Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Pupuk merupakan salah satu dari faktor peningkatan proses produksi selain
lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan penting dalam
upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan
melalui program pemupukan berimbang, penurunan efesiensi pemupukan terjadi
karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati selain
memperhatikan faktor tanah dan lingkungan, dalam metode pemberian pupuk juga
perlu di perhatikan, karena sebagian besar petani menggunakan pupuk yang
terbuat dari bahan kimia yang bersifat, panas jika terkena batang atau daun dari
tanaman (Setyaningtyas,N.2008).
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, ppuk hijau, pupuk kandang, sisa
panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan abut kelapa), limbah
ternak, limbah indutri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota.
Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil
perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau merupakan
keeluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang
dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan
ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa-sisa tanaman, kacang-
kacangan, dan tanaman paku air Azolla. Pupuk kandang merupakan kotoran
ternak. Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang-tulang,
darah, dan sebagainya (Litbang, 2006).
Darah sapi dari darah limbah Rumah Potong Hewan (RPH) mengandung
nitrogen, fospor, kalium serta hormon auksin untuk pertumbuhan dan unsur hara
yang berguna dalam proses fisiologi tanaman. Darah sapi memiliki manfaat yakni
teknologi terjangkau, pupuk efisien, ramah lingkungan, mengatasi pencemaran
lingkungan, serta meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk ini
diharapkan dapat berfungsi sebagai pupuk organik alternatif yang ramah
lingkungan untuk mendukung peningkatan produksi tanaman cabai rawit yang
berada di Indonesia.
Darah Sapi mengandung energi sebesar 104 kilokalori, protein 21,9 gram,
karbohidrat 0 gram, lemak 1,1 gram, kalsium 7 miligram, fosfor 24 miligram, dan
zat besi 1 miligram.  Selain itu di dalam Darah Sapi juga terkandung vitamin A
sebanyak 50 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram (Anonima,
2012).

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pengolahan darah sapi menjadi pupuk cair organik.
2. Bagaimana kandungan C (Karbon), P (Fosfor), Fe (Besi), pH Meter dan
Uji Mikrobiologi E.Coli
3. Bagaimana kualitas pupuk organik yang dihasilkan dengan penambahan
bioaktivator PROMOL 12.
4. Bagaimana cara menghasilkan pupuk yang efektif untuk tanaman dengan
penambahan bioktivator PROMOL 12
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan pratikum yang dilakukan adalah untuk mengetahuin apakah :
2. Langkah-langkah untuk mengolah darah sapi menjadi pupuk cair
dengan memakai bioaktivator PROMOL 12.
3. Pupuk yang dihasilkan mengandung unsur N (nitrogen), Ca – Mg
(kalsium - magnesium), K (kalium), Cu (tembaga) yang sesuai dengan
SNI.
4. Pupuk yang dihasilkan dengan penambahan bioaktivator PROMOL 12
efektif untuk tanaman.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat pratikum yang dilakukan adalah untuk :
1. Dapat memberikan informasi tentang cara pembuatan pupuk organik
dari darah sapi dengan penambahan bioaktivator PROMOL 12.
2. Dapat memberikan informasi tentang manfaat dan kandungan darah
sapi bagi tanaman.

2
3. Dapat memberikan alternatif pupuk cair organik yang ramah
lingkungan bagi petani.
4. Dapat memberikan informasi kadar N (nitrogen), Ca – Mg (kalsium -
magnesium), K (kalium), Cu (tembaga), dan Uji Organoleptik.

Anda mungkin juga menyukai