Disusun Oleh :
1. Eva Noviana M R 21024010080
2. Nadia Ayu Winanda 21024010083
3. Nasywa Aulia Wijaya 21024010089
4. Reza Agung Amijaya 21024010092
5. Apria Yuvitar Devani P 21024010094
KELOMPOK 2
GOLONGAN T3
Selai Nanas
Uji Organoleptik 1 2 3 4 5
Aroma ✓
Warna ✓
Tekstur ✓
Rasa ✓
Keterangan :
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = netral/agak suka
4 = suka
5 = sangat suka
4.2 Pembahasan
Pengolahan hasil pertanian buah-buah dengan menjadikannya sebagai selai
menjadi alternatif mengkonsumsi buah dalam jangka panjang. Biasanya selai
dibuat untuk melengkapi menu makanan roti. Rasanya yang asam, manis, dan
aroma segar buah membuat selai disukai banyak orang. Selai yang baik
berdasarkan SNI 3746:2008 adalah selai dengan karakteristik warna, aroma, dan
rasa yang normal dengan tekstur serat buah dengan pH sekitar 3,1 – 3,5 dengan
membentuk gumpalan (Pariangga, 2021). Selai adalah makanan berbahan dasar
buah yang telah diolah dengan cara dipanaskan dan tambahan gula. Mula-mula
daging buah dihaluskan hingga menjadi bubur kemudian dimasak dengan api
sedang. Penambahan gula bertujun untuk mengentalkan adonan selai dan
menghasilkan cita rasa manis. Selai yang baik akan membentuk gel akibat reaksi
gula. Ketika enzim pektin bertemu gula dalam air saaat kondisi masam akan
menyebabkan pektin menggumpal dan meninggalkan serabut halus yang menahan
air. Nurani (2020) menyatakan bahwa pemanfaatan gula akan mempengaruhi
keseimbangan pektin air sehingga menggumpal dan menahan cairan.
Praktikum pembuatan selai nanas menggunakan bahan utama parutan nanas
dan gula, untuk memperkuat aroma ditambahkan kayu manis dan cengkeh. Kayu
manis dan cengkeh merupakan bahan rempah nusantara yang membantu masakan
agar terasa lebih sedap dan nikmat dengan aroma khas. Selai dimasak hingga
berwarna coklat keemas an dengan tekstur yang menggumpal. Prosedur
pembuatan yang harus dilakukan adalah mengaduk adonan selama dipanaskan
jangan sampai terlewat. Sebab selai akan mudah gosong jika tidak diaduk-aduk.
Hasil dari praktikum pengolahan makanan selai nanas kemudian diuji dengan cara
pengujian organoleptik sederhana dengan memberikan rating 1-5. Organoleptik
adalah sebuah uji bahan makanan berdasarkan kesukaan dan keinginan pada suatu
produk. Uji organoleptik biasa disebut juga uji indera atau uji sensori merupakan
cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Indera yang dipakai dalam uji
organoleptik adalah indera penglihat/mata, indra penciuman/hidung, indera
pengecap/lidah, indera peraba/tangan (Gusnadi et al. 2021).
Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan bahwa aroma pada selai nanas
mendapakant nilai 4 yang artinya suka, aroma yang dihasilkan masih memiliki
aroma nanas dan memiliki ciri khas bahwa buah yang dijadikan selai tersebut,
sehingga orang yang mengonsumsi selai tersebut pasti akan mengetahui bahwa
bau tersebut merupakan buah nanas. Warna selai nanas mendapat nilai 5 yang
artinya sangat suka karena warna yang dihasilkan orange kecoklatan. Tekstur
pada selai nanas mendapat nilai 5 yang artinya suka karena sudah mengental
seperti selai pada umumnya. Rasa selai nanas mendapat nilai 5 yang artinya
sangat suka karena rasanya tidak terlalu manis dan masih terdapat rasa buah
nanas.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Selai adalah makanan berbahan dasar buah yang telah diolah dengan cara
dipanaskan dan tambahan gula.
2. Aroma yang dihasilkan masih memiliki aroma nanas dan memiliki ciri khas
cengkeh dan kayu manis
3. Berwarna orange kecoklatan, dan bertekstur kental yang cukup padat, dan
memiliki rasa yang tidak terlalu manis dan masih terdapat rasa buah nanas.
5.2 Saran
Saran dari praktikum materi pengolahan semi basah ini adalah pemotongan
nanas lebih baik diparut daripada diblender agar tekstur serat nanasnya masih ada.
Pemanasan dilakukan dengan api kecil dan menggunakana panci anti lengket.
DAFTAR PUSTAKA
Angraeni, P.D. & Rahmawati, D.A. 2014. Efektivitas Daya Atibakteri Ekstrak Kulit
nanas (Ananas comosus) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans.
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2008. SNI 3746:2008: Selai Buah.
https://www.scribd.com/doc/144557005/SNI-3746-2008- Selai. Tanggal akses
18 November 2023.
Dalimartha, S. &Adrian, F. 2013. Fakta Ilmiah Buah & Sayur. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Gusnadi, D. Taufiq, R. Dan Baharta, E. (2021). Uji Oranoleptik Dan Daya Terima
Pada Produk Mousse Berbasis Tapai Singkong Sebegai Komoditi Umkm Di
Kabupaten Bandung. Jurnal Inovasi Penelitian. 1(12) : 2883 – 2888
Kartika, P. N., & Nisa, F. C. (2015). Studi Pembuatan Osmodehidrat Buah Nanas (
Ananas comosus L . Perendaman Pineapple ( Ananas comosus L . Merr )
Osmodehydrate : Study on Sugar Concentration in Osmotic Solution and
Soaking Time, 3(4), 1345–1355
Nurani, F.P. (2020). Penambahan Pektin, Gula, dan Asam Sutrat Dalam Pembiatan
Selasi dan Marmalade Buah-buahan. Journal og Food Technology And
Agroindustry. 2(1):27-32.
Nurani, F. P. 2020. Penambahan Pektin, Gula, Dan Asam Sitrat Dalam Pembuatan
Selai Dan Marmalade Buah-Buahan. Journal of Food Technology and
Agroindustry, 2(1), 27-32
Pariangga, R. (2021). Pengaruh Konsentrasi Gliserin dan Lama pemasakan pada
Mutu Selai Nanas. Doctoral Dissertatuon. ITB.
Putri, R.D. dan Andriani, I. 2016. Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Nanas
(Ananas comosus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter
actinomycetescomitans. Jurnal Repository. Universitas
MuhammadiyahYogyakarta. Vol.5(2). Hal: 406-419
Samadi, B. 2014. Panen Untung dari Budi Daya Nanas Sistem Organik. Yogyakarta:
LILY PUBLISHER.
Suyanti. 2010. Panduan Mengolah 20 Jenis Buah. Jakarta: Penebar Swadaya
Winahyu, N. 2022. Perencanaan Bisnis Produk Olahan Berbasis Komoditas Nanas Di
Kabupaten Kediri. Jurnal Pertanian CEMARA, 19 (1), 65–76.