jantan aren. Sebagai bahan pemanis gula aren aman
untuk dikonsumsi, karena merupakan salah satu jenis pemanis alami. Gula aren
biasanya juga diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu
cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma,
seperti kelapa, aren, dan siwalan. Gula aren memiliki kandungan makro nutrien
yang lebih banyak daripada madu dan gula tebu, mengandung nitrogen, klorida,
sulfur, dan boron yang tidak dimiliki pemanis lainnya serta daya tahan gula aren
lebih baik dan tidak menimbulkan bau apek dibandingkan gula kelapa. Secara
alamiah, gula aren yang biasanya digunakan untuk pemanis pada kecap memiliki
Indeks Glycemic yang rendah. Hal itu menunjukkan gula aren aman dikonsumsi
oleh pengidap diabetes mellitus atau efektif untuk menurunkan berat badan
(Indrawanto, 2010).
3. Gula Pasir
Gula pasir merupakan bahan baku masakan yang terbuat dari sari tebu dan
dikristalkan membentuk serbuk-serbuk seperti pasir. Berbeda dengan gula halus,
gula pasir mempunyai butiran-butiran yang lebih kasar. Gula pasir memiliki rasa
yang manis dan mudah larut dalam air terutama air panas. Gula pasir umumnya
berwarna putih kekuningan atau sedikit coklat. Gula pasir didapatkan dari
ekstraksi sari tebu yang dikristalkan. Gula pasir tidak mempunyai aroma tetapi
berbau harum ketika diolah menjad karamel. Gula pasir banyak ditemui di
manapun dalam bentuk kemasan. Gula pasir menjadi salah satu dari sembilan
bahan pokok yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Gula pasir termasuk rentan terhadap kelembaban karena bisa mengubah tekstur
dari gula tersebut.
Sirup merupakan larutan gula pekat (sakarosa : high fructosa syrup dan
atau gula invert lainnya) dengan atau tanpa penambahan tambahan makanan
yang diizinkan. Sirup memilik kadar kekentalan yang cukup tinggi serta kadar
gula dalam sirup antara 55 – 65 % menyebabkan pengenceran sangat perlu
dilakukan jika ingin mengkonsumsi sirup. Pembuatan sirup dapat ditambahkan
pewarna dan asam sitrat untuk menambah warna dan cita rasa (Satuhu, 2004).
1. Gula; kadar gula dalam sirup akan menentukan kualitas sirup tersebut,
penggunaan sakarin atau siklamat sangat merugikan (berkaitan dengan akibat
yang ditimbulkan).
Misalnya: sirup terkesan kotor (dibuat melalui proses yang kurang higienis)
3. Citarasa dan aroma; citarasa dan aroma sirup akan menunjukkan tingkat
4. Kualitas bahan baku; kualitas bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
sirup akan sangat menentukan kualitas bahan baku yang digunakan dalam
penilaian kualitas sirup dengan cara pengemas yang tidak tepat (baik, bersih)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
1. Ember plastik
2. Panci plastik
3. Kompor atau alat pemanas
4. Panci untuk merebus
5. Alat pengaduk
6. Botol gelas atau botol plastic atau kantong plastic
7. Plastik sealear atau botol sealer
8. Pisau
9. Talenan
10. Blender
11. Saringan;
12. Corong.
3.1.2 Bahan
1. Buah Nanas 2 kg
2. Sari Buah Nanas : 1300 ml
3. Xantan Gum 1%
4. Air 800 ml
5. Garam : 4 gram
6. Asam Sitrat : 0,5 (b/v)
7. Gula lokal :
A. Caramel Gula Pasir : (55%, 60%, 65%)
B. Caramel Nira Tebu : (55%, 60%, 65%)
C. Gula Pasir : (55%, 60%, 65%)
3.3 Parameter
8. Buah Nanas 2 kg
9. Xantan Gum 1%
10. Air 800 ml
11. Garam : 4 gram
12. Asam Sitrat : 0,5 (b/v)
- Konsentrasi Gula
- Jenis Gula
- Waktu Pemasakan
1. Direbus air dengan menggunakan panci, lalu masukan jus buah nanas yang
telah di saring.
2. Setelah mendidih masukkan gula lokal , essence, garam, aduk hingga rata
selama 5 menit menit pada suhu 65ºC
3. Kemudian masukan xantan gum 1%, asam sitrat 0,5% lalu diaduk hingga rata
selama 5 menit pada suhu 65ºC
4. Mengemas dalam botol gelas yang sudah steril. Dalam keadaan masih
mendidih kemudian dikemas. Pengemasan tidak boleh saat larutan menjadi
dingin.
1. Jenis sampel disajikan ke dalam gelas berbeda yang di beri kode Ampas
2. Dilakukan pengujian organoleptik terhadap warna, aroma dan rasa pada sampel
sirup dan menuliskan beberapa respon panelis pada kuisioner yang di sediakan.
Ketika pergantian sampel, panelis harus meminum air putih terlebih dahulu
Penyaringan
Ampas
Penimbangan
Pengadukan Dihomogenkan
Dihomogenkan
Pengadukan
Pengemasan
Pasteurisasi