Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH BIOINDUSTRI ALGA

Oleh :
BAMBANG JATI LAKSONO
(26040117130109)
KELAS IK - C

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
PERBEDAAN KAPPA KARAGINAN, IOTA KARAGINAN, DAN
LAMBDA KARAGINAN
a. Kappa karagenan
1. Larut dalam air panas
2. Penambahan ion Kalium menyebabkan pembentukan gel yang tahan lama,
namun rapuh, serta manambah temperatur pembnetukan gel dan
pelelehan.
3. Kuat, gel padat, beberapa ikatan dengan ion K+ dan Ca++menyebabkan
bentuk helik terkumpul, dan gel menjadi rapuh
4. Gel berwarna transparan
5. Diperkirakan terdapat 25% ester sulfat dan 34% 3,6-AG
6. Sesuai dengan pelarut yang dapat bercampur dengan air
7. Tidak dapat larut dalam sebagian besar pelarut organic
8. Penggunaan konsentrasi 0.02-2.0%

Kappa karagenan (κ-karagenan) merupakan jenis yang paling banya terdapat


di alam (menyusun 60% dari karagenan pada Chondrus crispus dan
mendominasi pada Euchema cottonii). Karagenan jenis iniakan terputus pda
larutan asam, namun setelah gel terbentuk, kargenan ini akan resisten
terhadap degradasi. Kappa karagenan membentuk gel yang kuat pada larutan
yang mengandung garam kalium. Kappa karaginan tersusun dari (1,3) D-
galaktosa-4 sulfat berikatan dengan (1,4) 3,6-anhidro-D-galaktosaIota
karaginan ditandai dengan adanya 4-sulfat ester pada setiap residu D
galaktosa, dan gugus 2-sulfat ester pada setiap gugus 3,8 anhidro-D-galaktosa
Gugus 2-sulfat ester ini tidak dapat dilepas oleh proses pemberian alkali
seperti halnya pada kappa karaginan.
b. Iota karagenan
1. Larutan memperlihatkan karakteristik thiksotropik
2. Larut dalam air panas, Natrium karagenan iota larut dalam air dingin dan
air panas.
3. Penambahan ion kalsium akan menyebabkan pembentukan gel tahan lama,
elastic, dan meningkatkan temperatur pembentukan gel dan pelelehan.
4. Gel bersifat elastic, membentuk heliks dengan ion Kalsium.
5. Gel bening
6. Stabil dalam keadaan dingin
7. Tidak dapat larut dalam sebagian besar pelarut organic
8. Diperkirakan mengandung  32% ester sulfat dan 30% 3,6-AG
9. Penggunaan konsentrasi 0.02-2.0%

Iota karagenan (ι-karagenan) adalah jenis yang paling sedikit jumlahnya di


alam, dapat ditemukan di Euchema spinosum (rumput laut) dan merupakan
karagenan yang paling stabil pada larutan asam dserta membentuk gel yang
kuat pada larutan yang mengandung garam kalsium. Karagenan tipe iota
mengandung gugus 4-sulfate ester dalam semua gugus D-galaktose dan gugus
2-sulfate ester dalam 3,6 anhydro-D-galaktose. Ketidakberaturan gugus 6-
sulfate ester menggantikan gugus ester 4-sulfate dalam D-galaktose. Gugus
ini dapat digantikan dengan pengolahan dalam kondisi basa untuk
meningkatkan kekuatan gel.
c. Lambda karagenan
1. Aliran bebas, larutan pseudo-plastik non-gel dalam air
2. Larut sebagian dalam air dingin, dan larut dengan baik dalam air panas.
3. Tidak terbentuk gel, rantai polimer terdistribusi acak
4. Kekentalan bervariasi dari kekenatalan rendah hingga tinggi
5. Penambahan kation memberikan efek  yang kecil terhadap viskositas.
6. Sesuai untuk pelarut yang dapat bercampur dengan air
7. Tidak dapat larut dalam sebagian besar pelarut organic
8. Stabil dalam berbagai variasi temperatur, termasuk temperatur pembekuan
9. Larut dalam larutan garam 5%, baik dingin maupun panas
10. Diperkirakan mengandung  35% ester sulfat dan sedikit atau bahkan
tidak mengandung 30% 3,6-AG sama sekali
11. Penggunaan konsentrasi 0.1-1.0%

Lambda karagenan (λ-karagenan) adalah jenis karagenan kedua terbanyak di


alam serta merupakan komponen utama pada Gigartina
acicularis dan Gigatina pistillata dan menyusun 40% dari karagenan
pada Chondrus crispus. Selain itu, lambda karagenan adalah yang kedua
paling stabil setelah iota karagenan pada larutan asam, namun pada larutan
garam, karagenan ini tidak larut. Karagenan tipe lambda mengandung residu
disulfated-D-galaktose yang tidak mengandung gugus ester  4-sulfate namun
sejumlah gugus ester 2-sulfate.

PERBEDAAN PEMBUATAN KARAGINAN SKALA RUMAH TANGGA


DAN SKALA INDUSTRI
a. PEMBUATAN KARAGINAN SKALA RUMAH TANGGA
1. Rumput laut direndam dalam air tawar selama 12 jam, dibilas dan
ditiriskan
2. Setelah bersih, rumput laut direbus dalam air dengan perbandingan
rumput laut dengan air (1:15), suhu 1200C selama 15 menit.
3. Perebusan memakai pressure cooker. Direbus lagi tanpa tekanan pada
suhu 1000C selama 2-3 jam
4. Rumput yang lunak dihancurkan dengan blender dan ditambah air
panas (900C). Perbandingannya 1:30, hasilnya disaring dengan kain
kasa halus
5. Filtrat diendapkan dengan menambahkan metil alkohol dengan
perbandingan 2,5:1 atau alkohol 90% atau membekukannya pada suhu
0 ºC selama beberapa jam
6. Endapan yang bercampur alkohol disaring dengan kain kasa, hasil
saringan masih berupa karaginan basah.
7. Filtrat yang beku perlu dicairkan dahulu untuk disaring lagi
8. Karaginan basah dikeringkan selama 3-4 hari, tepung karaginan
diperoleh setelah proses penggilingan

b. PRODUKSI KARAGINAN UNTUK SKALA INDUSTRI


1. Rumput laut dicuci dengan air tawar, lalu dikeringkan sampai kadar
air 15-25%
2. Rumput laut kering diekstraksi dengan ditambah air panas dan
kalsium hidroksida atau natrium hidroksida.
3. Selama ekstraksi terjadi penghancuran dan hasilnya berupa pasta.
4. Penghancuran bertujuan untuk memperluas permukaan rumput laut
sehingga proses pelarutan karaginan lebih mudah
5. Pasta dimasukkan ke tangki atau bejana dan dipanaskan selama 24
jam suhu 90-950C
6. Setelah mendidih disaring dengan filter atau tanah diatomea, hasilnya
disaring lagi dengan filter press
7. Filtrat yang dihasilkan dipompa ke dalam tangki yang berisi isopropil
alkohol dan akan didapatkan serat karaginan
8. Serat karaginan dipres, kemudian dicuci dengan alkohol segar dan
dipres lagi
9. Lembaran karaginan dikeringkan dengan rotary dryer, kemudian
digiling untuk mendapatkan tepung karaginan

Perbedaannya ada pada proses awal dimana skala rumah tangga merebus dengan
air, sedangkan skala industri melakukan pengeringan terlebih dahulu lalu
diekstraksi. Skala industri biasanya membuat produk olahan secara banyak dan
sudah menggunakan mesin yang sudah canggih, selain itu juga memiliki sumber
daya manusia yang ahli dalam bidang industri alga. Skala rumah tangga biasanya
hanya memiliki sumber daya manusia yang terbatas dengan alat atau mesin yang
belum seberapa canggihnya, produk yang dihasilkan pun belum bisa sebanyak
produk olahan skala industri.

Anda mungkin juga menyukai