218-225
Abstrak
Kinetika hidrogenasi katalitik 1-oktadekena telah dipelajari pada pengaruh temperatur reaksi. Katalis
Ni/Zeolit dipreparasi melalui tahapan perlakuan asam (HF, HCl, NH4Cl), kalsinasi dengan N2,
oksidasi dengan O2 dan reduksi dengan H2 serta impregnasi logam Ni (Ni(NO3)2.6H2O) melalui teknik
impregnasi basah dan pertukaran ion. Uji aktivitas katalis dilakukan pada reaksi hidrogenasi katalitik
1-oktadekena pada variasi temperatur yaitu 400°C, 450°C dan 550°C dengan laju alir gas H2 yang
tetap, 15 mL/menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi hidrogenasi katalitik senyawa 1-
oktadekena pada temperatur 400°C memilki konstanta laju reaksi (k) dan energi aktivasi berturut-
turut 0,0900 menit-1 dan -46,14 kJ/mol. Laju reaksi hidrogenasi katalitik senyawa 1-oktadekena
dengan katalis Ni/zeolit semakin menurun dengan meningkatnya temperatur reaksi pada rentang
temperatur 400 hingga 550oC.
Abstract
Kinetic of catalytic hydrogenation 1-octadecena have been studied at temperature reaction influence.
Ni/zeolite catalyst was prepared through acid (HF, HCl, NH4Cl), calcinations using N2, oxidation
using O2, reduction using H2 and impregnation Ni from Ni(NO3)2.6H2O treatment. Catalyst activity
was done at catalytic hydrogenation 1-octadecena at various temperature (400°C, 450°C and 550°C)
using hydrogen at flow rate of 15 mL/minute. The research showed that hydrogenation catalytic of 1-
octadecena at the temperature of 400°C had reaction constant and energy activation were 0,0900
minute -1 and -46,14 kJ/mol. The rate of catalytic hydrogenation 1-octadecena using Ni/Zeolite was
decreased while the temperature was increasing from 400oC to 550oC.
218
Pengaruh Temperatur terhadap Kinerja … (Handoko, dkk.)
ditingkatkan maka selektivitas terhadap pembentukan rendah tidak dapat berlangsung pada permukaan
butena akan meningkat. Hidrogenasi 1,3-butadiena kristal tunggal Pd (III), namun hidrogenasi tersebut
dengan katalis Pt (111), Pt (755) kristal tunggal dan Pt dapat berlangsung secara efisien pada paladium
foil pada temperatur kamar menunjukkan laju reaksi nanopartikel. Pembentukan ikatan lemah hidrogen
yang hampir sama, akan tetapi laju reaksi dengan subsurface adalah kunci utama agar hidrogenasi
katalis Pt (100) menunjukkan laju yang lebih lambat. berlangsung secara mudah pada Pd nanopartikel.
Su (1998) mempelajari dehidrogenasi dan Hidrogen tersebut dapat secara mudah diakses oleh
hidrogenasi sikloheksena pada permukaan Pt (III). alkena sehingga hidrogenasi dapat berlangsung. Pada
Kenaikan temperatur pada permukaan Pt akan paladium kristal tunggal atom hidrogen terdifusi
menyebabkan laju reaksi hidrogenasi turun dan sangat dalam (kuat) pada bulk sehingga tidak
meningkatkan laju reaksi dehidrogenasi. Pada terjangkau oleh alkena teradsorpsi. Keadaan ini
temperatur 300 hingga 400 K terjadi reaksi hidrogenasi menyebabkan reaksi hidrogenasi tidak bisa
sikloheksena menjadi sikloheksana dan pada reaksi berlangsung.
dehidrogenasi sikloheksena membentuk benzena. Struktur dan sifat fisik partikel logam yang
Anderson (2007) mempelajari penggunaan air kecil pada bentuk oksida dan zeolit sangat menarik
sebagai solven dalam reaksi hidrogenasi senyawa perhatian. Penggunaan nikel untuk penelitian pada
aromatis menggunakan katalis Pd/karbon nanofiber. umumnya digunakan dalam jumlah yang banyak,
Hidrogenasi katalitik pada senyawa asam aromatik sedangkan penggunaan nikel pada skala industri justru
(seperti asam benzoat, asam fenil asetat, asam sinamat) digunakan dalam jumlah yang sedikit. Santos (2003)
menggunakan katalis Pd/karbon nanofiber bersifat mempelajari hubungan antara jumlah nikel dengan
selektif terhadap cincin aromatis tanpa harus timbulnya proses peracunan, pengotoran pada katalis
memberikan proteksi pada gugus asam di luar cincin. dalam proses perengkahan secara katalitik dan hasil
Paladium dalam karbon memiliki kristalinitas yang penelitia tersebut menyimpulkan bahwa aktivitas
tinggi, faceted, dan relatif tipis (thin). Struktur katalis berbanding terbalik dengan jari-jari partikel Ni
permukaan yang datar tersebut sangat mendukung yang digunakan sebagai katalis. Pada umumnya reaksi
reaksi hidrogenasi senyawa yang berbentuk cincin hidrogenasi senyawa alkena mengikuti mekanisme
karena akan memudahkan adsorpsi paralel sehingga “Horiuti-Polanyi” (Augustine, 1996) seperti yang
menyebabkan terjadinya aktivitas senyawa cincin ditunjukkan pada Gambar 1.
tersebut serta terjadinya transfer hidrogen. Gugus O-H Reaksi hidrogenasi alkena pada umumnya
pada asam atau amida mampunyai 2 pilihan yaitu selalu digunakan katalis logam aktif seperti Pt, Pd,
dikelilingi oleh molekul air atau berinteraksi dengan dan Ni. Penggunaan logam aktif tersebut didasarkan
permukaan Pd. Keadaan ini akan meningkatkan pada keberadaan orbital d yang belum terisi penuh
probabilitas interaksi antara cincin aromatis dan elektron sehingga orbital d dan orbital s yang
permukaan logam. berdekatan akan mengalami degenerasi sehingga
Do’yle (2004) mempelajari hidrogenasi pada berada dalam tingkat energi yang sama.
permukaan logam. Hidrogenasi alkena pada tekanan
Gambar 1. Mekanisme reaksi hidrogenasi alkena pada permukaan katalis (logam aktif)
219
Reaktor, Vol. 12 No. 4, Desember 2009, Hal. 218-225
Pada keadaan degenerasi maka orbital electrón dari kromatogram digunakan untuk perhitungan
tersebut akan memiliki probabilitas yang lebih tinggi secara kuantitatif yang menggambarkan konsentrasi
dalam menyediakan situs asam Lewis, dimana situs dari senyawa hasil konversi 1-oktadekena. Analisis
tersebut merupakan bagian penting yang mampu kualitatif dilakukan untuk mengetahui jumlah dan
mengadsorpsi umpan pada permukaan katalis logam. jenis senyawa yang terdapat dalam produk hasil
Sementara digunakan zeolit sebagai pengemban konversi 1-oktadekena. Hal ini dapat dilakukan karena
logam aktif didasarkan pada kerangka yang dimilikinya dengan analisis menggunakan GC maka dihasilkan
dan keberadaan situs Bronsted. Pada umumnya kromatogram dengan puncak-puncak pada waktu
penggunan zeolit sebagai katalis untuk mengarahkan retensi tertentu. Masing-masing waktu retensi
terjadinya reaksi perengkahan (cracking). Mekanisme menunjukkan satu jenis senyawa tertentu. Produk
perengkahan tersebut menurut Campbell (1988) tersaji yang diharapkan dari hasil hidrogenasi katalitik atau
pada Gambar 2, 3 dan 4. pemutusan rantai panjang dari 1-oktadekena menjadi
Penggunaan katalis sistem logam pengemban alkana rantai pendek.
(Ni/zeolit) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk Berat produk hasil reaksi hidrogenasi katalitik
mengarahkan dua macam reaksi yaitu reaksi adisi dan senyawa 1-oktadekena yang diperoleh dapat
perengkahan, meskipun reaksi adisi lebih mudah terjadi digunakan untuk mengamati dan menentukan laju
dibandingkan reaksi perengkahan. penurunan jumlah reaktan atau laju peningkatan
Produk reaksi yang diperoleh dianalisis dengan jumlah produk dalam satuan waktu.
menggunakan kromatografi gas (GC). Luas puncak
H H H H
H3CR' (g)
R C C R' (g) R C H C R'
H H H H H RCH2
H
H2 H2 H2
R" C C C C R'
R H
H
H2 H2 H2
CH2 RCH3 (g) + R" C C C C R'
H H
H2 H2 H
R" C C C C zeolitR' β scission zeolit
CH3 C + R" C CH2 (g)
H
R'
H
zeolit zeolit
H
H
H C C H+
R'
+ H2C C R' (g)
H
H
zeolit zeolit
220
Pengaruh Temperatur terhadap Kinerja … (Handoko, dkk.)
221
Reaktor, Vol. 12 No. 4, Desember 2009, Hal. 218-225
222
Pengaruh Temperatur terhadap Kinerja … (Handoko, dkk.)
Konstanta Laju Reaksi dan Energi Aktivasi Reaksi Gambar 12. Grafik ln (Wo-Wp) vs waktu pada
Hidrogenasi Katalitik 1-Oktadekena temperatur 550°C
Konstanta laju reaksi dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut, Berdasarkan Gambar 12 diperoleh harga konstanta
laju reaksi hidrogenasi katalitik 1-oktadekena pada
ln (Wo - Wp) = − kt + ln (Wo) (1)
temperatur 550°C sebesar 0,0215 menit-1.
sehingga dengan membuat grafik ln (Wo-Wp) vs t, Energi aktivasi ditentukan dengan
maka nilai k dapat ditentukan dari harga slope grafik. menggunakan persamaan Arhenius sebagai berikut,:
Ea
−
k = A.e RT
(2)
dimana,
Ea = Energi aktivasi (J/mol)
k = kontanta laju reaksi
R = konstanta atau tetapan gas (8,314 JK-1mol-1)
T = temperatur (Kelvin)
A = Konstanta Arhenius
223
Reaktor, Vol. 12 No. 4, Desember 2009, Hal. 218-225
bernilai negatif. Pada reaksi hidrogenasi katalitik berharga negatif sehingga reaksi hidrogenasi katalitik
senyawa 1-oktadekena terjadi penurunan laju reaksi 1-oktadekena termasuk reaksi anti Arhenius.
pada peningkatan temperatur reaksi lebih lanjut.
Penyebab dari gejala tersebut kemungkinan disebabkan DAFTAR PUSTAKA
fraksi penutupan pada permukaan katalis oleh reaktan
Anderson, J. R. and Boudart, M., (1981), Catalysis
cenderung berkurang pada peningkatan temperatur
Science and Technology, First Edition, Springier
lebih lanjut. Sehingga diprediksi jumlah tumbukan
Verlag, Berlin.
efektif reaktan pada permukaan katalis juga akan
semakin sedikit. Augustine, R. L., (1996), Heterogeneous Catalysis for
Untuk reaksi bimolekuler, proses katalisasi Chemist, Marcel Dekker Inc., New York.
diawali dengan aktivasi dua molekul reaktan (A dan B)
Belitz, H. D., and Grosch, W., (1999), Food
dengan cara adsorpsi pada permukaan katalis.
Chemistry, second edition, Germany: Springer-Verlag
kad k2
Katalis + A + B Kat-A + Kat-B Katalis + Produk
Berlin Heidelberg
kdes
sehingga Bell, A. T., (1987), Support and Metal Support
Interaction in Catalyst Design, John Wiley & Sons,
r = k [Kat - A][Kat - B] atau r = k θ A θ B dan New York.
k ads Boudart, M. and Bell, A. T., (1987), Catalyst Design,
b= (3) Edisi I, A Wiley-Interscience Publication, New York.
k des
b adalah tetapan kesetimbangan adsorpsi Campbell, I. M., (1988), Catalysts at Surfaces, New
Dari persamaan diatas dan persamaan isotherm York: Chapman and Hall Ltd.
Langmuir : Costas, S. T. et al., (2000), Dealuminated H-Y
b A [ A] Zeolite: Influence of The Degree and The Type of
θA = Dealumination Method on Structural and Acidic
1 + b A [ A] + b B [ B]
Characteristics of H-Y Zeolite, Ind. Eng. Chem, 39,
θA adalah A yang teradsorpsi pada katalis 307-319.
b B [ B]
θB = Dyer, A., (1988), An Introduction to Zeolite
1 + b A [ A] + b B [ B] Molecular Sieves, John Wiley and Sons Ltd.,
θA adalah B yang teradsorpsi pada katalis Chichester, England
sehingga Farouq, A. T., Zabidi, A. N. M., Mohamed A. R., and
k b A [A] b B [B] Bhatia, S., (2003), Catalytic Conversion of Palm Oil
r= 2
(4) Over Meso Porous Aluminosilicate MCM 41 for The
(1 + b A [ A] + b B [ B])
Production of Liquid Hydrocarbon Fuel, Fuel
karena Processing Technology, vol. 84, issues 1-3, 15 Nov
θ = f (T)P atau θ = f (P)T (5) 2003, page 105-120, Elsevier Science B.V., Publisher.
∑ adsorbat
θ= (6) Gasser, R. P. H., (1987), An Introduction to
∑ situs Chemisorption and Catalysis by Metal, Oxford
r = f(θ A , θB ) T,P (7) Science Publication, Clarendon Press, Oxford.
Gaya, J. C. A., (2003), Biodiesel from Rape Seed Oil
Berdasarkan persamaan (3) dan (7), pada and Used Frying Oil in European Union, Copernicus
peningkatan temperatur pada daerah 400 hingga 550oC Institute, Universiteit Utrecht.
reaksi hidrogenasi katalitik 1-oktadekena dengan
katalis Ni/zeolit menunjukkan adanya penurunan laju Hughes, R., (1984), Deactivation of Catalyst,
reaksi. Keadaan ini menunjukkan bahwa pada daerah Academic Press Inc. Ltd., 24-28 Oval Road London.
temperatur 400 hingga 550oC berada pada daerah anti
Kloprogge, T. J., Doung, L. V., and Ray, L. F.,
Arhenius. Pada daerah anti Arhenius dapat dijelaskan
(2005), A Review of The Synthesis and
karena terjadinya penurunan fraksi penutupan pada
Characterization of Pillared Clays and Related Porous
permukaan oleh adsorbat.
Material for Cracking of Vegetable Oil to Produce
Biofuel, Environmental Geology Journal, Vol. 47,
KESIMPULAN
number 7, May, Springer Heidelberg, Berlin.
Laju reaksi hidrogenasi katalitik senyawa 1-
oktadekena dengan katalis Ni/zeolit semakin menurun Kunkeler P. J. et al., (1998), Zeolite Beta: The
dengan meningkatnya temperatur reaksi pada rentang Relationship between Calcination Procedure,
temperatur 400 hingga 550oC. Besarnya energi aktivasi Aluminum Configuration, and Lewis Acidity, J.
reaksi hidrogenasi katalitik 1-oktadekena dengan Catal., 180, 234.
katalis Ni/zeolit pada kisaran temperatur 400°C-550°C
224
Pengaruh Temperatur terhadap Kinerja … (Handoko, dkk.)
Laidler, K., J., (1950), Chemical Kinetics, 1st Ed., Satterfield, C. N., (1980), Heterogenous Catalysis in
McGraw-Hill Book Company, Inc., New York. Practices, New York: McGraw-Hill Book Co.
Pachenkov, G. M. and Lebedev, V. P., (1976), Smith, K., (1992), Solid Support and Catalyst in
Chemical Kinetic and Catalysis, 2nd Ed., Mir Organic Synthesis, Ellis Horwood PTR, Prentice Hall,
Publishers, Moscow. London.
Ramesh, B.D. et al., (2000), Hydrogenation of 1- Su, X. et al., (1998), Cyclohexene Dehydrogenation
alkenes Catalysed by Anchored Montmorillonite and Hydrogenation on Pt(111) Monitored by SFG
Palladium (II) Complexes : a Kinetic Study, Trans. Surface Vibrational Spectroscopy: Different Reaction
Met. Chem., 25, 639. Mechanisms at High Pressures and in Vacuum, Catal
Lett., 54, 9-15.
Sang, O. Y., (2003), Biofuel Production From Catalytic
Cracking of Palm Oil, Energy Sources Journal, Vol. Yoon, C. et al., (1997), Hydrogenation of 1,3-
25, number 9, September, Taylor & Francis Publisher. butadiena on Platinum Surfaces of Different
Structures, Catal. Let., 46, 37.
Santos, L. T. et al., (2004), Nickel Activation for
Hydrogenolysys Reaction on USY Zeolite, Catal. Lett.
92, 81.
225