suatu polisakarida kompleks yang diekstrak dari beberapa jenis alga merah.
Agarophyte yang paling penting adalah
dari spesies Gellidium sp, beberapa spesies Gracilaria sp, spesies Pterocladia sp, Acanthopeltis japonica dan Ahnfeltia plicata. Bahan Baku
Komposisi kimia rumput laut bervariasi
tergantung pada spesies, tempat tumbuh, dan musim.
Komponen utama rumput laut adalah
karbohidrat (gula atau vegetable gum), protein, lemak, dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa garan natrium dan kalium Kandungan Agar-agar Gelidium sp. Menuruta Jenis dan Lokasi
No. Jenis Lokasi Kandungan Agar
1. Gelidium latifolium -Pantai Selatan Laut Jawa 27,7 %
-Jawa Barat 35,4 %
2. Gelidium rigidium -Pantai Selatan Laut Jawa 28,0 %
terdiri dari klorofil a, karoten , pikoeritrin, dan pikosianin.
Gellidium sp. juga mengandung asam
aspartat, floridoside, asam glutamat, glisin, glutamin, histidin, taurin, dan threonin Teknologi Pengolahan Agar-agar
Tahapan pembuatan agar-agar rumput
laut Gellidium sp. Yaitu: 1) pembersihan dan pencucian 2) perendaman dan pemucatan 3) praperlakuan 4) perebusan (ekstraksi) 5) penyaringan (filtrasi) 6) penjedalan 7) pengeringan dan penggilingan Pembersihan dan pencucian
Rumput laut dibersihkan dari tanaman-tanaman
yang tidak diinginkan, batu-batu, pasir, kerang dan benda-benda asing lainnya. Adanya kotoran-kotoran tersebut akan mengakibatkan larutan agar-agar yang dihasilkan berwarna kotor dan kurang kental. Setelah dipisahkan dari kotorannya, rumput laut dicuci dengan air tawar yang mengalir atau dilakukan di dalam drum sehingga benar-benar bersih. Setelah dicuci rumput laut harus segera dikeringkan sehingga kandungan airnya mencapai 20 % Perendaman dan pemucatan
Perendaman dimaksudkan untuk
melanjutkan pembersihan rumput laut dari kotoran-kotoran yang mungkin masih melekat.
Selain itu perendaman bertujuan pula
untuk melunakan jaringan rumut laut agar memudahkan proses ekstraksinya. Perendaman dan pemucatan
Pemucatan dilakukan bertujuan untuk
memperoleh rumput laut berwarna putih dan bersih, serta meningkatkan mutu organoleptik produk agar-agar terutama faktor warna.
Larutan yang umum digunakan sebagai pemucat
adalah larutan kaporit (CaOCl2) 0,25 % selama 4 sampai 6 jam atau larutan natrium hipoklorit (NaOCl) 0,25 % atau NaOCl 1% selama 30 menit Perendaman dan pemucatan
Selain itu perendaman dapat dilakukan juga dengan
larutan kapur tohor (CaO) 0,5 % dengan lama perendaman 5 – 10 menit. larutan kapur tohor (CaO) 0,5 % dapat memberikan hasil pemucatan yang baik terhadap bahan baku. Selain itu kapur tohor memiliki berbagai keuntungan seperti harga yang murah bau yang tidak terlalu menyengat dan waktu yang dibutuhkan untuk memucatkan cukup singkat. Setelah perendaman dan pemucatan selesai rumput laut dicuci untuk menghilangkan bau bahan pemucat yang digunakan. Praperlakuan sebelum ekstraksi
Praperlakuan sebelum ekstraksi dilakukan setelah
bau bahan pemucat hilang. Praperlakuan sebelum ekstraksi bertujuan mempermudah proses ekstraksi, serta meningkatkan mutu rendemen produk agar-agar yang dihasilkan. Praperlakuan sebelum ekstraksi ini dilakukan dengan perendaman rumput laut sebelum proses ekstraksi yang dapat dapat dilakukan dengan menggunakan larutan alkali atau asam. Praperlakuan sebelum ekstraksi
Proses perendaman dengan asam ini
bertujuan untuk memecah dinding sel rumput agar mudah diekstrak. Selain itu larutan asam tersebut diharapkan dapat menghancurkan dan melarutkan kotoran sehingga rumput laut menjadi lebih bersih. Larutan asam yang dapat digunakan pada perlakuan asam antara lain asam sulfat, asam klorida, asam asetat, asam sitrat, buah asam dan daun asam. Ekstraksi
Ekstraksi agar-agar dari rumput laut dapat
dilakukan dengan air panas pada suhu didih, hal ini berdasarkan pada sifat kelarutan agar- agar, yaitu hanya larut dalam air panas dan tidak larut dalam air dingin.
Agar-agar memiliki gugus hidrofilik ester yang
rendah dan gugus hidrofobik 3,6 anhidro-L- galaktosa yang tinggi, sehingga agar-agar tidak larut dalam air dingin. Ekstraksi
Ekstraksi ini dapat dilakukan dalam suasana
asam, basa maupun netral tergantung jenis rumput laut yang digunakan. Chapman (1970) menyatakan bahwa dalam proses ekstraksi diperlukan suasana sedikit asam, yang bertujuan untuk mengontrol pH karena pH dapat mempengaruhi kualitas agar- agar yang dihasilkan. Ekstraksi
Proses ekstraksi dapat pula dilakukan pada
suasana pH netral atau tanpa penambahan asam, karena diduga pada pH netral ini proses ekstraksi akan lebih mudah dan dapat dilakukan pada pH kurang lebih 7, suhu 100oC ,selama satu sampai empat jam. Tetapi pada pH netral ini dilakukan untuk rumput laut yang telah mengalami proses praperlakuan asam. Ekstraksi
Produksi agar-agar dari rumput laut selain
dipengaruhi oleh musim, juga dipengaruhi oleh lama waktu perebusan (waktu ekstraksi) (Chapman, 1970). Waktu pendidihan yang terlalu lama dapat mengakibatkan degradasi hidrolitik yang berlabihan, meskipun pada proses normal degradasi hidrolitik tidak dapat dihindari seluruhnya Ekstraksi
Jumlah air yang digunakan sebagai pengekstrak
dalam proses pemasakan agar-agar bervariasi menurut beberapa versi, tergantung jumlah dan jennis bahan baku yang digunakan. Rumput laut jenis keras seperti Gelidium sp. membutuhkan air pengekstraksi yang lebih banyak dibanding rummput laut lunak seperti Gracilaria Sp., sebab untuk memecah dinding sel rumput laut yang keras dibutuhkan luas permukaan kontak antara dinding sel dengan air pengekstrak yang besar. Ekstraksi
Kisaran air untuk ekstraksi dapat
bervariasi antara 7 kali berat rumput laut sampai dengan 15 atau 20 kali berat rumput laut kering (Matsuhashi,1977). Sedangkan menurut Winarno (1990), pemasakan rumput laut menggunakan air sebanyak 40 kali berat rumput laut kering. Lama ekstraksi umumnya berlangsung 45 menit. Penyaringan
Penyaringan adalah salah satu unit proses
dimana komponen solid tidak terlarut dalam suspensi solid-likuid dipisahkan dari komponen likuidnya dengan melewatkan suspensi tersebut melalui suatu membran yang dapat menahan solid di permukaan atau dalam struktur di dalamnya atau kedua-duanya. Suspensi solid koloid dikenal sebagai bubur, sedangkan cairan yang melewati membran saringan disebut medium saringan. Solid yang sudah dipisahkan dari komponen likuid tersebut disebut ampas Penyaringan
Penyaringan bertujuan untuk menjernihkan
cairan dengan cara membuang sejumlah partikel padat atau untuk memisahkan cairan dari bagian padat bahan pangan dengan cara menggunakan saringan. Selain itu penyaringan juga bertujuan untuk memisahkan agar-agar dari ampas dan kotoran yang masih tercampur dalam ekstrak. Penyaringan
Setelah proses ekstraksi selesai, larutan
agar-agar panas langsung disaring dalam keadaan panas. Untuk memperoleh hasil ekstrak yang tinggi maka pada waktu penyaringan dapat dilakukan pemerasan dan pengepresan. Penyaringan Larutan agar-agar disaring untuk memperoleh hasil ekstraksi yang berkualitas tinggi yaitu ekstrak agar- agar yang terbebas dari bentuk padatan. Pada umumnya penyaring yang digunakan adalah saringan kasar (ayakan berdiameter lubang 0,5 cm) dan saringan halus (kain berdiameter lubang 1 mm). Hasil saringannya ditampung di dalam bejana dan segera dinetralkan dengan larutan soda sehingga pH-nya mencapai 7-7,5. Ampas dari hasil filtrasi masih dapat diekstrak kembali satu atau dua kali. Penjendalan
Filtrat hasil penyaringan dicetak dengan loyang
dan selanjutnya dibiarkan pada suhu ruang selama satu malam. Proses ini disebut penjendalan, yaitu agar-agar dibiarkan menjadi dingin sampai terbentuk gel. Filtrat dapat juga terlebih dahulu dipisahkan kotorannya dengan cara pengendapan atau dapat juga langsung ditambah 2-3 % KOH atau KCl dan dipanaskan selama 15 menit sambil terus diaduk, kemudian dibiarkan menjendal selama semalaman. Pengeringan
Agar-agar yang telah menjendal dipres untuk
membuang sebagian besar airnya agar proses pengeringan berjalan efisien.
Pengeringan adalah proses pemindahan panas
dengan uap air secara simultan dengan memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan media pengering yang biasanya berupa udara Pengeringan
Terdapat dua cara pengeringan yang umum
dilakukan terhadap bahan pangan yaitu pengeringan dengan penjemuran pengeringan dengan alat pengering. Pengeringan dengan penjemuran memerlukan waktu yang cukup lama . Dalam proses pengeringan sering timbul berbagai masalah, misalnya kesulitan dalam mengontrol suhu dan kelembaban udara, terjadinya kontaminasi mikroba, serta ketergantungan pada kondisi cuaca setempat. Karakteristik Fisik dan Kimiawi Agar-agar
Agar-agar memiliki beberapa sifat fisik dan kimia
yang unik dan jarang dimiliki oleh senyawa lain. Sifat yang unik inilah yang menjadikan agar-agar dapat dimanfaatkan secara luas dalam berbagai industri. Agar-agar tidak larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas. Pada suhu 32oC – 39oC berbentuk gel dan tidak meleleh dibawah suhu 85oC. Agar-agar yang memiliki kemurnian tinggi tidak larut pada suhu 25oC larut dalam air panas, etanol, etanolamida dan formida Karakteristik kimiawi agar
Agar-agar disebut gelosa atau gelosa bersulfat,
dengan rumus molekul (C6H10O5) atau (C6H10O5)n H2SO4. Selain polisakarida sebagai kandungan utama, agar- agar juga mengandung kalsium dan mineral lain. Sebagian besar gula yang menyusun polisakarida agar adalah D-galaktosa, sebagian lain L-galaktosa. Komponen galaktosa ini membentuk rantai dengan ikatan glikosidik 1.3, menjadi polimer. Ujung rantai merupakan gugus pereduksi L- galaktosa yang diesterifikasi pada atom C no 6 oleh asam sulfat yang dihubungkan dengan rantai berikutnya melalui atom C no 4 Kandungan Kimia Agar-agar (per 100 gram bahan) Parameter Satuan Agar-agar Kalori Kkal 55,0 Protein gram 0,2 Lemak gram 0,1 Total Karbohidrat gram 15.0 Serat gram 0,1 Abu gram 0,4 Kalsium miligram 119 Posfor miligram 5 Besi miligram 2,9 Natrium miligram 10 Kalium miligram 20 Thiamin miligram 0,01 Riboflavin miligram 0,04 Niacin miligram 0,1 Karakteristik fisik agar-agar
Karakteristik pembentukan gel agar
disebabkan oleh tiga buah atom hidrogen residu 3,6-anhydro-L-galaktosa yang memaksa molekul untuk membentuk struktur heliks. Interaksi antar struktur heliks menyebabkan terbentuknya gel. Pergantian senyawa L-galaktosa sulfat oleh senyawa 3,6-anhydro-L-galaktosa menyebabkan kekejangan (kekakuan) dalam struktur heliks dan pada saat ini gel mulai dibentuk. Karakteristik fisik agar-agar
Jika grup sulfat dikonversi dengan perlakuan
alkali menjadi senyawa 3,6-anhydro-L-galaktosa maka kekuatan gel (gel strength) yang lebih tinggi akan diperoleh. Adanya senyawa 6-0-methil-D-galaktosa tidak nampak mempengaruhi kekuatan gel ( gel strength), tetapi banyaknya 6-0-methilasi mempengaruhi suhu pembentukan gel. Suhu pembentukan gel dari larutan agarose (1,5%) dapat meningkat dengan bertambahnya kandungan metoxil dari agarose Karakteristik fisik agar-agar
Keasaman (pH) sangat mempengaruhi
kekuatan gel agar, semakin pH menurun, kekuatan gel (gel strength) semakin lemah sampai pH 2.5 (Glicksman, 1983). Kandungan gula juga besar pengaruhnya terhadap gel agar, peningkatan kandungan gula menghasilkan gel yang lebih keras tetapi menghasilkan tekstur yang kurang kohesif (Glicksman, 1983) . Kegunaan agar-agar
Kegunaan utama agar-agar adalah sebagai bahan
pemantap, penstabil, pengemulsi, pengental, pengisi, penjernih, pembuat gel, dan lain-lain. Agar-agar digunakan pada industri makanan, yaitu untuk meningkatkan viskositas sup dan saus, serta dalam pembuatan fruit jelly. Agar-agar juga digunakan sebagai penjernih pada berbagai industri minuman seperti bir, anggur, kopi, dan sebagai penstabil pada minuman cokelat Kegunaan agar-agar
Di Eropa dan Amerika, agar-agar digunakan
sebagai bahan pengental pada industri es krim, jeli, permen, dan pastry. Agar-agar juga digunakan dalam pembuatan serbat, es krim, dan keju untuk mengatur keseimbangan dan memberikan kehalusan. Di Jepang, agar-agar sering dimasak bersama- sama nasi untuk menghasilkan “nasi agar-agar” yang lengket dan kaya serat pangan (dietary fiber) sehingga lebih menguntungkan bagi kesehatan Kegunaan agar-agar
Di bidang kesehatan, seperti pada Perang Dunia II,
agar-agar digunakan untuk membersihkan luka. Hal ini disebabkan dalam agar-agar terdapat komponen yang dapat menghentikan penggumpalan darah, sehingga luka mudah untuk dibersihkan. Pada zaman dahulu, masyarakat Jepang dan Cina menggunakan agar-agar sebagai obat sakit perut, dan di Amerika agar-agar dimasukkan ke dalam kelompok zat laxative Kegunaan agar-agar
Selain untuk industri makanan, agar-agar juga
digunakan dalam: industri farmasi • bahan baku kapsul pembungkus obat-obatan dan vitamin • campuran obat pencahar • pasta gigi industri kosmetika • bahan baku lipstik, sabun, salep, lotion, dan krim serta industri lainnya Gracilaria verucosa Agar
Agar Powder Agar Slice Agar Media for Salmonella Berbagai Media Tumbuh Bakteri Penggunaan Agar dalam Makanan Agar Powder