Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPPER

BAHAN HAYATI LAUT


SENYAWA ALKALOID PADA SPONS Axinella carteri

Disusun Oleh :

Bambang Jati Laksono

26040117130109

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biota laut menghuni hampir semua bagian laut, mulai dari pantai,
permukaan laut sampai dasar laut terjauh. Biota laut menghasilkan produk alam
yaitu metabolit primer dan sekunder. Salah satu biota laut yang ada, spon
merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang
mempunyai potensi bioaktif, akan tetapi belum banyak dimanfaatkan. Hewan laut
ini mengandung senyawa aktif yang persentase keaktifannya lebih besar
dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat.
Spon laut diketahui menjadi tempat hidup beberapa jenis bakteri yang jumlahnya
mencapai 40% dari biomassa spon. Simbiosis yang terjadi antara bakteri dengan
spon luat menyebabkan organisme ini sebagai invertebrata laut yang memiliki
potensi antibakteri yang lebih besar dibandingkan dengan organisme darat dan
laut lainnya.
Spons laut memiliki potensi bioaktif yang sangat besar. Selama 50 tahun
terakhir telah banyak kandungan bioaktif yang telah ditemukan. Kandungan
bioaktif tersebut dikelompokan beberapa kelompok besar yaitu antiflammantory,
antitumor, immunosuppessive, antivirus, antimalaria, antibiotik dan antifouling.
Spons Petrosia alfiani adalah spesies baru yang ditemukan dan endemik di
kawasan perairan spermonde, diduga spons ini mengandung banyak metabolit
sekunder yang berguna dan memungkinkan ditemukannya metabolit sekunder
yang abru. Berdasarkan kajian literatur, spons Petrosia mengandung banyak
metabolit sekunder dan umumnya memiliki biaktivitas yang kuat.

II.
II. PEMBAHASAN

2.1. Zonasi tanpa Coastal Biosphere Reserve


Protected Area (PA) merupakan suatu daerah atau wilayah geografi yang
jelas, dikenal, ditunjukkan dan dikelola dengan aturan legal atau cara lain yang
efektif untuk mencapai tujuan jangka panjang konservasi alam, terkait dengan jasa
yang disediakan ekosistem dan nilai budayanya. Biosphere Reserve (cagar
biosfer) merupakan bagian dari Protected Area yang dikelola oleh UNESCO
dalam program Manusia dan Biosfer. Berdasarkan website resmi dari UNESCO
itu sendiri, Indonesia memiliki 14 daerah yang merupakan cagar biosfer. Cagar
biosfer itu sendiri merupakan suatu kawasa ekosistem darat dan pesisir laut yang
dilindungi dan dilestarikan serta diakui oleh dunia internasional.
Cagar biosfer sejatinya dibentuk sebagai suatu sarana kepentingan penelitian
dan pendidikan yang bertujuan untuk pencapaian keseimbangan antara kelestarian
keanekaragaman hayati, kebudayaan serta pembangunan ekonomi. Konsep cagar
biosfer pertama kali dikembangkan oleh Gugus Tugas (Task Force) pada tahun
1974. Cagar biosfer merupakan suatu wilayah yang termasuk dalam kawasan
konservasi (KK). Kawasan konservasi merupakan istilah yang resmi digunakan
pada penjelasan Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan.
Berdasarkan tempatnya, kawasan konservasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
kawasan konservasi yang berada di darat dan kawasan konservasi yang meliputi
wilayah perairan. Namun, beberapa kawasan konservasi di Indonesia memiliki
dua wilayah tersebut (Darat dan Laut) sekaligus. Sebagai contoh misalnya ialah
Taman Nasional Komodo.
Koservasi sumber daya sebetulnya sudah dikenal sejak Departemen
Kehutanan mengeluarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam Undang-undang tersebut
dikenal istilah Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Perlindungan Alam
(KPA). Dari dua katergori kawasan konservasi ini kita mengenal istilah cagar
alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata
alam. Batasan lebih detail mengenai masing-masing kategori kawasan konservasi
ini disajikan pada Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 1998 tentang KSA dan
KPA.

2.2. Pengertian
Cagar biosfer merupakan suatu kawasan kawasan yang terdiri dari
ekosistem asli, ekosistem unik, dan atau ekosistem yang telah mengalami
degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi
kepentingan penelitian dan pendidikan. Dimana keberadaannya diakui dunia
internasional sebagai bagian dari program Man and Biosphere yang digagas oleh
Badan Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO).
Keberadaan cagar biosfer bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara
melestarikan keanekaragaman hayati, pembangunan ekonomi dan kebudayaan.
Tujuan dibentuknya cagar biosfer, antara lain :
a. Melestarikan keanekaragaman hayati dalam ekosistem alam untuk menjaga
keanekaraganan genetika agar proses evolusinya dapat berjalan terus.
b. Menyediakan daerah penelitian ekologi dan lingkungan, baik di dalam
maupun di luar cagar biosfer.
c. Menyediakan sarana dan prasarana untuk pendidikan dan latihan.

Cagar biosfer sebagai suatu kawasan konservasi ekosistem daratan atau


pesisir yang diakui oleh Program MAB – UNESCO untuk mempromosikan
keseimbangan hubungan antara manusia dan alam. Cagar biosfer melayani
perpaduan tiga fungsi yaitu :
1. Kontribusi konservasi lansekap, ekosistem, jenis, dan plasma nutfah.
2. Menyuburkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan baik secara ekologi
maupun budaya.
3. Mendukung logistik untuk penelitian, pemantauan, pendidikan dan pelatihan
yang terkait dengan masalah konservasi dan pembangunan berkelanjutan di
tingkat lokal, regional, nasional, maupun global. Kumpulan cagar biosfer di
dunia membentuk Jaringan Cagar Biosfer Dunia, yang didalamnya
dipromosikan program pertukaran informasi, pengalaman, dan personel
terutama di antara cagar biosfer dengan tipe ekosisten yang sama dan atau
dengan pengalaman yang sama dalam memecahkan masalah konservasi dan
pembangunan.

2.3. Cagar Biosfer di Indonesia


Keberadaan cagar biosfer di Indonesia dapat meningkatkan upaya
konservasi tidak hanya di daerah – daerah yang sebelumnya telah ditetapkan
sebagai kawasan konservasi, tetapi juga di daerah – daerah lainnya di sekitar
kawasan konservasi yang juga merupakan kawasan pembangunan.
Secara biogeografi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
menjadi 7 biogeografi utama, yaitu :
1. Sumatera.
2. Jawa dan Bali.
3. Kalimantan.
4. Nusa Tenggara termasuk Pulau Wetar.
5. Sulawesi.
6. Maluku.
7. Papua termasuk Pulau Kai dan Aru
Karakteristik utama cagar biosfer dijelaskan oleh UNESCO (2003) yaitu
sebagai berikut :
1. Mempunyai pola zonasi untuk konservasi dan pembangunan.
2. Memfokuskan pada arah pendekatan berbagai pemangku kepentingan yang
secara khusus menekankan partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan
kawasan.
3. Membentuk suatu metode untuk penyelesaian konflik pemanfaatan sumber
daya alam melalui dialog.
4. Mengintegrasikan keanekaragaman budaya dengan keanekaragaman hayati,
terutama mengenai peran pengetahuan tradisional dalam pengelolaan
ekosistem.
5. Mendemonstrasikan kebijakan – kebijakan yang sesuai dengan hasil
penelitian dan diikuti oleh kegiatan pemantauan.
6. Merupakan lokasi untuk pendidikan dan pelatihan.
7. Berpartisipasi dalam jaringan dunia.
Gambar 1. Peta kawasan konservasi indonesia : 1.Cagar Biosfer (CB) Siberut; 2.CB Gunung
Leuser; 3.CB Tanjung Putting; 4.CB Cibodas; 5.CB Lorelindu; 6.CB Komodo; 7.CB Giam Siak
Kecil-Bukit Batu

Di seluruh dunia terdapat 564 situs dari 109 negara yang ditetapkan oleh


MAB-UNESCO sebagai Cagar Biosfer. Indonesia sendiri memiliki 7 kawasan
yang ditetapkan sebagai Cagar Biosfer. Ketujuh kawasan Cagar Biosfer di
Indonesia yaitu:
1. Cagar Biosfer Cibodas. Ditunjuk pada tahun 1977, Cagar Biosfer Cibodas
terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat)
dengan kawasan inti seluas seluas 15.196 ha yang ditetapkan pada tahun 1980.
2. Cagar Biosfer Komodo. Ditunjuk pada tahun 1977, Cagar Biosfer Komodo
terdapat di Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur) dengan kawasan
inti seluas 173.300 ha yang ditetapkan pada tahun 1990.
3. Cagar Biosfer Lore Lindu. Ditunjuk pada tahun 1977, Cagar Biosfer Lore
Lindu terdapat di Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah) dengan
kawasan inti seluas 229.000 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
4. Cagar Biosfer Tanjung Puting. Ditunjuk pada tahun 1977, Cagar Biosfer
Tanjung Puting terdapat di Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan
Tengah) dengan kawasan inti seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun
1982.
5. Cagar Biosfer Gunung Leuser. Ditunjuk tahun 1981, Cagar Biosfer Gunung
Leuser terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser (Nanggroe Aceh
Darussalam dan Sumatera Utara) dengan kawasan inti seluas 792.675 ha yang
ditetapkan pada tahun 1980.
6. Cagar Biosfer Siberut. Ditunjuk tahun tahun 1981, Cagar Biosfer Siberut
terdapat di Taman Nasional Siberut (Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat)
dengan kawasan inti seluas 190.500 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
7. Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu. Ditunjuk dan ditetapkan pada
tahun 2009, Cagar Biosfer terdapat di Riau dengan kawasan inti seluas 174.500
ha yang terdiri atas perpaduan antara kawasan konservasi (Suaka
Margasatwa Giam Siak Kecil dan Suaka Margasatwa Bukit Batu) dan hutan
produksi milik swasta yang tidak dikonversi.
Dalam pengelolaannya suatu Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang
saling berhubungan, yaitu :
 Area inti (Core Area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung
dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka
panjang, untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
 Zona penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau
berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area
inti
dari dampak negatif kegiatan manusia.
 Area transisi (Transition Zone) adalah wilayah terluar dan terluas yang
mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga.

Gambar 2. Zona Cagar Budaya


III. PENUTUP

KESIMPULAN

1. Cagar biosfer merupakan suatu kawasan kawasan yang terdiri dari ekosistem
asli, ekosistem unik, dan atau ekosistem yang telah mengalami degradasi yang
keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan
penelitian dan pendidikan
2. Indonesia sendiri memiliki 7 kawasan yang ditetapkan sebagai Cagar Biosfer.
Ketujuh kawasan Cagar Biosfer di Indonesia yaitu: Cagar Biosfer
Cibodas,Cagar Biosfer Komodo, Cagar Biosfer Lore Lindu, Cagar Biosfer
Tanjung Puting, Cagar Biosfer Gunung Leuser, Cagar Biosfer Siberut, dan
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu.
DAFTAR PUSTAKA

[UNESCO].  2003. Biosphere Reserves. On Ground Testing For Sustainable


Development. Jakarta : Graha Info Kreasi.
Man and Biosphere Indonesia. 2011.  Cagar Biosfer Indonesia.  [terhubung
berkala]. http://www.mab-indonesia.org/tentang.php?i=biosfer. [10 Mei
2011].
Soedjito H.  2004.  Pedoman Pengelolaan Cagar Biosfer Indonesia. Jakarta :
Panitia Nasional MAB Indonesia,  LIPI.
Purwanto Y.  2008.  Rencana Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas.  Sarasehan
Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas Sebagai Daerah Tujuan Wisata
Alam, Hotel Pangrango 2 Bogor, 23 Desember 2008.

Anda mungkin juga menyukai