Anda di halaman 1dari 19

Tugas makalah

KOMPLEKS HISTOKOMPATIBILITAS MAYOR


(Major Histocompatibility Complex, MHC)

Disusun Oleh:

Kelompok 7

CICI NOVIANTI (F1F113006)


FIRASMI SANGADJI (F1F113013)
FITRA ALIMIN (F1F113014)
IMELDA SARDA SOLEMAN (F1F113022)
MUH. ERWIN (F1F113032)
NURFITRI GOMUL (F1F113040)
WAODE BADRIAH
NOVRIANTI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 1


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun memperoleh kesehatan

dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan Tugas Makalah tentang Major

Histocompatibility Complex, MHC ini.

Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

penyusun sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembimbing

atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing sehingga Tugas

Makalah tentang Major Histocompatibility Complex, MHC ini dapat

terselesaikan.

Penyusun menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi

penyampaian yang menjadikan Tugas Makalah tentang Major Histocompatibility

Complex, MHC ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan

makalah ini.

Kendari, Mei 2015

Penyusun

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI .....................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 4
BAB II ISI .............................................................................................................. 5
2.1 Pengertian MHC ...................................................................................... 5
2.2 Molekul MHC.......................................................................................... 5
a. Molekul HCA Kelas I (MHC Class I) ............................................... 6
b. Molekul HCA Kelas II (MHC Class II)............................................. 7
2.3 MHC/HLA Class II dan Penyakit Kelainan Dasar Imunologi ................ 8
2.4 Struktur Protein MHC ............................................................................. 9
a. Protein MHC Kelas I ......................................................................... 9
b. Protein MHC Kelas II ...................................................................... 10
2.5 Gen MHC dan Polimorfisme ................................................................. 10
2.6 Peran MHC ............................................................................................ 11
2.7 Penyimpangan Ekspresi Molekul MHC Kelas II .................................. 13
2.8 Penyakit Autoimun ................................................................................ 14
2.9 Defek Respon Imun ............................................................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi kita yang sedang belajar imunologi tentu akan bertemu dengan

istilah MHC. Awal mula pengetahuan tentang Major Histocompatibility

Complex (MHC) / Human Leucocyt Antigen (HLA) adalah dari pengamatan

reaksi penolakan jaringan hewan percobaan, kemudian diikuti berkembangnya

pengetahuan tentang rejeksi transplan, genetika, respon imun dan komunikasi

antar limfosit yang saling berkaitan dalam menentukan sistem respon imun

tubuh. Pencangkokan organ tubuh akan mengalami kegagalan bila organ

tersebut mengalami rejeksi transplan, ditolak oleh tubuh yang menerima organ

karena dianggap benda asing yang harus dilawan dengan respon imun.

Molekul permukaan sel yang berperan dalam rejeksi transplan ini

disebut molekul histokompatibilitas, gen yang mengkodenya disebut gen

histokompatibilitas. Kemudian namanya ditambah kata Major karena selain

MHC ada faktor lain yang berpengaruh terhadap rejeksi walaupun

pengaruhnya lebih lemah. MHC adalah titik pusat dimulainya respon imun.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan MHC ?

2. Bagaimana Molekul MHC serta Pembagiannya ?

3. Bagaimana MHC/HLA Class II dan Penyakit Kelainan Dasar Imunologi ?

4. Bagaimana Struktur Protein MHC serta Pembagiannya ?

5. Bagaimana Gen MHC dan Polimorfisme ?

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 4


6. Bagaimana Peran MHC ?

7. Bagaimana Penyimpangan Ekspresi Molekul MHC Kelas II ?

8. Pengertian Penyakit Autoimun ?

9. Bagaimana Defek Respon Imun ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian MHC.

2. Untuk mengetahui Molekul MHC serta Pembagiannya.

3. Untuk mengetahui MHC/HLA Class II dan Penyakit Kelainan Dasar

Imunologi.

4. Untuk mengetahui Struktur Protein MHC serta Pembagiannya.

5. Untuk mengetahui Gen MHC dan Polimorfisme.

6. Untuk mengetahui Peran MHC.

7. Untuk mengetahui Penyimpangan Ekspresi Molekul MHC Kelas II.

8. Untuk mengetahui Pengertian Penyakit Autoimun.

9. Untuk mengetahui Defek Respon Imun.

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 5


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian MHC

Kompleks histokompatibilitas utama (major histocompatibility

complexatau MHC) adalah sekumpulan gen yang ditemukan pada semua jenis

vertebrata. Gen tersebut terdiri dari 4 juta bp yang terdapat di kromosom

nomor 6 manusia dan lebih dikenal sebagai kompleks antigen leukosit

manusia (HLA). Protein MHC yang disandikan berperan dalam mengikat dan

mempresentasikan antigen peptida ke sel T. Molekul permukaan sel yang

bertanggung jawab terhadap rejeksi transplan dinamakan molekul

histokompatibilitas, dan gen yang mengkodenya disebut gen

histokompatibilitas. Nama ini kemudian disebut dengan histokompatibilitas

mayor karena ternyata MHC bukan satu-satunya penentu rejeksi. Terdapat

pula molekul lain yang walaupun lebih lemah juga ikut menentukan rejeksi,

yang disebut molekul histokompatibilitas minor. Pada saat ini telah diketahui

bahwa molekul MHC merupakan titik sentral inisiasi respons imun.

2.2 Molekul MHC

Gen MHC masih punya kaitan dengan gen imunoglobulin dan gen

reseptor sel T (TCR), yaitu tergabung dalam keluarga supergen

imunogobulin, tetapi selama perkembangannya dia tidak mengalami penataan

kembali seperti yang terjadi pada gen imunoglobulin dan TCR. Daerah MHC

sangat luas yaitu sekitar 3500 kb di lengan kromosom 6 yang meliputi regio

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 6


yang mengkode MHC kelas I, II dan III, serta protein dan gen lain yang

belum dikenal yang berperan penting pada sistem imun.

Gen MHC adalah gen multigenik karena beberapa gen terkait MHC

mengkode berbagai molekul MHC yang berbeda. Gen MHC pada setiap

populasi juga memiliki banyak alel sehingga disebut gen polimorfik. Semua

alel pada gen MHC yang berada pada satu kromosom disebut haplotip MHC.

Setiap individu memiliki dua haplotip yang berasal dari ayah dan ibunya.

a. Molekul HLA kelas I (MHC Class I)

Molekul HLA kelas I terdapat pada hampir semua permukaan sel

mamalia yang memiliki inti sel, dan berfungsi mempresentasikan antigen

kepada sel T CD8. Ekspresi MHC kelas I diperlukan keberadaannya di

dalam timus untuk berperan dalam proses maturasi sel CD8. Terdapat 3

macam molekul MHC kelas I yang polimorfik pada manusia, yaitu HLA-

A, HLA-B dan HLA-C. Molekul HLA kelas I tersusun dari rantai berat a

polimorfik yang berpasangan secara nonkovalen dengan rantai non

polimorfik b2-mikroglobulin. Rantai a mengandung 338 asam amino dan

terdiri atas 3 bagian, yaitu regio hidrofilik ekstraseluler, regio hidrofobik

transmembran dan regio hidrofilik intraseluler; regio ekstraseluler

membentuk 3 domain a1, a2 dan a3; domain a2 dan b2-mikroglobulin

membentuk struktur mirip imunoglobulin namun tanpa kemampuan yang

memadai untuk mengikat antigen.

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 7


b. Molekul HLA kelas II (MHC Class II)

Molekul ini terdapat pada sel APC (Antigen Presenting Cells) yang

merupakan sel yang mempresentasikan antigen secara profesional, yaitu

sel makrofag & monosit, sel B, sel T aktif, sel dendrit, sel langerhans kulit,

dan sel epitel yang biasanya timbul setelah ada rangsangan sitokin. Fungsi

molekul MHC kelas II adalah presentasi antigen kepada sel T CD4 yang

merupakan sentral respon imun, dan molekul ini diperlukan

keberadaannya di dalam timus untuk membantu maturasi sel CD4.

Terdapat 3 macam molekul MHC kelas II polimorfik pada manusia,

yaitu HLA-DR, HLA-DQ, dan HLA-DP. Penyusun HLA kelas II adalah 2

rantai polimorfik a dan b yang terikat secara nonkovalen yang masing-

masing terdiri atas 229 dan 237 asam amino yang membentuk 2 domain.

Rantai a dan b HLA kelas II tersusun dari regio hidrofilik ekstraseluler,

regio hidrofobik transmembran dan regio hidrofilik intraseluler. Terdapat

rantai invarian yang merupakan rantai non polimorfik yang berperan

dalam pembentukan dan transport molekul MHC kelas II dengan antigen.

Terdapat beberapa molekul lain yang dikode pula dan daerah MHC

tetapi mempunyai fungsi yang berbeda dengan molekul MHC kelas I dan

II. Suatu daerah dalam MHC yang dikenal sebagai regio MHC kelas III

mengkode sejumlah protein komplemen (C2, B, C4A, C4) dan enzim

sitokrom p450 2l-hidroksilase. Selain itu terdapat pula gen sitokin TNF a

dan b, atau gen lain yang mengkode molekul yang berfungsi untuk

pembentukan dan transport molekul MHC dalam sel.

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 8


Gen respons imun (Ir) semula diterangkan pada hewan percobaan

sebagai gen yang menentukan respons imun individu terhadap antigen

asing tertentu. Dengan pemetaan genetika klasik terlihat bahwa gen Ir

mirip dengan gen MHC kelas II, sehingga diangap bahwa molekul MHC

keIas II adalah produk gen Ir. Studi tentang struktur molekul kelas I dan II,

serta tempat ikatan antigen pada molekul kelas II, memperkuat anggapan

bahwa molekul kelas II merupakan mediator gen Ir.

Keragaman tempat ikatan antigen dalam berbagai molekul kelas II,

serta perbedaan kemampuan molekul kelas II tertentu untuk mengikat

antigen spesifik, menimbulkan dugaan bahwa hanya molekul keIas II

tertentu saja yang dapat mempresentasikan suatu antigen tertentu pula. Hal

ini terlihat pada pemetaan bahwa hanya individu yang mempunyai gen

kelas II tertentu saja yang dapat bereaksi terhadap suatu antigen khusus.

Contoh tentang efek gen Ir pada manusia adalah respons antibodi

IgE terhadap antigen ragweed Ra5 yang sangat berhubungan dengan

HLA-DR2, serta respons IgE terhadap antigen ragweed Ra6 yang sangat

berhubungan dengan HLA-DR5. Walaupun belum jelas terbukti, antigen

ragweed dipercaya terikat pada molekul MHC kelas II.

2.3 MHC / HLA Class II dan Penyakit Kelainan Dasar Imunologi

Beberapa alel spesifik memiliki hubungan dengan penyakit kelainan

dasar imunologi, sebagian besar terkait dengan MHC kelas II. Hubungan

tersebut dinilai dengan risiko relatif; semakin besar nilai alel HLA tertentu,

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 9


semakin besar pula risiko penyakit pada orang yang memilikinya. Hipotesis

hubungan HLA dengan penyakit diantaranya adalah:

(1) molekul HLA berperan sebagai reseptor etiologi penyakit (misalnya virus

dan toksin), seperti molekul CD4 yang berperan sebagai reseptor HIV.

(2) HLA bersifat selektif terhadap antigen, yaitu hanya pada lekukan tertentu

saja yang mengikat antigen tertentu dan menyebabkan individu yang

memilikinya menderita sakit.

(3) HLA memiliki kemiripan molekul dengan agen penyebab penyakit, ada

dua alternatif: (a) agen penyebab dianggap sebagai antigen diri (self) maka

tidak ada respon imun atau (b) agen penyebab dianggap antigen asing (non

self) sehingga menimbulkan respon imun yang menyerang HLA sehingga

terjadi kerusakan jaringan seperti pada kasus autoimun.

(4) Terjadi penyimpangan ekspresi molekul HLA kelas II pada sel yang tidak

biasa; saat terjadi proses rutin degradasi molekul spesifik pada permukaan sel

akan menyebabkan fragmen peptida terikat pada tempat ikatan antigen

molekul kelas II sehingga terbentuk kompleks imun yang merangsang respon

imun terhadap molekul spesifik tersebut.

2.4 Struktur Protein MHC

Protein MHC terdiri dari dua kelas struktur, yaitu protein MHC kelas I

dan kelas II.

a. Protein MHC kelas I

Protein MHC kelas I ditemukan pada semua permukaan sel berinti.

Protein ini bertugas mempresentasikan antigen peptida ke sel T sitotoksik

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 10


(Tc) yang secara langsung akan menghancurkan sel yang mengandung

antigen asing tersebut. Protein MHC kelas I terdiri dari dua polipeptida,

yaitu rantai membrane integrated alfa () yang disandikan oleh gen MHC

pada kromosom nomor 6, dan non-covalently associated beta-2

mikroglobulin(2m). Rantai akan melipat dan membentuk alur besar

antara domain 1 dan 2 yang menjadi tempat penempelan molekul MHC

dengan antigen protein. Alur tersebut tertutup pada pada kedua ujungnya

dan peptida yang terikat sekitar 8-10 asam amino. MHC kelas satu juga

memiliki dua heliks yang menyebar di rantai beta sehingga dapat

berikatan dan berinteraksi dengan reseptor sel T.

b. Protein MHC kelas II

Protein MHC kelas I terdapat pada permukaan sel B, makrofag, sel

dendritik, dan beberapa sel penampil antigen (antigen presenting cell atau

APC) khusus. Melalui protein MHC kelas II inilah, APC dapat

mempresentasikan antigen ke sel-T penolong (Th) yang akan menstimulasi

reaksi inflamatori atau respon antibodi. MHC kelas II ini terdiri dari dua

ikatan non kovalen polipeptida integrated-membrane yang disebut dan

. Biasanya, protein ini akan berpasangan untuk memperkuat

kemampuannnya untuk berikatan dengan reseptor sel T. Domain 1 dan

1 akan membentuk tempat untuk pengikatan MHC dan antigen.

2.5 Gen MHC dan Polimorfisme

Pada manusia, gen yang mengkodekan MHC terletak pada kromosom

nomor 6 dan terbagi menjadi dua kelas gen, yaitu kelas I untuk MHC I dan

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 11


kelas II untuk MHC II. Kelompok gen yang termasuk kelas I terdiri dari tiga

lokus mayor yang disebut B, C, dan A, serta beberapa lokus minor yang

belum diketahui. Setiap lokus mayor menyandikan satu polipeptida tertentu.

Pada gen pengkode rantai alfa, terdapat banyak alel atau dengan kata lain

bersifat polimorfik. Rantai beta-2-mikroglobulin dikodekan oleh gen yang

terletak di luar kompleks gen MHC, namun apabila terjadi kecacatan pada

gen tersebut maka antigen kelas I tidak bisa dihasilkan dan dapat terjadi

defisiensi sel T sitotoksik. Kompleks gen kelas II terdiri dari tiga lokus yaitu

DP, DQ, dan DR yang masing-masing mengkodekan satu rantai alfa atau

beta. Rantai polipetida yang dihasilkan akan saling berikatan dan membentuk

antigen kelas II. Seperti halnya antigen kelas II, antigen kelas II juga bersifat

polimorfik (unik) karena lokus DR dapat terdiri atas lebih dari satu macam

gen penyandi rantai beta.

2.6 Peran MHC

Molekul MHC kelas I dan II adalah protein membran yang

mengandung peptide binding cleft pada ujung amino terminal yang berfungsi

mengikat peptida antigen protein dan membawanya agar dikenali sel T.

Sehubungan hanya terdapat satu lekukan, maka setiap molekul MHC setiap

kali hanya bisa mempresentasikan satu peptida, walaupun sebenarnya punya

kemampuan mempresentasikan beberapa jenis peptida.

Proses presentasi antigen endogen dan eksogen berbeda. Antigen

endogen dipecah menjadi peptida, ditranspor dari sitoplasma ke retikulum

endoplasma oleh suatu protein transporter associated with antigen

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 12


processing (TAP-1 dan TAP-2), selanjutnya komplek MHC-peptida dibawa

ke permukaan sel.

Sintesis molekul MHC kelas II oleh APC di dalam retikulum

endoplasma (RE) dilakukan terus menerus; dan selama di RE molekul MHC

kelas II dicegah berikatan dengan peptida dalam lumen oleh protein MHC

class II-associated invariant chain yang mengandung dua sekuens, yaitu

class II invariant chain peptida (CLIP) yang berikatan erat dengan peptida

binding cleft.

Invariant chain juga membawa MHC kelas II ke endosom untuk

berikatan dengan peptida antigen yang telah diproses; di dalam endosom

terdapat protein DM yang berfungsi melepaskan CLIP sehingga peptida

binding cleft terbuka untuk menerima peptida. Jika terjadi ikatan peptida

dengan MHC kelas II maka akan terbentuk komplek yang stabil dan bergerak

menuju permukaan sel. Sebaliknya bila tidak terjadi ikatan, maka MHC

menjadi tidak stabil dan dihancurkan oleh protease endosom. Dari satu

antigen yang dipecah menjadi beberapa peptida hanya ada satu atau dua

peptida yang disebut immunodominant epitopes yang berikatan dengan MHC.

Antigen endogen diproses dalam retikulum endoplasma dan

dipresentasikan oleh MHC kelas I kepada sel T CD8, sedangkan antigen

eksogen diproses dalam lisosom dan dipresentasikan oleh MHC kelas II

kepada sel T CD4.

Antigen merupakan sinyal pertama aktivasi sel T, sel APC menjadi

sinyal kedua aktivasi sel T dan berfungsi menjaga agar respon imun spesifik

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 13


hanya ditujukan kepada mikroba dan bukan kepada bahan non infeksius yang

tidak berbahaya. Beberapa produk mikroba dan respon imun non spesifik

dapat mengaktifkan APC untuk mengekspresikan sinyal kedua bagi limfosit.

Misalnya pada bakteri penghasil LPS (lipopolisakarida) yang ditangkap APC,

kandungan LPS akan menstimulasi APC mengekspresikan protein permukaan

yang disebut kostimulator yang akan dikenali reseptornya di sel T dan APC

juga mensekresi sitokin yang akan dikenali reseptornya di sel T. Kostimulator

dan sitokin berfungsi sebagai sinyal kedua yang bekerjasama dengan

pengenalan antigen oleh TCR untuk merangsang proliferasi dan differensiasi

sel.

2.7 Penyimpangan Ekspresi Molekul MHC Kelas II

Diduga bahwa induksi ekspresi kelas II pada permukaan sel yang

tidak biasa mengekspresikan molekul tersebut dapat menimbulkan penyakit.

Dalam keadaan normal, molekul spesifik pada permukaan sel selalu

mengalami pergantian dan degradasi. Bila sel tersebut tidak mempunyai

ekspresi molekul kelas II maka degradasi molekul spesifik itu tidak

membawa akibat bila terpajan antigen. Tetapi bila pada sel tersebut timbul

ekspresi molekul kelas II, maka degradasi molekul spesifik tersebut akan

memulai pemrosesan antigen. Fragmen peptida molekul spesifik yang

mengalami degradasi tadi akan terikat pada tempat ikatan antigen molekul

kelas II, sehingga terbentuk kompleks imun yang merangsang respons imun

terhadap molekul spesifik tersebut. Bila hanya molekul kelas II tertentu saja

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 14


(misalnya HLA-DR3) yang dapat mengikat fragmen molekul spesifik,

barulah terlihat asosiasi antara HLA dengan penyakit tertentu.

2.8 Penyakit Autoimun

Sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan HLA adalah

kelompok penyakit autoimun, dan prototip asosiasi ini adalah hubungan

antara HLA-B27 dan spondilitis angkilosis. Dengan risiko relatif 91, maka

individu ras Kaukasia HLA-B27 (+) mempunyai risiko 91 kali lebih besar

untuk mendapat spondilitis angkilosis dibandingkan dengan individu HLA-

B27 (-). Ekspresi molekul MHC pada berbagai ras dapat berbeda bermakna

sehingga harus selalu dibandingkan dengan kontrol. Contohnya, HLA-B27

terdapat pada 48% ras hitam penderita spondilitis angkilosis di USA

dibandingkan dengan 2% pada kelompok kontrol ras yang sama sehingga

risiko relatif ras hitam di USA adalah 31.

Karena daerah MHC sangat luas maka dapat saja terjadi rekombinasi

genetik pada berbagai lokus individu. Rekombinasi ini tidak seluruhnya

terjadi secara acak karena terbukti bahwa beberapa alel memperlihatkan

kecenderungan tinggi untuk merangkai dengan alel lain, yang disebut sebagai

rangkaian yang tidak seimbang (linkage disequilibrium). Jadi dapat saja suatu

penyakit yang selama ini kita kenal sebagai berhubungan dengan alel MHC

tertentu, sebetulnya dipengaruhi alel lain yang terangkai dengan alel

terdahulu. Contohnya adalah sindrom Sjogren yang dikenal berhungan

dengan HLA-B8, sebetulnya dipengaruhi oleh HLA-DR3 yang terangkai

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 15


dengan HLA-B8. Yang sangat menarik adalah bahwa ternyata hubungan

antara penyakit autoimun dengan HLA-DR3 cukup sering terlihat.

2.9 Defek respons imun

Keadaan lain yang dihubungkan dengan MHC adalah defek respons

imun. Kemampuan individu untuk membuat respons imun adekuat

berhubungan dengan regio MHC kelas II, yang menentukan kemampuan

presentasi antigen kepada sel T yang harus berkaitan dengan molekul HLA.

Selain itu antigen tertentu lebih suka bergabung dengan molekul HLA

tertentu pula. Jadi suatu molekul HLA kelas II dapat lebih baik mengikat

antigen dibanding molekul HLA kelas II lainnya, sehingga presentasi antigen

pun akan lebih efektif. Karena itu jenis HLA seseorang akan menentukan

baik-buruknya respons imun yang berhubungan dengan produk MHC

miliknya.

Suatu antigen hanya akan dikenal oleh sel T (melalui TCR) bila

berasosiasi dengan molekul HLA tertentu, dan hal ini dikenal sebagai terbatas

HLA (HLA restricted). Gabungan antigen dengan molekul HLA membentuk

ligan untuk TCR tertentu, dan ikatan ini dapat mengaktivasi sel T. Asosiasi

antara suatu antigen dengan molekul HLA sangat bervariasi, tetapi akan

terbatas oleh molekul HLA yang tersedia pada sel T. Bila molekul HLA

hanya sedikit maka asosiasi yang terbentuk mungkin terlalu lemah untuk

mengaktivasi sel T .

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 16


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah ini yaitu:

1. Kompleks histokompatibilitas utama (major histocompatibility

complexatau MHC) adalah sekumpulan gen yang ditemukan pada semua

jenis vertebrata. Gen tersebut terdiri dari 4 juta bp yang terdapat di

kromosom nomor 6 manusia dan lebih dikenal sebagai kompleks antigen

leukosit manusia (HLA).

2. Molekul MHC terdiri atas Molekul HLA kelas I (MHC Class I) dan

Molekul HLA kelas II (MHC Class II).

3. Semakin besar nilai alel HLA tertentu, semakin besar pula risiko penyakit

pada orang yang memilikinya.

4. Struktur protein MHC terdiri dari dua kelas struktur, yaitu protein MHC

kelas I dan kelas II.

5. Pada manusia, gen yang mengkodekan MHC terletak pada kromosom

nomor 6 dan terbagi menjadi dua kelas gen, yaitu kelas I untuk MHC I dan

kelas II untuk MHC II.

6. Molekul MHC kelas I dan II adalah protein membran yang mengandung

peptide binding cleft pada ujung amino terminal yang berfungsi mengikat

peptida antigen protein dan membawanya agar dikenali sel T. Sehubungan

hanya terdapat satu lekukan, maka setiap molekul MHC setiap kali hanya

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 17


bisa mempresentasikan satu peptida, walaupun sebenarnya punya

kemampuan mempresentasikan beberapa jenis peptida.

7. Diduga bahwa induksi ekspresi kelas II pada permukaan sel yang tidak

biasa mengekspresikan molekul tersebut dapat menimbulkan penyakit.

8. Sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan HLA adalah kelompok

penyakit autoimun, dan prototip asosiasi ini adalah hubungan antara HLA-

B27 dan spondilitis angkilosis.

9. Keadaan lain yang dihubungkan dengan MHC adalah defek respons imun.

Kemampuan individu untuk membuat respons imun adekuat berhubungan

dengan regio MHC kelas II, yang menentukan kemampuan presentasi

antigen kepada sel T yang harus berkaitan dengan molekul HLA.

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 18


DAFTAR PUSTAKA

Judarwanto, Widodo, 2009, Kompleks Histokompatibilitas Mayor, Posted by


Indonesian Children, htpp://www.childrenallergyclinic.wordpress.com/

Kuncorojakti, Suryo, 2011, Biomolekuler dan Imunologi, UNAIR.


http://suryokuncorojakti-fkh.web.unair.ac.id/

Kompleks Histokompatibilitas Mayor, Imunologi Dasar, Diposting pada Februari


2012 oleh Indonesia Medicine. http://allergycliniconline.com

Respon Tubuh Terhadap Tantangan Imunologik, 2012, Diposkan oleh Freaknie


Freakz. http://freaknie1.blogspot.com/

Undil, 2013, Mengenal MHC Kelas I & MHC Kelas II (HLA Class I & II) serta
Penangkapan dan Presentasi Antigen, http://duniashinichi.blogspot.com.

Major Histocompatibility Complex, MHC Page 19

Anda mungkin juga menyukai