INDRIANI NURFADILAH
3 1805025291
SAROFAH AFRIANI
4 1805025303
.
6 ELIS SETYANINGRUM
1705025004
JURNAL 1
PENGEMBANGAN BERAS ANALOG DENGAN MEMANF
AATKAN JAGUNG PUTIH
DEFINISI
• Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung
lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang
oval menyerupai beras, tapi tidak terproses secara alami dan
warnanya sedikit berbeda daripada beras biasa.
• Jagung putih merupakan salah satu varietas jagung yang
memiliki sedikit bahkan tidak memiliki pigmen karoten
didalam endosperma biji jagung.
01 TUJUAN 02 BAHAN
Tujuan dari penelitian ini 1. Jagung putih varietas Pul
adalah agar dapat ut Harapan (waxy)
mengembangkan beras
analog berbasis jagung 2. Jagung Putih varietas Lok
putih serta mengevaluasi al Purbalingga (non waxy)
sifat fisikokimia dan
sensorinya. 3. Pati sagu
Bahan kimia : enzim
thermamyl, enzim peptin,
enzim pankreatin, gliseril
mono stearate.
METODE
- Analisis pada bahan baku :
1. Analisis proksimat
2. Kadar karbohidrat
3. Kadar amilosa
4. Profil gelatinisasi
Sifat fisikokimia pada beras analog adalah kadar proksimat dan ser
at pangan.
- Kadar air beras analog <14% (bb).
- Kadar protein beras analog lebih rendah dibandingkan dengan
beras sosoh.
- Kadar karbohidrat pada beras analog yang diperolah cukup
tinggi.
- Serat pangan pada beras analog cukup tinggi yaitu 4.45 – 5.75
%.
Karakteristik Fisik Beras Analog
1. Waktu Pemasakan
Waktu pemasakan nasi analog A, B, dan C adalah berturut-turut 3.80,
4.06, dan 3.53 yang tidak berbeda nyata (p>0.05).
2. Laju Kehilangan Air
Pada penelitian pengamatan dilakukan selama 5 jam. Laju 1st falling d
own ketiga beras analog tidak berbeda nyata (p>0.05). Selanjutnya pada 60 hing
ga 300 menit tahap ini disebut Constant Rate Period (CRP). Nilai CRP untuk be
ras A, B, dan C adalah 0,0003 Gh2o/g menit sedangkan untuk nasi lebih besar y
aitu 0.0004 gH2O/g menit.
3. Derajat Putih dan Warna
Analisis warna dilakukan dengan menggunakan Chromameter. Notasi L* menu
njukkan tingkat kecerahan suatu produk. Nilai L* untuk ketiga formula berkisar
antara 71.52 – 71.76, nilai ini menunjukkan tingkat kecerahan ketiga beras ham
pir mendekati warna putih. Namun nilai L* beras analog masa lebih rendah dib
andingkan dengan beras sosoh yaitu 80.54.
LANJUTAN
ALAT
Lemari Es Sendok Tanur
Blender Panci Neraca Analitik
Timbangan Kompor Desikator
Plastik pembungku
Baskom Alat Pengukur
s
Nampan Dandang Penjepit
Cawan porcelen 30
Pisau Oven
ml
BAHAN
TEKSTUR
Hasil ini meningkat sejalan dengan penambahan protein daging ikan lele dengan hasil
uji Kruskal wallis (p<0,05) yaitu dengan adanya perbedaan konsentrasi protein ikan
lele pd produk kerupuk memberi pengaruh terhadap nilai hedonic tekstur. Panelis lebih
menyukai kerupuk ikan bertekstur padat.
KESIMPULAN