disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat
pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari
kuning ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit
ditentukan.
Berdasarkan praktikum volume titrasi cukup banyak apabila dibandingkan dengan
kelompok lain dengan sample yang sama yaitu sebanyak 9,2 mL HCl yang terpakai.
Penentuan ini juga hanya dilakukan 1 kali (simplo), sehingga nilai rata-ratanya tidak
dapat diketahui.
Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka perlu
dibandingkan dengan titrasi blanko yang dilakukan oleh kelompok lain, akan tetapi
dalam titrasi blanko juga terjadi kesalahan yaitu pelarut yang dipergunakan untuk
melarutkan KOH adalah aquadest, padahal pelarut yang seharusnya dipergunakan
adalah alkohol. Hal ini menyebabkan volume titrasi tinggi dan tidak terjadi
perubahan warna, perubahan warna yang terjadi seharusnya adalah dari merah
muda menjadi bening saat titik akhir tercapai, akan tetapi yang terjadi adalah
larutan menjadi semakin pekat dan tidak terjadi perubahan warna menjadi bening
kembali. Sehingga hasil titrasi sample tidak dapat dihitung, karena perbandingan
dengan titrasi blanko tidak dapat dilakukan.