Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai

macam pati sifatnya tidak sama, tergantung dari panjang rantai C-nya serta lurus atau

bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan

dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut

disebut amilopektin. Pati dalam tanaman mempunyai bentuk granula (butiran) yang

berbeda-beda (Risnoyatiningsih, 2011).

Komposisi pati pada umumnya terdiri dari sebagian besar amilopektin dan

sisanya amilosa dimana masing-masing komposisi memiliki sifat alami yang berbeda

yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin. Amilosa yang terkandung dalam pati

tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan glikosida α-(1,4) membentuk

rantai yang linier. Sedangkan pada amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa

(ikatan α-(1,4)) yang saling berikatan membentuk suatu cabang dengan ikatan

glikosida α-(1,6) (Niken dan Adepristian, 2013).

Penggunaan pati sebagai bahan baku industri sangat luas seperti industri

makanan dan tekstil. Sebagian besar pati alami seperti jagung, gandum, tapioka,

kentang, dan sagu mengandung presentase yang tinggi dari rantai percabangan

amilopektin. Pati kentang mengandung amilosa 23% dan amilopektin 77%.

Amilopektin mempunyai peran dalam meningkatkan kerenyahan dan amilosa

berperan meningkatkan kekerasan (Niken dan Adepristian, 2013). Berdasarkan hal

tersebut dibuatlah percobaan mengenai uji karbohidrat menggunakan metode isolasi

pati (starch) dan metode iodida untuk starch.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dalam percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami lebih

jauh mengenai uji karbohidrat melalui metode isolasi pati dari beras dan reaksi antara

amilum dengan iodida.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan isolasi pati (Starch) dari beras, yaitu:

1. menentukan kadar pati (starch) pada beras.

2. menentukan reaksi antara larutan amilum dan larutan iod dalam suasana asam,

basa, dan netral.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.2 Isolasi Starch pada beras

Menentukan kadar pati (starch) dalam sampel beras dengan cara isolasi

berdasarkan prinsip homogenisasi, penyaringan, suspensi, dekantasi dengan pelarut

air dan etanol.

1.3.3 Uji Iodida untuk Starch

Menentukan reaksi amilum dengan larutan iodin dalam suasana netral, asam,

dan basa berdasarkan terbentuknya kompleks iod-amilum.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat

Karbohidrat (carbohydrate) mencakup gula sekaligus polimer-polimer gula.

Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, dikenal juga sebagai gula

sederhana. Disakarida adalah gula ganda, terdiri dari dua monosakarida yang

digabungkan oleh reaksi dehidrasi. Karbohidrat juga mencakup makromolekul yang

disebut polisakarida, yaitu polimer yang tersusun dari banyak blok pembangun gula

(Campbell dkk., 2008).

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia

yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai

zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur

molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia

dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Karbon (C), hidrogen (H), dan

oksigen (O). Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida yang merupakan

molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang

dapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk oleh

galaktosa, glukosa dan fruktosa (Siregar, 2014).

Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua

ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga polisakarida non-pati.

Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga mempunyai fungsi

yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis pada

makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran

feses. Peranan atau fungsi utama karbohidrat di dalam tubuh adalah untuk
menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian akan diubah menjadi energi.

Kelebihan glukosa akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. (Siregar, 2014).

Menurut Siregar (2014), karbohidrat terbagi menjadi dua jenis, yaitu

karbohidrat sederhana yang terdiri atas monosakarida, disakarida, dan oligosakarida

dan karbohidrat kompleks terdiri dari polisakarida dan polisakarida non-pati.

a. Monosakarida.

Ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu glukosa, fruktosa

dan galaktosa. Glukosa, dinamakan juga sebagai gula anggur, terdapat luas di alam

dalam jumlah sedikit yaitu dlama sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan

bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting

dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa

dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa

merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel

merupakan sumber energi. Fruktosa, dinamakan sebagai gula buah yang merupakan

gula paling manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa dalam

buah, nektar bunga dan juga di dalam sayur. Galaktosa, terdapat di dalam

tubuhsebagai hasil pencernaan laktosa.

b. Disakarida.

Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.

Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri atas 99 % sukrosa

dibuat dai kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan

kristalisasi. Gula merah dibuat dari kelapa, tebu atau enau melalui proses

penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga banyak terdapat di dalam buah, sayuran

dan madu. Bila dihidrolisis atau dicernakan, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa

dan fruktosa.Maltosa(gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada
setiap pemecahan pati. Bila dicernakan atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua

unit glukosa. Laktosa(gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit

glukosa dan satu unit galaktosa. Banyak orang, terutama yang berkulit berwarna

(termasuk orang Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena kekurangan enzim

laktase yang dibentuk di dalam dinding usu dan diperlukan untuk pemecahan laktosa

menjadi glukosa dan galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan

terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal

dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorganisme yang

tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut dan diare. Ketidaktahanan

terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orangtua.

c. Oligosakarida.

Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.

Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida, tetapi karena peranannya dalam

ilmu gizi sangat penting maka dibahas secara terpisah.

d. Polisakarida.

Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,

glikogen dan polisakarida nonpati.Pati, merupakan karbohidrat utama yang dimakan

manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama terdapat dalam padi-

padian dan biji-bijian serta umbi-umbian. Beras, jagung dan gandum mengandung

70-80 % pati, kacang-kacang kering seperti kacang kedelai, kacang merah dan

kacang hijau mengandung 30-60% pati, sedangkan ubi, talas, kentang dan singkong

mengandung 20-30% pati. Proses pemasakan pati disamping menyebabkan

pembentukan gel juga akan melunakkan dan memecah sel, sehingga memudahkan

pencernaannya. Dalam proses pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis menjadi

glukosa. Pada tahap petengahan akan dihasilkan dekstin dan maltosa. Dekstrin,
merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis

parsial pati. Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk

simpanan karbohidat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di

dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan di dalam otot dan

selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan

energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan

sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh.

Selulosa pertama kali ditemukan pada tahun 1838 oleh ahli kimia

berkebangsaan Perancis bernama Anselme Payen yang mengisolasinya dari tanaman

dan berhasil menemukan struktur formula tersebut. Selulosa adalah polisakarida

organik dengan formula (C6H10O6)n yang tersusun dari rantai lurus dari ratusan

hingga ribuan β(1-4) yang berikatan dengan unit D-glukosa. Polisakarida pada

dinding sel tanaman terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Selulosa adalah

struktur esensial terbesar penyusun dari dinding sel dan merupakan polimer organik

yang paling melimpah di bumi. Terdapat banyak molekul selulosa yang berasal dari

mikrofibril kristalin yang secara mekanik dapat bertahan terhadap rangsangan

enzimatik (Vishakha dkk., 2012).

2.2 Amilum

Amilum dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai pati atau zat tepung

yang merupakan suatu glukosan dan cadangan persediaan makanan bagi tanaman.

Amilum terdapat pada akar, umbi, atau biji tanaman. Poliosa ini merupakan sumber

kalori yang sangat penting untuk tubuh karena sebagian besar karbohidrat dalam

makanan terdapat dalam bentuk amilum. Rasa amilum tidak manis dan terbentuk

pada proses asimilasi di tanaman. Tanaman yang banyak mengandung amilum yaitu

ubi kayu, kentang, dan jenis gandum (Sumardjo, 2009).


Amilum pada umbi-umbian umumnya memiliki ukuran butir amilum besar

dengan bentuk oval, atau bulat. Bentuk asli butir amilum dan penyebaran ukuran dari

butir amilum berperan untuk identifikasi sumber pemilik butir amilum tersebut.

Ukuran dan morfologi butir amilum bergantung pada jenis tanaman, dan bentuknya

dapat berupa lingkaran, elips, lonjong, polihedral atau poligonal dan bentuk tidak

beraturan. Amilosa dan amilo pectin merupakan molekul yang disimpan sebagai

semikristalin dan lapisan amorf yang membentuk lamela. Variasi ukuran bentuk

amilum berbeda beda tergantung pada jenis tanamannya (botanical source). Amilum

dibentuk dalam amiloplas, butir amilum memiliki titik pusat yaitu hilum yang

dikelilingi oleh lapisan melingkar yang disebut lamela. Jumlah dan ukuran lamela

yang terbentuk berhubungan dengan jumlah pati yang tersedia untuk biosintesis.

Pada umumnya butir amilum yang berasal dari umbi dan akar termasuk dalam

kategori amilum besar (Sari dkk., 2017).

Amilum berwarna biru keunguan atau hitam dengan lugol atau iodium.

Lapisan yang mengelilingi sebuah titik ditengah disebut hilum. Hilum terletak di

tengah atau di tepi pada butir amilum, terjadinya lapisan diakibatkan letak molekul

yang lebih padat pada awal pembentukan lapisan, dan secara bertahap menjadi lebih

renggang di sebelah luar, hal ini menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung

di dalamnya. Pada butir amilum, molekul tersusun radial menunjukkan sifat kristal

sehingga jika butir amilum diamati dengan mikroskop polaroid dalam posisi silang

akan tampak terang, kecuali pada tanda silang yang pusatnya bertepatan dengan

hilum tersebut. Hilum bertempat dipusat lapisan yang mengelilinginya, sedangkan

pada butir amilum lebih besar, hilum biasanya menjadi eksentris (Sari dkk., 2017).

2.3 Beras

Beras adalah biji gabah yang bagian kulitnya sudah dipisahkan dengan cara

digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat
penyosoh)\. Beberapa cara penggolongan beras yaitu berdasarkan varietas padinya,

sehingga dikenal adanya beras Bengawan Solo, Celebes, Sintanur, dan lain-lain,

berdasarkan asal daerahnya, sehingga dikenal adanya beras Cianjur, beras Garut, dan

beras Banyuwangi, berdasarkan cara pengolahannya, sehingga dikenal adanya beras

tumbuk dan beras giling, berdasarkan tingkat penyosohannya, sehingga dikenal beras

kualitas I atau beras kualitas II (Astawan dan Leomitro, 2009).

Karbohidrat utama dalam beras adalah pati dan hanya sebagian kecil pentosan,

selulosa, hemiselulosa, dan gula. Pati beras berkisar antara 85 – 90% dari berat

kering beras. Kandungan pentosan berkisar antara 2 – 2,5% dan gula 0,6 – 1,4%.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam

komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan

amilopektin menyebabkan sifat lengket (Devindra dan Longvah, 2011).

Pati yang diperoleh dari beras yang berupa serbuk sangat halus dan putih.

Secara mikroskopik berupa butir persegi banyak, bersudut atau butir bulat. Hilus

ditengah berupa rongga yang nyata dan celah berjumlah 2- 5µm tidak mempunyai

lamella (Chaudhari dkk., 2018).

Menurut Tjitrosoepomo (2016), klasifikasi beras adalah sebagai berikut:

Regnum : Plantae

Division : Spermatophyte

Subdivision : Angiospermae

Ordo : Poales

Familia : Graminae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah akuades, 75 gram beras, 25

mL etanol 95%, 1% larutan amilum, HCl 6 M, NaOH 6 M, dan larutan iod 0,1 N.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah blender, corong, gelas kimia

250 mL, gelas ukur 100 mL, sendok tandu, kertas saring, kain tipis untuk menyaring,

neraca ohauss, 3 buah tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, dan pemanas.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Isolasi Starch dari Beras

Cara kerja percobaan ini yaitu, disiapkan beras 75 gram. Kemudian,

ditimbang gelas ukur dalam keadaan kosong untuk dilihat berat awal gelas sebelum

dimasukkan beras ke dalamnya. Gelas ukur ditimbang kembali yang sudah diisi

dengan beras untuk dilihat berat total beras dengan gelas ukur. Setelah berat sesuai,

lalu dihomogenasikan dengan akuades dan di blender sampai halus. Campuran yang

sudah diblender kemudian disaring menggunakan kain saring. Lalu ditampung hasil

saringan dengan gelas piala 250 mL sedangkan residunya dibuang. Campuran yang

telah disaring ditambahkan 50 mL akuades kemudian diaduk dan dibiarkan

mengendap. Bagian yang mengendap didekantasi dengan penambahan 50 mL

akuades. Proses dekantasi dilakukan pengulangan dua kali dengan yang kedua

kalinya dicampurkan dengan 25 mL etanol 95 %. Sebelum disaring melalui kertas

saring, terlebih dahulu ditimbang berat kertas saring untuk menghitung berat kertas
saring sebelum menyaring campuran tersebut. Setelah ditimbang, campuran tersebut

disaring melalui corong dan pati atau starch dikeringkan, lalu setelah kering

kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca ohauss dan dihitung kadar

amilum.

3.3.2 Uji Iodida untuk Starch

Disiapkan 3 tabung reaksi. Dipipet 3 mL amilum ke dalam masing-masing

tabung reaksi. Pada tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes akuades, tabung reaksi II

ditambahkan 2 tetes HCl 6 M dan tabung reaksi III ditambahkan 2 tetes NaOH 6 M.

Masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes iodin 0,1 N. Diamati warna yang

terbentuk. Kemudian, larutan dipanaskan dan diamati perubahan warnanya. Setelah

itu, larutan didinginkan dan diamati kembali warna yang terbentuk.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Isolasi Starch dari Beras

Adapun hasil percobaan isolasi amilum dari kentang sebagai berikut :

1. Berat contoh (beras) = 75 gr

2. Berat kertas saring = 1,9229 gr

3. Berat amilum setelah kering + kertas saring = 11,2 gr

4. Berat amilum = (11,2-1,9229) gram

= 9,2771 gram

5. Kadar amilum dalam sampel (beras)

Berat amilum setelah kering


% Amilum = x 100%
Bobot kentang

9,2771 gram
% Amilum = x 100%
75 gram

% Amilum = 12,35%

4.1.2 Uji Iodida untuk Starch


Tabel 1.Hasil Pengamatan Uji Iodida untuk Starch
Tabung I Tabung II Tabung III
Penambahan Perlakuan
(H2O) (HCl) (NaOH)

Warna sebelum ditambahkan Iod 0,1 M Keruh Keruh Keruh

Warna setelah ditambahkan Iod 0,1 M Biru pekat Biru pekat Keruh

Warna setelah pemanasan Biru pekat Biru pekat Keruh

Warna setelah pendinginan Biru pekat Biru pekat Keruh


4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Amilum + H2O + I2

CH2OH O CH2OH O
H H

OH H OH H +H
+ H22O+nI
O + nI22
O O O

H OH H OH
Keruh
BENING

CH2OH O CH2OH O
I
H H
HH
2O+nI 2
OH H OH H 2O + nI2
O O O

dipanaskan
dipanaskan
I
H OH H OH
Biru
BIRU TUAPekat

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H
O O O
didinginkan
didinginkan

H OH H OH
Bening
BENING

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
Biru Pekat
BENING
4.2.2 Reaksi Amilum + HCl + I2

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H ++HCl+nI
HCl+ nI2 2
O O O
2

H OH H OH
Keruh
BENING

CH2OH O CH2OH O
I
H H
H H HCl+nI
HCl + nI
22
O OH O OH O

dipanaskan
dipanaskan
I dipanaskan
H OH H OH
Biru
UNGUPekat

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H
O O O
didinginkan
didinginkan

H OH H OH
BENING
Biru Pekat

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
BENING
Biru Pekat
4.2.3 Reaksi Amilum + NaOH + I2

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H ++NaOH+nI
NaOH + nI2 2
O O O

H OH H OH
Keruh
BENING

CH2OH O CH2OH O
I
H H
NaOH+nI 2
NaOH + nI
OH H OH H 2
O O O

dipanaskan
dipanaskan
I
H OH H OH
BENING KEKUNINGAN
Keruh

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H
O O O
didinginkan
didinginkan

H OH H OH
Keruh
BENING

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
Keruh
BENING
4.3 Pembahasan

4.3.1 Isolasi Pati dari Beras

Beras di blender dan dihomogenasikan dengan air kemudian dilakukan

dekantasi berulang kali agar proses ekstraksi starch lebih mudah karena dekantasi

dapat memisahkan residu dan filtratnya. Dilakukan proses penjernihan terhadap

larutan tersebut dengan cara pencampuran air dan pencampuran alkohol dalam hal ini

etanol 95% ke dalam filtratnya. Pencampuran air bertujuan melarutkan zat-zat kotor

yang larut dalam campuran homogen tadi. Sedangkan pencampuran etanol 95% pada

filtrat bertujuan untuk penjernihan terhadap zat-zat seperti lipid dan protein yang

yang terkandung dalam pati. Penjernihan dan dekantasi yang dilakukan berulang kali

bertujuan untuk menjernihkan filtrat, kemudian disaring untuk memisahkan zat-zat

lain yang tidak dibutuhkan selain pati dalam kentang.

Setelah diperoleh pati murni hasil ekstraksi beberapa kali, maka pati tersebut

kemudian dikeringkan. Pengeringan dilakukan agar zat-zat penjernih yaitu air dan

etanol menguap sehingga diperoleh pati yang benar-benar murni. Salah satu alasan

penggunaan air dan etanol sebagai zat penjernih karena keduanya benar-benar hanya

melarutkan zat-zat selain amilum. Pati yang telah kering kemudian ditimbang lalu

dihitung kadarnya.

Berat pati yang diperoleh setelah kering yaitu 9,2771 gram dan kadarnya

dalam kentang sebesar 12,35%. Hal ini membuktikan bahwa beras mengandung

amilum. Kecilnya kadar pati yang diperoleh dapat disebabkan oleh banyak faktor,

seperti kualitas beras yang digunakan tidak terlalu baik dan saat proses dekantasi

endapan (filtrat) ikut terambil sehingga hanya menyisakan sedikit filtrat.


4.3.2 Uji Iodida untuk Starch

Tiga tabung masing-masing diisi dengan 3 mL amilum, dimana tabung I diisi

dengan dua tetes H2O (netral), tabung II diisi dengan dua tetes HCl (suasana asam),

dan tabung III diisi dengan dua tetes NaOH (suasana basa) kemudian ketiganya diisi

dengan dua tetes iod 0,1 N. Tabung I pada suasana netral larutan amilum

ditambahkan dengan akuades akan menjadi keruh. Setelah ditambahkan iod 0,1 N

larutan yang dihasikan berwarna biru pekat. Setelah dipanaskan larutan tidak berubah

warna. Kemudian saat didinginkan larutan tetap berwarna biru pekat. Hal ini

menunjukkan air dan amilum mengalami reaksi. Berdasarkan teori, ketika larutan

netral yang berisi larutan amilum dan akuades ditambahkan larutan iod maka akan

berubah menjadi biru keunguan karena adanya reaksi adisi iod pada amilum dan

ketika dipanaskan warna kembali semula karena terjadi penguaraian ikatan semu

antara iod dan amilum, selanjutnya ketika didinginkan warna kembali biru keunguan.

Tabung II pada suasana asam larutan amilum ditambahkan HCl diperoleh

larutan keruh. Kemudian ditambahkan iod 0,1 N terjadi perubahan warna menjadi

biru pekat. Setalah pemanasan, larutan tidak mengalami perubahan warna. Setelah

didinginkan, larutan tetap berwarna biru pekat. Berdasarkan teori, perlakuan larutan

setelah dipanaskan terjadi perubahan warna biru yang kemudian menjadi bening. Hal

ini karena ikatan semu antara iod dan amilum mudah putus dengan pemanasan serta

terjadi penguraian iod oleh pelepasan iod dari amilum. Setelah didinginkan terjadi

perubahan, keadaan larutan kembali menjadi warna biru bening atau terbentuknya

kembali ikatan antara iod dan amilum. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan

hasil yang diperoleh sesuai dengan teori karena setelah dipanaskan larutan berubah

menjadi biru.

Tabung III pada suasana basa larutan amilum ditambahkan dengan NaOH

diperoleh larutan keruh. Kemudian, ditambahkan larutan iod 0,1 N larutan tidak
mengalami perubahan warna. Setelah dipanaskan, larutan tetap tidak mengalami

perubahan warna. Setelah dingin, larutan juga tidak mengalami perubahan warna.

Hasil uji coba sesuai dengan teori, dimana tidak terjadi perubahan warna apapun baik

sebelum atau sesudah pemanasan dan saat didinginkan. Hal ini dikarenakan

penambahan larutan iod pada amilum tidak menyebabkan terjadinya reaksi karena

iod lebih bereaksi dengan basa (NaOH) dan membentuk hipoidida (NaI dan NaOI)

sehingga dapat menghalangi reaksi antara amilum dan Iod.


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Kadar pati (starch) pada beras 75 gram adalah 12,35% .

2. Amilum bereaksi pada suasana netral dan asam. Tetapi pada suasana basa,

amilum tidak bereaksi.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Diharapkan agar laboratorium tetap dijaga kebersihannya sehingga praktikum

dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.

5.2.2 Saran untuk Percobaan

Percobaan dapat dilakukan dengan lancar dan aman karena ketersediaan alat

dan bahan yang sudah lengkap. Diharapkan agar sampel tidak perlu dibawa pribadi

oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M., dan Leomitro, A., 2009, Khasiat Whole Grain, Gramedia, Jakarta.

Campbell, N.A., Jane B.R., Lisa A.U., MichaelL C., Steven A.W., Peter V.M, dan
Robert B.J., 2008, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Chaudhari, P.R., Nishesh T., Laxmi S., Ambika T., and Deepak S., 2018, Rice
Nutritional And Medicinal Properties A Review Article, Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry, 7(2): 150-156.

Devindra, S., and Longvah, T., 2011, Analysis of Digestible Carbohydrates in


Different Varieties of Basmati Rice and Other Popular Cereal Samples by
Using HPLC-RI, World Journal of Dairy & Food Sciences, 6(2): 146-151.

Niken, A.H., dan Dicky A.Y., 2013, Isolasi Amilosa dan Amilopektin dari Pati
wwwwwKentang, Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(3): 57-62.

Risnoyatiningsih, S., 2011, Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa
Secara Enzimatis, Jurnal Teknik Kimia, 5(2): 417-421.

Sari, A.K., Serafinah I., Gustini E., dan Jati B., 2017, Keragaman Struktur
wwwwwButir Amilum, Kadar Tepung, dan Clustering Delapan Taksa
wwwwwTanaman Berumbi di Desa Simo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi,
wwwwwJurnal Biotropika, 5(1): 14-21.

Siregar, N.S., 2014, Karbohidrat, Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2): 38-44.

Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


wwwwwKedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta, Buku Kedokteran
wwwwwEGC, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G., 2016, Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta, UGM Press,


Yogyakarta.

Vishakha, K.S., Butte K.D., and Rathod S.S., Natural Polymers-A Comperhensive
wwwwwReview, International Journal of Research in Pharmaceutical and
wwwwwBiomedical Science, 3(4): 1567-1613.
Lampiran 1. Bagan kerja

1. Isolasi Starch dari Beras

beras

- Disiapkan beras 75 gram dan di blender sampai halus.

- Dihomogenasikan dengan akuades kemudian disaring menggunakan

kain saring.

- Ditampung hasil saringan dengan gelas piala 250 mL sedangkan

residunya dibuang.

- Ditambahkan 50 mL akuades kemudian diaduk dan dibiarkan

mengendap. Didekantasi dengan penambahan 50 mL akuades.

Dicampurkan dengan 25 mL etanol 95 % dan didekantasi.

- Ditimbang berat kertas saring untuk menghitung berat kertas saring

sebelum menyaring campuran tersebut.

- Disaring melalui corong dan pati atau starch dikeringkan.

- Ditimbang dengan menggunakan neraca ohauss dan dihitung kadar

amilum.
Starch

2. Uji Iodida untuk Starch

Amilum

- Disiapkan 3 tabung reaksi

- Dipipet 3 mL amilum ke dalam masing-masing tabung reaksi

- Pada tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes akuades, tabung reaksi II

ditambahkan 2 tetes HCl 6 M dan tabung reaksi III ditambahkan 2 tetes

NaOH 6 M.

- Masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes iodin 0,1 N

- Diamati warna yang terbentuk setelah dipanaskan dan didinginkan


Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan

Gambar 1. Sebelum ditambahkan iodin

Gambar 2. Sesudah penambahan iodine


Gambar 3. Setelah dipanaskan

Gambar 4. Setelah didinginkan

Anda mungkin juga menyukai