Blok 12
Biomaterial Dan Teknologi Kedokteran Gigi
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Blok 12
Blok Biomaterial dan Teknologi Kedokteran Gigi Skenario 2, Tutorial Blok Biomaterial dan
Teknologi KedokteranGigi ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Dengan selesainya laporan tutorial ini, tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3
BAB I……………………………………………………………………………………… 4
PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 4
BAB II…………………………………………………………………………………….. 5
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………. 5
Step I. Mengklarifikasi Istilah Atau Konsep……………………………………….. 5
Step II. Menetapkan Permasalahan…………………………………………………. 5
Step III. Penyelesaian Masalah……………………………………………………… 6
Step IV. Pemetaan…………………………………………………………………… 8
Step V. Menentukan Objek Pembelajaran……………………………………………9
Step VII. Jawaban Objek Pembelajaran……………………………………………. 9
BAB III……………………………………………………………………………………. 21
KESIMPULAN…………………………………………………………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………... 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Resin akrilik telah diperkenalkan sebagai bahan pembuatan basis gigi tiruan di bidang
kedokteran gigi sejak tahun 1937 dan mulai diterima secara luas pada tahun 1946.
Diperkirakan lebih dari 98% basis gigi tiruan terbuat dari resin akrilik. Selain resin akrilik
juga terdapat bahan-bahan lain pembuat basis gigi tiruan di antaranya ialah vulcanite,
nitrocellulose, fenol formaldehyde, vinyl plastic, porcelain , polysulphones, metal, dan nylon
thermoplastic. Resin akrilik masih digunakan sebagai material pilihan pembuatan basis gigi
tiruan sampai saat ini. Hal ini dikarenakan harganya yang relatif murah, mudah dalam
manipulasi dan pembuatannya, warna menyerupai gingiva, tidak toksis, tidak larut dalam
ludah, dapat dilakukan reparasi, dan memiliki perubahan dimensi yang kecil. Meskipun
memiliki keunggulan dibanding bahan polimer lainnya, resin akrilik juga memiliki kelemahan
yakni bersifat porus dan mudah menyerap air, kekuatan terhadap benturan dan resistansi
terhadap fatigue failure yang rendah, tidak tahan abrasi, serta kandungan m onomer sisa yang
dapat menimbulkan reaksi sensitif. Rendahnya konduktifitas termal dan kekuatan mekanis,
kerapuhan, koefisien ekspansi termal yang tinggi serta rendahnya modulus elastisitas pada
resin akrilik menyebabkan resin akrilik rentan terhadap fraktur.
Skenario 3
Resin Akrilik
Mahasiswa semester IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember sedang
melakukan skill lab manipulasi resin akrilik. Pelaksanaan skill lab kali ini terbagi dalam 2
kelompok. Kelompok I membuat basis gigi tiruan menggunakan bahan heat curring resin
acrylic, dan kelompok II mereparasi basis gigi tiruan resin akrilik yang patah menggunakan
self curring resin acrylic. Untuk mendapatkan hasil akhir yang baik, maka proses manipulasi
harus dilakukan dengan benar mulai dari pencampuran bubuk dan cairan, proses dan tahap
polimerisasi, packing sampai pada pemolesan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
8. Definisi gambar yang ada pada skenario ?
9. Apa saja tipe resin akrilik ?
10. Aplikasi resin akrilik dalam KG selain basis gigi tiruan ?
6
Berat molekul, konduktivitas termal (Ketahanan dalam suhu) , solubilitas,
densitas, dan porositas
10. Aplikasi resin akrilik dalam KG selain basis gigi tiruan dan apakah bisa digunakan
sebagai bahan tumpatan?
Bahan restorasi dan crownridge
Hanya digunakan utk basis gigi tiruan.
7
STEP 4 Mapping
8
STEP 5 Learning Objective
1. MMM definisi resin akrilik
2. MMM asal mula resin akrilik
3. MMM bentuk dan struktur resin akrilik
4. MMM sifat-sifat resin akrilik
5. MMM Biocompatibilitas resin akrilik
6. MMM klasifikasi resin akrilik
7. MMM penggunaan Heat curring dan self curring
8. MMM proses manipulasi resin akrilik dalam pembuatan basis gigi tiruan
9. MMM aplikasi resin akrilik dalam KG selain basis gigi tiruan dan apakah bisa
dijadikan sebagai bahan tumpatan
10. MMM keuntungan dan kerugian dalam pemakaian resin akrilik
9
Ctt : Etena atau etilena adalah senyawa alkena paling sederhana yang terdiri
dari empat atom hidrogen dan dua atom karbon yang terhubungkan oleh suatu
ikatan rangkap.
Resin akrilik adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat
yang berulang. Resin akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan dalam
proses rehabilitatif, untuk pelat ortodonsi, maupun restorasi crown and bridge.
Resin akrilik yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah ester dari asam
akrilat (CH2 = CHCHOOH) dan asam methacrylalic (CH2 = C(CH3)COOH).
10
(anusavice,2004)
Polimer ini memiliki ikatan silang, sehingga hal ini menyebabkan resin akrilik
keras. Polimer termoplast.
Menurut Combe (1992) dan Anusavice (1996) komposisi resin akrilik:
A. Heat Cured acrylic
a. Bubuk (powder) mengandung :
1. Polimer (polimetilmetakrilat) sebagai unsur utama
2. Benzoil peroksida sebagai inisiator : 0,2-0,5%
3. Reduces Translucency : Titanium dioxide
4. Pewarna dalam partikel polimer yang dapat disesuaikan dengan
jaringan mulut : 1%
5. Fiber : menyerupai serabut-serabut pembuluh darah kecil
Polimer dengan ikatan silang dan bukan struktur linier cenderung tidak
meleleh.Bahan-bahan ini disebut polimer termoset. Polimer termoset
cenderung lebih kuat dan lebih tangguh dari bahan termoplastik. Resin gigi
terikat silang dan karenanya bersifat termoset.
11
4. MMM Sifat-sifat resin akrilik.
Stabilitas Dimensional
Resin Akrilik mempunyai dimensional stability yang baik, sehingga
dalam kurun waktu tertentu bentuknya tidak berubah. Stabilitas dimensional
dapat7 dipengaruhi oleh proses, molding, cooling, polimerisasi, absobsi air
dan temperatur tinngi.
12
berefek pada hilangnya sebuah substansi / zat. Mastikasi melibatkan
pemberian tekanan yang mengakibatakan kerusakan dan terbentuknya
pecahan / fraktur. Namun resin akrilik keras dan memiliki daya tahan yang
baik terhadap abrasi.
Crazing ( Retak )
Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin disebabkan karena
adanya tensile stress, sehingga terjadi pemisahan berat molekul atau
terpisahnya molekul – molekul polimer.
Creep ( Tekanan )
Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung waktu
dari suatu bahan di bawah muatan statis atau tekanan konstan. Akrilik
mempunyai sifat cold flow, yaitu apabila akrilik mendapat beban atau
tekanan terus menerus dan kemudian ditiadakan, maka akan berubah bentuk
secara permanen.
Termal
Thermal conduktivity resin akrilik rendah dibandingkan dengan
logam, pengantar panasnya sebesar 5,7 x 10-4 / detik / cm / 0C / cm2.
Porositas
Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik
yang telah mengalami polimerisasi. Timbulnya porositas menyebabkan efek
negatif terhadap kekuatan dari resin akrilik. Dimana resin akrilik ini mudah
porus.
13
Kekuatan Tensil
Kekuatan tensil resin akrilik polimerisasi panas adalah 55 MPa.
Kekuatan tensil resin akrilik yang rendah ini merupakan salah satu
kekurangan utama resin akrilik.
Kekuatan Impak
Kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas adalah 1 cm kg/cm.
Resin akrilik memiliki kekuatan impak yang relatif rendah dan apabila
gigitiruan akrilik jatuh ke atas permukaan yang keras kemungkinan besar
akan terjadi fraktur.
Fatique
Resin akrilik memiliki ketahanan yang relatif buruk terhadap fraktur
akibatfatique. Fatique merupakan akibat dari pemakaian gigitiruan yang
tidak didesain dengan baik sehingga basis gigitiruan melengkung setiap
menerima tekanan pengunyahan. Kekuatan fatique basis resin akrilik
polimerisasi panas adalah 1,5 juta lengkungan sebelum patah dengan beban
2500 lb/in2 padastress maksimum 17 MPa.
Kekerasan
Nilai kekerasan resin akrilik polimerisasi panas adalah 20 VHN atau
15 kg/mm2 . Nilai kekerasan tersebut menunjukkan bahwa resin akrilik
relatif lunak dibandingkan dengan logam dan mengakibatkan basis resin
akrilik cenderung menipis. Penipisan tersebut disebabkan makanan yang
abrasif dan terutama pasta gigi pembersih yang abrasif, namun penipisan
basis resin akrilik ini bukan suatu masalah besar.
14
- Sifatnya lebih keras dibandingkan bahan termoplastik.
- Penyerapan Air
Penyerapan air selalu terjadi pada resin akrilik dengan tingkat yang
lebih besar pada bahan yang lebih kasar. Penyerapan air menyebabkan
perubahan dimensi, meskipun tidak signifikan. Penelitian Cheng Yi-Yung
(1994) menemukan bahwa penambahan berbagai serat pada resin akrilik
menunjukkan perubahan dimensi yang lebih kecil selama perendaman
dalam air.
- Stabilitas Warna
Mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari
nilon, silikon serta dua jenis resin akrilik dan menemukan bahwa resin
akrilik menunjukkan nilai diskolorasi yang paling rendah setelah direndam
dalam larutan kopi. Beberapa penulis juga menyatakan bahwa resin akrilik
polimerisasi panas memiliki stabilitas warna yang baik.
15
Konduktivitas thermal rendah sehingga saat digunakan tidak merusak.
Resin akrilik dapat digunakan saaat kandungannya itu dapat menahan Ph minuman
dibawah 7 (kopi atau minuman yang difermentasi)
Bahan ini sudah biokopatibel namun tidak semua orang cocok, dikarenakan setiap
orang mempunyai ketahan yang berbeda-beda. Dan karena monomer-monomer
tersebut terlepas sehingga dapat menyebabkan alergi dan iritasi. Bahan pengganti
yaitu polikarbonat
Mudah dimanipulasi
Secara umum, resin akrilik polimerisasi panas sangat biokompatibel. Walaupun
demikian, beberapa pasien mungkin menunjukkan reaksi alergi yang disebabkan
monomer sisa metil metakrilat atau benzoic acid pada basis gigitiruan. Pasien yang
tidak alergi juga dapat mengalami iritasi apabila terdapat jumlah monomer yang
tinggi pada basis gigitiruan yang tidak dikuring dengan baik. Batas maksimal
konsentrasi monomer sisa untuk resin akrilik polimerisasi panas menurut standar
ISO adalah 2,2 %.
16
Polimerisasi sinar (light cured resin acrylic)
Bahan gigi yang diaktifkan cahaya menggunakan beberapa bahan kimia
aktivator dan inisiator. Aktivator menyerap cahaya dan kemudian bereaksi dengan
inisiator. Bahan yang diaktifkan cahaya disediakan sebagai satu pasta; tidak
diperlukan pencampuran. Proses polimerisasi tidak dimulai sampai bahan terpapar
sumber cahaya yang sangat terang. "Set on demand" sifat bahan diaktifkan cahaya
telah membuatnya sangat terkenal. Bahan gigi paling umum yang diaktifkan cahaya
adalah bahan restoratif komposit, tetapi ada beberapa produk akrilik yang
diaktifkan cahaya.
Gelombang mikro
Resin polimetil metakrilat dipolimerisasi menggunkana energy gelombang
mikro. Tekhnik ini menggunakan resin dengan rumus khusus serta kuvet yang tidak
menggunakan logam. Oven gelombang mikro konvensional digunakan memasok
energy termal untuk polimerisasi.
Perbedaannya yaitu pada self curring termal lebih panas dari pada heat curring
8. MMM proses manipulasi resin akrilik dalam pembuatan basis gigi tiruan.
- Pencampuran
17
Komposisi polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar dicampurkan
pada tempat yang tertutup lalu didiamkan beberapa menit sampai mencapai fase dough.
- Pengisian
Tahap ini disebut juga dengan packing, yaitu tahap memasukan adonan resin
kedalam mould. Perlu diperhatikan saat proses manipulasi pada tahap pengisian ini
adalah ketepatan bahan dalam mengisi rongga mould. Pengisian pada rongga mould
dilakukan secara bertahap. Tahap selanjutnya setelah dilakukan pengisian pada rongga
mould adalah dilakukannya press pada kuvet.
- Curring.
Proses curring adalah proses terjadinya pengerasan, dimana setiap jenis resin
a) Heat cured acrylic resin, yaitu terjadinya curring yang diaktivasi oleh adanya
panas
b) Self cured acrylic resin, curring dapat dilakukan pada suhu ruangan karena
adanya aktivator amin tersier
c) Light cured acrylic resin, proses curring dicapai dengan terpapar cahaya tampak.
Ada dua jenis cara manipulasi resin akrilik, yaitu teknik molding-tekanan, dan
teknik moldingpenyuntikan.
1. Teknik Molding-Tekanan
Susunan gigi tiruan disiapkan untuk proses penanaman.
Master model ditanam didalam dental stone yang dibentuk dengan tepat.
Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk
memudahkanprosedur pembukaan kuvet.
Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh rahang atas. Pada tahap ini, dental
stone diaduk dan sisakuvet diisi. Penutup kuvet perlahan-lahan diletakkan pada
tempatnya dan stone dibiarkan mengeras.Setelah proses pengerasan sempurna,
malam dikeluarkan dari mould. Untuk melakukannya, kuvetdapat direndam
dalam air mendidih selama 4 menit. Kuvet kemudian dikeluarkan atau diangkat
dariair dan kedua bagian kuvet dibuka. Kemudian malam luar
18
dikeluarkan.Penempatan medium pemisahberbasis alginat untuk melindungi
bahan protesa.
2. Teknik Molding-Penyuntikan
Setengah kuvet diisi dengan adukan dental stone dan model master diletakkan ke
dalam stonetersebut. Stone dibentuk dan dibiarkan mengeras.
Sprue diletakkan dalam basis malam.
Permukaan oklusal dan insisal gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk
memudahkan pengeluaran protesa.
Pembuangan malam dengan melakukan pemisahan kedua kuvet disatukan
kembali.
Resin disuntikkan ke dalam rongga mold.
Resin dibiarkan dingin dan memadat. Kuvet dimasukkan kedalam bak air untuk
polimerisasi resin.Begitu bahan terpolimerisasi, resin bahan dimasukkan ke
dalam rongga mold. Setelah selesai, gigi tiruan dikeluarkan, disesuaikan, diprose
akhir, dipoles.
9. MMM aplikasi resin akrilik dalam KG selain basis gigi tiruan dan apakah bisa
dijadikan bahan tumpatan.
Resin akrilik termasuk Bahan tumpatan. Tumpatan dibagi menjadi dua yaitu
tumpatan permanen dan sementara.
Keuntungan :
Tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi jaringan, sifat fisik dan estetik baik,
harga relative murah, dapat direparasi, mudah cara manipulasi, dan
pembuatannya.
Resin akrilik ini memiliki beberapa keunggulan yaitu estesis, warna dan tekstur
mirip gingiva sehingga estetik di dalam mulut, daya serap air relatif rendah dan
perubahan dimensi kecil, dan dalam proses manipulasinya mudah dilakukan
karena tidak memerlukan peralatan rumit.
19
Kerugian :
Dapat menyebabkan alergi karena dapat melepaskan monomer,
Mudah mengalami mikroporus, Porus dapat menjadi tempat akumulasi sisa-sisa
makanan dan mikroorganisme yang dapat mengganggu kebersihan dan
kesehatan rongga mulut.
Mudah munculnya retakan mikro karena kekuatan pengunyahan dan tidak
tahan abrasi. Mudah patah bila jatuh pada permukaaan yang keras atau akibat
kelelahan bahan karena lama pemakaian serta mengalami perubahan warna
setelah beberapa waktu dipakai dalam mulut.
Basis gigi tiruan lepasan yang terbuat dari resin akrilik seringkali mengalami
fraktur akibat dari lemahnya ketahanan bahan terhadap kekuatan impak dan
transversa. Kepatahan karena tekanan transversa muncul setelah pembengkokan
pada bahan dengan tekanan transversa yang kecil namun berulang terus menerus
dalam jangka waktu lama. Keretakan mikro terjadi saat pembengkokan dan tidak
terlihat secara kasat mata bila beban hanya diberikan sekali, namun dengan
penambahan beban secara berlanjut, keretakan ini menjadi semakin besar dan
dalam sehingga terjadi kerusakan yang melemahkan bahan. Pada saat pemberian
beban terakhir yang melebihi kapasitas mekanik yang tersisa pada bahan, maka
struktur tersebut akan hancur.
Selain akibat dari kegagalan kekuatan transversa, faktor lain yang turut
berperan dalam patah pada basis gigi tiruan lepasan adalah kesalahan desain,
kesalahan fabrikasi atau pemilihan bahan yang kurang baik. Faktor-faktor diatas
merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah deformasi pada basis
gigi tiruan lepasan akibat dari perubahan distribusi beban dalam basis gigi tiruan
tersebut.
20
BAB III
KESIMPULAN
Resin akrilik adalah bahan termoplastik yang padat, keras dan transparan, dimana
bahan ini mengandung resin poli(metil metakrilat). Berdasarkan proses polimerisasinya resin
akrilik terbagi atas 4 jenis, yaitu : heat cured resin acrilic, self cured resin acrilic, Light cured
resin acrilic, Microwave cured resin acrilic. Resin akrilk sendiri tediri dari campuran powder
dan liquid dimana powder yang digunakan adalah polimetil metakrilat sebagai bahan utama,
benzoik peroksida sebagai initiator, titanium oksida untuk mendapatkan translusensi dan
pigmen untuk pewarnaan. Sedangkan untuk liquidnya adalah metil metakrilat yang berbentuk
cairan jernih yang mudah menguap, stabilisator sebagai inhibitor untuk menghalangi
polimerisasi selama penyimpanan, cross link agent berupa 2% etilen glikol dimetacrylat untuk
membantu memperpanjang rantai dan mendapatkan sifat kuat. Dan untuk Self curring resin
acrylic ditambahkan dimetil paratoludin.
Resin akrilik memiliki sifat fisik, mekanik, dan kimia. Sifat fisiknya antara lain
adalah : nilai gravitasi spesifik rendah, konduktivitas thermal yang tinggi, radiopak, dan
memiliki stabilitas dimensional yang baik. Untuk sifat mekanisnya adalah : memiliki nilai
modulus yang tinggi, Nilai elastis yang tinggi, Memiliki kekuatan lentur yang tahan untuk
menghadapi mekanisme fatigue, memiliki impact strange yang tinggi sehingga basis gigi
tiruan mampu menahan fraktur, dan tahan terhadap abrasi. Untuk sifat kimiawinya adalah :
bahan yang tidak larut oleh karena cairan rongga mulut ataupun saliva, dan tidak menyerap
cairan ataupun saliva. Resin akrilik sendiri merupakan bahan yang sudah diuji
biokompatibilitasnya, namun pada beberapa pasien masih dapat terjadi reaksi hyper
sensitifitas oleh karena pelepasan monomer dari bahan resin akrilik yang manipulasinya
kurang tepat. Resin akrilik juga memiliki beberapa fungsi dalam dunia kedokteran gigi antara
lain : pembuatan basis gigi tiruan baik partial maupun full denture, pembuatan Post-dam,
sebagai bahan restorasi gigi, pembuatan Splint, pembuatan stents, pembuatan individual tray,
serta melakukan relining dan juga rebasing. Keuntungan penggunaan bahan resin akrilik
adalah karena bahan yang mudah didapatkan dan dengan biaya yang murah, memiliki masa
pakai yang panjang, mudah dimanipulasi dan dikerjakan, mudah diperbaiki apabila fraktur.
Dan kerugian dari penggunaan bahan resin akrilik adalah dapat menyebabkan rekasi
hypersensitifitas apabila terjadi kesalahan dalam proses manipulasinya.
21
DAFTAR PUSTAKA
22