Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 Pendahuluan

Material cetak kedokteran gigi ada dua macam yaitu material cetak elastis dan material
cetak non elastis. material cetak elastis dibagi menjadi dua macam yaitu hidrokoloid dan
elastomer. Ada dua bentuk hidrokoloid yaitu bentuk sol dan gel. Bentuk sol dapat mengalir
dengan viskositas rendah. Bentuk gel memiliki viskositas yang lebih jika dibandingkan dengan
bentuk sol (kental). material cetak hidrokoloid masuk ke dalam rongga mulut dalam keadaan sol,
dilepaskan dari jaringan mulut setelah jadi gel.

Alginat diklasifiikasikan sebagai bahan cetak hidrokoloid irreversible, sebab substansi


dasarnya berupa koloid yang direaksikan dengan air sebagai medium pendispersi serta tidak
dapat kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi membentuk wujud sol. Material cetak
alginat berubah bentuk dari gel menjadi sol melalui reaksi kimia.

Pada praktikum kali ini ,akan membahas material cetak alginate dan cara
memanipulasinya.Pengadukan akan dilakukan dengan 3 cara yang berbeda .Masing masing cara
memanipulasi akan memberikan efek yang berbeda beda .Mulai dari working dan setting time
nahkan hasil dari manipulasi memiliki struktur yang berbeda
BAB 2 Tinjauan pustaka

Komposisi

Bahan aktif utama dari bahan kesan hidrokoloid ireversibel adalah salah satu alginat yang dapat
larut, seperti natrium, kalium, atau trietanolamina. Bila alginat yang larut dicampur dengan air,
mereka membentuk sol yang cukup mudah dibaca. Sols cukup kental meski dalam konsentrasi
rendah. Bobot molekul senyawa alginat dapat sangat bervariasi, tergantung pada perlakuan
manufaktur. Semakin besar berat molekulnya, semakin kentalnya solnya.

-Potassium alginate (15%)

Fungsi:larut alginat

-Calcium sulfate(16%)

Fungsi:reactor

-Zinc oxide (4%)

Fungsi:partikel pengisi

-Potassium titanium fluoride(3%)

Fungsi:accelator

-Diatomaceous earth(60%)

Fungsi:partikel pengisi

-Sodium phosphate(2%)

Fungsi:penghambat

Sifat Fisika dan Kimia Alginat

Menurut Rahadian (2009), faktor--faktor fisika yang mempegaruhi sifat-sifat larutan alginat
adalah suhu, konsentrasi dan ukuran polimer. Karakeristik fisik garam alginat yaitu berupa
tepung atau serat, berwarna putih sampai dengan kekuningan, hampir tidak berbau, dan berasa.
Sedangkan faktor-faktor kimia yang berpengaruh adalah pH dan adanya pengikat logam, serta
garam monovalen dan kation polivalen.

Asam alginat tidak larut dalam air dingin, namun sedikit larut dalam air panas, larut dalam
alkohol, eter dan gliserol. Garam-garam (K, Na, NH4+, dn Ca2-) dan propilen glikol alginat larut
dalam air dingin maupun panas, tapi garam kalsiumnya tidak dapat larut dalam kondisi pH>7.
Larutan garam alginat yang larut dalam air akan membentuk gel pada larutan asam atau karena
adanya ion kalsium dan kation logam plovalen lainnya (Rahardian 2009).

Viskositas larutan alginat menurun dengan meningkatnya suhu. Pengaruh pH 4-10 terhadap
viskositas sangatlah kecil. Pada selang pH 5-10 larutan alginat stabil pada suhu kamar untuk
jangka waktu yang lama. Jika dalam larutan terdapat sejumlah kecil ion Ca2+ atau ion-ion logam
lain yang bervalensi dua atau tiga, maka alginat dapat membentuk gel pada suhu kamar, atau
tanpa ion-ion tersebut pada pH ≤ 3 dapat membentuk gel pada suhu kamar. Viskositas paling
stabil pada pH ± 7. Pada pH di bawah 4 viskositas cenderung meningkat. Berdasarkan penjelasan
menurut Komogawa Cheical industri Co., Ltd., Jepang, viskositas Na alginat dikelompokkan
kedalam lima kelompok, yaitu ekstra tinggi 100 cps, tinggi 500 cps, medium 300 cps, ekstra
rendah 20-30 cps. Pengukuran dilakukan terhadap 1% larutan alginat pada suhu 20oC. Pada
umumnya alginat dari Sargassum dan Turbinaria mempunyai viskositas rendah, tapi dapat
membentuk gel yang bagus (Rahardian 2009).

Pada konsentrasi tertentu larutan alginat akan menjadi gel bila asam atau logam-logam
polivalen ditambahkan pada natrium, kalium atau amonium alginat. Kemampuan alginat
membentuk gel secara reaksi dengan garam kalsium merupakan sifat yang penting. Biasanya
sebagai sumber kalsium adalah kalsium karbonat, kalsium sulfat, dan kalsium klorida. Larutan
natrium alginat 1-12 % akan menjadi keras seperti gel oleh penambahan kalsium atau ion-ion
bervalensi 2(Ba2+, Pb2+, dan Sr2+). Semakin tinggi konsentrasi alginat dan derajat
polimerisasinya, semakin kuat gel yang terbentuk. Kekuatan gel dapat dikontrol atau diatur
sehingga dapat dihasilkan gel yang lunak atau lembut, yang elastis, yang keras ataupun yang
kaku (Rahardian 2009).
Fungsi Alginat

Alginat adalah sejenis bahan yang dikandung oleh phaeophyceae, dikenal dalam dunia industri
dan perdagangan karena banyak manfaatnya. Dalam dunia industri, alginat berbentuk asam
alginik (alginic acid) atau alginat. Asam alginik adalah suatu getah selaput (membrane
mucilage), sedangkan alginat adalah berbentuk garam dari asam alginik. Garam alginat ada yang
larut dalam air yaitu sodium alginat, potassium alginat, dan ammonium alginat, sedangkan yang
tidak larut dalam air adalah kalium alginat (Susanto 2009).

Alginat banyak digunakan pada industri kosmetik untuk membuat sabun, cream, lotion, shampo,
dan pencelup rambut. Industri farmasi memerlukannya untuk pembuatan suspense, emulsifier,
stabilizer, tablet, salep, kapsul, plester, dan filter. Dalam industri makanan atau bahan makanan
alginat banyak dijadikan sayur, saus, dan mentega. Dalam beberapa proses industri, alginat juga
diperlukan sebagai bahan additive antara lain pada industri tekstil, kertas, keramik, fotografi,
insektisida, pestisida, pelindung kayu, dan pencegah api (Susanto 2009).

Alginat juga dapat berfungsi sebagai senyawa peningkat daya suspensi larutan (stabilisator)
dengan proses pengentalan larutan itu sendiri. Di sistem lain, alginat mampu menjaga suspensi
karena muatan negatifnya serta ukuran kalorinya yang memungkinkan membentuk pembungkus
bagi pertikel yang tersuspensi. Sifat viskositasnya yang tinggi mampu mempengaruhi stabilitas
emulsi minyak dalam air. Propyleneglycol alginat memiliki gugus lipophylik maupun
hydrophylik yang terdapat dalam molekul dan merupakan emulsifier asli dengan sifat pengental
yang kuat (Winarno 2008).

Reaksi setting

reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginat larut air dengan
kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang tidak larut. kalsium sulfat bereaksi
dengan cepat untuk membentuk kalsium alginate tidak larut dari kalium atau natrium alginat
dalam suatu larutan cair. Produksi kalsium alginat ini begitu cepat sehingga tidak menyediakan
cukup waktu kerja. jadi,suatu garam larut air, seperti trinatrium fosfat ditambahkan pada larutan
untuk memperpanjang waktu kerja. strateginya adalah kalsium sulfat akan lebih suka bereaksi
dengan garam lain dibanding alginat larut air. jadi, reaksi antara kalsium sulfat antara alginat
larut air dapat dicegah asalkan ada trinatrium fosfat yang bereaksi. Bila sejumlah kalsium sulfat,
kalium alginat, dan trinatrium fosfat dicampur dan sebagian atau seluruhnya dilarutkan dalam air
dengan proporsi tepat, reaksi berikut terjadi pertama kali:

(1) 2 Na3PO4 +3 CaSO4 -> Ca3(PO4)2 + 3Na2SO4


bila pasokan trinatrium fosfat menipis, ion kalsium mulai bereaksi dengan kalium alginat untuk
membuat kalsium alginat seperti berikut:

(2) NanAlg + n CaSO4 -> n Na2SO4+Can/2 Alg

Garam yang ditambahkan dikenal sebagai bahan memperlambat (retarder).Ada sejumlah garam
larut air yang dapat digunakan, seperti natrium atau kalium fosfat, kalium oksalat, atau kalium
karbonat, trinatrium fosfat, natrium tripolifosfatdan tetranatrium pirofosfat. Dua nama terakhir
adalah yang paling sering digunakan dewasa ini. jumlah bahan memperlambat (natrium fosfat)
harus disesuaikan dengan hati-hati untuk mendapat /aktu gelasi yang tepat. Reaksi yang terjadi
belakangan ini tidak memperbesar sifat elastic bahan gel kalsium alginat yang terbentuk sampai
seluruh trisodiumfosfa terpakai. Dengan demikian pabrik dapat mengontrol waktu pengerasan
dengan mengatur jumlah ketentuan produknya.

Manipulasi

Material cetak alginat tersedia dalam kantung besar (untuk beberapa kali pencetakan)
atau sachet. Sebelum digunakan, material cetak harus dikocok agar homogen atau komponennya
tersebar merata. Perbandingan serbuk dengan air (Water- powder ratio , atau W/P ratio) diukur
sesuai petunjuk pabrik. Biasanya telah disediakan sendok ukur untuk serbuk dan gelas ukur
untuk aimya. Digunakan air dengan suhu ruang. Bila air lebih panas dan suhu ruang akan
mempercepat reaksi, dan bila lebih dingin akan memperlambat reaksi.

Pengadukan air dan material cetak dilakukan dalam rubber bowl (mangkuk plastik) dengan
memakai spatula. Retensi alginat dengan sendok cetak dapat melalui pemakaian sendok cetak
berlubang atau bahan adesif (sticky wax atau metil selulosa). Cetakan alginat harus dilepas dan
secara cepat dan jaringan mulut agar elastisitasnya tetap baik. Setelah dilepas, cetakan alginat
sebaiknya dicuci dengan air dingin untuk menghilangkan saliva, ditutup dengan serbet basah
untuk mencegah sineresis dan segera diisi gips (kurang dari 15 menit dan pencetakan )

Mengontrol Setting Time


Dalam penyambungan klinis, tergoda untuk mengubah waktu pengaturan dengan mengubah
rasio W / P atau waktu pencampuran. Modifikasi ringan ini dapat memiliki efek yang ditandai
pada sifat gel, kekuatan lear, dan elastisitasnya. Jadi, waktu penjualan paling baik diatur oleh
jumlah penghambat yang ditambahkan selama pembuatan plocess. Biasanya, produsen membuat
alginat dengan pengaturan cepat (1,5 sampai 3 menit), dan penetapan nominasi alginat (3 sampai
4 5 menit) untuk memberikan dokter. kesempatan untuk memilih bahan yang paling sesuai
dengan gaya kerja mereka.

Namun, klinisi mengemas dengan aman mempengaruhi setting tlme dengan mengubah suhu air.
Jelas bahwa semakin tinggi suhu, semakin pendek settingnya. Materi menunjukkan tingkat
kepekaan terhadap suhu yang berbeda. Dalam kasus seperti ini, pewarnaan air pencampur harus
dikontrol dengan hati-hati dalam satu atau dua derajat dari suhu standar, biasanya 20 ° C,
sehingga waktu pengaturan yang konstan dan dapat diandalkan dapat lebih baik. Memilih produk
dengan waktu pengaturan yang diinginkan dan sedikit sensitivitas terhadap perubahan suhu
daripada beralih ke modifikasi lain dalam teknik manipulasi.

Dalam cuaca panas, tindakan pencegahan khusus harus dilakukan untuk menyediakan air dingin
untuk pencampuran sehingga gelatin tidak terjadi. Bahkan mungkin perlu dilakukan pada
mangkuk pencampuran dan spatula, terutama bila sejumlah kecil bahan tayangan harus
dicampur. Pada suhu yang lebih tinggi, bahan pengaturan cepat harus digunakan dalam kondisi
yang dikontrol dengan hati-hati atau waktu kerja dapat terlampaui
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Setting Time Alginat

1. Suhu Air
Setting alginat dapat dikontrol dengan mengatur suhu dalam air yang digunakan untuk
mencampur alginat. Jika suhu airnya lebih rendah (dingin) maka waktu setting nya lebih
lama, dan sebaliknya jika suhu air lebih tinggi (panas) maka waktu setting nya lebih
cepat. Setiap kenaikan 10˚C akan mempercepat waktu setting selama satu menit
(Anusavise, Kenneth J. 2003. Philips).
2. Rasio
W/P Alginat Seperti reaksi kimia pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat
jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah
partikel yang lebih banyak, sehingga partikel – partikelnya tersusun lebih rapat
dibandingkan zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan
lebih sering bertumbukan dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Hal itulah yang menyebabkan
semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting time dan semakin
kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting time. (Philips, 2003, hal. 242)

Aplikasi
Material cetak alginat digunakan dalam pencetakan untuk alat prostetik (gts, gtl) dan
orthodontik. Alginat tidak baik untuk inlay, mahkota dan jembatan.
BAB 3.Metode alginate:

a. Alat dan bahan :


- Kain lap putih untuk alas kerja.
- Bowl (mangkuk karet) dan Spatula alginat (plastik).
- Sendok takar bahan cetak dan gelas ukur.
- Glass slab (lempeng kaca)
- Bahan cetak Irreversible Hydrocolloid (alginat normal setting)
- Air
- Kuas besar
- Paralon dengan diameter 5 cm dgn tinggi 1cm
b. Tahapan :
- Menyiapkan bahan cetak alginate berupa powder sebanyak 1 scoop, ukur
dengan timbangan berat powder, catat beratnya, letakkan powder dalam bowl
kecil .
- Mengukur air dalam takaran air sebanyak 1 level, dan pindahkan ke dalam
gelas ukur, catat volumenya, tempatkan dalam bowl besar.
- Lakukan manipulasi (pengadukan) dalam 3 cara seperti pada demo yaitu cara
rotasi,angka 8 dan memukul
- Amati dan catat working time (waktu manipulasi) bahan alginate.
- Letakkan alginate pada paralon sampai penuh dan ratakan.
- Amati dan catat setting time (waktu mengeras) bahan alginate.

Hasil dan Pembahasan:

Hasil : I.angka 8 working time: 38 detik

Setting time:1menit 58 detik

II.rotasi working time:1 menit 15 detik


Setting time:2 menit 15 detik

III. banting Working time:1 menit 20 detik

Setting time:2 menit 27 detik

Pembahasan

Faktor besar intensitas pengadukan dalam satu menit ,maka semakin cepat waktu
settingnya dan sebaliknya.Pengadukan yang tidak sempurna menyebabkan campuran tidak
tercampur merata sehingga reaksi kimia yang terjadi tidak seragam di dalam massa
adukan.Pengadukan yang terlalu lama dapat memutuskan anyaman gel kalsium alginate dan
mengurangi kekuatannya.

Cara pengadukan yang benar ialah membentuk angka 8 dan semua bahan tercampur rata
(homogen).Semakin dingin air yang digunakan maka semakin lambat waktu pengerasan(setting
time) begitu pula sebaliknya.Tidak hanya pengaruh suhu ruangan ,komposisi air dan bubuk
alginate ,serta suhu air saja yang menjadi faktor yang mempengaruhi waktu setting .Cara
pengadukan dan jumlah adukan juga sangat mempengaruhi setting time.Semakin banyak adukan
maka akan makin cepat proses setting .Pencampuran tersebut juga mempengaruhi kualitas pada
penggunaan alginate pada proses pencetakan .

Simpulan:

Dari hasil praktikum ini,disimpulkan bahwa teknik pencampuran angka 8 menunjukkan hasil
yang lebih baik dalam hal stabilitas dimensi dibandingkan dengan teknik pencampuran secara
rotasi dan banting.

Daftar pustaka

Anusavice,JK.2007.Philips:Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi

Anda mungkin juga menyukai