Anda di halaman 1dari 36

KLASIFIKASI BAHAN CETAK

A.Berdasarkan sifat mekanis (elastisitas) atau


aplikasinya bahan cetak terdiri dari

1. Bahan cetak elastis


Contohnya:
* hydrokoloid reversible (agar);
* hidrokoloid irreversible (alginat);
* bahan cetak elastomer seperti polisulfida, poliether,
silikon .
2. Bahan cetak non elastis

Contohnya : gips cetak (impression plaster),


kompon
pasta zinc okside eugenol.

B.Berdasarkan mekanisme pengerasannya bahan


cetak diklasifikasikan menjadi:

1.Bahan cetak reversible,


pengerasan dengan temperatur . kompon, agar

2.Bahan cetak irreversible,


pengerasan dengan reaksi kimia . gips cetak, pasta zinc
okside eugenol, alginat dan elastomer
c. Berdasarkan sifatnya terhadap jaringan mulut
yaitu:

1.Bahan cetak mukostatik


Pada saat di gunakan tidak menyebabkan penekanan
terhadap jaringan mulut. Contoh: pasta ZOE dan
gips cetak

2.Bahan cetak mukokompresif


Bahan cetak ini pada saat digunakan akan menekan
jaringan mulut. Contohnya kompon
BAHAN CETAK HYDROKOLOID
Koloid
Koloid berbeda struktur, susunan maupun reaksinya dari
benda padat, gas maupun benda cair sehingga kadang
kala disebut wujud benda yang keempat.

Suatu koloid yang medium pendispersinya adalah air


disebut hydrokoloid.

Koloid dapat berada dalam keadaan sol ataupun gel.


Sol adalah keadaan bila koloid berwujud cairan kental,
sedangkan gel adalah fase dimana koloid berwujud seperti
agar-agar
Sol dapat diubah menjadi bentuk gel dengan
cara:
1. Menurunkan atau menaikkan suhu.
Proses reversible. Bila dipanaskan gel akan berubah
menjadi sol, sedangkan bila suhu diturunkan akan
berubah menjadi gel. Bahannya disebut hydrokoloid
reversible contohnya agar

2. Dengan reaksi kimia


Proses dari sol ke gel menggunakan reaksi kimia sehingga
gel tidak dapat berubah kembali mjd sol. Proses
irreversible bahan hydrokoid irreversible yaitu alginat.
Sifat Umum dari Gel

Gel dapat menahan tekanan yang cukup besar khususnya tekanan geser tanpa
mengalir ,asalkan tekanan diaplikasikan dengan cepat.

Pada struktur hidrokoloid sebagian besar volume gel terdiri atas air (sebagai medium
pendispersi).

Gel dapat kehilangan air melalui penguapan dari permukaan atau mengeluarkan
eksudat cairan dimana air yang keluar bukanlah air murni biasanya bersifat asam atau
basa tergantung dari komposisi gel. Proses ini disebut proses sineresis.

Bila gel disimpan dalam air maka gel tersebut akan menyerap air disebut proses imbibisi.

Proses sineresis menyebabkan pengerutan sedangkan imbibisi menyebabkan pemuaian


cetakan sehingga harus dihindarkan.

 makanya cetakan harus segera dicor atau ditempatkan pada medium dengan
kelembaban yang tinggi.

 
BAHAN CETAK HYDROKOLOID REVERSIBLE

Bahan cetak hydrokoid reversible atau agar di Indonesia


jarang dipakai pada pasien karena dianggap kurang
hygienis, lebih banyak dipakai di laboratorium untuk
pembuatan frame denture (gigi tiruan kerangka logam.

Komposisi bahan hidrokoloid reversible terdiri atas:

1. Agar, berfungsi sebagai koloid


2. Boraks, berfungsi memperkuat gel tetapi dapat
menghambat pengerasan gips model
3. Air sebagai medium pendispersi, juga dapat menghambat
pengerasan gips model
Kalium sulfat, ditambahkan untuk mengatasi efek yang
ditimbulkan boraks dan air karena dapat mempercepat
pengerasan gips model

timol dan gliserin sebagai bakterisid dan untuk


menambah plastis.

 pigmen dan aroma sehingga dapat diterima oleh pasien


SIFAT BAHAN HIDROKOLOID REVERSIBLE (AGAR)

Bahan cukup cair sehingga dapat mencetak detil yang halus.

Bahan yang sudah mengeras dapat melewati daerah gerong /undercut tanpa
mengalami perubahan bentuk dimensinya tetap stabil

Cetakan harus segera diisi supaya tidak terjadi proses imbibisi maupun
sineresis.

Bahan ini tidak beracun dan tidak merangsang jaringan mulut.

Waktu pengerasan agak lama kecuali bila didinginkan.


 Bahan yang pertama kali mengeras adalah bahan yang berkontak dengan
sendok cetak, Untuk mendinginkan cetakan, sendok cetak dikengkapi dengan
saluran air.

Masa simpan cukup panjang. Sebelum dipakai dilakukan sterilisasi lebuh dulu.
 
CARA MANIPULASI BAHAN

Bahan dipasarkan dalam bentuk tube yang tertutup rapat untuk


mencegah penguapan air. Bahan dicairkan dengan memanaskan tube
dalam air mendidih selama lebih kurang 10 menit.

 Kemudian dibiarkan mendingin sampai suhu air 450 C. Bahan


dikeluarkan dari tube dimasukkan dalam sendok cetak.

 Dilakukan pencetakan, untuk mempercepat proses pengerasan dilakukan


dengan cara menyemprotkan air dingin pada sendok cetak atau dengan
menggalirkan air pada sendok cetak yang memiliki saluran air.

Cetakan diisi dengan gips sesegera mungkin.


BAHAN CETAK HYDROKOLOID IRREVERSIBLE
( ALGINAT )
KOMPOSISI BAHAN
Bubuk Alginat biasanya terdiri atas bahan-bahan
sebagai berikut:
Kalium alginat - agar alginat larut dalam air
Kalsium sulfat
Oksida seng dan tanah diatoma -> bahan pengisi
Kalium titanium fluoride - mempercepat reaksi
Batrium fosfat -> memperlambat reaksi
Bahan cetak hydrokoloid ini menjadi gel karena adanya
reaksi kimia, bila gel telah terbentuk alginat tidak dapat
berubah lagi menjadi sol.

Bila bubuk alginat diaduk dengan air maka akan


membentuk sol yang kental yang dapat dimasukkan
dalam rongga mulut dengan sendok cetak. Sol kemudian
berubah menjadi gel yang elastis melalui beberapa
tahapan reaksi kimia.

Bahan cetak alginat biasa digunakan untuk mencetak


rahang yang akan dibuat gigi tiruan sebagian, model studi
untuk perawatan orthodonti dan untuk pembuatan
cetakan pertama gigi tiruan penuh.
Kekurangannya:

Tidak dapat mencetak detil-detil yang halus dari rongga mulut seperti
pada hidrokoloid reversible, pada model gips biasanya terdapat sedikit
pembulatan pada setiap sudut dan pinggiran yang tajam yang biasa
terdapat pada preparasi kavitas.

Sering timbul porous pada permukaan cetakan dan reaksi antara


alginat dan gips sehingga kepadatan permukaan model rahang kurang
baik.

Mudah rusak pada suhu panas dan keadaan lembab, alginat dapat
tidak mengeras atau mengeras terlalu cepat sehingga tidak boleh
disimpan lebih dari satu bulan.
Penting untuk melihat masa kadaluarsa dari pabrik.
 
Keuntungannya:
Penanganan/manipulasinya mudah
Harga relatif murah
Dapat diterima dengan baik oleh pasien

 MANIPULASI BAHAN CETAK ALGINATE.


Alat & Bahan
Bubuk alginate (dalam wadah atau sachet).
Takaran bubuk.
Takaran air.
Mangkuk karet (bowl).
Spatula yang kaku dari stainless steel.
Sendok cetak.
Desinfektan & kantung plastik dengan seal.
Tahap 1. Persiapan bahan

Takar air dingin (20oC) sesuai dengan jumlah bubuk.


Kocok bubuk dalam wadah.
Ambil bubuk secara berlebih dengan sendok takar,
ratakan permukaannya dengan spatula.

Masukkan bubuk pada bowl kmd tambahkan air yang


telah ditakar.

 
Tahap 2. Pengadukan

Aduk bubuk & air agar bubuk terbasahi air


keseluruhannya.
Tekan adonan kedinding bowl supaya garam–garam
alginate dapat larut serta untuk menghilangkan udara
terjebak dan agar adonan homogen, lakukan prosedur
ini selama 60 detik.
Cek adonan, harus seperti krem dan kental bila diambil
dengan spatula tidak menetes.
Tahap 3. Mengisi sendok cetak

Ambil alginat dengan spatula dan masukkan kedalam


sendok cetak dari regio posterior ke anterior.
Ulangi prosedur diatas sampai sendok cetak penuh
dengan lapisan yang homogen dan tinggalkan bahan
sedikit pada bagian posterior.
Haluskan permukaan alginate dengan jari yang
lembab.
Sendok cetak yang terisi siap dicetakkan
Tahap 4. Pembersihan

Cuci cetakan dibawah air dingin mengalir untuk


menhilangkan saliva dan darah.
Kupas alginate yang telah mengeras seperti karet dari
bowl dan spatula, buang ketempat sampah.
Isi cetakan sesegera mungkin (jika ditunda sampai 1
jam, simpan dengan dibungkus lap lembab
Macam-macam kegagalan manipulasi alginat dan
penyebabnya:

1. Hasil adukan berbutir-butir, penyebab::


Pengadukan terlalu lama
Pengenyalan tidak sempurna
Perbandingan air/bubuk yang terlalu rendah (tidak sesuai anjuran pabrik)

2. Cetakan sobek, penyebab:


Bahan cetak kurang
Dilepaskan dari mulut sebelum waktunya
Pengadukan terlalu lama

3. Cetakan porous, penyebab:


Pengeyalan tidak sempurna akibat pengadukan yang tidak sempurna
Udara yang terperangkap selama pengadukan.
 
ELASTOMER
Termasuk dalam klasifikasi bahan cetak elastis.
Bahan cetak ini bersifat hidrofobik.
 Ada 3 jenis bahan cetak elastomer yaitu:
Polysulfida
Polyether
Silikon yang terdiri dari silikon kondensasi dan silikon
adisi (polyvynil siloxane).

DEFINISI
Bahan cetak elastis yang menyerupai karet yang
bersifat hydrofobik.Menurut mekanisme pengerasanya
elastomer termasuk bahan cetak irreversible. Seperti
karet.
Sifat hydrofobik.
Terdiri:
polysulfida
Silikon (polysiloxane dam polyvinal siloxane)
Polyether

Terdiri dari pasta katalis dan pasta dasar.


Bila diaduk akan terjadi proses pemasakan secara
kimia sehingga berubah menjadi seperti karet -
POLIMERISASI
Katalis mempercepat proses polimerisasi.
Sediaan biasanya terdapat dalam tube dimana tube
katalis biasanya lebih kecil.
Tersedia dalam bbrp mcm kekentalan yaitu:
Light body (encer) dengan gun extruder
Regular bodied (sedang) dg sendok cetak
Heavy bodied (kental) dg sendok cetak
Putty (konsistensi dempul) sendok cetak pribadi

KEGUNAAN
Mencetak pada pembuatah mahkota dan jembatan,
inlay, GTSL
BAHAN CETAK NON ELASTIS
KOMPON
Sifat:
Non elastis
Kurang menghantarkan panas
mengerut waktu pendinginan
Tidak berbau dan tidak beracun
Waktu pengerasan cukup lama
Komposisi:
Campuran resin alami spt shelac + colophany + malam
Bahan pengisi (talk, kapur)
Bahan pelumas/lubrican (as. Stearat, stearin
Klasifikasi:
Type I: titik leleh rendah (lower fusing)
untuk mencetak edentulous dan inlay/uplay.
Berupa lembaran dengan tebal 4 – 5 cm

Type II: titik leleh tinggi (higher fusing)


Dipakai sebagai bahan sendok cetak yang cukup kaku
untuk menahan bahan cetak lain. Contohnya :untuk
membuat custom tray (sendok cetak pribadi)
MANIPULASI
Kompon dilunakkan dengan air panas (55-600C)
sampai didapat pelunakan yang merata, bila terlalu
lama beberapa bahan akan lepas ke dalam air akan
mempengaruhi sifatnya.

Kompon dibentuk (diremas-remas) dalam water bath


hingga plastis.

Kompon yang terlalu dingin tidak akan mengalir


dalam rongga mulut, bila terlalu panas akan
menyebabkan mulut terbakar.
Taruh dalam sendok cetak yang sudah dipanaskan
agar kompon dapat menempel

Setelah dilakukan pencetakan segera dicor.

Model gips dilepaskan dengan cara melunakkan


kompon
SIFAT-SIFAT KOMPON
Koefisien thermal ekspansion tinggi, pada saat
pendinginan akan menyusut (shrinkage). Keadaan ini
dapat diatasi/diminimalkan dengan memanaskan
kompon di atas api kmdn dicetak lagi

Pada saat pendinginan juga akan terjadi pengerutan


yang terjadi karena ada perubahan suhu dari
temperatur mulut ke temperatur ruangan

Kompon berubah bentuk pada waktu melalui daerah


gerong/undercut

Perubahan dimensi terjadi selama penyimpanan di lab

Anda mungkin juga menyukai