Anda di halaman 1dari 10

STUDY ON CONSUMER ACCEPTANCE OF JELLY CANDY Seaweed (Eucheuma cottonii)

WITH THE ADDITION OF NATURAL DYES rosele (Hibiscus sabdariffa L)

By:
Yuliati1), N Ira Sari2), Suardi Loekman3)
E-mail: yuli_andesti@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to determine consumer acceptance of jelly seaweed (Eucheuma


cottonii) with the addition of natural dyes rosele (Hibiscus sabdariffa L). The method used is
experiment with a completely randomized design, consisting of 4 levels of treatment of R0
(without the addition of roselle), R1 (extra rosela 15%), R2 (extra rosela 20%), and R3 (extra
rosela 25%). The parameters tested were organoleptic, chemical analysis and treatment of the
best views of the parameters tested is treated R3 (xtra rosela 25%) with a red color such criteria
(7.29), the distinctive aroma of seaweed no (7.46), sweetness and typical rosela acid (7.57),
teksturserat-fiber smooth and not sticky (7.58), with a water content of 15.20%, ash content of
0.42%, 4.33% reducing sugar.

Keywords: jelly, roselle, seaweed, organoleptic assessment

1. Mahasiswa Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau


2. Dosen Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau
STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP PERMEN JELLYRUMPUT LAUT (Eucheuma
cottonii) DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI ROSELA(Hibiscus sabdariffa L)

Oleh:
Yuliati1), N Ira Sari2), Suardi Loekman3)
E-mail: yuli_andesti@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerimaan konsumen terhadap permen
jelly rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan penambahan pewarna alamirosela(Hibiscus sabdariffa L).
Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan acak lengkap, terdiri dari 4 taraf perlakuan
yaitu R0 (tanpa penambahan rosela), R1 (penambahan rosela 15%), R2 (penambahanrosela 20%), dan R3
(penambahan rosela 25% ). Parameter yang diuji adalah organoleptik, analisis kimia dan perlakuan yang
terbaik dilihat dari parameter yang diuji yaitu perlakukan R3 (penambahan rosela 25%) dengan warna
merah kriteria seperti (7.29), aroma khas rumput laut tidak ada (7.46), manis dan khas rosela asam (7.57),
teksturserat-serat halus dan tidak lengket (7.58), dengan kadar air 15,20%, kadar abu 0,42%, dan kadar
gula pereduksi4,33%.

Kata kunci: permen jelly, rosela, rumput laut, penilaian organoleptik

1. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau

PENDAHULUAN permen jelly, kelemahan permen jelly


Rumput laut (seaweed) merupakan salah menurut Aryani (2009), adalah rupa yang
satu jenis tanaman tingkat rendah yang dihasilkan kurang menarik, disarankan
termasuk golongan ganggang yang hidup di untuk melakukan penambahan pewarna
air laut dan bentuk tanaman ini tidak alami. Salah satu pewarna alami yang dapat
mempunyai akar, batang, dan daun sejati digunakan adalah rosela karena mengandung
yang disebut dengan thallus sehingga pigmen antosianin, dimana antosianin
tumbuhan ini dinamakan Talofita (Akbar et merupakan suatu pigmen berwarna merah,
al., 2001). Rumput laut sebagai sumber gizi ungu dan biru yang biasa terdapat pada
memiliki kandungan karbohidrat (gula atau tanaman tingkat tinggi. Antosianin biasanya
vegetable gum), protein, sedikit lemak dan digunakan sebagai pewarna merah pada
abu yang sebagian besar merupakan makanan, selain sebagai pewarna antosianin
senyawa garam natrium dan kalium. Rumput juga memiliki manfaat lain yaitu
laut juga mengandung vitamin A, B1, B2, memberikan efek kesehatan seperti
B6, B12, C, serta mineral seperti kalium, mencegah penyakit jantung, anti radang,
kalsium, fosfor, natrium, zat besi dan menurunkan panas, menurunkan tekanan
yodium (Anggadireja et al., 2008). darah, menstimulasi gerak peristaltik usus
Diverfikasi rumput laut telah banyak dan mengatasi sembelit seperti bunga rosela
dilakukan salah satunya diolah menjadi (Irawan, 2008).
Penambahan pewarna alami bunga rosela cottoni) dengan penambahan rosela.
dalam pembuatan permen jelly berpotensi Rancang percobaan yang dipergunakan
memberikan warna merah yang menarik dan adalah rancang acak lengkap (RAL) satu
cita rasa serta aroma yang khas, karena
faktor yang terdiri dari empat taraf
adanya asam-asam organik, terhadap
permen jelly rosela yang perlakuan yaitu R0 (tanpa penambahan
dihasilkan.Penelitian yang telah dilakukan rosela), R1 (penambahan rosela 15%), R2
Dewanti (2013), menyatakan bahwa (penambahan rosela 20%), dan R3
penambahan rosela pada selai rumput laut (penambahan rosela 25%) dengan tiga kali
dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% ulangan sehingga unit percobaan dalam
menghasilkan penambahan larutan rosela penelitian ini adalah 12 unit, persentasi
yang terbaik adalah 15%. Sehingga perlu
rosela ditulis dari berat rumput laut. Adapun
dilakukan penelitian, dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh penerimaan konsumen model matematis yang digunakan menurut
terhadap permen jelly rumput laut Sudjana (1991), adalah sebagai berikut:
(Eucheuma cottonii) dengan penambahan Yij = µ + α i+ ∑ij
pewarna alami rosela (Hibiscus sabdariffa Dimana :
L). Yij = variable yang akan dianalisa
METODE PENELITIAN µ = Rata-rata umum atau rata-rata
Bahan yang digunakan dalam sebenernya
penelitian ini adalah rumput laut (E. αi = efek atau pengaruh perlakuan
cottonii), rosela (pewarna alami), sukrosa, ke-i
sirup glukosa (glukosa cair), asam sitrat, ∑i = sisaan atau galat terhadap
vanili, air bersih, tepung tapioca, tepung perlakuan ke-I pada ulangan ke-j
gula. Bahan kimia lainnya yang digunakan Parameter yang diuji dalam penelitian
Pb asetat, aquades, Na oksalat, Na hidrat, adalah organoleptik berupa rupa, rasa,
larutan luffschoorl, kalium hidroksida, asam tekstur, dan aroma, analisis kadar air, kadar
sulfat, Yodium, Na thiosulfat, alkohol, abu,dan kadar gula reduksi.
natrium finofinat, shaffer-somogyi, iodide Prosedur Penelitian
oksalat, natrium iosulfat, asam klorida, Pembuatan larutan rosela
natrium hidroksida, iodium. 1. Kelopak bunga rosela yang diperoleh
Alat-alat yang digunakan yaitu cetakan di sortasi dan dicuci bersih
permen, timbangan, kompor, kuali, 2. Rosela direndam selama 24 jam
pengering mekanis (oven), desikator, cawan dengan air hangat (60-70oC). Dengan
porselin, Erlenmeyer, pipet tetes, kertas perbandingan air hangat dan rosela
saring, tabung reaksi, gelas ukur, lampu adalah 70 dan 30 dari 1 kg rosela.
spritus, batang pengaduk dan hotplate, pisau, 3. Larutan disaring
baskom, blender, panci perebus, 4. Larutan siap digunakan
sendok/pengaduk, nampan.
Metode yang digunakan dalam penelitian Prosedur pembuatan permen jelly
adalah eksperimen yaitu melakukan rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan
pengolahan permen jelly rumput laut (E. penambahan larutan rosela
1. Rumput laut kering dicuci dan Penilaian organoleptik
direndam sampai mekar dan air Penilaian organoleptik terhadap permen jelly
diganti selama 1 hari dari rumput laut (E.cottonii) dengan
penambahan rosela,dilakukan dengan
2. Rumput laut setelah direndam
menggunakan uji kesukaan yang terdiri dari
diambil sebanyak 200 g mekar 80 panelis tidak terlatih. Pada uji kesukaan
dihaluskan dengan menggunakan ini panelis di minta untuk memberikan
blender dan sedikit air. penilaian terhadap permen jelly dari rumput
3. Kemudian rumput laut yang telah laut(E.cottonii) dengan penambahan rosela
halus dimasak bersama air sampai yang meliputi rupa,aroma, rasa,dan tekstur.
kelarutannya merata dengan ditandai Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 1 dan 2.
tidak lengketnya bubur rumput laut
jika dipegang. Tabel 1.Tingkat penerimaan konsumen
4. 400 gram sirup glukosa (glukosa terhadap permen jellyrumput laut
cair) dan 100 gram sukrosa, asam (E.cottonii) dengan penambahan
sitrat 0,2%, vanili, Na benzoate 0,2% rosela.
Kriteria Rupa Aroma Rasa Tekstur
dan penambahan rosela (sesuai Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
perlakuan) dimasukkan kedalam panelis panelis panelis panelis
(%) (%) (%) (%)
larutan, diaduk sampai mengental R0 50 (62,5) 65(81,25) 65(81,25) 55(68,75)
dan homogen. R1 55(68,78) 68 (85) 55(68,75) 65(81,25)
R2 65 (75) 70 (87,5) 60 (75) 70 (87,5)
5. Adonan yang telah masak kemudian R3 60(81,25) 75(93,75) 68 (85) 75(93,75)
dituangkan kedalam cetakan dan
didinginkan selama 1 jam dalam Dari Tabel 1 bahwa panelis yang
suhu ruang. menyukai rupa permen jelly rumput laut
6. Kemudian adonan yang telah dingin dengan penambahan rosela dengan tingkat
dimasukkan kedalam lemari kesukaan amat sangat suka sekali, sangat
o
pendingin dengan suhu 0 C selama 2 suka sekali, sangat suka dan suka, dilihat
jam. Untuk menetralkan suhu setelah dari nilai rupa, aroma, rasa, dan tekstur,
pendinginan permen diletakkan pada maka perlakuan yang disukai panelis adalah
R3 dan yang tidak disukai adalah perlakuan
suhu ruang selama 1 jam.
R0.
7. Permen jelly rosela dipotong-potong Nilai rata-rata organoleptik permen jelly
kemudian dikeringkan dibawah sinar rumput laut dapat dilihat pada Tabel 2.
matahari.
8. Kemudian permen jelly dibalur
dengan tepung tapioca dan tepung
gula yang sudah disangrai selama 20
menit dengan perbandingan (1:1)
Tabel 2.Nilai rata-rata organoleptik permen
dengan tujuan untuk menghilangkan jelly rumput laut dengan
sifat lengket pada permen jelly penambahan rosela
rosela. Perlakuan Criteria
Rupa Aroma Rasa Tekstur
HASIL DAN PEMBAHASAN R0 6,31a 6,46a 5,73a 5,83a
R1 7,00b 6,50a 6,58a 6,62a terhadap suatu produk.Warna yang menarik
R2 7,13b 7,28b 7,32b 7,34b bisa menimbulkan rasa suka terlebih dahulu
R3 7,29b 7,46b 7,57b 7,58 b sebelum konsumen tersebut mengkonsumsi
makanan tersebut.Rupa atau warna juga
Nilai rupa memberikan petunjuk mengenai perubahan
Pada umumnya kesan pertama yang kimia dalam makanan (Mustain, 2002).
dirasakan oleh konsumen pada saat melihat
suatu produk biasanya melalui rupa ataupun Nilai aroma
penampakan dari produk tersebut dan Aroma merupakan salah satu parameter
konsumen cenderung lebih memilih produk yang menentukan rasa enak dari suatu
yang memiliki rupa yang menarik. Rupa produk pangan.Dalam industri bahan
berkaitan dengan bentuk, ukuran, warna, pangan, pengujian terhadap aroma sangat
sifat-sifat permukaan seperti suram, penting karena dengan cepat dapat
mengkilat, datar, bergelombang dan lain-lain memberikan penilaian terhadap hasil
(Soewarno,1981). industrinya, apakah produknya disukai atau
Berdasarkan analisis variansi bahwa tidak disukai oleh konsumen (Soekarto
permen jelly rumput laut dengan dalam kartika Marwita, 2008). Hasil uji
penambahan rosela memberi pengaruh nyata kesukaan terhadap aroma permen jelly
terhadap nilai rupa permen jelly rumput laut, rumput laut dengan penambahan rosela
dengan nilai Fhitung (4,31) >Ftabel (4,07) pada dapat dilihat pada Tabel 2.
tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan uji Berdasarkan analisis variansi bahwa
beda nyata jujur menunjukkan bahwa R0 permen jelly rumput laut dengan
berbeda nyata denganR1, R2dan R3 , tetapi R1 penambahan rosela memberi pengaruh nyata
tidak berbeda nyata dengan R2dan R3pada terhadap nilai aromapermen jelly rumput
tingkat kepercayaan 95%. laut, dengan nilai Fhitung (38,5) >Ftabel (4,07)
Secara umum rupa permen jelly rumput pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan
laut dengan penambahan rosela dapat uji lanjut beda nyata jujur perlakuan R0tidak
diterima oleh konsumen.Panelis lebih berbeda nyata denganR1dan R2,
menyukai rupa permen jelly rumput laut namunberbeda nyata dengan R3pada tingkat
perlakuan R3karena memiliki warna merah. kepercayaan 95%.
Warna merah ini disebabkan oleh Dari data yang diperoleh pada Tabel 3
kandungan rosela. dapat diketahui bahwa panelis lebih
Perbedaan warna permen jelly rumput menyukai aroma permen jelly perlakuan R3
laut disebabkan karena adanya penambahan yaitu 7,46dimana R3 lebih tercium aroma
rosela, semakin banyak penambahan rosela roselanya sehingga banyak disukai
maka rupa permen jelly menjadi warna konsumen. Secara umun aroma permen jelly
merah. Warna merah pada rosela, karena rumput laut dengan penambahan rosela
adanya pigmen antosianin (Mardiah et al., dapat diterima oleh konumen. Panelis lebih
2009) menyukai aroma permen jelly perlakuan R3,
Warna menjadi salah satu parameter yang permen jelly tersebut tidak memiliki aroma
sangat menentukan kesukaan konsumen
khas rumput laut, hal ini disebabkan karena terbentuk karena bahan-bahan yang di
adanya penambahan rosela. gunakan dan pembentukannya.Tekstur
merupakan sekelompok sifat fisik yang di
Nilai rasa timbulkan oleh eleven struktural bahan
Rasa merupakan respon lidah terhadap pangan yang dapat di rasa oleh alat peraba
rangsangan yang diberikan oleh suatu (Purnomo dalam Marwita,2008).
makanan yang merupakan salah satu faktor Berdasarkan analisis variansi bahwa
penting yang dapat berpengaruh terhadap permen jelly rumput laut dengan
konsumen pada suatu produk makanan.Rasa penambahan rosela memberi pengaruh nyata
merupakan salah satu faktor yang terhadap tekstur permen jelly rumput laut
memegang peranan penting dalam dengan nilai Fhitung (236,67) >Ftabel (4,07)
menentukan keputusan akhir konsumen pada tingkat kepercayaan 95%. Secara
untuk menerima atau menolak suatu umum panelis lebih menyukai tekstur pada
makanan. Meskipun hasil penelitian perlakuan R3, karena pada perlakuan R3
terhadap parameter lain lebih baik tetapi jika terdapat serat-serat halus dan agak lengket,
rasa produk memberikan penilaian tidak hal ini disebabkan karena waktu pemasakan,
enak maka produk tersebut akan ditolak oleh semakin lama waktu pemasakan maka
konsumen (Fellows, 2000). tekstur permen jellyrumput laut
Berdasarkan uji beda nyata jujur akansemakin lengket (Oktaviana, 2013).
menunjukkan bahwa R0tidak berbeda nyata
denganR1danR2, namun berbeda nyata
Kadar air
dengan R3pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil dari analisis variansi
Perbedaan rasa antara masing-masing kadar air permen jelly rumput laut dengan
perlakuan disebabkan oleh penambahan penambahan rosela memberi pengaruh.
rosela yang berbeda. Semakin banyak rosela Semakin banyak rosela yang ditambah maka
yang ditambahkan maka rasa permen jelly kadar air meningkat, hal ini disebabkan
rumput laut semakin asam. Penerimaan karena penambahan rosela yang berbeda.
panelis terhadap nilai rasa pada penambahan Kadar airpermen jelly rumput lautdengan
rosela yang banyak disebabkan karena rasa penambahan rosela dapat dilihat pada Tabel
roselanya lebih dominan.Pada umumnya 3.
konsumen secara keseluruhan sangat
menyukai rosela. Karena rosela dapat
mencegah kekurangan vitamin C dan
membantu proses pencernaan (Dewanti, Tabel 3. Nilai kadar air (%) permen jelly
rumput laut (E.cottonii) dengan
2013).
penambahan rosela.
Perlakuan Ulangan Rata-
Nilai tekstur rata
Tekstur merupakan salah satu faktor yang 1 2 3
mempengaruhi pilihan konsumen terhadap R0 9,02 9,10 9,25 9,12a
suatu produk pangan. Tekstur khas permen R1 10,22 10,21 9,80 10,08b
jelly sebagai bahan makanansemi basah R2 12,14 11,12 13,05 12,10c
R3 15,64 14,98 14,99 15,20d dengan padatan total yang disebut juga
dengan unsur mineral dalam bahan pangan.
Berdasarkan Tabel 3 kadar air permen Kadar abu permen jelly rumput laut
jelly rumput laut (E.cottonii) dengan dengan penambahan rosela dapat dilihat
penambahan rosela tertinggi terdapat pada pada Tabel 4.
perlakuan R3 yaitu 15,20% dan terendah
terdapat pada perlakuan R0 yaitu 9,12%. Tabel 4.Nilai kadar abu (%) permen jelly
Berdasarkan dari hasil analisis variansi rumput laut (E.Cottoni) dengan
kadar air permen jelly rumput laut yaitu penambahan rosela.
Fhitung (74,79) > Ftabel (4,07) pada tingkat Perlakuan Ulangan Rata-
rata
kepercayaan 95%. Berdasarkan uji beda 1 2 3
nyata jujur menunjukkan bahwa perlakuan R0 0,06 0,10 0,13 0,10a
R1 0,16 0,19 0,23 0,19a
R0, R1, R2 dan R3 berbeda nyata pada tingkat
R2 0,26 0,32 0,35 0,31a
kepercayaan 95%. R3 0,39 0,42 0,45 0,42a
Menurut Kartika (2010), tentang
pengaruh proporsi isomalt dan penambahan Berdasarkan Tabel 4 kadar abu permen
konsentrasi ekstrak kelopak bunga rosela. jelly rumput laut (E.cottonii) dengan
Kadar air permen jelly mengalami penambahan rosela tertinggi terdapat pada
peningkatan dengan semakin bertambahnya perlakuan R3 yaitu 0,42% dan terendah
keasaman permen akibat penambahan terdapat pada perlakuan R0 yaitu 0,10%.
ekstrak kelopak bunga rosela. Berdasarkan dari hasil analisis variansi
Konentrasi asam sitrat yang ditambahkan kadar abu permen jelly rumput laut yaitu
semakin banyak akan mempengaruhi kadar Fhitung (48) >Ftabel (4,07) pada tingkat
air. Asam sitrat yang ditambahkan semakin kepercayaan 95%. Berdasarkan uji beda
banyak dapat meningkatkan laju invers. nyata jujur menunjukkan bahwa R0 tidak
Sukrosa menjadi glukosa dan fraktosa, berbeda nyata dengan R1, R2 dan R3 pada
semakin asam adonan permen jelly maka tingkat kepercayaan 95%.
semakin tinggi kadar air yang dihasilkan Semakin banyak larutan rosela yang
pada permen jelly (Kartika, 2010). ditambahkan maka kadar abu semakin
meningkat, karena pada rumput laut banyak
Kadar abu mengandung mineral. Menurut De man
Abu residu adalah organik dari dalam Marwita (2008), menyatakan mineral
pembakaran bahan-bahan organik. Biasanya dalam makanan biasanya ditemukan dalam
komponen-komponen tersebut terdiri dari pengabuan atau insinerasi (pembakaran)
kalium, natrium, besi, mangan, dan yang dapat merusak senyawa organik dan
magnesium (Desrosier, 1988 dalam Imran meninggalkan mineral.Selanjutnya, bahan
2004) Waluyo dalam Wahyuni (2008) mineral ini dapat berupa garam organik atau
menambahkan kadar abu merupakan semua organik dalam bentuk sederhana.
bahan yang tersisa dalam bentuk abu setelah
pengabuan dan kadar abu ini berhubungan Kadar gula reduksi
Gula reduksi ialah gula yang mempunyai reduksi akan menurun, hal ini disebabkan
gugus aldehida atau keton bebas yang dalam karena pada rosela terdapat Vitamin C yang
suasana basaa dapat mereduksi logam- menyebabkan kadar gula reduksi menurun
logam, sedangkan gula itu sendiri (Mardiah, 2009).
teroksidasi menjadi asam-asam (asam
aldonat, asam ketonat atau kuronat). KESIMPULAN DAN SARAN
Tingkat penerimaan konsumen terhadap
Penentuan gula reduksi menurut cara permen jelly rumput laut dengan penambahan
Munson Walker dipakai untuk penentuan rosela pada perlakuan R3 (penambahan rosela
glukosa, fruktosa dan gula invert 25%), merupakan perlakuan yang disukai
(Sudarmadji et al., 1997). konsumen sebanyak 70 orang (87,5%), diikuti
Kadar gula reduksi permen jelly rumput dengan perlakuan R2 sebanyak 66 orang
laut dengan penambahan rosela dapat (82,5%), R1 sebanyak 61 orang (76,25%), dan
dilihat pada Tabel 5. R0 sebanyak 59 orang (73,75%).
Penambahan rosela pada permen jelly
Tabel 5.Nilai kadar gula reduksi (%) permen rumput laut member pengaruh nyata terhadap
jelly rumput laut (E.Cottonii) nilai organoleptik rupa, aroma, rasa tekstur,
dengan penambahan rosela. kadar air, kadar abu, dan kadar gula reduksi.
Perlakuan Ulangan Rata- Berdasarkan parameter organoleptik perlakuan
rata
yang terbaik terdapat pada perlakuan R3
1 2 3
(penambahan rosela 25%) dengan karakteristik
R0 10,20 9,75 11,03 10,33d
organoleptik rupa warna merah (7,29), aroma
R1 6,42 10,56 7,84 8,27c
R2 4,73 7,60 5,98 6,10b khas rumput laut tidak ada (7,46), rasa manis
R3 4,50 4,48 4,02 4,33a dan khas rosella asam (7,57), tekstur serat-serat
halus dan agak lengket (7,58), dengan kadar air
Berdasarkan Tabel 6 kadar gula reduksi 15,20%, kadar abu 0,42%, kadar gula reduksi
permen jelly rumput laut (E.cottonii) dengan 4,33%.
penambahan rosela tertinggi terdapat pada
Dari hasil penelitian yang telah
perlakuan R0 yaitu 15,25% dan terendah
dilakukan, maka disarankan untuk
terdapat pada perlakuan R3 yaitu 4,33%.
menambahkan rosela lebih banyak lagi agar
Berdasarkan dari hasil analisis variansi
rasa dan warna permen tersebut lebih
kadar gula reduksi permen jellyrumput laut
menarik, dan melalukan penelitian lanjutan
yaitu Fhitung(0,27) < Ftabel (4,07) pada tingkat
tentang masa simpan.
kepercayaan 95%. Berdasarkan uji beda
nyata jujur menunjukkan bahwa R0 berbeda DAFTAR PUSTAKA
nyata dengan R1, R2 dan R3 pada tingkat
kepercayaan 95%.
Berdasarkan analisa variansi kadar gula
Anggadiredja, J. T.2008.
reduksi permen jelly rumput laut memberi
PotensidanManfaatRumputLaut
pengaruh terhadap nilai kadar gula reduksi
Indonesia.InstitutPertanian Bogor.
permen jelly rumput laut, karena adanya
Bogor.
penambahan rosela yang berbeda, semakin
banyak penambahan rosela maka kadar gula
Comojime.2008. Dan IlmuKelautan, Universitas Riau.
Apaitutanamanobat.www.famfajfijai (tidakditerbitkan)
ofja.com.diaksespadatanggal15
November 2015 Maryani, H.,danKristiana, L. 2008.
KhasiatdanManfaatRosela.Jakarta. PT
Dewanti, A. Agro Media Pustaka.hal 6, 25-31.
2013.PengaruhPenambahanLarutanR
Sudarmadji, S., Bambang dan Suhardi.
osela (Hibiscus sabdariffa L)
1997. Prosedur Analisa untuk Bahan
PadaSelaiRumputLaut
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta :
(Eucheumacottonii)
Liberty.
TerhadapPenerimaanKonsumen.[Skr
ipsi].FakultasPerikanandanIlmuKela Sudaryati, H.P. dan T. Mulyani. 2010. The
utanUniversitasRiau :Pekanbaru. manufacture of lemon jelly candy by
the addition of gelatin and glucose –
Fellows, J, P. 2000. Food Processing
sucrose proportion. Prosiding Seminar
Technology Principle and
NasionaldanPertemuanTahunanPerhi
Practice.SecondEditon.Woodhead
mpunanAhliTeknologiPangan
Publishing Limited and CRC Press.
Indonesia (PATPI).Yogyakarta.
Boca Raton, Cambridge.
Sudjana.1991.DesaindanAnalisaEksperimen
Kartika, A. 2010. Pengaruhproporsi .Edisi II. Taristo, Bandung. 412 hal.
(iomaltsukrosa) dan
konsentrasiekstrakkelopak bunga
roselaterhadapsifatfisikokimia dan
organoleptik dan permenjelly. Skripsi
S-1, FakultasTeknologiPertanian
UKWM, Surabaya.

Kartika,
HastutidanSupartono.1988.PedomanU
jiInderawiBahanPangandanGizi.Yogy
akarta.

Mardiah, Hasibuan, S., Rahayu,


A.,danAshadi, R.W. 2009.
BudidayadanPengolahan
Rosela.Ed.Ke-1. Jakarta.Agromedia.

Marwita, R. 2008. PenerimaanKonsumen


Dan MutuPermen Jelly Yang Diolah
Dari Rumput Laut (Eucheuma
cottonii). SkripsiFakultasPerikanan

Anda mungkin juga menyukai