Disusun Oleh:
Kelompok 7
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2015
terselesaikan.
Complex, MHC ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
makalah ini.
Penyusun
Bagi kita yang sedang belajar imunologi tentu akan bertemu dengan
antar limfosit yang saling berkaitan dalam menentukan sistem respon imun
tersebut mengalami rejeksi transplan, ditolak oleh tubuh yang menerima organ
karena dianggap benda asing yang harus dilawan dengan respon imun.
pengaruhnya lebih lemah. MHC adalah titik pusat dimulainya respon imun.
1.3 Tujuan
Imunologi.
complexatau MHC) adalah sekumpulan gen yang ditemukan pada semua jenis
manusia (HLA). Protein MHC yang disandikan berperan dalam mengikat dan
pula molekul lain yang walaupun lebih lemah juga ikut menentukan rejeksi,
yang disebut molekul histokompatibilitas minor. Pada saat ini telah diketahui
Gen MHC masih punya kaitan dengan gen imunoglobulin dan gen
kembali seperti yang terjadi pada gen imunoglobulin dan TCR. Daerah MHC
sangat luas yaitu sekitar 3500 kb di lengan kromosom 6 yang meliputi regio
Gen MHC adalah gen multigenik karena beberapa gen terkait MHC
mengkode berbagai molekul MHC yang berbeda. Gen MHC pada setiap
populasi juga memiliki banyak alel sehingga disebut gen polimorfik. Semua
alel pada gen MHC yang berada pada satu kromosom disebut haplotip MHC.
Setiap individu memiliki dua haplotip yang berasal dari ayah dan ibunya.
dalam timus untuk berperan dalam proses maturasi sel CD8. Terdapat 3
macam molekul MHC kelas I yang polimorfik pada manusia, yaitu HLA-
A, HLA-B dan HLA-C. Molekul HLA kelas I tersusun dari rantai berat a
Molekul ini terdapat pada sel APC (Antigen Presenting Cells) yang
sel makrofag & monosit, sel B, sel T aktif, sel dendrit, sel langerhans kulit,
dan sel epitel yang biasanya timbul setelah ada rangsangan sitokin. Fungsi
molekul MHC kelas II adalah presentasi antigen kepada sel T CD4 yang
masing terdiri atas 229 dan 237 asam amino yang membentuk 2 domain.
Terdapat beberapa molekul lain yang dikode pula dan daerah MHC
tetapi mempunyai fungsi yang berbeda dengan molekul MHC kelas I dan
II. Suatu daerah dalam MHC yang dikenal sebagai regio MHC kelas III
sitokrom p450 2l-hidroksilase. Selain itu terdapat pula gen sitokin TNF a
dan b, atau gen lain yang mengkode molekul yang berfungsi untuk
mirip dengan gen MHC kelas II, sehingga diangap bahwa molekul MHC
keIas II adalah produk gen Ir. Studi tentang struktur molekul kelas I dan II,
serta tempat ikatan antigen pada molekul kelas II, memperkuat anggapan
tertentu saja yang dapat mempresentasikan suatu antigen tertentu pula. Hal
ini terlihat pada pemetaan bahwa hanya individu yang mempunyai gen
kelas II tertentu saja yang dapat bereaksi terhadap suatu antigen khusus.
HLA-DR2, serta respons IgE terhadap antigen ragweed Ra6 yang sangat
dasar imunologi, sebagian besar terkait dengan MHC kelas II. Hubungan
tersebut dinilai dengan risiko relatif; semakin besar nilai alel HLA tertentu,
(1) molekul HLA berperan sebagai reseptor etiologi penyakit (misalnya virus
dan toksin), seperti molekul CD4 yang berperan sebagai reseptor HIV.
(2) HLA bersifat selektif terhadap antigen, yaitu hanya pada lekukan tertentu
(3) HLA memiliki kemiripan molekul dengan agen penyebab penyakit, ada
dua alternatif: (a) agen penyebab dianggap sebagai antigen diri (self) maka
tidak ada respon imun atau (b) agen penyebab dianggap antigen asing (non
(4) Terjadi penyimpangan ekspresi molekul HLA kelas II pada sel yang tidak
biasa; saat terjadi proses rutin degradasi molekul spesifik pada permukaan sel
Protein MHC terdiri dari dua kelas struktur, yaitu protein MHC kelas I
antigen asing tersebut. Protein MHC kelas I terdiri dari dua polipeptida,
yaitu rantai membrane integrated alfa () yang disandikan oleh gen MHC
dengan antigen protein. Alur tersebut tertutup pada pada kedua ujungnya
dan peptida yang terikat sekitar 8-10 asam amino. MHC kelas satu juga
dendritik, dan beberapa sel penampil antigen (antigen presenting cell atau
reaksi inflamatori atau respon antibodi. MHC kelas II ini terdiri dari dua
nomor 6 dan terbagi menjadi dua kelas gen, yaitu kelas I untuk MHC I dan
lokus mayor yang disebut B, C, dan A, serta beberapa lokus minor yang
Pada gen pengkode rantai alfa, terdapat banyak alel atau dengan kata lain
terletak di luar kompleks gen MHC, namun apabila terjadi kecacatan pada
gen tersebut maka antigen kelas I tidak bisa dihasilkan dan dapat terjadi
defisiensi sel T sitotoksik. Kompleks gen kelas II terdiri dari tiga lokus yaitu
DP, DQ, dan DR yang masing-masing mengkodekan satu rantai alfa atau
beta. Rantai polipetida yang dihasilkan akan saling berikatan dan membentuk
antigen kelas II. Seperti halnya antigen kelas II, antigen kelas II juga bersifat
polimorfik (unik) karena lokus DR dapat terdiri atas lebih dari satu macam
mengandung peptide binding cleft pada ujung amino terminal yang berfungsi
Sehubungan hanya terdapat satu lekukan, maka setiap molekul MHC setiap
ke permukaan sel.
kelas II dicegah berikatan dengan peptida dalam lumen oleh protein MHC
class II invariant chain peptida (CLIP) yang berikatan erat dengan peptida
binding cleft.
binding cleft terbuka untuk menerima peptida. Jika terjadi ikatan peptida
dengan MHC kelas II maka akan terbentuk komplek yang stabil dan bergerak
menuju permukaan sel. Sebaliknya bila tidak terjadi ikatan, maka MHC
menjadi tidak stabil dan dihancurkan oleh protease endosom. Dari satu
antigen yang dipecah menjadi beberapa peptida hanya ada satu atau dua
sinyal kedua aktivasi sel T dan berfungsi menjaga agar respon imun spesifik
tidak berbahaya. Beberapa produk mikroba dan respon imun non spesifik
yang disebut kostimulator yang akan dikenali reseptornya di sel T dan APC
sel.
membawa akibat bila terpajan antigen. Tetapi bila pada sel tersebut timbul
ekspresi molekul kelas II, maka degradasi molekul spesifik tersebut akan
mengalami degradasi tadi akan terikat pada tempat ikatan antigen molekul
kelas II, sehingga terbentuk kompleks imun yang merangsang respons imun
terhadap molekul spesifik tersebut. Bila hanya molekul kelas II tertentu saja
antara HLA-B27 dan spondilitis angkilosis. Dengan risiko relatif 91, maka
individu ras Kaukasia HLA-B27 (+) mempunyai risiko 91 kali lebih besar
B27 (-). Ekspresi molekul MHC pada berbagai ras dapat berbeda bermakna
Karena daerah MHC sangat luas maka dapat saja terjadi rekombinasi
kecenderungan tinggi untuk merangkai dengan alel lain, yang disebut sebagai
rangkaian yang tidak seimbang (linkage disequilibrium). Jadi dapat saja suatu
penyakit yang selama ini kita kenal sebagai berhubungan dengan alel MHC
presentasi antigen kepada sel T yang harus berkaitan dengan molekul HLA.
Selain itu antigen tertentu lebih suka bergabung dengan molekul HLA
tertentu pula. Jadi suatu molekul HLA kelas II dapat lebih baik mengikat
pun akan lebih efektif. Karena itu jenis HLA seseorang akan menentukan
miliknya.
Suatu antigen hanya akan dikenal oleh sel T (melalui TCR) bila
berasosiasi dengan molekul HLA tertentu, dan hal ini dikenal sebagai terbatas
ligan untuk TCR tertentu, dan ikatan ini dapat mengaktivasi sel T. Asosiasi
antara suatu antigen dengan molekul HLA sangat bervariasi, tetapi akan
terbatas oleh molekul HLA yang tersedia pada sel T. Bila molekul HLA
hanya sedikit maka asosiasi yang terbentuk mungkin terlalu lemah untuk
mengaktivasi sel T .
3.1 Kesimpulan
2. Molekul MHC terdiri atas Molekul HLA kelas I (MHC Class I) dan
3. Semakin besar nilai alel HLA tertentu, semakin besar pula risiko penyakit
4. Struktur protein MHC terdiri dari dua kelas struktur, yaitu protein MHC
nomor 6 dan terbagi menjadi dua kelas gen, yaitu kelas I untuk MHC I dan
peptide binding cleft pada ujung amino terminal yang berfungsi mengikat
hanya terdapat satu lekukan, maka setiap molekul MHC setiap kali hanya
7. Diduga bahwa induksi ekspresi kelas II pada permukaan sel yang tidak
penyakit autoimun, dan prototip asosiasi ini adalah hubungan antara HLA-
9. Keadaan lain yang dihubungkan dengan MHC adalah defek respons imun.
Undil, 2013, Mengenal MHC Kelas I & MHC Kelas II (HLA Class I & II) serta
Penangkapan dan Presentasi Antigen, http://duniashinichi.blogspot.com.