Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-
Nya makalah dengan judul “Laboratorium Patologi Anatomik dan Sistem Administrasi”
dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam
mata kuliah Sistohistoteknologi yang diampu oleh Ibuk Rita Permata Sari, M.Biotek pada
Semester Ganjil Tahun Akademik 2020/2021.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan.
Berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun tata
penulisannya. Hal ini semata-mata dosebabkan keterbatasan pengetahuan dan
pengalamanyang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Persiapan yang Diperlukan dalam Pemeriksaan Patologi Anatomi....................................................6
2.2 Tahapan Pemeriksaan Baik Makroskopik maupun Mikroskopik........................................................7
2.3 Jenis Pemeriksaan Berdasarkan Pewarnaannya................................................................................9
2.4 Peranan Laboratorium Patologi Anatomi........................................................................................12
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap sampel yang didapatkan para teknisi labor
mesti memperhatikan serta menyiapkan apa saja yang diperlukan dalam pemeriksaan di
3
laboratorium. Tidak menutup kemungkinan juga harus melakukan tahapan – tahapan
pemeriksaan yang benar serta langkah dalam mendapatkan hasil yang baik.
Dalam melaksanakan upaya kesehatan maka perlu suatu fasilitas yang memadai serta
sumber daya yang berkualitas yang mendukung satu dan lainnya. Fasilitas yang
dimaksud merupakan fasilitas umum yang diperuntukkan menjaga kondisi kesehatan
secara umum dan fasilitas untuk mengetahui kondisi secara umum. Lain halnya sumber
daya manusia yang berkualitas, dimana sumber daya manusia yang berkualitas ini
sangatlah penting, salah satunya dalam mendiagnosis dan membantu dalam hal
pemeriksaan kesehatan. Salah satu fasilitas dan SDM yang dapat membantu menjaga
kesehatan masyarakat adalah laboratorium klinik dan pekerjanya.
Laboratorium klinik atau laboratorium kesehatan merupakan suatu tempat yang dapat
disebut laboratorium dan di tempat itu dilakukan berbagai macam pemeriksaan pada
spesimen biologis yang didapat dari berbagai sumber biologis untuk mendapatkan segala
informasi tentang kesehatan pasien dan lingkungannya. Pekerja laboratorium merupakan
bagian dari laboratorium yang melakukan pemeriksaan tersebut guna menyediakan
informasi bagi dokter maupun bagi konsumen sehingga dapat digunakan untuk diagnosis
ataupun informasi tentang kesehatan pasien tersebut.
Pekerja laboratorium saat ini dikenal dengan sebutan yaitu tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan adalah orang yang mengabdikan dirinya di dalam bidang kesehatan yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu melalui pendidikan di bidang kesehatan.
Pendidikan kesehatan memberikan kewenangan tertentu untuk melakukan upaya
kesehatan sesuai dengan kompetensi yang terujikan. Salah satu kompetensi dari seorang
tenaga kesehatan adalah mengenal alur kerja pemeriksaan di dalam laboratorium hingga
pelaporannya.
1. Menjelaskan apa saja persiapan yang dilakukan dalam laboratorium patologi anatomi.
2. Menjelaskan tahapan pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik.
3. Menjelaskan jenis pemeriksaan sesuai pewarnaannya.
4. Menjelaskan bagaimana peranan laboratorium patologi anatomi.
4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui persiapan dari laboratorium patologi anatomik.
2. Untuk mengetahui tahapan pemeriksaan dalam patologi anatomi.
3. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan berdasarkan pewarnaan.
4. Untuk mengetahui peranan laboratorium patologi anatomi.
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.1. PERSIAPAN YANG DIPERLUKAN DALAM PEMERIKSAAN
PATOLOGI ANATOMI
1. PENGAMBILAN JARINGAN
Jaringan untuk pemeriksaan patologi anatomi didapat melalui proses biopsi:
a. Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
Merupakan proses pengambilan jaringan dengan menggunakan jarum halus yang
disuntikkan ke jaringan tumor.
b. Biopsi Insisi
Pengambilan sebagian jaringan tumor melalui tindakan operasi
c. Biopsi Eksisi
Pengambilan seluruh jaringan tumor melalui tindakan operasi
2. PERSIAPAN JARINGAN
Jaringan yang diperoleh melalui tindakan biopsi akan melalui serangkaian proses persiapan,
dimulai dari pemilihan, pemotongan dan pemrosesan jaringan
3. PELEKATAN PARAFIN
Jaringan yang dipilih akan direkatkan dengan parafin untuk memudahkan dalam proses
pemotongan tipis selanjutnya
4. PEMOTONGAN JARINGAN
Jaringan yang telah dilekatkan dengan parafin, kemudian dipotong tipis dengan ketebalan 2
micron menggunakan microtome manual atau otomatis.
5. PEWARNAAN JARINGAN
Jaringan tipis yang dihasilkan melalui proses pemotongan, selanjutkan akan diwarnai dengan
pewarnaan khusus karena jaringan asalnya bersifat transparan.
a. Pewarnaan Hematoxylin Eosin
A. SITOLOGI
6
Cairan itu bisa kita dapat dengan dua cara tergantung pada tujuan pemeriksaan :
1. Cairan-cairan yang sudah keluar lepas dari organ tubuh dan sewaktu-waktu bisa kita
siapkan dengan mudah. Contoh : Urine, Sputum.
2. Cairan-cairan yang didapat secara aspirasi pada organ tubuh yang dicurigai. Contoh :
FNAB,C.ascites,C.pleura,Pap smear dll. Pemeriksaan sitologi merupakan cara yang mudah,
murah, sederhana dan hasilnya cukup akurat.
Tahapan pemeriksaan Sitologi :
a. Penerimaan dan persiapan pasien
b. Pengambilan sampel ( Pap Smear atau FNAB )
c. Pengambilan/ penerimaan bahan secret dan cairan tubuh
d. Pengolahan sampel
e. Pembuatan preparat
f. Pengecatan preparat
Persiapan pasien sebelum pemeriksaan pap smear:
• Waktu pemeriksaan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya
• Berikan informasi yang jujur mengenai riwayat penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
apabila pernah Anda derita
• Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan
• Pembilasan vagina dengan berbagai macam cairan kimia tidak boleh dilakukan dalam 24 jam
sebelum pemeriksaan
• Hidari obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina dalam 48 jam sebelum pemeriksaan dilakukan
• Bila Anda sedang minum obat tertentu, informasikan pada dokter atau petugas laboratorium karena
beberapa jenis obat bisa mempengaruhi hasil analisis sel. kemungkinan hasil pemeriksaan Pap Smear
• Infeksi Infeksi paling sering bersarang di mulut rahim. Sebagian dikenali dengan keluhan keputihan.
Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat pengobatan. Bila perlu dilakukan Pap Smear
ulang 6 bulan kemudian untuk melihat dan mengevaluasi apakah radang sudah sembuh.
• ASCUS ( Atypical Squamous Cells of Undetermined Significance ) Artinya ada sedikit kelainan di
sel-sel leher rahim yang belum jelas, maka perlu dilakukan pemeriksaan Pap Smear setiap 6 bulan
selama 2 tahun, atau untuk memastikan dilanjutkan dengan pemeriksaan HPV DNA.
• Karsinoma intra-epitelial Lingkup kelainannya dari displasia hingga neoplasia. Displasia adalah
kelainan pre-kanker yang bersifat reversible, namun bila tidak diobati dapat berlanjut ke keganasan.
• Karsinoma invasif Pada tahap ini kanker telah menyebar luas, penyembuhan menjadi jauh lebih
sulit.
7
2. Spatula ayre
3. Cyto brush
4. Object glass
5. Handscoen
6. Kapas
7. Kasa
B. HISTOLOGI
8
Tahapan pemeriksaan makroskopik histologi:
Cara pembuatan sediaan atau preparat histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu
jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan
disebut histokimia.
A. SITOLOGI
Teknik Pewarnaan Pewarnaan pada sediaan apus/smear untuk pemeriksaan sitologi bertujuan
untuk identifikasi morfologi sel, inti sel maupun sitoplasma sel, sehingga bisa memberikan
gambaran menyeluruh kondisi morfologi sel yang diperiksa.
Teknik pewarnaan untuk standar pemeriksaan sitologi, yaitu :
1. Pewarnaan Papanicolaou
Terdapat lima langkah utama dalam metode pewarnaan Papanicolaou, yaitu :
a. Fiksasi
b. Pewarnaan Inti
c. Pewarnaan sitoplasma
d. Penjernihan ( Clearing )
e. Mounting
2. Pewarnaan Giemsa.
Langkah-langkah dalam pewarnaan Giemsa :
9
a. Fiksasi
b. Pewarnaan dengan larutan Giemsa
c. Mounting
Keutungan yang diperoleh dari metode pewarnaan Papanicolaou ini menurut Mukawi (
1989) adalah :
10
1. Mewarnai inti sel dengan jelas, sehingga dapat dipergunakn untuk melihat inti apabila
terdapat kemungkinan keganasan.
2. Menggunakan pewarna banding yang berbeda dengan pewarna utama untuk mewarnai
sitoplasma , sehingga warna inti tampak lebih kontras.
3. Warna yang cerah dari sitoplasma memungkinkan dapat dilihatnya sel-sel lain di bagian
bawah yang saling bertumpuk.
A. HEMATOXYLIN
1. Prinsip dasar Hematoxylin Hematoxylin diekstrak dari kayu bulat Amerika yaitu
Haematoxylon campechianum. Hematoxylin berasal dari bahasa Yunani, yaitu haimatodec
(darah) dan xylon (kayu). Hematoxylin akan mengikat inti sel secara lemah, kecuali bila
ditambahkan senyawaan lainnya seperti alumunium, besi, krom dan tembaga. Senyawa
hematoxylin yang dipakai adalah bentuk oksidasinya yaitu hematin.
2. Macam-Macam Hematoxylin
a. Hematoxylin Erhlich
b. Hematoxylin Mayer
c. Hematoxylin Cole
d. Hematoxylin Harris
e. Hematoxylin Carazzi
f. Hematoxylin Gill
g. Hematoxylin Delafield
11
3. Diferensiasi Proses lainnya dalam pewarnaan H&E adalah diferensiasi.
Diferensiasi adalah proses penggunaan larutan asam untuk menghilangkan pewarnaan yang
berlebih/dekolorisasi. Larutan yang biasa digunakan adalah asam alkohol 1%. Larutan ini
akan meningkatkan konsentrasi dari H+ . Pada proses diferensiasi akan dilepas ikatan antara
Al3+ dengan jaringan dan ikatan antara Al3+ dengan hematin.
4. Bluing Bluing diperlukan untuk mengubah pewarnaan inti dari ungu kemerahan menjadi
biru/ungu jernih. Agen bluing bersifat basa dengan kisaran pH optimal 7,5-9,0. Agen bluing
diantaranya adalah Scott’s Tap Water, Ammonia Water, dan Lithium Carbonate. Cara kerja
bluing adalah dengan meningkatkan pH, mengurangi H+ pada larutan yang berefek pada
struktur hematoxylin, dan menghilangkan H+ dari struktur ring.
B. EOSIN
Eosin adalah pewarna sintetis yang termasuk golongan xanthene. Eosin bersifat asam dan akan
mengikat molekul protein yang bermuatan positif di sitoplasma dan jaringan ikat. Eosin adalah
counterstain yang dapat mewarnai sitoplasma dan jaringan ikat menjadi bernuansa merah dan
oranye. Eosin juga mewarnai inti sel yang telah terwarnai hematoxylin dari biru menjadi
berwarna ungu. Eosin yang tersedia dalam bentuk komersial diantaranya adalah Eosin Y (Eosin
berwarna kekuningan dan larut di dalam air)
Masukkan ke dalam alkohol 96% sebanyak 2 kali (masing-masing selama 5 menit). Cuci
dengan air mengalir sampai alkohol hilang. Masukkan ke dalam cat hematoksilin selama
7-10 menit. Cuci dengan air mengalir sampai tidak luntur.
Pelayanan Patologi Anatomi merupakan pelayanan diagnostik dan laboratorium terhadap jaringan
dan/atau cairan tubuh. Pelayanan ini berperan sebagai baku emas dalam penegakkan diagnosis
yang berbasis perubahan morfologi sel dan jaringan sampai pemeriksaan imunologik dan
molekuler. Patologi anatomi berperan dalam mendeteksi kelainan jaringan tubuh dan melakukan
penapisan suatu penyakit. Peran Patologi Anatomi semakin meluas mencakup penentuan pilihan
terapi dan prediksi prognosis sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
MANFAAT :
12
Menjamin hak kesehatan masyarakat untuk mendapatkan diagnosis yang benar dan
akuratMenjamin hak kesehatan masyarakat untuk mendapatkan terapi yang sesuai dengan
penyakit yang diderita.
Memperkuat upaya promotif dan preventif yang valid dalam layanan penyakit kanker
sesuai dengan kebijakan sistem kesehatan nasional.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Laboratorium merupakan suatu organisasi atau setidaknya suatu ruangan yang memiliki
peran didalam pengolahan spesimen untuk keperluan penyelidikan baik dipergunakan untuk
diagnostik penyakit ataupun penelitian. Secara khusus laboratorium patologik anatomik
merupakan bagian dari laboratorium klinik khusus yang menangani spesimen berupa jaringan
dari biospsi dan proses lainnya yang menghasilkan bentukan tertentu atau spesimen berupa
cairan dan apusan yang mengandung komponen sel.
Secara garis besar laboratorium patologi anatomik digolongkan menjadi dua yaitu
laboratorium sitologi dan laboratorium histologi. Laboratorium sitologi menerima spesimen
berupa sel yang terlepas baik yang digores atau terkandung di dalam cairan seperti bilasan,
urin, dahak dan cairan tubuh lainnya. Sedangkan laboratorium histologi menerima spesimen
berupa jaringan tubuh yang didapat dari biopsi pasien atau cairan yang mengandung banyak
sel sehingga diperlakukan sebagai suatu kumpulan sel membentuk seperti jaringan.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://rsudaws.co.id/page/labpa
https://id.scribd.com/document/479349125/Histologi-materi
https://www.abclab.co.id/patologi-anatomi/
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-ilmu-patologi-anatomi-yang-dapat-deteksi-
berbagai-penyakit
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Sitohistoteknologi-
SC.pdf
https://www.infolabmed.com/2017/03/histopatologi-pengertian-pengumpulan.html
http://rsudaws.co.id/page/labpa
15