0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan12 halaman
Agar-agar merupakan polisakarida yang diekstrak dari rumput laut. Ia terdiri dari agarosa dan agaropektin yang membentuk gel pada suhu di bawah titik lelehnya. Sifat pembentukan gel agar-agar dipengaruhi oleh faktor seperti suhu, konsentrasi, pH, dan kandungan senyawa tertentu. Agar-agar digunakan dalam berbagai industri makanan dan farmasi.
Agar-agar merupakan polisakarida yang diekstrak dari rumput laut. Ia terdiri dari agarosa dan agaropektin yang membentuk gel pada suhu di bawah titik lelehnya. Sifat pembentukan gel agar-agar dipengaruhi oleh faktor seperti suhu, konsentrasi, pH, dan kandungan senyawa tertentu. Agar-agar digunakan dalam berbagai industri makanan dan farmasi.
Agar-agar merupakan polisakarida yang diekstrak dari rumput laut. Ia terdiri dari agarosa dan agaropektin yang membentuk gel pada suhu di bawah titik lelehnya. Sifat pembentukan gel agar-agar dipengaruhi oleh faktor seperti suhu, konsentrasi, pH, dan kandungan senyawa tertentu. Agar-agar digunakan dalam berbagai industri makanan dan farmasi.
Agar-agar = gelosa = gelosa bersulfat dengan rumus molekul
C6H10O5 atau (C6H10O5)n H2SO4. produk kering tidak berbentuk (amorphous), mempunyai sifat seperti gelatin Rumput laut penghasil agar : Gelidium sp, Gracilaria sp, Pterocladia sp, Acanthopeltis japonica dan Ahnfeltis plicata. Mengandung polisakarida (senyawa utama), kalsium dan mineral Berat molekul 120.000 rantai linier galaktan (=polimer dari galaktosa) yaitu 3,6-anhidro Lgalaktosa, D-galaktopiranosa dan sejumlah kecil metil D-galaktosa Galaktan rantai linier netral maupun sudah berasosiasi dengan metil atau asam sulfat. galaktan yang sebagian monomer galaktosanya membentuk ester dengan metil disebut agarosa sedangkan galaktan yang tersesterkan dengan asam sulfat disebut agaropektin. Agar-agar dijual dalam bentuk kering = warnanya putih sampai kuning pucat, berbau khas agar-agar, serta dikemas dalam bentuk tepung, batangan, serpihan, butiran atau lembaran seperti kertas. Fraksi penyusun agar Agar Unit Gula Penyusun Agarosa D-galaktosa Proporsi nya = 50-90% L-galaktosa essentially sulfate-free, neutral (non-ionic) 3,6-anhidrogalaktosa polysaccharide D-xilosa Agaropektin D-galaktosa non-gelling ionic (charged) polysaccharide L-galaktosa a small amount of sulfate 3,6-anhidrogalaktosa (-2%) D-xilosa has no commercial value Galaktosa sulfat discarded Asam piruvat Sumber : Glicksman (1983) Ekstraksi agar Rumput laut Dicuci Dimasak dg air mendidih sebanyak 15 sampai 20 brt rumput laut Ditambah asam sulfat 0,01-0,05%atau 0,05% asam asetat Direbus selama 2 jam, lalu dilanjutkan dg api kecil selama 8-14 jam Ditambah kalsium hipoklorit atau natrium bisulfit Diektraksi Filtrat didinginkan • Proses perendaman dengan asam bertujuan untuk memecah dinding sel, sehingga agar-agar mudah diekstrak memperpendek waktu ekstraksi, meningkatkan rendemen dan kekuatan gel agar- agar yang dihasilkan • perlakuan alkali dapat mempercepat konversi grup sulfat menjadi senyawa 3.6-anhydro-L-galaktosa Kekuatan gel • Ekstraksi agar-agar dari rumput laut dilakukan dengan air panas untuk melarutkan agar-agar (sesuai sifat kelarutanya) • Pemurnian Filtrat Agar bisa dilakukan dg metode absorbsi impuriti dalam ekstraksi olek kitosan sebagai absorben (Suptijah 2010). • Proses pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: – metode pembekuan yang diikuti dengan thawing dan dilanjutkan dengan pengeringan – Langsung dikeringkan = oven, spray drier, drum drier Sifat gel agar-agar dipengaruhi suhu, konsentrasi, pH, kandungan gula, dan ester sulfat kekuatan gel • Sifat gel agar-agar dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi, pH, kandungan gula, dan ester sulfat (Selby dan Wynne 1973). • Penurunan pH akan menyebabkan kekuatan gel semakin berkurang (Glicksman 1983). • Semakin tinggi kandungan gula akan menyebabkan gel menjadi keras dengan kohesifitas tekstur yang yang lebih rendah (Glicksman 1983). • Peningkatan kandungan sulfat dalam agar-agar akan mengurangi kekuatan gelnya (Chapman dan Chapman 1980). • Peningkatan kekuatan gel dapat dihubungkan dengan peningkatan kadar agarosa atau penurunan kadar sulfat serta peningkatan kadar 3.6-anhydro-L-galaktosa. Karakteristik pembentukan gel agar-agar disebabkan oleh tiga buah atom H pada residu 3.6-anhydro-L-galaktosa yang memaksa molekul-molekul untuk membentuk struktur ”heliks”. Interaksi antar struktur heliks menyebabkan terbentuknya gel. Agar-agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan, tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas (suhu 32-39°C dan tidak meleleh dibawah suhu 35°C) dengan membentuk gel. Agar-agar dengan kemurnian tinggi tidak larut pada suhu 25°C, larut dalam air panas, etanol amida dan formalin gel agar-agar bersifat rigid, rapuh, mudah dibentuk dan memiliki titik leleh tertentu Gel agar-agar bersifat thermoreversible, yaitu pada suhu diatas titik leleh fase gel akan berubah menjadi fase sol dan sebaliknya, tetapi fase transisi tidak terjadi pada suhu yang sama. • Mekanisme gel larutan dipanaskan sol didinginkan gel
• Tahap pembentukan gel (sol gel)
1. Tahap I (T1) agarose ada dlm larutan dg distribusi merata (seragam) 2. Tahap II (T2)-suhu transisi terbentuk junction zone/coil helix 3. Tahap III (T3) jaringan gel terbentuk sempurna Bakto Agar • Bakto agar – merupakan agar yang telah dimurnikan dengan mereduksi kandungan pigmen-pigmen pengotor dan kandungan bahan- bahan asing (organik dan inorganik) serendah mungkin sehingga dapat mendukung pertumbuhan mikroba secara umum (Abdullah 2004). – media kultur bakteri patogen maupun bakteri non-patogen – Standar Mutu Agar Bakto Serva Menurut ISO 9001 • Kekuatan gel (g/cm2, 1.5%gel) 400-900 • Kadar air (%) <15 • Kadar abu (%) <6,5 • Nilai pH 5,5-7 Aplikasi • Baking industry, stabilizer • Agar in confections, ± 0.3-1.8% as a filler in candy bars • Meat and fish products, 0.5-2.0% to preparation of soft meat and fish products to gel them • design films, including water-soluble antibiotics, to coat and extend the shelf life of poultry • Agar levels of 0.05-0.85% are used to improve the stability and sensory evaluation of cheeses and cream cheese • gel cream or milk in order to form a solid material that can be dissolved in hot coffee or tea • 0.05-0.15% is used in the fining of wines • as a bulking agent in cereals, in the preparation of starchless desserts, in aspic salads and in puddings, fruit, butter, jams and