1 Juni 2018
Avaiable online at www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi
p-ISSN : 2442-6032
e-ISSN : 2598-9979
Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Pada Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.)
Terhadap Mikroba Penyebab Sariawan (Stomatitis Aphtosa)
ABSTRAK
Ketepeng cina Casia alata L. merupakan salah satu dari penyarian daun ketepeng cina sebagai bahan
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat alam kedepan sangat penting peranannya Karena
tradisional dimana berfungsi mengobati panu, kebanyakan obat-obat sariawan yang beredar
kadas, kurap, cacingan, sembelit, dan sariawan. dimasyarakat sekarang ini kebanyakan dari bahan-
Adapun kandungan dari daun ini yaitu alkaloid, bahan kimia yang cenderung jauh lebih banyak
tanin, asam krisofanat, senyawa glikosida, efek sampingnya jika dibandingkan dengan bahan
aloeemodina, zat pahit, zat samak, dan flavonoid. alam. Selain itu bahan alam ini mudah didapatkan
Dalam hal ini kita meneliti kandungan flavonoid dan relatif membutuhkan sedikit pengeluaran dari
dari daun Ketepeng Cina sebagai obat sariawan. segi financial. Ekstrak etanol yang telah diperole
Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah radang selanjutnya diuji efektifitasnya terhadap bakteri
yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya penyebab sariawan. Dari pengujian yang telah
berupa bercak putih kekuningan dengan dilakukan terlihat bahwa flavonoida yang terdapat
permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat dalam ekstrak etanol daun ketepeng cina (Cassia
berupa bercak tunggal maupun kelompok. alata L.) mampu untuk menghambat pertumbuhan
Sariawan dapat disebabkan oleh luka tergigit, bakteri penyebab sariawan, yang ditandai dengan
mengkonsumsi air dingin atau air panas, alergi, penurunan jumlah koloni. Semakain tinggi
stress, kekurangan vitamin C, vitamin B dan zat konsentrasi ekstrak, maka jumlah koloni bakteri
besi. Pada luka yang telah terbentuk di mukosa penyebab sariawan semakin berkurang.
mulut ini, akan terdapat jamur Candida albicans.
Untuk mengetahui kandungan flavonoid Kata kunci: Ketepeng cina, flavonoid, perkolasi.
dilakukan percobaan pada daun Ketepeng Cina
dengan cara perkolasi dimana daun Ketepeng Cina Penulis korespondensi :
dirajang terlebih dahulu kemudian diperkolasi Rifa’atul Mahmudah
dengan menggunakan pelarut etanol setelah itu Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya
diidentifikasi flavanoidnya. Flavanoid menurut Kendari.
beberapa literatur berfungsi sebagai obat sariawan. E-mail : ifamahmudah11@gmail.com
Oleh karena itu obat sariawan yang didapatkan
Roma. Tidak hanya itu, penemuan baru di kromatografi gas yang digabungkan
Pakistan membuktikan bahwa dengan spektrometri massa dan
penggunaannya telah berlangsung selama spektrometri inframerah, kromatografi
5000 tahun yang lalu. Seperti halnya fakta cair kinerja tinggi (KCKT), serta resonansi
tersebut, pengenalan dan penggunaan magnetik inti (RMI) membuat
tanaman di Indonosia sudah ada dari pemanfaatan bahan alam untuk berbagai
Zaman nenek moyang kita. keperluan bukan lagi menjadi sesuatu
Pegunaan bahan alam sempat yang tidak mungkin (Sumali
mengalami kemunduran beberapa saat. Wiryowidagdo, 2000).
Hal ini disebabkan karena adanya Dalam penelitian ini akan dikaji dan
kemajuan peradaban modern, yang diuji seberapa besar efektifitas ekstrak
ditandai dengan perkembangan dibidang etanol terhadap pertumbuhan bakteri
ilmu pengetahuan dan teknologi yang penyebab sariawan (Stomatitis Aphtosa).
lebih cenderung menggunakan produk Flavonoid merupakan golongan senyawa
artifisial. Pemanfaatan bahan alam pada fenolik yang banyak dan merupakan
saat itu hanya terbatas pada pigmen tumbuhan. Isolat Flavonoid yang
penggunaannya sebagai bumbu, rempah- digunakan berasal dari daun ketepeng cina
rempah, dan kosmetika. (Cassia alata L). Isolat diperoleh melalui
Akan tetapi, situasi ini berubah extaksi dengan metode perkulasi
secara global dalam 20 tahun terakhir, mengguanakan pelarut etanol 70%.
yang mengarah ke perubahan penggunaan Selanjutnya isolat yang diperoleh diujikan
bahan alam. Besarnya kekhawatiran keada biakan bakeri yang diisolasi dari
masyarakat akan efek samping yang penderita sariawan (Stomatitis aphtosa).
ditimbulkan oleh produk-produk kimia Ketepeng cina (Cassia alata L.) atau
sintetik juga memberikan andil yang besar lebih dikenal dengan nama gelinggang
dalam perubahan penggunaan bahan memiliki rasa pedas dan bersifat hangat.
alam. Sebagai konsekuensinya, perhatian Beberapa bahan kimia yang terkandung
terhadap bahan alam khususnya tanaman dalam tanaman ini diantaranya tannin,
obat sangat meluas. rein aloe-emodina, rein aloe-emodina-
Perkembangan di bidang teknik diantron, asam krisofanat,alkaloida,
isolasi dan instrumentasi untuk analisis, saponoin, flavonoida, dan glkosida
seperti berkembang pesatnya antrakinon. Pada umumya, efek
farmakologis yang dimiliki oleh keteeng gejala penyakit lain oleh penderita sebagai
cina (Cassia alata L.) diantaranya sebagai rasa terbakar.
pencahar, obat cacing, penghilang gatal- Kemudian bila telah terbentuk luka,
gatal, dan obat kelainan kulit yang rasa sakit semakin hebat. Kadangkadang
disebabkan oleh parasit kulit (Arif dilaporkan adanya gejala-gejala
Haryana, 2005). pendahulu/prodromal seperti paresthesia
Stomatitis aphtosa atau sariawan dan hiperestesia. Rasa sakit dan
adalah radang yang terjadi di daerah ketidaknyamanan yang eksaserbasi
mukosa mulut, biasanya berupa bercak dengan adanya pergerakan di sekitar
putih kekuningan dengan permukaan ulser, seperti kegiatan makan, berbicara
yang agak cekung, bercak itu dapat berupa dan menelan (Tantawi, 2014).
bercak tunggal maupun kelompok. Stomatitis aphtosa atau sariawan
Stomatitis apthosa rekuren (SAR) juga atau dalam bahasa kerennya oral thrush
dikenal dengan nama aphthae/canker merupakan penyakit yang diakibatkan
sores/reccurent aphthous ulcerations (RAU). dengan adanya jamur pada mulut dan
SAR merupakan suatu peradangan saluran kerongkongan. Jamur yang
jaringan lunak mulut yang yang ditandai sekarang lebih dikenal dengan sebutan
oleh ulkus yang rekuren tanpa disertai Candida albicans bukanlah jamur yang
aneh dan berbahaya.
METODOLOGI PENELITIAN
Cara Pengolahan Sampel kering yang bertujuan untuk kembali
Sampel daun Ketepeng Cina membebaskan daun ini dari debu dan
dikumpulkan. Setelah itu, kita melakukan kotoran yang mungkin ada pada saat
sortasi basah untuk membersihkan daun pengeringan tadi. Kemudian diserbukkan,
Ketepeng Cina dari debu dan kotoran, lalu lalu disimpan di dalam wadah yang
daun ini dikeringanginkan hingga kadar sesuai.
airnya berkurang. Selanjutnya disortasi
Identifikasi Kandungan Kimia ditambahkan dengan 10 ml etanol,
Identifikasi ini dimulai dengan panaskan hingga mendidih. Setelah
menimbang 1 gram simplisia. Selanjutnya mendidih larutan kemudian disaring dan
simplisia yang telah ditimbang diambil filtratnya. Filtrat dari larutan
Erlenmeyer. Ditambahkan air suling 1000 yang telah diisolasi dimasukkan kedalam
ml. Setelah itu dipanaskan di atas vial yang telah diisi dengan 10 ml NaCl
penangas air hingga semua bahan laru fisiologis dan telah disterilkan. Untuk
sempurna. mengisolasi bakteri digunakan cotton
batch yang sebelumnya telah disterilkan.
Sterilisasi Selanjutnya disiapkan 4 buah vial,
Sterilisasi merupakan prosedur kedalam masing-masing vial dipipet 2,5 ml
yang dilakukan untuk membebaskan alat dari vial yang berisi biakan bakteri. Vial 1
dan bahan serta medim yang digunakan ditambahkan dengan NaCl fisiologis steril
dari kontaminasi mikroorganisme yang sebanyak 2,5 ml. Vial ke-2, ke-3, dan ke- 4,
tidak diinginkan. Sterilisasi dilakukan masinga-masing ditambahkan dengan
dengan menggunakan autoklaf pada suhu ekstrak 0,25%, 0,5%, dan 1%. Kemudian
121°C degan tekanan 2 atm selama 15 disiapkan 8 buah cawan petri. 4 cawan
menit. Sebelum melakukan sterilisasi petri diisi dengan medium NA (Nutrient
terlebih dahulu dibungkus alat-alat gelas Agar) dan sisanya dengan medium PDA
yang akan disterilkan. Kemudian (Potato Dextrose Agar). Untuk medium
dimasukkan semua alat dan bahan serta NA, pada cawan petri yang 1 dipipet 1 ml
medium yang akan digunakan kedalam dari vial yang berisi larutan NaCl
autoklaf. Autoklaf adalah alat sterilisasi fisiologis. Dari vial ke-2 yang berisi NaCl
dngan menggunakan tekanan uap yang fisiologis diambil 1 ml kemudian
tinggi. dimasukkan kedalam cawan petri ke-2.
Dari vial yang ke-3 diambil 1 ml dan
dimasukkan ke dalam cawan petri ke-3.
Untuk cawan petri ke-4 diisi 1 ml dari vial
Uji Efektifitas Hambatan Bakteri yang berisi NaCl dan ekstrak 1%.
Pengujian efektifitas hambatan Kemudian cawan petri yang berisi
bakteri dilakukan untuk mengetahui medium PDA (Potato Dextrosa Agar),
seberapa besar daya hambat ekstrak etanol diisi sebanyak 1 ml dari vial yang pertama
terhadap bakteri penyebab sariawan. ke dalam cawan petri pertama. Cawan
Bakteri yang digunakan dalam pengujian petri yang ke-2 diisi dengan 1 ml larutan
ini diisolasi dari penderita sariawa dari vial yang ke-2. Cawan petri ke-3 diisi
(Stomatitis aphtosa). Selanjutnya bakteri
1 ml dari vial ke-3. Dan untuk cawan petri suhu kamar (25°C) selama 3 X 24 jam.
yang ke-4 diisi dengan 1 ml dari vial ke-4. Cawan petri yang berisi medium NA
Setelah semua langkah tersebut (Nutrient Agar) diinkubasikan di dalam
dilakukan, cawan petri yang berisi inkubator pada suhu 37°C selama 1 X 24
medium PDA (Potato Dextrosa Agar) jam.
diinkubasikan di dalam incubator pada
HASIL
Data Pengamatan
Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
NaCl Ekstrak
No. Medium Ekstrak 0,25% Ekstrak 1%
Fisologi 0,5%
1. NA 579 koloni 532 koloni 429 koloni 338 koloni
2. PDA 17 koloni 9 koloni 2 koloni Tidak ada
Gambar Pengamatan
1. Medium NA
2. Medium PDA
jengkal tubuh kita mengandung jamur ini dengan sendirinya dalam beberapa
termasuk di daerah mukosa mulut dan alat hari.
kelamin, namun adanya jamur ini tidak 2. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika
menimbulkan keluhan yang berarti. Dulu dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-
jamur ini lebih dikenal dengan sebutan apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh
Jamur Monilia. Jamur ini sering xerostomia (mulut kering). Pada
menimbulkan keluhan dikarenakan daya keadaan mulut kering, kuantitas saliva
tubuh manusia (imuno) yang menurun atau air ludah berkurang. Akibatnya
sehingga pertahanan terhadap jamur dan kualitasnya pun juga akan berkurang.
bakteri lainnya berkurang. Keadaan Penyebab dari xerostomia ini bisa
seperti ini biasanya terjadi setelah disebabkan gangguan psikologis
pemberian antibiotic dalam jangka (stress), perubahan hormonal,
panjang, infeksi virus pada saluran gangguan pencernaan, sensitif
pernapasan, iritasi pada mulut akibat terhadap makanan tertantu dan terlalu
adanya pemasangan gigi palsu, kawat gigi; banyak mengonsumsi antihistamin
diabetes, HIV, kanker serta pemberian atau sedatif.
pengobatan dengan kortikosteroid dan Tubuh sebenarnya memiliki
penyakit imunodefisiensi (berkurangnya pertahanan tubuh alamiah terhadap
daya tahan tubuh). Dengan demikian serangan bakteri. Pertahanan ini disebut
penyakit yang ringan pada mulut ini bisa dengan sistem laktoperoksidase (LP-
mengindikasikan penyakit yang lebih system). Sistem ini terdapat pada saliva
berat, oleh karena itu jangan pernah atau ludah. LP system dapat berfungsi
meremehkan penyakit sariawan ini. Meski sebagai bakteriostatis terhadap bakteri
penyakit ini tidak begitu berat namun mulut dan bakteriosid terhadap bakteri
tetap saja keberadaan penyakit ini dapat patogen jika tersedia ketiga komponennya.
mengganggu aktifitas sehari-hari Yaitu enzim laktoperoksidase, dosianat,
Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 dan hydrogen peroksida (H2O2). Bakteri di
jenis tipe penyakit, diantaranya: dalam mulut dapat berkembangbiak tak
1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh terkendali karena sistem laktoperoksidase
trauma sikat gigi, tergigit, dan yang merupakan pertahanan alami dalam
sebagainya. Pada sariawan akut ini saliva umumnya rusak. Hal ini
bila dibiarkan saja akan sembuh dikarenakan seringnya mengonsumsi
makanan yang mengandung zat-zat kimia, herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan
seperti perasa, pewarna, pengawet, yang tinggi pada anak kembar, dan pada
bahkan yang memakai zat pembasmi anak-anak yang kedua orangtuanya
hama. menderita stomatitis aphtosa. Kelainan
Pemakaian deterjen (sodium laurit pencernaan, faktor psikologis (stress).
sulfat) yang berlebihan dalam pasta gigi Gangguan hormonal (seperti sebelum atau
juga dapat sebagai peneyebab dari sesudah menstruasi). Terbentuknya
rusaknya ludah. Bila dalam pemakaian stomatitis aphtosa ini pada fase luteal dari
yang berlebihan atau melebihi toleransi siklus haid pada beberapa penderita
dapat dengan mudah merusak ludah dan wanita. Pada penderita yang sering
menghancurkan sistem pertahanan alami. merokok juga bisa menjadi penyebab dari
Tidak hanya itu, pemakaian antiseptik sariawan. Pambentukan stomatitis aphtosa
pada obat kumur atau pasta gigi juga pada perokok yang dahulunya bebas
dapat merusakkan LP system, sebab simtom, ketika kebiasaan merokok
antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga dihentikan. Tidak hanya itu, masih ada
dapat membunuh semua bakteri yang beberapa faktor yang mempengaruhi
berada di dalam rongga mulut, yang dapat terjadinya sariawan seprti; jamur, namun
mengakibatkan lingkungan mukosa mulut biasanya hal ini dihubungkan dengan
menjadi rusak. penurunan sistem pertahanan tubuh
Sariawan terkadang dianggap (imuno). Berasal dari kadar imunoglobin
sepele oleh si penderita apalagi sariawan abnormal. Pada penggunaan obat kumur
yang berlangsung kronis. Ada beberapa yang mengandung bahan-bahan
faktor-faktor penyebab yang dapat pengering (alkohol, lemon/gliserin) harus
mengakibatkan stomatitis aphtosa ini, dihindari. Sedangkan sariawan yang
diantaranya adalah pertama yang harus dikarenakan kekurangan vitamin C sangat
dipikirkan adalah keadaan gigi bagi si mungkin terjadi, karena bagi si pasien
pasien, karena higiene gigi yang buruk yang kekurangan vitamin C dapat
sering dapat menjadi penyebab timbulnya mengakibatkan jaringan dimukosa mulut
sariawan yang berulang. Luka tergigit, dan jaringan penghubung antara gusi dan
bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu gigi mudah robek yang akhirnya
bisa menimbulkan ulsersehingga dapat mengakibatkan sariawan. Kekurangan
mengakibatkan Stomatitis aphtosa. Faktor vitamin B dan zat besi juga dapat
Kemudian disiapkan 8 buah cawan petri. 4 Dan untuk cawan petri yang ke-4 diisi
cawan petri diisi dengan medium NA dengan 1 ml dari vial ke-4.
(Nutrient Agar) dan sisanya dengan Setelah semua langkah tersebut
medium PDA (Potato Dextrose Agar). dilakukan, cawan petri yang berisi
Dalam penelitian ini digunakan dua medium PDA (Potato Dextrosa Agar)
medium yang berbeda dengan alasan diinkubasikan di dalam incubator pada
untuk melihat pertumbuhan bakteri dan suhu kamar (25°C) selama 3 X 24 jam.
jamur. Medium NA dipilih sebagai Cawan petri yang berisi medium NA
medium untuk bakteri karena medium ini (Nutrient Agar) diinkubasikan di dalam
mengandung sumber nitrogen dalam incubator pada suhu 37°C selama 1 X 24
jumlah yang besar, yang merupakan jam.
sumber nutrient untuk bakteri. Sedangkan Berdasarkan pengujian ini,
medium PDA dipergunakan untuk ditemukan adanya daya hambat oleh
melihat pertumbuhan jamur, karena ekstrak etanol daun ketepeng cina. Daya
mengandung sumber nutrisi utama yang hambat tersebut ditandai dengan
diperlukan untuk pertumbuhan jamur perbedaan jumlah koloni bakteri dari
yaitu karbohidrat. Untuk medium NA, masing-masing konsentrasi ekstrak. Pada
pada cawan petri yang 1 dipipet 1 ml dari medium NA, untuk NaCl fisiologi
vial yang berisi larutan NaCl fisiologis. terdapat 579 koloni, ekstrak 0,25%
Dari vial ke-2 yang berisi NaCl fisiologis sebanyak 532 koloni, ekstrak 0,5%
diambil 1 ml kemudian dimasukkan sebanyak 429 koloni, dan ekstrak dengan
kedalam cawan petri ke-2. Dari vial yang konsentrasi 1% ditemukan sebanyak 338
ke-3 diambil 1 ml dan dimasukkan ke koloni. Sedangkan medium PDA, untuk
dalam cawan petri ke-3. Untuk cawan petri NaCl fisiologis ditemukan sebanyak 17
ke-4 diisi 1 ml dari vial yang berisi NaCl koloni, ekstrak 0.25% sebanyak 9 koloni,
dan ekstrak 1%. Kemudian cawan petri ekstrak 0,5% sebanyak 2 koloni, dan
yang berisi medium PDA (Potato Dextrosa ekstrak 1% tidak terlihat adanya
Agar), diisi sebanyak 1 ml dari vial pertumbuha jamur. Hal ini berarti semakin
yang pertama ke dalam cawan petri tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun
pertama. Cawan petri yang ke-2 diisi ketepeng cina, maka semakin tinggi daya
dengan 1 ml larutan dari vial yang ke-2. hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri
Cawan petri ke-3 diisi 1 ml dari vial ke-3. maupun jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Djide, Natsir. 2008. Dasar-Dasar
Mikrobiologi Farmasi. Lembaga
penerbit Universitas Hasanuddin
(lephas) Kompas UNHAS;
Makassar.
Hariana, Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan
Khasiatnya. Penebar Swadaya;
Jakarta.
Herbert, B. Richard. 1999. Biosintesis
Metabolit Sekuder. IKIP Semarang
Press: Semarang