Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

PATI TALAS

Oleh :
Nama : Gerry Romora Tarigan
NIM : 122310068
Kelompok :4
Nama Asisten : Al Aqib A. Ramadhan (121310017)

PROGRAM STUDI TEKNIK BIOSISTEM


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Talas atau nama ilmiahnya Xanthosoma sagittifolium merupakan salah satu


umbi-umbian yang mudah ditemuin di daerah indonesia. Talas banyak
dibudidayakan di Indonesia karena talas dapat tumbuh di daerah yang
beriklim tropis dan tidak terlalu memerlukan pengairan yang intens. Talas
juga dapat tumbuh sepanjang tahun didaerah dataran rendah sampai dataran
tinggi. Talas berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat.

Talas mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan karena


memiliki berbagai manfaat. Tanaman talas merupakan tanaman penghasil
karbohidrat yang memiliki peranan cukup strategis sebagai sumber bahan
pangan. Talas mengandung karbohidrat berkisar antara 13-29% dengan
komponen utama adalah pati yang mencapai 77,9%. Karena kandungan pati
nya yang cukup tinggi, talas memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai
bahan baku tepung-tepungan.

Talas merupakan salah satu tanaman yang memiliki kadar pati yang tinggi di
bagian umbinya. Kadar pati pada umbi talas lebih tinggi daripada pati di umbi
singkong. Tapi, pati pada umbi talas memiliki beberapa kelemahan yaitu
rendemen pati yang dihasilkan rendah dikarenakan banyaknya lendir yang
ada pada talas sehingga menghalangi proses pemisahan granula pati, warna
yang dihasilkan mempunyai derajat putih yang rendah dan atalas memiliki
bau yang lumayan menyengat.

Pati termasuk biopolimer senikristalin berupa polisakarida yang terbentuk


dari unit unit glukosa yang berikatan dengan ikatan glikosida. Secara spesifik,
ikatan glikosida dalam pati adalah aalpa glikosida, yaitu suatu ikatan kovalen
yang menggabungkan 2 molekul monosakarida. Berdasarkan dari sumber
tanamannya, pati mengandung 20-25% amilosa dan 75-80% amilokpetin.
Amilosa merupakan rantai linier primer dari unit glukosa yang dihubungkan
oleh ikatan alpa. Sifat fungsional dari pati asli dapat ditingkatkan dengan
modifikasi melalui metode fisika, kimia maupun enzimatis.
Salah satu sumber patui di Indonesia yang belum banayak dimanfaatkan
sebagai pati industri adalah tanaman talas ( Xanthosoma sagittifolium ). Talas
mengandung 13-29% pati, kelembapan 63-85% dan beberapa residu seperti
riboflavin, vitamin c, abu, dll. Pati talas sebenarnya sangat potensial sebagai
pati industri. Pati talas mempunyai swelling power dan peak viscocity yang
tinggi, serta dapat membentuk gel yang halus karena ukuran granul yang
kecil.

1.2 Tujuan Praktikum

Pada praktikum pati talas yang dilakukan kali ini memiliki tujuan sebagai
berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui metodologi pembuatan pati


2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan pembuatan pati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Talas

Gambar 2.1: Talas

Sumber: Victory News

Umbi talas berasal dari Asia Tenggara yang tersebar ke Cina, Jepang, dan
beberapa pulau di Samudra Pasifik. Umbi talas sering dijumpai hampir di
seluruh kepulauan Indonesia dari daerah pantai dan pegunungan. Talas
(Colocasia esulenta L.Schoot) merupakan jenis tanaman yang tergolong
keluarga talastalasan atau Araseae. Umbi talas berbentuk lonjong hingga agak
bulat, kulitnya kasar, terdapat bekas-bekas pertumbuhan dari akar, dan
warnanya coklat. Daging dari buahnya berwarna putih atau ungu sedikit
merah jambu. Di Indonesia talas tumbuh hampir diseluruh kepulauan dan
tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan diatas 1000 m dpl, baik secara
ditanam maupun liar. Tingkat produktifitas talas tergantung pada kultivar,
umur dari tanaman dan kondisi lingkungan tempat tumbuh umbi talas.

Seperti produk pertanian yang lain, talas memiliki masa simpan yang terbatas.
Talas yang tidak terkonsumsi sampai batas masa simpannya akan terbuang
percuma. Selama ini penanganan pascapanen yang umum dilakukan terhadap
talas adalah mengolahnya menjadi keripik. Pengolahan keripik talas saat ini
umumnya masih menggunakan metode penggorengan yang konvensional
yaitu menggoreng menggunakan wajan biasa. Penggorengan ini mempunyai
banyak kelemahan yaitu salah satunya adalah suhu minyak yang sangat tinggi
dan sulit untuk dikontrol. Hal ini dapat menstimulir terbentuknya senyawa
akrilamida, yaitu suatu senyawa karsinogenik yang dapat terbentuk akibat
proses pengolahan pangan pada suhu tinggi.

Talas yang sering digunakan sebagai bahan baku keripik adalah talas jenis
talas sutera karena umbinya yang besar nan berwarna putih bersih sehingga
sering dipilih sebagai bahan baku keripik talas. Umbi talas mengandung
kristal kalsium oksalat yang dapat menyebabkan gatal, kristal kalsium oksalat
yang berbentuk seperti jarum-jarum tipis menusuk kedalam lapisan kulit yang
tipis, yang terdapat pada didaerah bibir, lidah dan tenggorokan, berlanjut
timbul iritan yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman seperti gatal-gatal
dan perih. Ada 5 berbagai cara yang digunakan untuk menghilangkan kadar
oksalat yang ada pada tanaman umbi talas. Umbi talas sudah banyak dikenal
oleh masyarakat, namun belum sepopuler umbi kayu dan umbi jalar umbi
talas juga dapat diolah menjadi keripik talas yang digemari oleh konsumen,
karena rasanya yang khas. Di Indonesia terdapat beberapa jenis talas, salah
satunya adalah talas bogor atau yang lebih dikenal dengan talas ketan. Ciri-
cirinya warna dari pelepahnya hijau tua kemerahan dan daunnya berbentuk
seperti hati. Selain itu talas mengandung karbohidrat yang sangat tinggi
sehingga bisa dijadikan sebagai sumber energi. Salah satu sumber daya
pangan lokal yang dapat dijadikan sebagai alternatif usaha diversifikasi
pangan adalah umbi talas (Colocasia esculenta). Umbi umbian merupakan
sumber karbohidrat yang sangat penting sebagai penghasil energi atau kalori
di daerah tropis dan subtropis. Umbi talas juga merupakan bahan pangan
yang sangat rendah lemak, bebas dari gluten dan sangat mudah dicerna. Talas
juga memiliki ukuran granula pati yang kecil yaitu sekitar 1-4µm. Ukuran
dari granula pati yang kecil tersebut bisa bermanfaat mengatasi masalah dari
pencernaan. [1]
2.2 Pati

Gambar 2.2 Pati

Sumber: Victory News

Pati merupakan karbohidrat rantai panjang yang termasuk jenis polisakarida.


Pati terdiri dari dua senyawa polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin.
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α- glikosidik. Berbagai
macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya serta
lurus atau bercabang rantai molekulnya.Pati terdiri dari 2 fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang
tidak larut disebut amilopektin.

Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan beberapa


golongan disakarida, mempunyai sifat mereduksi terutama dalam suasana basa.
Golongan tersebut biasa dikenal dengan gula pereduksi, contoh dari gula
pereduksi diantaranya yaitu: glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa dan maltosa.
Produk hasil hidrolisis pati umumnya dikarakterisasi berdasarkan tingkat
derajat hidrolisisnya dan dinyatakan dengan nilai DE (Dekstrosa Equivalen)
yang menunjukkan prosentase dekstrosa murni dalam total padatan substrat
yang dihirolisis. Hidrolisis pati menjadi sirup glukosa melalui tiga tahapan,
yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. [2]
2.3 Karbohidrat

Gambar 2.3 Karbohidrat

Sumber: Klikdokter

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia
yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat
sebagai zat gizi merupakannamakelompok zat-zat organik yang mempunyai
struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan
dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon
(C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi
dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida yangmerupakan
molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa
yangdapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang
dibentuk olh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri
atas polisakarida yang terdiri atas lebihdari dua ikatan monosakarida dan serat
yang dinamakan juga polisakarida nonpati. Karbohidrat selain berfungsi
untuk menghasilkan energi, juga mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh.
Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis pada makanan, penghemat
protein, pengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feses.

Jenis-jenis Karbohidrat

1. Karbohidrat Sederhana

Karbohidrat sederhana terdiri atas:

a. Monosakarida. Ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa, dinamakan juga sebagai gula
anggur, terdapat luasdi alam dalam jumlah sedikit yaitu dlama sayur, buah,
sirup jagung, sari pohon dan bersamaandengan fruktosa dalam madu. Glukosa
memegang peranan sangat penting dalamilmu gizi. Glukosa merupakan hasil
akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa pada hewandanmanusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang
beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Fruktosa,
dinamakan sebagai gulabuah yang merupakan gula paling manis. Gula ini
terutama terdapat dalammadu bersamaglukosa dalam buah, nektar bunga dan
juga di dalam sayur. Galaktosa, terdapat di dalamtubuhsebagai hasil
pencernaan laktosa.

b. Disakarida. Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan
laktosa. Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri
atas 99 % sukrosa dibuat dai keduamacam bahan makanan tersebut melalui
proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merahdibuat dari kelapa, tebu atau
enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa jugabanyak
terdapat di dalam buah, sayuran dan madu. Bila dihidrolisis atau dicernakan,
sukrosapecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa.Maltosa (gula malt)
tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati.
Bila dicernakan atau dihidrolisis, maltosapecahmenjadi dua unit glukosa.
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atassatuunit
glukosa dan satu unit galaktosa. Banyak orang, terutama yang berkulit
berwarna (termasukorang Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena
kekurangan enzimlaktase yangdibentuk di dalam dinding usu dan diperlukan
untuk pemecahan laktosa menjadi glukosadangalaktosa. Kekurangan laktase
ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosayang tidak dicerna
tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini
mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang menyebabkan
gejala kembung, kejangperut dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa
lebih banyak terjadi pada orangtua.

c. Oligosakarida. Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh


monosakarida. Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida, tetapi
karena peranannyadalam ilmu gizi sangat penting maka dibahas secara
terpisah.

2. Karbohidrat Kompleks

Karohidrat kompleks terdiri atas:

a. Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati,
dekstrin, glikogen dan polisakarida nonpati.Pati, merupakan karbohidrat
utama yang dimakanmanusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati
terutama terdapat dalampadi-padian, biji- bijian dan umbi-umbian. Beras,
jagung dan gandum mengandung 70-80 % pati, kacang-kacangkering sepeti
kacang kedelai, kacang merah dan kacang hijau mengandung 30-60%pati,
sedangkan ubi, talas, kentang dan singkong mengandung 20-30% pati. Proses
pemasakanpati disamping menyebabkan pembentukan gel juga akan
melunakkan dan memcah sel, sehinggamemudahkan pencernaannya. Dalam
proses pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis menjadi glukosa. Pada
tahap petengahan akan dihasilkan dekstin dan maltosa. Dekstrin, merupakan
produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial
pati. Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk
simpanan karbohidat di dalamtubuh manusia dan hewan, yang terutama
terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagiandari glikogen disimpan di
dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalamotot hanyadapat
digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen
dalamhati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel
tubuh.

b. Polisakarida nonpati/ Serat. Serat mendapat perhatian kaena peranannya


dalam mencegah bebagai penyakit. [3].
2.4 Tepung

Gambar 2.4 Tepung

Sumber: Merdeka.com

Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan dengan cara pengilingan atau
penepungan. Tepung memiliki kadar air yang rendah, hal tersebut
berpengaruh terhadap keawetan tepung. Jumlah air yang terkandung dalam
tepung dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat dan jenis atau asal
bahan baku pembuatan tepung, perlakuan yang telah dialami oleh tepung,
kelembaban udara, tempat penyimpanan dan jenis pengemasan. Tepung juga
merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan,
karena akan lebih tahan disimpan, mudah dicampur, dibentuk dan lebih cepat
dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis. Cara yang
paling umum dilakukan untuk menurunkan kadar air adalah dengan
pengeringan, baik dengan penjemuran atau dengan alat pengering biasa.

Pembuatan tepung memiliki proses dan metode yang berbeda-beda


tergantung dari jenis bahan apa yang akan dijadikan sebagai bahan dasar
tepung, bisa dari gandum, umbi, bahkan sampai tulang hewan bisa dijadikan
sebagai tepung. Tahapan proses pengolahan tepung pada umumnya terdiri
dari pemilihan bahan, pembersihan, pengcilan ukuran, pengeringan,
penggilingan/ penepungan, dan penyaringan. Pada proses pemilihan bahan
baku, pengeringan, hingga penepungan memiliki metode yang berbeda
tergantung dari bahan apa yang dijadikan tepung. Proses pembuatan tepung
talas fermentasi tidak 7 berbeda jauh dari metode penepungan umumnya,
yang menjadi perbedaan dalam pembuatan tepung ini adalah dengan
direndamkan oleh beberapa zat dan bakteri sebagai proses fermentasinya. [4]

2.5 Air Pada Pertanian

Gambar 2.5 Air pertanian

Sumber: Gramedia

Air merupakan kandungan zat terbesar di muka bumi, hampir 71%


permukaan bumi ditutupi oleh air. Sifat dan bentuk air dapat berbeda – beda
tergantung dalam kondisi seperti apa air itu berada. Secara umum jumlah air
di bumi adalah tetap, karena air hanya berputar mengikuti siklusnya dan yang
membedakan hanyalah bentuknya. Air adalah elemen yang memainkan
peranan paling penting dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi
kelangsungan semua makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan
karena air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan. Pemberian air
irigasi ke lahan pertanian bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman
agar dapat tumbuh secara optimal, namun ketidakpastian ketersediaan air
menjadi permasalahan utama pada saat sekarang. Hal tersebut merupakan
salah satu akibat dari perubahan iklim global sehingga mempengaruhi irigasi
pada pertanian. [5]
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Pada praktikum pati talas diperlukan beberapa alat yaitu:

1. Pisau
2. Baskom/ wadah
3. Saringan
4. Timbangan analitik

3.1.2 Bahan

Pada praktikum pati talas diperlukan bahan sebagai berikut:

1. Talas
2. Air

3.2 Prosedur Percobaan

Mulai
Talas dikupas dan dicuci bersih

Talas dipotong kecil-kecil

Talas 250 gr ditambahkan air 150 ml dihaluskan


menggunakan blender hingga menjadi bubur

Talas yang sudah di blender di peras ke wadah

Didiamkan selama 24 jam untuk mendapatkan


patinya

Air endapan dibuang hingga menyisakan pati

Pati dikeringkan selama 2-3 hari dengan sinar


matahari

Pati dihaluskan, lalu diayak dengan ayakan 100


mesh

Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Talas yang digunakan pada praktikum ini sebanyak 504 gram dan air
sebanyak 400 ml. Setelah melalui semua proses praktikum pembuatan pati
didapatkan hasil akhir yaitu 41 gram tepung pati.

4.2 Pembahasan
Pati, secara kimiawi, adalah polimer karbohidrat yang terdiri dari molekul
glukosa yang dihubungkan bersama dalam rantai panjang. Ini adalah
karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi utama bagi manusia dan
banyak hewan. Pati banyak terdapat pada tumbuhan, antara lain akar, umbi-
umbian, biji-bijian, dan buah-buahan. Struktur kimia pati terdiri dari sejumlah
besar unit glukosa yang dihubungkan bersama melalui ikatan glikosidik. Pada
tumbuhan, pati berfungsi sebagai cadangan energi yang dapat digunakan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme pada periode tertentu,
terutama pada saat tanaman memerlukan sumber energi tambahan. Pati
merupakan karbohidrat kompleks yang harus dihidrolisis (dipecah menjadi
glukosa) oleh enzim pencernaan dalam sistem pencernaan manusia sebelum
dapat diserap dan digunakan sebagai sumber energi. Hal ini terjadi selama
pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Selain sebagai sumber energi,
pati juga digunakan dalam industri makanan sebagai bahan baku berbagai
produk seperti tepung, perekat, pengental dan lain-lain. Pati memiliki sifat
higroskopis yang memungkinkannya menyerap air, oleh karena itu sering
digunakan sebagai pengental dalam masakan.

Keladi Belitung (Xanthosoma sagittifolium) atau dikenal juga dengan nama


keladi tikus merupakan tanaman umbi-umbian yang mempunyai ciri-ciri
khusus. Umbi talas Belitung biasanya berbentuk bulat atau tumpul, meski
ukurannya bervariasi dan bisa tumbuh besar dengan berat beberapa kilogram.
Permukaannya halus dengan kulit luar biasanya berwarna coklat keabu-
abuan. Daging buahnya berwarna putih hingga kuning muda dan lembut
setelah dimasak. Salah satu ciri khas talas Belitung adalah daunnya yang
besar, berbentuk segitiga, dan menonjol. Daun ini biasanya berwarna hijau,
meski ada varietas yang berdaun merah. Daun talas Belitung umumnya
digunakan dalam masakan dan dekorasi dalam lansekap. Umbi talas belitung
mengandung pati dalam jumlah yang cukup banyak. Pati ini terutama terdiri
dari amilosa dan amilopektin, yang memberikan tekstur dan konsistensi pada
masakan yang menggunakannya. Talas Belitung mengandung berbagai nutrisi
penting, antara lain vitamin seperti vitamin C dan vitamin B kompleks, serta
mineral seperti zat besi dan kalsium. Ini menjadikannya sumber nutrisi yang
kaya. Karena kandungan pati yang tinggi, talas Belitung merupakan sumber
energi yang efektif. Pati Ini dapat diubah menjadi glukosa dalam tubuh
manusia sehingga memberikan energi untuk aktivitas sehari-hari. Talas
Belitung tumbuh subur di daerah beriklim tropis dengan curah hujan yang
cukup tinggi. Tanaman ini tahan terhadap kelembaban tinggi dan sering
ditanam pada musim hujan. Berkat ciri-ciri tersebut, talas Belitung tidak
hanya menjadi sumber pangan dengan nilai gizi tinggi tetapi juga dapat
menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di daerah beriklim tropis. [6]

Pembuatan pati dari umbi talas. Pertama pengupasan talas dan pencucian talas
hingga bersih. Setelah talas terkupas bersih , talas dipotong kecil-kecil.
Kemudian talas sebanyak 500 gram ditambahkan air sebanyak 400 gram
untuk dihaluskan menggunakan blender. Setelah talas dihaluskan, talas
kemudian diperas dan disaring kedalam wadah. Hasil perasan dan saringan
talas didiamkan selama 24 jam untuk mendapatkan pati basah nya. Setelah 24
jam air pada endapan dibuang hingga menyisakan pati nya saja. Kemudian
jemur pati basah selama 1 hari menggunakan panas matahari. Setelah kering,
pati dihaluskan lalu di ayak menggunakan ayakan 100 mesh. Maka dari itu
pati sudah dapat digunakan.

Faktor yang mempengaruhi kandungan endapat pati, yang pertama yaitu jenis
tanaman yang ingin diambil patinya. Pada praktikum kali ini digunakan umbi
talas belitung yang dimana talas belitung memiliki kandungan pati yang
tinggi. Yang kedua yaitu lamanya pengendapan, semakin lama pengendapan
maka semakin banyak juga pati basah yang didapatkan. Ketiga yaitu proses
penyimpanan endapan pati, semakin statis tempat penyimpanan maka
semakin banyak juga endapan pati yang didapat, karena penyimpanan yang
statis akan mencegah pati akan bercampur dengan air lagi. Yang terakhir
adalah ketelitian untuk memisahkan air dengan pati nya, semakin teliti maka
semakin sedikit endapan pati yang terbuang sehingga jumlah pati basah yang
didapatkan akan lebih maksimal. [7]

Kerapatan saringan adalah salah satu faktor yang memengaruhi proses


pembuatan pati dari talas. Proses ini melibatkan pemisahan antara endapan
pati dan sisa bahan padat dari ekstraksi talas. Kerapatan saringan dapat
memengaruhi ukuran partikel yang diperoleh dari endapan pati. Semakin
kecil ukuran partikelnya, semakin halus tekstur pati yang dihasilkan. Oleh
karena itu, pengaturan kerapatan saringan yang tepat dapat membantu
mengontrol tekstur akhir produk pati. Kerapatan saringan juga memengaruhi
kemampuan pati untuk mengikat air. Saringan yang lebih rapat dapat
menyaring lebih banyak air dari endapan pati. Hal ini dapat memengaruhi
kekentalan dan kelembaban akhir dari pati yang dihasilkan. Kerapatan
saringan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi pemisahan antara endapan
pati dan sisa bahan padat dari ekstraksi talas. Ini berarti lebih banyak pati
dapat diambil dan lebih sedikit limbah yang dihasilkan. Proses penyaringan
dengan kerapatan saringan yang lebih rapat mungkin memerlukan lebih
banyak waktu untuk menyelesaikan. Oleh karena itu, waktu pemrosesan
secara keseluruhan dapat dipengaruhi oleh kerapatan saringan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pati talas dapat disimpulkan:

1. Setelah melakukan praktikum pati talas, mahasiswa sudah dapat mengetahui


metodologi pembuatan pati dari umbi talas dan menghindari faktor faktor
yang dapat menyebabkan berkurangnya kandungan pati.
2. Setelah melakukan praktikum pati talas, mahasiswa sudah mampu membuat
pati dari umbi talas secara maksimal.

5.2 Saran

Praktikum pati talas ini sudah berjalan dengan baik karena mendapatkan hasil
dengan bagus. Namun untuk kedepannya praktikum ini masih dapat
dimaksimalkan lagi. Hal yang dapat ditingkatkan lagi yaitu pada saat
penjemuran endapan pati juga penghalusan dan pengayakan serbuk pati
semua anggota kelompok harus hadir semua agar semua kelompok
mengetahui metodologi pembuatan pati talas dari awal hingga akhir secara
langsung.
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. F. M. &. T. M. E. Aida Wulansari, "Induksi Tanaman Poliploid Talas Dengan


Perlakuan Orizalin Invitro Treatment," Pusat Penelitian Teknologi-LIPI, Jalan
Raya Bogor Km.46, Cibinong ,16911, Jawa Barat, pp. 297-305, 2016.
[2] d. Nita Aryanti, "PATI TALAS SEBAGAI SUMBER PATI IMDUSTRI," Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, pp. 46-52, 2017 .
[3] Y. A. N. F. Ardhista Shabrina Fitri, "Analisis SenyawaKimia pada Karbohidrat,"
Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Teknologi Pangan,
Universitas Ahmad Dahlan, pp. 45-52, 2020.
[4] Z. W. &. I. I. Arief, "Review: Tepung Telur Ayam: Nilai Gizi, Sifat Fungsional
dan Manfaat," Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, pp. 62-68, 2022.
[5] M. R. R. Hasibuan, "INOVASI TEKNOLOGI IRIGASI DALAM MENINGKATKAN
EFISIENSI PENGGUNAAN," Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi &
Bisnis, Universitas Medan Area, Indonesia, 2019.
[6] d. Bambang Wahyudi, Sintetis dan Karakterisasi Bioplastik dari Pati Talas
dengan Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit, Program Studi Teknik Kimia
UPN "Veteran" Jawa Timur, 2020.
[7] d. Wira Noviana Suhery, "Pembuatan Dan Evaluasi Pati Talas Termodifikasi
dengan Bakteri Asam Laktat," Jurnal Sains Farmasi & Klinis , vol. 2, pp. 207-
214, 2020.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai