Disusun Oleh:
Kelompok 6 Tingkat 3A
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nya kami telah menyelesaikan tugas Kimia Klinik dengan
materi “Gangguan Fungsi Pankreas”.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pankreas merupakan salah satu organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
insulin dan glukagon. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Sebagai salah satu kelenjar endokrin dan juga eksokrin, pankreas memiliki
peranan yang cukup besar terhadap pengaturan sistem hormonal tubuh, maka ketika
fungsi pankreas tidak lagi bekerja dengan baik, baik karena pola makan yang buruk
ataupun kelainan genetik, maka keseimbangan dalam tubuh pun ikut terganggu. Hal ini
dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Maka dari itu kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan
pankreas secara anatomi fisiologi normalnya serta berbagai macam gangguan fungsi
pancreas dan gambaran hasil pemeriksaan laboratorium.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi pankreas?
2. Bagaimana metabolisme pankreas?
3. Apa saja gangguan fungsi pankreas?
4. Bagaimana gambaran hasil laboratorium terhadap indikasi gangguan fungsi
pankreas?
C. Tujuan
4
D. Manfaat
5
BAB II
ISI
A. Anatomi Pankreas
Pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di bawah
lambung dalam abdomen. Pankreas merupakan kelenjar retroperitoneal
dengan panjang sekitar 12-15 cm (5-6 inchi) dan tebal 2,5 cm (1 inchi).
Pankreas berada di posterior kurvatura mayor lambung. Pankreas terdiri dari
kepala, badan, dan ekor dan biasanya terhubung ke duodenum oleh dua
saluran, yaitu duktus Santorini dan ampula Vateri. (“Anatomi Pankreas dan
Saluran-Salurannya,” 2015).
Pankreas merupakan suatu organ retroperitoneal berupa kelenjar dengan
panjang sekitar 15-20 cm pada manusia. Berat pankreas sekitar 75-100 g pada
dewasa, dan 80-90% terdiri dari jaringan asinar eksokrin. Pankreas terbentang
dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan
oleh dua saluran ke duodenum terletak pada dinding posterior abdomen di
belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian
kecil kaudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya
lunak dan berlobulus.
6
Gambar 1.2 Anatomi pankreas
(“Pankreas,” 2013) Pankreas dapat dibagi ke
dalam empat bagian :
a. Caput Pancreatis, berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam
bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di
belakang arteri dan vena mesenterica superior serta dinamakan
Processus Uncinatus.
b. Collum Pancreatis, merupakan bagian pankreas yang mengecil dan
menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatic
terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat di
percabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
c. Corpus Pancreatis,berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah.
Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga
d. Cauda Pancreatis, berjalan ke depan menuju ligamentum
lienorenalis dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.
7
kemudian bersatu membentuk saluran yang lebih besar, dan akhirnya
masuk ke dalam duktus pankreatikus mayor. Duktus tambahan juga
bisa muncul. Duktus pankreatikus mayor bisa muncul dari sisi medial
pankreas dan bergabung dengan duktus koledokus komunis untuk
kemudian menuju ke duodenum.
8
Gambar 1.3. Bagian pulau Langerhans. (“Anatomi Pankreas dan
Saluran- Salurannya,” 2015)
B. Fisiologi Pankreas
9
1. Eksokrin
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan
ketiga jenis makanan utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Ia juga
mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang peranan
penting dalam menetralkan kimus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke
dalam duodenum.
Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin,
karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim petama
memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang dicernakan,
sedangkan neklease memecahkan kedua jenis asam nukleat : asam
ribonukleat dan deoksinukleat.
Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas,
yang menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain
kecuali selulosa untuk membentuk karbohidrat, sedangkan enzim-enzim
untuk pencernaan lemak adalah lipase pankreas, yang menghidrolisis
lemak netral menjadi gliserol, asam lemak dan kolesterol esterase, yang
menyebabkan hidrolisis ester-ester kolesterol.
Enzim-enzim proteolitik waktu disintesis dalam sel-sel pankreas
berada dalam bentuk tidak aktif ; tripsinogen, kimotripsinogen, dan
prokarboksipeptidase, yang semuanya secara enzimtik tidak aktif. Zat-zat
ini hanya menjadi aktif setelah mereka disekresi ke dalam saluran cerna.
Tripsinogen diaktifkan oleh suatu enzim yang dinamakan enterokinase,
yang disekresi oleh mukosa usus ketike kimus mengadakan kontak dengan
mukosa. Tripsinogen juga dapat diaktifkan oleh tripsin yang telah
dibentuk. Kimotripsinogen diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin,
dan prokarboksipeptidase diaktifkan dengan beberapa cara yang sama.
Penting bagi enzim-enzim proteolitik getah pankreas tidak
diaktifkan sampai mereka disekresi ke dalam usus halus, karena tripsin dan
enzim-enzim lain akan mencernakan pankreas sendiri. Sel-sel yang sama,
yang mensekresi enzim-enzim proteolitik ke dalam asinus pankreas
serentak juga mensekresikan tripsin inhibitor. Zat ini disimpan dalam
10
sitoplasma sl-sel kelenjar sekitar granula-granula enzim, dan mencegah
pengaktifan tripsin di dalam sel sekretoris dan dalam asinus dan duktus
pankreas.
Enzim-enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh asinus
kelenjar pankreas. Namun dua unsur getah pankreas lainnya, air dan ion
bikarbonat, terutama disekresi oleh sel-sel epitel duktulus-duktulus kecil
yang terletak di depan asinus khusus yang berasal dari duktulus. Bila
pankreas dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas dalam jumlah
besar – yaitu air dan ion bikarbonat dalam jumlah besar – konsentrasi ion
bikarbonat dapat meningkat sampai 145 mEq/liter.
Setiap hari pankreas menghasilkan 1200-1500 ml pancreatic juice,
cairan jernih yang tidak berwarna. Pancreatic juice paling banyak
mengandung air, beberapa garam, sodium bikarbonat, dan enzim-enzim.
Sodium bikarbonat memberi sedikit pH alkalin (7,1-8,2) pada pancreatic
juice sehingga menghentikan gerak pepsin dari lambung dan menciptakan
lingkungan yang sesuai bagi enzim-enzim dalam usus halus.
Enzim-enzim dalam pancreatic juice termasuk enzim pencernaan
karbohidrat bernama pankreatik amilase; beberapa enzim pencernaan
protein dinamakan tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase; enzim
pencernaan lemak yang utama dalam tubuh orang dewasa dinamakan
pankreatik lipase; enzim pencernaan asam nukleat dinamakan ribonuklease
dan deoksiribonuklease.
Seperti pepsin yang diproduksikan dalam perut dengan bentuk
inaktifnya atau pepsinogen, begitu pula enzim pencernaan protein dari
pankreas. Hal ini mencegah enzim-enzim dari sel-sel pencernaan pankreas.
Enzim tripsin yang aktif disekresikan dalam bentuk inaktif
dinamakan tripsinogen. Aktivasinya untuk tripsin diselesaikan dalam usus
halus oleh suatu enzim yang disekresikan oleh mukosa usus halus ketika
bubur chyme ini tiba dalam kontak dengan mukosa. Enzim aktivasi
dinamakan enterokinase. Kimotripsin diaktivasi dalam usus halus oleh
tripsin dari bentuk inaktifnya, kimotripsinogen. Karboksipeptidase juga
11
diaktivasi dalam usus halus oleh tripsin. Bentuk inaktifnya dinamakan
prokarboksipeptidase.
2. Endokrin
Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat kelompok-kelompok
kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok ini adalah
pulau-pulau kecil/ kepulauan Langerhans yang bersama-sama membentuk
organ endokrin.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah :
a. Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam
amino yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan
kecil dalam komposisi asam amino molekul dari satu spesies ke
12
spesies lain. Perbedaan ini biasanya tidak cukup besar untuk dapat
mempengaruhi aktivitas biologi suatu insulin pada spesies heterolog
tetapi cukup besar untuk menyebabkan insulin bersifat antigenik.
Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel B. Insulin kemudian
dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan
dalam granula-granula berlapis membran. Granula-granula ini bergerak
ke dinding sel melalui suatu proses yang melibatkan mikrotubulus dan
membran granula berfusi dengan membran sel, mengeluarkan insulin
ke eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina
basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai
aliran darah.
Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar 5
menit. Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami
internalisasi. Insulin dirusak dalam endosom yang terbentuk melalui
proses endositosis. Enzim utama yang berperan adalah insulin
protease, suatu enzim di membran sel yang mengalami internalisasi
bersama insulin.
Efek insulin pada berbagai jaringan:
1) Jaringan Adiposa
12
Meningkatkan masuknya glukosa
Meningkatkan sintesis asam lemak
Meningkatkan sintesis gliserol fospat
Menungkatkan pengendapan trigliserida
Mengaktifkan lipoprotein lipase
Menghambat lipase peka hormone
Meningkatkan ambilan K+
2) Otot
Meningkatkan masuknya glukosa
Meningkatkan sintesis glikogen
Meningkatkan ambilan asam amino
Meningkatkan sintesis protein di ribosom
Menurunkan katabolisme protein
Menurunkan pelepasanasam-asam amino
glukoneogenik
Meningkatkan ambilan keton
Meningkatkan ambilan K+
3) Hati
Menurunkan ketogenesis
Meningkatkan sintesis protein
Meningkatkan sintesis lemak
Menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunan
glukoneogenesis dan peningkatan sintesis glukosa
b. Glukagon
Molekul glukagon adalah polipeptida rantai lurus yang
mengandung 29n residu asam amino dan memiliki molekul 3485.
Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip
aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon
melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dari glikogen dalam
hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino, gliserol, dan asam
laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati
13
mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah
meningkat.
Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula
darah melalui sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah
menurun sampai di bawah normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel
alfa dari pulau Langerhans merangsang sel-sel untuk mensekresikan
glukagon. Ketika gula darah meningkat, tidak lama lagi sel-sel akan
dirangsang dan produksinya diperlambat.
Jika untuk beberapa alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan
sel-sel alfa mensekresikan glukagon secara berkelanjutan,
hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) bisa terjadi. Olahraga dan
konsumsi makanan yang mengandung protein bisa meningkatkan
kadar asam amino darah juga menyebabkan peningkatan sekresi
glukagon. Sekresi glukagon dihambat oleh GHIH (somatostatin).
Glukagon kehilangan aktivitas biologiknya apabila diperfusi
14
melewati hati atau apabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal atau
otot. Glukagon juga diinaktifkan oleh inkubasi dengan darah.
Indikasinya ialah bahwa glukagon dihancurkan oleh sistem enzim yang
sama dengan sistem yang menghancurkan insulin dan protein-protein
lain.
14
Gambar 2.1 Regulasi Insulin dan Glukagon
c. Somatostatin
Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas.
Somatostatin menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida
pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam pulau-pulau pankreas.
Penderita tumor pankreas somatostatin mengalami hiperglikemia dan
gejala-gejala diabetes lain yang menghilang setelah tumor diangkat.
Para pasien tersebut juga mengalami dispepsia akibat lambatnya
pengosongan lambung dan penurunan sekresi asam lambung, dan batu
empedu, yang tercetus oleh penurunan kontraksi kandung empedu.
Sekresi somatostatin pankreas meningkat oleh beberapa
rangsangan yang juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan
asam amino, terutama arginin dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan
oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan dari pankreas dan saluran cerna
ke dalam darah perifer.
d. Polipeptida pancreas
15
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear
yang dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat
dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin
hormon saluran cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak
dan sistem saraf otonom.
Sekresi polipeptida ini meningkat oleh makanan yang mengandung
protein, puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun
oleh somatostatin dan glukosa intravena. Pemberian infus leusin,
arginin, dan alanin tidak mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi
makanan berprotein mungkin diperantarai secara tidak langsung. Pada
manusia, polipeptida pankreas memperlambat penyerapan makanan,
dan hormon ini mungkin memperkecil fluktuasi dalam penyerapan.
Namun, fungsi faal sebenarnya masih belum diketahui.
C. Macam – Macam Gangguan Fungsi Pankreas
1. Pankreatitis
15
Pankreatitis adalah suatu penyakit inflamasi pankreas yang
identik menyebabkan nyeri perut dan terkait dengan fungsinya
sebagai kelenjar eksokrin, (meskipun pada akhirnya fungsi sebagai
kelenjar endokrin juga terganggu akibat kerusakan organ
pankreas). The Second International Symposium on The
Classification of Pancreatitis, (Marseille,1980) membuat
klasifikasi sebagai berikut:
a. Pankreatitis akut
Pankreatitis akut adalah pengerusakan pancreas olen enzim
secara mendadak dan difus, yang diduga di sebabkan oleh enzim-
enzim pancreas yang bersifat litik aktif kedalam parenkim
kelenjar ini. Diduga bahwa ada kebocoran yang menyebabkan zat
toksik masuk kedalam darah, rongga peritoneum, atau keduanya
sehingga mengakibatkan renjatan, kolaps, sirkulasi bahkan
kematian (Ranson, 1980).
Panreatitis akut terjadi kira-kira pada satu diantara setiap
500 hingga 600 penderita yang masuk rumah sakit. Penyakit ini
paling sering di jumpai pada usisa setengah baya dan sering kali
dikaitkan dengan penyakit saluran empedu dan alkoholisme.
Pankreatitis yang berkaitan dengan penyakit saluran empedu
lebih sering terjadi pada wanita, yang berhubungan dengan
alkoholisme lebih sering dijumpai pada laki-laki.
16
Penyebab lain pankreatitis akut yang sering adalah trauma.,
perluasan radang dari tukak peptic atau infeksi abdomen di
dekatnya, infeksi bacterial yang disebabkan lewat darah, infeksi-
infeksi virus, seperti parotitis, thrombosis dan emboli vaskuler,
polyarteritis nodosa, hipotermia, obat-obat tertentu,
hyperlipoproteinemia, hiperparatiroidi, dan keadaan-keadaan
hiperkalsemia.
17
(ICAM 1) dan vascular adhesive molecules (VCAM) sehingga
menyebabkan permeabilitas vaskular meningkat, teraktivasinya
sistem komplemen dan ketidakseimbangan sistem trombo-
fibrinolitik. Kondisi tersebut akhirnya memicu terjadinya
gangguan mikrosirkulasi, stasis mikrosirkulasi, iskemia dan
nekrosis sel-sel pankreas. Kejadian di atas tidak saja terjadi
lokal di pankreas tetapi dapat pula terjadi di jaringan/organ vital
lainnya sehingga dapat menyebabkan komplikasi lokal maupun
sistemik.
Dengan kata lain pankreatitis akut dimulai oleh adanya
keadian yang menginisiasi luka kemudian diikuti kejadian
selanjutnya memperberat luka. Secara ringkas progresi
pankreatitis akut dapat dibagi menjadi 3 fase berurutan, yaitu:
1. inflamasi lokal pankreas,
b. Pankreatitis Kronis
18
mendapat perlindungan secara sensitif. Penyakit ini terjadi pada
tipe pasien sama seperti halnya mereka yang mengandung
resiko menderita pankreatitis akut, khususnya pasien-pasien
yang minum alkohol berlebihan atau pasien dengan penyakit
saluran empedu. Etiologi pastinya tidak jelas. Meskipun bukan
merupakan penyakit yang serong terkjadi, pankreatitis kronis
penting karena dapat menyebabkan nyeri yang menusuk dan
berakhir dengan insufisiensi pankreas dan sindrom malabsorbsi
(Sarles, 1974, Strum dan Spiro, 1971).
2. Diabetes Melitus
19
Pada diabetes primer tipe I terdapat defisiensi insulin absolut,
demikian pula pada diabetes sekunder karena kerusakan pankreas.
Pada diabetes primer tipe II – dan pada peningkatan kadar hormon
antagonis – defisiensi insulin bersifat relatif, dan kadar insulin
serum biasanya normal atau mungkin bahkan meningkat.
20
sangat terganggu sehingga terjadi kegagalan pengolahan
muatan karbohidrat. Sekresi insulin fase lambat juga
normal pada stadium awal, tetapi teganggu pada stadium
lanjut. Namun , masih ada insulin yang bertahan pada
kadar tertentu dalam sebagian besar pasien sehingga
kelainan metabolisme glukosa terbatas, dan ketoasidosis
jarang terjadi. Pada pasien-pasien ini sekresi insulin dapat
dirangsang dengan obat-obatan, seperti sulfonil urea dan
oleh karena itu, insulin eksogen tidak penting pada terapi.
Sebagian besar pasien diabetes melitus tipe II mulai
menderita penyakit ini pada usia dewasa ( adult onset
diabetes ). Suatu sub grup diabetes tipe II dimulai pada
usia muda (maturity – onset diabetes of the young, MODY
). Pasien ini memiliki pola pewarisan gen tunggal
autosomal dominan.
21
diabetes tak dapat berkompensasi karena cacat warisan
pada sekresi insulin. Jadi,diabetes tipe II sering dipicu
oleh diabets dan kehamilan.
22
Gejala klasik diabetes melitus disebabkan kelainan metabolisme
glukosa. Kurangnya aktivitas insulin menyebabkan kegagalan
pemindahan glukosa dari plasmake dalam sel (“kelaparan pada
saat kelimpahan”). Tubuh berespons seakan dalam keadaan puasa
dengan stimulasi glikogenolisis, glukoneogenesis, dan lipolisis
yang menghasilkan badan keton.
1. Pankreatitis
a) Akut
23
pada sekitar 10% kasus. Diabetes melitus permanen hampir tak pernah
terjadi setelah satu kali serangan pankreatitis akut.
24
dalam rongga peritoneum; sintesis dapat
menurun karena penyakit hati yang timbul
bersamaan
25
Tabel 2.1 Hasil-hasil Uji Laboratorium Umum pada Pankreatitis Akut
b) Kronis
2. Diabetes Melitus
26
Pada kasus ringan, pasien menunjukkan kadar glukosa puasa pada
kisaran normal, dan kelainan terbatas pada gangguan penanganan beban
glukosa seperti yang dinilai pada uji toleransi glukosa oral 75g.
Diagnosis dengan tes ini ditegakkan bila kadar glukosa plasma > 11,1
mmol/l, (>200 mg/Dl) setelah dua jam dan >11,1 mmol/L, (>200 mg/dl)
pada sedikitnya satu kesempatan lain di antara 2 jam ini. Bila uji toleransi
glukosa negatif, diabetes disingkirkan. Penilaian uji yang positif harus
memperhitungkan kemungkinan positif palsu akibat epinefrin yang
dilepas karena stres yang terkait dengan uji ini.
Tipe I Tipe II
27
Keperluan insulin pada Hampir selalu Kadang-kadang
pengobatan
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pankreas merupakan suatu organ retroperitoneal berupa kelenjar
dengan panjang sekitar 15-20 cm pada manusia. Pankreas memiliki 2
fungsi yaitu Eksokrin dan Endokrin. Macam - macam gangguan pankreas
diantaranya pankreatitis akut, pankreatitis kronis, diabetes melitus tipe 1
dan tipe 2.
B. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Banjarnahor Eka dan Wangko Sunny. 2012. Jurnal Biomedik Sel Beta Pankreas
Sintesis dan Sekresi Insulin. Manado: Universitas Sam Ratulangi
Baron, D.N. 1990. Kapita Selekta Patologi Klinik Edisi Ketiga. Jakarta: EGC
Moore, Keith L dkk. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
30