PATI TALAS
Oleh :
Nama : Gerry Romora Tarigan
NIM : 122310068
Kelompok :4
Nama Asisten : Al Aqib A. Ramadhan (121310017)
Talas merupakan salah satu tanaman yang memiliki kadar pati yang tinggi di
bagian umbinya. Kadar pati pada umbi talas lebih tinggi daripada pati di umbi
singkong. Tapi, pati pada umbi talas memiliki beberapa kelemahan yaitu
rendemen pati yang dihasilkan rendah dikarenakan banyaknya lendir yang
ada pada talas sehingga menghalangi proses pemisahan granula pati, warna
yang dihasilkan mempunyai derajat putih yang rendah dan atalas memiliki
bau yang lumayan menyengat.
Pada praktikum pati talas yang dilakukan kali ini memiliki tujuan sebagai
berikut:
2.1 Talas
Umbi talas berasal dari Asia Tenggara yang tersebar ke Cina, Jepang, dan
beberapa pulau di Samudra Pasifik. Umbi talas sering dijumpai hampir di
seluruh kepulauan Indonesia dari daerah pantai dan pegunungan. Talas
(Colocasia esulenta L.Schoot) merupakan jenis tanaman yang tergolong
keluarga talastalasan atau Araseae. Umbi talas berbentuk lonjong hingga agak
bulat, kulitnya kasar, terdapat bekas-bekas pertumbuhan dari akar, dan
warnanya coklat. Daging dari buahnya berwarna putih atau ungu sedikit
merah jambu. Di Indonesia talas tumbuh hampir diseluruh kepulauan dan
tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan diatas 1000 m dpl, baik secara
ditanam maupun liar. Tingkat produktifitas talas tergantung pada kultivar,
umur dari tanaman dan kondisi lingkungan tempat tumbuh umbi talas.
Seperti produk pertanian yang lain, talas memiliki masa simpan yang terbatas.
Talas yang tidak terkonsumsi sampai batas masa simpannya akan terbuang
percuma. Selama ini penanganan pascapanen yang umum dilakukan terhadap
talas adalah mengolahnya menjadi keripik. Pengolahan keripik talas saat ini
umumnya masih menggunakan metode penggorengan yang konvensional
yaitu menggoreng menggunakan wajan biasa. Penggorengan ini mempunyai
banyak kelemahan yaitu salah satunya adalah suhu minyak yang sangat tinggi
dan sulit untuk dikontrol. Hal ini dapat menstimulir terbentuknya senyawa
akrilamida, yaitu suatu senyawa karsinogenik yang dapat terbentuk akibat
proses pengolahan pangan pada suhu tinggi.
Talas yang sering digunakan sebagai bahan baku keripik adalah talas jenis
talas sutera karena umbinya yang besar nan berwarna putih bersih sehingga
sering dipilih sebagai bahan baku keripik talas. Umbi talas mengandung
kristal kalsium oksalat yang dapat menyebabkan gatal, kristal kalsium oksalat
yang berbentuk seperti jarum-jarum tipis menusuk kedalam lapisan kulit yang
tipis, yang terdapat pada didaerah bibir, lidah dan tenggorokan, berlanjut
timbul iritan yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman seperti gatal-gatal
dan perih. Ada 5 berbagai cara yang digunakan untuk menghilangkan kadar
oksalat yang ada pada tanaman umbi talas. Umbi talas sudah banyak dikenal
oleh masyarakat, namun belum sepopuler umbi kayu dan umbi jalar umbi
talas juga dapat diolah menjadi keripik talas yang digemari oleh konsumen,
karena rasanya yang khas. Di Indonesia terdapat beberapa jenis talas, salah
satunya adalah talas bogor atau yang lebih dikenal dengan talas ketan. Ciri-
cirinya warna dari pelepahnya hijau tua kemerahan dan daunnya berbentuk
seperti hati. Selain itu talas mengandung karbohidrat yang sangat tinggi
sehingga bisa dijadikan sebagai sumber energi. Salah satu sumber daya
pangan lokal yang dapat dijadikan sebagai alternatif usaha diversifikasi
pangan adalah umbi talas (Colocasia esculenta). Umbi umbian merupakan
sumber karbohidrat yang sangat penting sebagai penghasil energi atau kalori
di daerah tropis dan subtropis. Umbi talas juga merupakan bahan pangan
yang sangat rendah lemak, bebas dari gluten dan sangat mudah dicerna. Talas
juga memiliki ukuran granula pati yang kecil yaitu sekitar 1-4µm. Ukuran
dari granula pati yang kecil tersebut bisa bermanfaat mengatasi masalah dari
pencernaan. [1]
2.2 Pati
Sumber: Klikdokter
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia
yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat
sebagai zat gizi merupakannamakelompok zat-zat organik yang mempunyai
struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan
dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon
(C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi
dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida yangmerupakan
molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa
yangdapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang
dibentuk olh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri
atas polisakarida yang terdiri atas lebihdari dua ikatan monosakarida dan serat
yang dinamakan juga polisakarida nonpati. Karbohidrat selain berfungsi
untuk menghasilkan energi, juga mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh.
Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis pada makanan, penghemat
protein, pengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feses.
Jenis-jenis Karbohidrat
1. Karbohidrat Sederhana
a. Monosakarida. Ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa, dinamakan juga sebagai gula
anggur, terdapat luasdi alam dalam jumlah sedikit yaitu dlama sayur, buah,
sirup jagung, sari pohon dan bersamaandengan fruktosa dalam madu. Glukosa
memegang peranan sangat penting dalamilmu gizi. Glukosa merupakan hasil
akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa pada hewandanmanusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang
beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Fruktosa,
dinamakan sebagai gulabuah yang merupakan gula paling manis. Gula ini
terutama terdapat dalammadu bersamaglukosa dalam buah, nektar bunga dan
juga di dalam sayur. Galaktosa, terdapat di dalamtubuhsebagai hasil
pencernaan laktosa.
b. Disakarida. Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan
laktosa. Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri
atas 99 % sukrosa dibuat dai keduamacam bahan makanan tersebut melalui
proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merahdibuat dari kelapa, tebu atau
enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa jugabanyak
terdapat di dalam buah, sayuran dan madu. Bila dihidrolisis atau dicernakan,
sukrosapecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa.Maltosa (gula malt)
tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati.
Bila dicernakan atau dihidrolisis, maltosapecahmenjadi dua unit glukosa.
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atassatuunit
glukosa dan satu unit galaktosa. Banyak orang, terutama yang berkulit
berwarna (termasukorang Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena
kekurangan enzimlaktase yangdibentuk di dalam dinding usu dan diperlukan
untuk pemecahan laktosa menjadi glukosadangalaktosa. Kekurangan laktase
ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosayang tidak dicerna
tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini
mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang menyebabkan
gejala kembung, kejangperut dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa
lebih banyak terjadi pada orangtua.
2. Karbohidrat Kompleks
a. Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati,
dekstrin, glikogen dan polisakarida nonpati.Pati, merupakan karbohidrat
utama yang dimakanmanusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati
terutama terdapat dalampadi-padian, biji- bijian dan umbi-umbian. Beras,
jagung dan gandum mengandung 70-80 % pati, kacang-kacangkering sepeti
kacang kedelai, kacang merah dan kacang hijau mengandung 30-60%pati,
sedangkan ubi, talas, kentang dan singkong mengandung 20-30% pati. Proses
pemasakanpati disamping menyebabkan pembentukan gel juga akan
melunakkan dan memcah sel, sehinggamemudahkan pencernaannya. Dalam
proses pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis menjadi glukosa. Pada
tahap petengahan akan dihasilkan dekstin dan maltosa. Dekstrin, merupakan
produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial
pati. Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk
simpanan karbohidat di dalamtubuh manusia dan hewan, yang terutama
terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagiandari glikogen disimpan di
dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalamotot hanyadapat
digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen
dalamhati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel
tubuh.
Sumber: Merdeka.com
Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan dengan cara pengilingan atau
penepungan. Tepung memiliki kadar air yang rendah, hal tersebut
berpengaruh terhadap keawetan tepung. Jumlah air yang terkandung dalam
tepung dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat dan jenis atau asal
bahan baku pembuatan tepung, perlakuan yang telah dialami oleh tepung,
kelembaban udara, tempat penyimpanan dan jenis pengemasan. Tepung juga
merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan,
karena akan lebih tahan disimpan, mudah dicampur, dibentuk dan lebih cepat
dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis. Cara yang
paling umum dilakukan untuk menurunkan kadar air adalah dengan
pengeringan, baik dengan penjemuran atau dengan alat pengering biasa.
Sumber: Gramedia
3.1.1 Alat
1. Pisau
2. Baskom/ wadah
3. Saringan
4. Timbangan analitik
3.1.2 Bahan
1. Talas
2. Air
Mulai
Talas dikupas dan dicuci bersih
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Talas yang digunakan pada praktikum ini sebanyak 504 gram dan air
sebanyak 400 ml. Setelah melalui semua proses praktikum pembuatan pati
didapatkan hasil akhir yaitu 41 gram tepung pati.
4.2 Pembahasan
Pati, secara kimiawi, adalah polimer karbohidrat yang terdiri dari molekul
glukosa yang dihubungkan bersama dalam rantai panjang. Ini adalah
karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi utama bagi manusia dan
banyak hewan. Pati banyak terdapat pada tumbuhan, antara lain akar, umbi-
umbian, biji-bijian, dan buah-buahan. Struktur kimia pati terdiri dari sejumlah
besar unit glukosa yang dihubungkan bersama melalui ikatan glikosidik. Pada
tumbuhan, pati berfungsi sebagai cadangan energi yang dapat digunakan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme pada periode tertentu,
terutama pada saat tanaman memerlukan sumber energi tambahan. Pati
merupakan karbohidrat kompleks yang harus dihidrolisis (dipecah menjadi
glukosa) oleh enzim pencernaan dalam sistem pencernaan manusia sebelum
dapat diserap dan digunakan sebagai sumber energi. Hal ini terjadi selama
pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Selain sebagai sumber energi,
pati juga digunakan dalam industri makanan sebagai bahan baku berbagai
produk seperti tepung, perekat, pengental dan lain-lain. Pati memiliki sifat
higroskopis yang memungkinkannya menyerap air, oleh karena itu sering
digunakan sebagai pengental dalam masakan.
Pembuatan pati dari umbi talas. Pertama pengupasan talas dan pencucian talas
hingga bersih. Setelah talas terkupas bersih , talas dipotong kecil-kecil.
Kemudian talas sebanyak 500 gram ditambahkan air sebanyak 400 gram
untuk dihaluskan menggunakan blender. Setelah talas dihaluskan, talas
kemudian diperas dan disaring kedalam wadah. Hasil perasan dan saringan
talas didiamkan selama 24 jam untuk mendapatkan pati basah nya. Setelah 24
jam air pada endapan dibuang hingga menyisakan pati nya saja. Kemudian
jemur pati basah selama 1 hari menggunakan panas matahari. Setelah kering,
pati dihaluskan lalu di ayak menggunakan ayakan 100 mesh. Maka dari itu
pati sudah dapat digunakan.
Faktor yang mempengaruhi kandungan endapat pati, yang pertama yaitu jenis
tanaman yang ingin diambil patinya. Pada praktikum kali ini digunakan umbi
talas belitung yang dimana talas belitung memiliki kandungan pati yang
tinggi. Yang kedua yaitu lamanya pengendapan, semakin lama pengendapan
maka semakin banyak juga pati basah yang didapatkan. Ketiga yaitu proses
penyimpanan endapan pati, semakin statis tempat penyimpanan maka
semakin banyak juga endapan pati yang didapat, karena penyimpanan yang
statis akan mencegah pati akan bercampur dengan air lagi. Yang terakhir
adalah ketelitian untuk memisahkan air dengan pati nya, semakin teliti maka
semakin sedikit endapan pati yang terbuang sehingga jumlah pati basah yang
didapatkan akan lebih maksimal. [7]
5.2 Saran
Praktikum pati talas ini sudah berjalan dengan baik karena mendapatkan hasil
dengan bagus. Namun untuk kedepannya praktikum ini masih dapat
dimaksimalkan lagi. Hal yang dapat ditingkatkan lagi yaitu pada saat
penjemuran endapan pati juga penghalusan dan pengayakan serbuk pati
semua anggota kelompok harus hadir semua agar semua kelompok
mengetahui metodologi pembuatan pati talas dari awal hingga akhir secara
langsung.
DAFTAR PUSTAKA