H031 20 1019
KELOMPOK II
LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
tinggi. Protein memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai enzim, hormon dan
struktural utama dari semua sel-sel di dalam tubuh makhluk hidup. Adapun ciri
khas protein atau asam amino yaitu pada gugus nitrogen amino yang dibutuhkan,
gugus nitrogen ini befungsi untuk membedakan asam amino dari zat lain
misalnya gula. Protein adalah makromolekul yang terdiri dari rantai panjang
subunit asam amino. Di dalam molekul protein, asam amino bergabung bersama
protein, lipid, vitamin) dengan manfaat yang positif pada kesehatan. Protein
hormon, enzim, antibodi dan stimulan imun. Protein susu yang terdiri dari
beberapa jenis protein yaitu kasein (sekitar 80 %) dan protein whey (sekitar 20 %)
dan non‑protein senyawa nitrogen t (Kala dkk., 2019). Dalam penentuan protein
beberapa bidang seperti analisis klinis, biokimia, fisiologi, penelitian medis, dan
banyak digunakan dan dipelajari hingga saat ini (Kamizake dkk., 2003).
1.
Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mempelajari dan memahami cara
metode Lowry.
spektrofotometer.
Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kadar protein melalui reaksi
antara Cu2+ dengan ikatan peptide dan reduksi asam fosfomolibdat dan
fosfotungstat oleh tirosin dan triptofan (merupakan residu protein) yang akan
menghasilkan warna biru. Intensitas warna yang dihasilkan diukur pada panjang
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino adalah unit dasar protein. Asam amino mengandung gugus
amino dan gugus karboksilat. Amino asam memainkan peran utama dalam
mengatur berbagai proses terkait dengan ekspresi gen, termasuk modulasi fungsi
protein yang memediasi messenger RNA (mRNA) (Akram dkk., 2011). Struktur
asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus : gugus
amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H) dan satu gugus sisa
(R, dari residu) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan
satu asam amino dengan asam amino lainnya (Suprayitno dan Sulistiyati, 2017).
gugus amino dan asam. Terdapat lebih dari 700 asam amino di alam, tetapi hanya
amino (misalnya, arginin, metionin, dan prolin), sedangkan asam amino yang
sebagai asam amino standar dan tidak standar (Wu, 2010). Asam amino dapat
diklasifikasikan sebagai esensial dan non esensial. Asam amino esensial tidak
dapat dibuat oleh tubuh tetapi sangat penting untuk metabolisme protein. Asam
amino ini harus diperoleh dari makanan. Asam amino non esensial yang
diperlukan untuk fungsi sel normal dan dapat disintesis dari asam amino lain
dalam tubuh. Setelah asam amino yang diperoleh, mereka bergabung untuk
2.2 Protein
L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Suatu molekul protein
disusun oleh sejumlah asam amino dengan susunan tertentu dan bersifat turunan.
Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Unsur nitrogen adalah unsur utama protein sebanyak 16% dari berat protein.
Molekul protein juga mengandung fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang
mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Probosari 2019). Interaksi
antara protein dan molekul lain (ligan, protein, atau asam nukleat) dikatakan
sangat penting untuk semua proses biologis, contohnya untuk pensinyalan seluler,
hewani maupun nabati. Protein yang berasal dari hewani, seperti: daging, ikan,
ayam, telur, dan susu disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari
pembentukan sel-sel darah merah, pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim dan
asam-asam amino, yang kemudian dibentuk protein tubuh di dalam otot dan
jaringan lain. Protein dapat berfungsi sebagai sumber energi apabila karbohidrat
yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu berdiet ketat atau pada
waktu latihan fisik intensif. Sebaiknya, kurang lebih 15 % dari total kalori yang
Uji protein Lowry didasarkan pada reaksi biuret dengan beberapa step dan
Dalam reaksi biuret, tembaga berinteraksi dengan empat atom nitrogen peptida
Folin-Ciocalteu. Reagen ini berinteraksi dengan ion tembaga dan rantai samping
tirosin, triptofan, dan sistein menghasilkan warna biru-hijau yang dapat dideteksi
antara 650nm dan 750nm serta rentang deteksi protein adalah 5–100μg
(Shen 2019). Dalam uji protein dengan metode lowry yang perlu diperhatikan
adalah penggunaan reagen lowry A dan lowry B harus dalam kondisi baru, karena
mudah sekali rusak teroksidasi juga waktu pendiamannya harus tepat. Demikian
juga saat pembacaaan Absorbansi dipilih dua buah kuvet yang mempunyai tingkat
baca absorbansi yang sama atau hampir sama (untuk sampel dan blanko)
(Harjanto 2017).
4. relatif sederhana dan mudah, dapat dikerjakan dalam waktu 1-1,5 jam.
1. warna yang bervariasi dengan protein yang berbeda sampai sangat besar
cahaya oleh suatu zat kimia pada panjang gelombang maksimum tertentu. Sinar
ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar
tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pada metode ini
ada suatu hukum yang menjadi acuan dalam penentuan suatu zat secara
hubungan berbanding lurus antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan
penyerapan dilakukan dalam volume yang memiliki ketebalan yang sama, zat
kimia yang menyerap tidak tergantung pada zat yang lain dalam larutan tersebut,
serapan adalah sistem berkas ganda. Pada spektrofotometer UV-vis berkas ganda,
instrumen menghasilkan suatu berkas sinar radiasi UV-vis, yang mana dengan
adanya cermin, berkas sinar ini akan terbagi menjadi dua berkas sinar yang sejajar
dengan intensitas radiasi yang setara. Sampel ditempatkan dalam salah satu
berkas sinar, sedangkan berkas sinar yang lainnya digunakan sebagai tempat
referensi, seperti blangko berupa pelarut atau lainnya. Berkas sinar selanjutnya
secara cepat dan melewatkan dua berkas sinar secara bergantian ke prisma atau
difraksi (grating). Kisi difraksi atau prisma yang bergerak secara lambat akan
selanjutnya akan merekam perbedaan antara berkas sinar dari sampel dan dari
ganda adalah bahwa spektrum UV-vis (absorbansi) yang diperoleh sudah berupa
spektrum net. Spektrum net adalah spektrum yang diperoleh dengan cara
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu akuades, padatan BSA
tissue roll.
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, rak tabung,
pipet tetes, gelas ukur 50 mL, gelas kimia 50 mL, pipet skala 1 mL, pipet
skala 5 mL, pipet skala 10 mL, labu ukur 10 mL, sikat tabung, spatula, vortex,
Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang 0,1 gram padatan BSA ke dalam gelas
kemudian dipindahkan kedalam wadah yang telah disiapkan dan kemudian diberi
label.
3.3.2 Pembuatan Larutan Standar
induk. Dibuat larutan deret standar dengan konsentrasi 0,02 mg/mL; 0,04 mg/mL;
0,06 mg/mL; dan 0,08 mg/mL. Dipipet 0,4 mL; 0,8 mL; 1,2 mL; dan 1,6 mL
larutan BSA 0,1 mg/mL ke dalam tabung reaksi yang berbeda. Kemudian
sebanyak 1,6 mL; 1,2 mL; 0,8 mL; dan 0,4 mL hingga volume larutan dalam
Na2CO3 2 % dalam larutan NaOH 0,1 N dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 mL.
kemudian dihomogenkan.
cara pengenceran bertingkat yaitu dari pengenceran 10 kali, 100 kali kemudian
1.000 kali. Pertama dipipet 1 mL larutan sampel susu “Ultra Milk” ke dalam
0,08 mg/mL; dan 0,1 mg/mL ), larutan sampel susu “Ultra Milk” (FP 10, 100 dan
1.000) dan larutan blanko yang telah dibuat. Kemudian dipipet larutan sampel
susu fp 10, 100 dan 1.000 sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi yang berbeda
selama 15 menit pada suhu ruang. Setelah itu, ditambahkan 0,25 mL pereaksi
0.55
0.54
0.53
Absorbansi
0.52
0.51
0.5
0.49
0.48
600 610 620 630 640 650 660 670 680 690 700
Panjang Gelombang
Lowry. Metode Lowry sangat sensitif hingga sekitar 0,01 mg/mL protein, dan
0,01–1,0 mg/mL protein, hal tersebut didasarkan pada reaksi antara Cu2+ dengan
ikatan peptida dan reduksi asam fosfomolibdat dan fosfotungstat oleh tirosin dan
triptofan yang menghasilkan warna biru. Warna yang diperoleh akan diukur
yang lebih akurat dan cukup konstan jika dilakukan pengukuran berulang.
standar yang lain yaitu larutan standar dengan konsentrasi ditengah. Pada
percobaan ini, digunakan larutan standar 0,6 mg/mL yang absorbansinya diukur
nm. Dari data yang diperoleh, dapatdiketahui bahwa panjang gelombang yang
digunakan untuk mengukur absorbansi larutan standar dan sampel adalah 660 nm.
0.6
0.5
Absorbansi
0.4
0.3
0.2
y = -0.1582x + 0.4168
0.1 R² = 0.1119
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
Pada percobaan ini dilakukan metode Lowry, yaitu dengan cara membuat
larutan sampel, dimana larutan sampel dibuat dengan volume yang sangat kecil.
larutan yang telah dibuat diaduk menggunakan vorteks agar zat terlarut dan
pelarut dapat tercampur dalam larutan, Setelah itu, dilakukan pembuatan deret
standar dengan cara larutan induk dipipet dengan volume tertentu untuk membuat
larutan standar dengan beberapa konsentrasi yang berderet tertentu. Deret standar
ini berfungsi penentuan kadar protein. BSA merupakan standar yang tepat untuk
warna biru pada larutan yang intensitas warnanya bergantung pada konsentrasi
dalam suasana basa bersama NaOH dimana Na2CO3 memiliki sifat penyangga
menghasilkan warna biru dimana intensitas warna ini bergantung dari kadar
pengenceran bertingkat dari sampel sampai 1000 kali. Hal ini dilakukan agar
reagen Lowry B pada larutan standar, larutan sampel dan blanko yang telah
0,25 mL, kemudian dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit hal ini
dilakukan agar reaksi dalam larutan dapat bereaksi secara sempurna. Adapun
5.1 Kesimpulan
protein yang terkandung dalam sampel susu pada pengenceran 1000 kali dengan
5.2 Saran
alat dan bahan dapat ditingkatkan, serta kebesihan tetap dijaga sehingga
Akram. M., Asif. H. ., Uzair. M., Akhtar. N., Madni. A., Shah. S. M., Hasan. Z.
U., dan Ullah. A., 2011, Amino Acids, Journal of Medical Plants
Research, 17 (5):3997-4000
Goudoever. J. B. V., Vlaadirgerbroek H., Akker. C. H.V. D., Groof. F. d., Schoor.
S. R. V. D., 2014, Amino Acids and Protein, Scientifis and Practiccal
Guidelines, 1 (110) : 49-63
Kala. R., Smkova. E., Hanus. O., Pecova. L., Sekmokas. K., dan Riaukiene. D.,
Milk Protein Analysis: An Overview of The Methods - Development and
Application, Acta Universitais Agriculture et Silviculturae Mendelianae
Brunensis, 1(67): 361-375
Li. S., Cai. C., Gong. J., L. X., dan Li.H., 2021, A fast protein binding site
comparison algorithm for proteome-wide protein function prediction and
drug repurposing, Journal proteins, 11(89):1-16
Sawitri. K.N., Sumaryada T., dan Ambarsari L., 2014, Analisa Pasangan
Jembatan Garam Residu GLU15-LYS4 Pada Kestabilan Termal Protein
1GB1, Jurnal Biofisika, 1(10): 68-74.
Wu. G., 2010, Amino Acids Biochemistry and Nutrition, Amerika Serikat
Lampiran 1. Bagan Kerja
Padatan BSA
dihomogenkan.
BSA 10 mg/mL
Hasil
BSA 1 mg/mL
dihomogenkan.
Hasil
b. Konsentrasi BSA 0,4 mg/mL
BSA 1 mg/mL
dihomogenkan.
Hasil
BSA 1 mg/mL
dihomogenkan.
Hasil
BSA 1 mg/mL
dihomogenkan.
Hasil
e. Konsentrasi BSA 1 mg/mL
BSA 1 mg/mL
Hasil
a. Pembuatan Lowry A
dihomogenkan.
Hasil
b. Pembuatan Lowry B
dihomogenkan.
Hasil
4. Preparasi Sampel
Larutan Sampel
ditambahkan 9 mL akuades.
dihomogenkan.
Fp 10
dihomogenkan.
Fp 100
dihomogenkan.
Fp 1000
5. Pembuatan Kadar Protein
𝝺maks.
Hasil
Lampiran 2. Perhitungan
1. Preparasi Sampel
2. Larutan Standar
a. Konsentrasi 0,2 mg/mL
V1 × C1 = V2 × C2
V1 =
= 0,4 mL
Vakuades = 2 mL – 0,4 mL
= 1,6 mL
V1 =
= 0,8 mL
Vakuades = 2 mL – 0,8 mL
= 1,2 mL
V1 =
= 1,2 mL
Vakuades = 2 mL – 1,2 mL
= 0,8 mL
V1 =
= 1,6 mL
Vakuades = 2 mL – 1,6 mL
= 0,4 mL
e. Konsentrasi 1 mg/mL
V1 × C1 = V2 × C2
V1 × 1 mg/mL = 2 mL × 1 mg/mL
V1 =
= 2 mL
Vakuades = 2 mL – 2 mL
= 0 mL
3. Penentuan Konsentrasi
y = 0,557x + 0,0782
0,1548 = 0,557x
x =
x = 0,278 mg/mL
= 27,8 mg/mL
Lampiran 3. Foto Percobaan