Karagenan adalah polimer yang larut dalam air dari rantai linear sebagian galaktan sulfat
yang memiliki potensi tinggi sebagai pembentuk edible film (Skurtys et al., 2010), Karagenan
merupakan produk olahan rumput laut merah Indonesia yang mengandung natrium,
magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan
kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Karagenan banyak digunakan pada sediaan makanan,
farmasi dan kosmetik sebagai bahan pembuat gel, pengental atau penstabil. Karagenan dapat
diekstraksi dari protein dan lignin rumput laut dan dapat digunakan dalam industri pangan
karena karakteristiknya yang dapat berbentuk gel, bersifat mengentalkan, dan menstabilkan
material utamanya.
Oleh karena potensi yang sangat besar, lakukan analisis berikut:
a. Analisis bahan baku
b. Analisis proses pembuatan karagenan menggunakan diagram alir
c. Analisis kondisi operasinya
d. Analisis kebutuhan pasar.
Buatlah kesimpulan dan rekomendasi terhadap analisis yang telah dilakukan
A. Analisis Bahan Baku
Karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu kappa, iota, dan lamda, dimana ketiga jenis
ini dibedakan berdasarkan perbedaan ikatan sel dan sifat gel. Karagenan sendiri memiliki tiga
macam, yaitu :
1. Iota karagenan dikenal dengan tipe Spinosum
2. Kappa karagenan dikenal dengan tipe Cottonii
3. Lambda karagenan
Iota karagenan berupa jeli lembut dan fleksibel atau lunak. Kappa karagenan berupa
jeli bersifat kaku dan getas serta keras. Sedangkan lambda karagenan tidak dapat membentuk
jeli, tetapi berbentuk cair yang viscous.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan karagenan yaitu Chondrus,
Eucheuma, dan Gigartina merupakan jenis alga merah yang dikenal sebagai sumber utama
karagenan, suatu polisakarida yang digunakan dalam berbagai industri, terutama industri
makanan, sebagai zat pengental, pengstabil, dan pelapis.
Chondrus crispus, juga dikenal sebagai Irish moss atau carrageen moss, merupakan
sumber utama untuk ekstraksi karagenan. Alga ini tumbuh di perairan dingin di pantai
Atlantik Utara. Karagenan yang diperoleh dari Chondrus biasanya digunakan dalam industri
makanan untuk meningkatkan tekstur dan konsistensi produk.
Eucheuma memiliki beberapa spesies, tetapi yang paling penting untuk produksi
karagenan adalah Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum. Kedua spesies ini tumbuh di
daerah tropis dan subtropis. Eucheuma cottonii menghasilkan karagenan jenis kappa,
sedangkan Eucheuma spinosum menghasilkan karagenan jenis iota. Jenis rumput laut yang
banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jenis Eucheuma cottonii dan Gracilaria spinosum.
Rumput laut jenis Eucheuma spinosum merupakan rumput laut yang banyak tumbuh di
sepanjang pesisir pantai Indonesia, untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah rumput laut
ini dapat dibuat dalam bentuk karagenan.
Gigartina juga merupakan sumber penting dari karagenan, terutama dari wilayah
perairan dingin. Karagenan yang diperoleh dari Gigartina biasanya digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk industri makanan dan farmasi.
B. Analisis proses pembuatan karagenan menggunakan diagram alir
Secara garis besar karagenan dapat diekstrak dari rumput laut dengan dua cara yaitu
Full Refined Carrageenan dan Semi Full Refined Carrageenan.
1. Proses Semi-Refined Carrageenan
Proses pembuatan dengan metode yang menghasilkan produk karagenan dengan
tingkat kemurnian lebih rendah dibandingkan full-refined carrageenan, karena masih
mengandung selulosa yang ikut mengendap bersama karagenan
KESIMPULAN
1. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan karagenan yaitu Chondrus,
Eucheuma, dan Gigartina, dari jenis bahan baku tersebut di gunakan jenis Eucheuma
karena jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di Indonesia, yaitu jenis Eucheuma
cottonii dan Gracilaria spinosum. Rumput laut jenis Eucheuma spinosum merupakan
rumput laut yang banyak tumbuh di sepanjang pesisir pantai Indonesia.
2. Karagenan dapat diperoleh melalui proses ekstraksi dengan dua cara yaitu Full Refined
Carrageenan dan Semi Full Refined Carrageenan, Dalam proses Semi-Refined
Carrageenan, tahapan utamanya adalah perebusan dengan larutan alkali. Ini adalah
langkah kritis yang membedakan SRC dari proses RC dimana tahapan utama nya adalah
proses ekstraksi. Produk yang dihasilkan, SRC, biasanya memiliki kandungan selulosa
yang lebih tinggi dan tidak sehalus Refined Carrageenan. Karena sifatnya ini, SRC lebih
murah untuk diproduksi dan umumnya digunakan dalam aplikasi di mana kehalusan dan
kemurnian tinggi tidak mutlak diperlukan. Biaya investasi semi-refined carrageenan jauh
lebih rendah daripada full refined carrageenan dan tahapan Prosesnya semi-refined
carrageenan lebih sederhana dan mudah daripada full refined carrageenan.
3. Kondisi operasi Full Refined Carrageenan membutuhkan energi yang lebih besar sehingg
cost produksi nya lebih tinggi dari pada Semi Full Refined Carrageenan
4. Produk semi-refined carrageenan lebih banyak di butuhkan di pasaran yaitu pada tingkat
food-grade digunakan dalam industri makanan dan Industrial Grade digunakan dalam
industri non pangan seperti cat tembok, kosmetik, pengharum ruangan, pelapis keramik
hingga makanan hewan.
5. Dari 4 point di atas untuk memprouksi karagenan di rekomendasikan menggunakan
proses semi-refined carrageenan dengan bahan baku rumput laut jenis Eucheuma cottonii
Anggadiredja, J.T. 2011. Laporan Forum Rumput Laut. Pusat Riset Pengolahan Produk dan
Soial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Arfini, F. 2011. Optimasi Proses Ekstraksi Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut Merah
(Eucheuma cottonii) serta Aplikasinya sebagai Penstabil pada Sirup Markisa.
(Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. 99 hlm.
Ega. L., C. G. C. Lopulalan, dan F. Meiyasa. 2016. Artikel Penelitian Kajian Mutu
Karaginan Rumput Laut Eucheuma cottonii Berdasarkan Sifat Fisiko-Kimia pada
Tingkat Konsentrasi Kalium Hidroksida (KOH) yang Berbeda. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan. 5 (2) : 38–44.
Rizal, M., Mappiratu, dan A. R. Razak. 2016. Optimalisasi Produksi Semi Refined
Carrageenan (SRC) dari Rumput Laut (Eucheuma cottonii). Jurnal Kovalen. 2 (1) :
33–38.
Saputra, R. 2012. Pengaruh Konsentrasi Alkali dan Rasio Rumput Laut-Alkali Terhadap
Viskositas dan Kekuatan Gel Semi Refined Carrageenan (SRC) dari Rumput Laut
Eucheuma Cottonii. (Skripsi). Universitas Hasanuddin. Makassar. 53 hlm.
Tran Nu Thanh Viet Bui. Structure, Rheological Properties and Connectivity of Gels Formed
by Carrageenan Extracted from Different Red Algae Species. Organic chemistry.
Université du Maine, 2019. English. ffNNT : 2019LEMA1007ff. fftel-02077051f.