Anda di halaman 1dari 22

Laporan Tutorial Skenario 3

Blok 12
Biomaterial Dan Teknologi Kedokteran Gigi

Dosen Tutor : Prof.drg. Mei Syafriadi, MD.Sc.,Ph.D


Anggota :
Fahmi Firdhaus E. D (171610101139)
Mahriana (171610101140)
Daragyta Purnama R (171610101141)
Iza Afkarina (171610101142)
Desy Sofyah H (171610101143)
Mulki Nur Majid (171610101144)
Kevin Justisio (171610101145)
Muhammad Rizky Y (171610101146)
Annisa Ayah Esa S (171610101147)
Maria Eklevina W (171610101148)

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Jember
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Blok 12
Blok Biomaterial dan Teknologi Kedokteran Gigi Skenario 2, Tutorial Blok Biomaterial dan
Teknologi KedokteranGigi ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Dengan selesainya laporan tutorial ini, tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dosen Pembimbing Tutorial


2. Anggota Kelompok Tutorial 15

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Jember, 16 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3
BAB I……………………………………………………………………………………… 4
PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 4
BAB II…………………………………………………………………………………….. 5
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………. 5
Step I. Mengklarifikasi Istilah Atau Konsep……………………………………….. 5
Step II. Menetapkan Permasalahan…………………………………………………. 5
Step III. Penyelesaian Masalah……………………………………………………… 6
Step IV. Pemetaan…………………………………………………………………… 8
Step V. Menentukan Objek Pembelajaran……………………………………………9
Step VII. Jawaban Objek Pembelajaran……………………………………………. 9
BAB III……………………………………………………………………………………. 21
KESIMPULAN…………………………………………………………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Resin akrilik telah diperkenalkan sebagai bahan pembuatan basis gigi tiruan di bidang
kedokteran gigi sejak tahun 1937 dan mulai diterima secara luas pada tahun 1946.
Diperkirakan lebih dari 98% basis gigi tiruan terbuat dari resin akrilik. Selain resin akrilik
juga terdapat bahan-bahan lain pembuat basis gigi tiruan di antaranya ialah vulcanite,
nitrocellulose, fenol formaldehyde, vinyl plastic, porcelain , polysulphones, metal, dan nylon
thermoplastic. Resin akrilik masih digunakan sebagai material pilihan pembuatan basis gigi
tiruan sampai saat ini. Hal ini dikarenakan harganya yang relatif murah, mudah dalam
manipulasi dan pembuatannya, warna menyerupai gingiva, tidak toksis, tidak larut dalam
ludah, dapat dilakukan reparasi, dan memiliki perubahan dimensi yang kecil. Meskipun
memiliki keunggulan dibanding bahan polimer lainnya, resin akrilik juga memiliki kelemahan
yakni bersifat porus dan mudah menyerap air, kekuatan terhadap benturan dan resistansi
terhadap fatigue failure yang rendah, tidak tahan abrasi, serta kandungan m onomer sisa yang
dapat menimbulkan reaksi sensitif. Rendahnya konduktifitas termal dan kekuatan mekanis,
kerapuhan, koefisien ekspansi termal yang tinggi serta rendahnya modulus elastisitas pada
resin akrilik menyebabkan resin akrilik rentan terhadap fraktur.

Skenario 3
Resin Akrilik
Mahasiswa semester IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember sedang
melakukan skill lab manipulasi resin akrilik. Pelaksanaan skill lab kali ini terbagi dalam 2
kelompok. Kelompok I membuat basis gigi tiruan menggunakan bahan heat curring resin
acrylic, dan kelompok II mereparasi basis gigi tiruan resin akrilik yang patah menggunakan
self curring resin acrylic. Untuk mendapatkan hasil akhir yang baik, maka proses manipulasi
harus dilakukan dengan benar mulai dari pencampuran bubuk dan cairan, proses dan tahap
polimerisasi, packing sampai pada pemolesan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

STEP 1 Mengidentifikasi kata sulit


1. Resin akrilik
 Resin : getah, akrilik : bahan plastik
 Bahan dalam kedokteran gigi yang biasa digunakan untuk pembuatan gigi
tiruan, otrhodonsi, dan reparasi
 Suatu polimer dalam kedokteran gigi yang mempunyai peranan penting
dalam pembuatan gigi tiruan

2. Heat curring resin akrilk


 Resin akrilik dimana proses polimerasi dengan cara pemanasan
3. Self curring resin akrilik
 Polimerisasi tanpa pemanasan tapi menggunakan bantuan bahan kimia
4. Packing
 Persiapan
 Pengemasan
 Proses dituangkannya akrilik kedalam moulding
5. Polimerisasi
 Polimer : banyak, sasi : pembentukan
 Proses penggabungan dari monomer-monomer

STEP 2 Rumusan Masalah

1. Apa saja komposisi resin akrilik ?


2. Perbedaan self curring dan heat ?
3. Asal mula resin akrilik ?
4. Sifat-sifat resin akrilik ?
5. Biocompabilitas resin akrilik ?
6. Proses manipulasi resin akrilik dalam pembuatan basis gigi tiruan ?
7. Struktur dari resin akrilik ?

5
8. Definisi gambar yang ada pada skenario ?
9. Apa saja tipe resin akrilik ?
10. Aplikasi resin akrilik dalam KG selain basis gigi tiruan ?

STEP 3 Brain Storming1


1. Komposisi resin akrilik.
bentuk-bentuk partikel kecil yang sangat halus (berbentuk bubuk) yang nantinya
dicampur dengan cairannya. akrilik kalau banyak air menjadi sifatnya lunak dan mudah
dibentuk. Liquid resin akrilin bukan air (tdk mengandung air sama sekali) sehingga
sifatnya menjadi hidrofobik.
 Polimer-polimer
 Akrilik : polimer metil metakrilat

2. Perbedaan self curring dan heat ?


 Heat : dengan pemanasan proses polimerisasinya
 Self : tidak membutuhkan pemanasan namun menggunakan bahan kimia dalam
proses polimerisasinya
 Polimerasi : menyatukan , heat menggunakan jadi menggunakan pemanasan dan
self menggunakan suhu ruangan saja
 Proses polimerasasi harus ada proses yang mencetus terjadinya prose
polimerisasi.

3. Asal mula resin akrilik ?


 Asal mula dari sintetik (monomer/bahan kimia)
 Resin : getah

4. Sifat-sifat resin akrilik ?


 Hidrofobik (tdk menerima air)
 Termoplastis (satu kali setting)
 Mudah dibentuk
 Aman digunakan
 Mengkilat dan kuat terhadap tekanan

6
 Berat molekul, konduktivitas termal (Ketahanan dalam suhu) , solubilitas,
densitas, dan porositas

5. Biocompabilitas resin akrilik ?


 Tidak mudah patah saat digunakan, sehingga kemungkinan untuk tertelan itu
sangat kecil
 Tidak toksik
 Tidak gampang meleleh
 Tidak mengiritasi

6. Proses manipulasi resin akrilik dalam pembuatan basis gigi tiruan ?


 Tahap polimerisasi, packing sampai pada pemolesan
 Lempeng gigit, lalu diatas ditaruh malam bentuk U lalu disusun gigi lalu ditaruh
dalam kuvet dan direbus sehingga wax akan hilang dan digantikan oleh resin
akrilik

7. Struktur dari resin akrilik ?


 Bentuk awal berupa bubuk lalu akan dicampur dengan liquid dan akan terjadi
polimerisasi
 Reaksi dari sebelum terjadi polimerisasi dan setelah polimerisasi

8. Definisi gambar yang ada pada skenario ?


 Gambar diatas : basisi gigi tiruan rahang atas hingga palatum
 Gambar bawah : basis rahang bawah

9. Apa saja tipe/ klasifikasi resin akrilik ?


 Heat curring resin akrilik
 Self curring resin akrilik
 Cahaya
 Microwave

10. Aplikasi resin akrilik dalam KG selain basis gigi tiruan dan apakah bisa digunakan
sebagai bahan tumpatan?
 Bahan restorasi dan crownridge
 Hanya digunakan utk basis gigi tiruan.

7
STEP 4 Mapping

8
STEP 5 Learning Objective
1. MMM definisi resin akrilik
2. MMM asal mula resin akrilik
3. MMM bentuk dan struktur resin akrilik
4. MMM sifat-sifat resin akrilik
5. MMM Biocompatibilitas resin akrilik
6. MMM klasifikasi resin akrilik
7. MMM penggunaan Heat curring dan self curring
8. MMM proses manipulasi resin akrilik dalam pembuatan basis gigi tiruan
9. MMM aplikasi resin akrilik dalam KG selain basis gigi tiruan dan apakah bisa
dijadikan sebagai bahan tumpatan
10. MMM keuntungan dan kerugian dalam pemakaian resin akrilik

STEP 7 Jawaban Learning Objective


1. MMM definisi resin akrilik
 Rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat yang berulang.
 Resin akrilik (polymethyl metacrylate) adalah suatu polimer sintetis yang
terbuat dari resin dan merupakan rangkaian panjang dari monomer-monomer
methyl metacrylateyang berulang. Bahan dasar gigi tiruan akrilik yang biasa
digunakan adalah (polymethyl metacrylate) yang biasa disingkat dengan
PMMA.
 Resin akrilik adalah resin sintetik yang merupakan derivat asam akrilat dan
dapat digunakan dalam pembuatan protesa gigi maupun protesa tubuh dan
resin akrilik adalah bahan basis gigi tiruan lepasan dengan polimerisasi yang
digunakan oleh dokter gigi dalam pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat.
 Monomer metil metakrilat dan polimer metil metakrilat yang dipolimerisasi
dari proses pemanasan.
 Nama lain metil metakrilat adalah gliserin aldehid atau asam akrolain
 Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus
strukturnya.

9
Ctt : Etena atau etilena adalah senyawa alkena paling sederhana yang terdiri
dari empat atom hidrogen dan dua atom karbon yang terhubungkan oleh suatu
ikatan rangkap.
 Resin akrilik adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat
yang berulang. Resin akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan dalam
proses rehabilitatif, untuk pelat ortodonsi, maupun restorasi crown and bridge.

2. MMM asal mula resin aklrilik.


 Terdiri dri serbuk polimer dan cairan monomer yang dicampur dengan
perbandingan yang benar.
 Berasal dari metil metakrilat yang dipolimerisasi menjadi polimetilmetakrilat
melalui adisi.
 Polimetilmetakrilat adalah senyawa yang dapat disintesis dari minyak bumi,
gas bumi atau arang batu.
 Mulai digunakan pada tahun 1937sebagai pembuatan basisi gigi tiruan lepasan.
Hal ini dikarenakan polimetilmetakrilat memiliki nilai estetik yang baik dan
tidak mahal, mudah dicari dan mudah dimanipulasi.
 Resin akrilik adalah bahan termoplastik yang padat, keras dan transparan,
dimana bahan ini mengandung resin poli (metil metakrilat). Resin akrilik
merupakan turunan dari etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus
strukturnya. Sejak tahun 1940-an resin akrilik menjadi bahan yang sangat
populer digunakan sebagai bahan basis gigitiruan.

3. MMM bentuk dan struktur resin akrilik.

 Resin akrilik yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah ester dari asam
akrilat (CH2 = CHCHOOH) dan asam methacrylalic (CH2 = C(CH3)COOH).

10
(anusavice,2004)

 Polimer ini memiliki ikatan silang, sehingga hal ini menyebabkan resin akrilik
keras. Polimer termoplast.
 Menurut Combe (1992) dan Anusavice (1996) komposisi resin akrilik:
A. Heat Cured acrylic
a. Bubuk (powder) mengandung :
1. Polimer (polimetilmetakrilat) sebagai unsur utama
2. Benzoil peroksida sebagai inisiator : 0,2-0,5%
3. Reduces Translucency : Titanium dioxide
4. Pewarna dalam partikel polimer yang dapat disesuaikan dengan
jaringan mulut : 1%
5. Fiber : menyerupai serabut-serabut pembuluh darah kecil

b. Cairan (liquid) mengandung :


1. Monomer : methyl methacrylate, berupa cairan jernih yang mudah
menguap.
2. Stabilisator : 0,006 % inhibitor hidrokuinon sebagai penghalang
polimerisasi selama penyimpanan.
3. Cross linking agent : 2 % ethylen glycol dimetacrylate, bermanfaat
membantu penyambungan dua molekul polimer sehingga rantai menjadi
panjang dan untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan resin akrilik.

B. Self Cured Acrylic


Komposisinya sama dengan tipe heat cured, tetapi ada tambahan
aktivator, seperti dimethyl-p-toluidin pada liquidnya

Polimer dengan ikatan silang dan bukan struktur linier cenderung tidak
meleleh.Bahan-bahan ini disebut polimer termoset. Polimer termoset
cenderung lebih kuat dan lebih tangguh dari bahan termoplastik. Resin gigi
terikat silang dan karenanya bersifat termoset.

11
4. MMM Sifat-sifat resin akrilik.

a. Sifat fisik resin akrilik :


Warna (stabilitas warna, warnanya transparan dan dapat berubah dalam jangka
waktu lama dikarenakna resin akrilik memilki mikroporusitas), solubilitas (resin
akrilik ini jika terkena cairan rongga mulut tidak akan larut), konduktivitas
termal (konduktivitas rendah) , perubahan dimensi (basis dimensional baik dan
tidak mudah berubah)

 Warna dan Persepsi


Warna Resin akrilik mempunyai warna yang harmonis, artinya
warnanya sama dengan jaringan sekitar. Warna disini berkaitan dengan
estetika, dimana harus menunjukkan transulensi atau transparansi yang
cukup sehingga cocok dengan penampilan jaringan mulut yang
digantikannya.Selain itu harus dapat diwarnai atau dipigmentasi, dan harus
tidak berubah warna atau penampilan setelah pembentukan.

 Stabilitas Dimensional
Resin Akrilik mempunyai dimensional stability yang baik, sehingga
dalam kurun waktu tertentu bentuknya tidak berubah. Stabilitas dimensional
dapat7 dipengaruhi oleh proses, molding, cooling, polimerisasi, absobsi air
dan temperatur tinngi.

 Abrasi dan ketahanan abrasi


Kekerasan merupakan suatu sifat yang sering kali digunakan untuk
memperkirakan ketahanan aus suatu bahan dan kemampuan untuk mengikis
struktur gigi lawannya. Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan,

12
berefek pada hilangnya sebuah substansi / zat. Mastikasi melibatkan
pemberian tekanan yang mengakibatakan kerusakan dan terbentuknya
pecahan / fraktur. Namun resin akrilik keras dan memiliki daya tahan yang
baik terhadap abrasi.

 Crazing ( Retak )
Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin disebabkan karena
adanya tensile stress, sehingga terjadi pemisahan berat molekul atau
terpisahnya molekul – molekul polimer.

 Creep ( Tekanan )
Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung waktu
dari suatu bahan di bawah muatan statis atau tekanan konstan. Akrilik
mempunyai sifat cold flow, yaitu apabila akrilik mendapat beban atau
tekanan terus menerus dan kemudian ditiadakan, maka akan berubah bentuk
secara permanen.

 Termal
Thermal conduktivity resin akrilik rendah dibandingkan dengan
logam, pengantar panasnya sebesar 5,7 x 10-4 / detik / cm / 0C / cm2.

 Porositas
Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik
yang telah mengalami polimerisasi. Timbulnya porositas menyebabkan efek
negatif terhadap kekuatan dari resin akrilik. Dimana resin akrilik ini mudah
porus.

b. Sifat mekanik resin akrilik :


Kekuatan (strength), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima
beban tanpa menyebabkan bahan menjadi patah.
kekerasan (hardness), kekakuan (stifness), dan kelelahan (fatique).
Kekuatan tensile (kekuatan yang berasal dari horizontal), kekuatan fraktur,
fatique resisten (basis itu bisa melengkung saat mastikasi), gaya transverse
(kekuatan tensile), dan gaya pleksural.

13
 Kekuatan Tensil
Kekuatan tensil resin akrilik polimerisasi panas adalah 55 MPa.
Kekuatan tensil resin akrilik yang rendah ini merupakan salah satu
kekurangan utama resin akrilik.

 Kekuatan Impak
Kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas adalah 1 cm kg/cm.
Resin akrilik memiliki kekuatan impak yang relatif rendah dan apabila
gigitiruan akrilik jatuh ke atas permukaan yang keras kemungkinan besar
akan terjadi fraktur.

 Fatique
Resin akrilik memiliki ketahanan yang relatif buruk terhadap fraktur
akibatfatique. Fatique merupakan akibat dari pemakaian gigitiruan yang
tidak didesain dengan baik sehingga basis gigitiruan melengkung setiap
menerima tekanan pengunyahan. Kekuatan fatique basis resin akrilik
polimerisasi panas adalah 1,5 juta lengkungan sebelum patah dengan beban
2500 lb/in2 padastress maksimum 17 MPa.

 Kekerasan
Nilai kekerasan resin akrilik polimerisasi panas adalah 20 VHN atau
15 kg/mm2 . Nilai kekerasan tersebut menunjukkan bahwa resin akrilik
relatif lunak dibandingkan dengan logam dan mengakibatkan basis resin
akrilik cenderung menipis. Penipisan tersebut disebabkan makanan yang
abrasif dan terutama pasta gigi pembersih yang abrasif, namun penipisan
basis resin akrilik ini bukan suatu masalah besar.

c. Sifat kimia resin akrilik :


- Stabilitas air dan penyerapan air (hidrofobik)
- Walau penyerapan airnya kecil tetapi dapat menimbulkan mikroporusitas
yang menyebakan difusi. Dan pada penggunaan jangka panjang harus sering
dibersihkan .
- Bahan resin akrilik keras dan lentur.

14
- Sifatnya lebih keras dibandingkan bahan termoplastik.
- Penyerapan Air
Penyerapan air selalu terjadi pada resin akrilik dengan tingkat yang
lebih besar pada bahan yang lebih kasar. Penyerapan air menyebabkan
perubahan dimensi, meskipun tidak signifikan. Penelitian Cheng Yi-Yung
(1994) menemukan bahwa penambahan berbagai serat pada resin akrilik
menunjukkan perubahan dimensi yang lebih kecil selama perendaman
dalam air.

- Stabilitas Warna
Mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari
nilon, silikon serta dua jenis resin akrilik dan menemukan bahwa resin
akrilik menunjukkan nilai diskolorasi yang paling rendah setelah direndam
dalam larutan kopi. Beberapa penulis juga menyatakan bahwa resin akrilik
polimerisasi panas memiliki stabilitas warna yang baik.

d. Pembentukan Koloni Bakteri


Kemampuan organisme tertentu untuk berkembang pada permukaan
gigitiruan resin akrilik berkaitan dengan penyerapan air, energi bebas
permukaan, kekerasan permukaan, dan kekasaran permukaan. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa resin akrilik polimerisasi panas memiliki
penyerapan air yang rendah, permukaan yang halus, kekerasan permukaan yang
lebih tinggi dibandingkan nilon dan sudut kontak permukaan dengan air yang
cukup besar sehingga apabila diproses dengan baik dan sering dibersihkan maka
perlekatan bakteri tidak akan mudah terjadi. Pembersihan dan perendaman
gigitiruan dalam pembersih kemis secara teratur umumnya sudah cukup untuk
mengurangi masalah perlekatan bakteri.

5. MMM Biocompatibilitas resin akrilik.


 Tidak beracun pada penggunaan di dalam rongga mulut
 Tidak mengiritasi jika berkontak dengan mukosa rongga mulut
 Solubilitas, kelarutan suatu bahan pada suatu cairan, demikian juga resin akrilik
akan larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil monomer dilepaskan, namun
tidak larut dalam air dan cairan rongga mulut.

15
 Konduktivitas thermal rendah sehingga saat digunakan tidak merusak.
 Resin akrilik dapat digunakan saaat kandungannya itu dapat menahan Ph minuman
dibawah 7 (kopi atau minuman yang difermentasi)
 Bahan ini sudah biokopatibel namun tidak semua orang cocok, dikarenakan setiap
orang mempunyai ketahan yang berbeda-beda. Dan karena monomer-monomer
tersebut terlepas sehingga dapat menyebabkan alergi dan iritasi. Bahan pengganti
yaitu polikarbonat
 Mudah dimanipulasi
 Secara umum, resin akrilik polimerisasi panas sangat biokompatibel. Walaupun
demikian, beberapa pasien mungkin menunjukkan reaksi alergi yang disebabkan
monomer sisa metil metakrilat atau benzoic acid pada basis gigitiruan. Pasien yang
tidak alergi juga dapat mengalami iritasi apabila terdapat jumlah monomer yang
tinggi pada basis gigitiruan yang tidak dikuring dengan baik. Batas maksimal
konsentrasi monomer sisa untuk resin akrilik polimerisasi panas menurut standar
ISO adalah 2,2 %.

6. MMM klasifikasi resin akrilik.


Dibagi menjadi 4, yaitu :
 Resin akrilik panas (heat curring)
Resin yang banyak digunakan, digunakan dengan cara direndam dalam
waterbath. Bahannya metil metakrilat yang memiliki inisiator( utk pengaktivasi)
benzoil peroksida. Dan untuk liquidnya yaitu metil metakrilat dan inhibitor
hidrokuinon (0,006%). Inisiator akan diubah oleh aktivator dan menjadi radikal
bebas (struktur eletron yang tidak berpasangan). Polimerisasi da 3 tahapan yaitu
inisiasi (aktivator mengubah inisiator menjadi radikal bebas), fase penggandaan dan
fase terminasi

 Self curring (self cured resin acrylic)


Resin akrilik polimerisasi kimia adalah jenis resin akrilik yang proses
polimerisasinya tidak memerlukan bantuan energi panas maupun energi sinar
tampak untuk proses polimerisasi, melainkan mengandung aminestersier atau
dimetil-para-toluidin di dalam monomernya sebagai bahan akselerator kimiawi
untuk membantu proses polimerisasi berlangsung.

16
 Polimerisasi sinar (light cured resin acrylic)
Bahan gigi yang diaktifkan cahaya menggunakan beberapa bahan kimia
aktivator dan inisiator. Aktivator menyerap cahaya dan kemudian bereaksi dengan
inisiator. Bahan yang diaktifkan cahaya disediakan sebagai satu pasta; tidak
diperlukan pencampuran. Proses polimerisasi tidak dimulai sampai bahan terpapar
sumber cahaya yang sangat terang. "Set on demand" sifat bahan diaktifkan cahaya
telah membuatnya sangat terkenal. Bahan gigi paling umum yang diaktifkan cahaya
adalah bahan restoratif komposit, tetapi ada beberapa produk akrilik yang
diaktifkan cahaya.

 Gelombang mikro
Resin polimetil metakrilat dipolimerisasi menggunkana energy gelombang
mikro. Tekhnik ini menggunakan resin dengan rumus khusus serta kuvet yang tidak
menggunakan logam. Oven gelombang mikro konvensional digunakan memasok
energy termal untuk polimerisasi.
 Perbedaannya yaitu pada self curring termal lebih panas dari pada heat curring

7. MMM penggunaan Heat curring dan self curring.


 Self curring ( restorasi dari basis gigi tiruan, preparasi, dan utuk alat ortho lepasan)
 Heat curring ( basis gigi tiruan dikarenakan bahannya mudah sekali dipoles, lebih
efektif dalam memperkecil presentase monomer sisa)
Bahan dasar basis gigi tiruan yang sering dipakai adalah resin akrilik jenis heat
curring.

8. MMM proses manipulasi resin akrilik dalam pembuatan basis gigi tiruan.

- monomer dan polimer


Perbandingan yang sering digunakan adalah 3,5:1 satuan volume atau 2,5:1
satuan berat. Bila komposisi monomer terlalu sedikit maka tidak semua polimer dapat
dibasahi oleh monomer, sehingga mengakibatkan akrilik yang telah berpolimerisasi akan
bergranul. Sebaliknya, komposisi monomer juga tidak boleh terlalu banyak karena dapat
mengakibatkan terjadinya kontraksi pada adonan resin akrilik.

- Pencampuran

17
Komposisi polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar dicampurkan
pada tempat yang tertutup lalu didiamkan beberapa menit sampai mencapai fase dough.

- Pengisian
Tahap ini disebut juga dengan packing, yaitu tahap memasukan adonan resin
kedalam mould. Perlu diperhatikan saat proses manipulasi pada tahap pengisian ini
adalah ketepatan bahan dalam mengisi rongga mould. Pengisian pada rongga mould
dilakukan secara bertahap. Tahap selanjutnya setelah dilakukan pengisian pada rongga
mould adalah dilakukannya press pada kuvet.

- Curring.
Proses curring adalah proses terjadinya pengerasan, dimana setiap jenis resin

akrilik memiliki kekhususan tersendiri.

a) Heat cured acrylic resin, yaitu terjadinya curring yang diaktivasi oleh adanya

panas

b) Self cured acrylic resin, curring dapat dilakukan pada suhu ruangan karena
adanya aktivator amin tersier

c) Light cured acrylic resin, proses curring dicapai dengan terpapar cahaya tampak.

Ada dua jenis cara manipulasi resin akrilik, yaitu teknik molding-tekanan, dan
teknik moldingpenyuntikan.
1. Teknik Molding-Tekanan
 Susunan gigi tiruan disiapkan untuk proses penanaman.
 Master model ditanam didalam dental stone yang dibentuk dengan tepat.
 Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk
memudahkanprosedur pembukaan kuvet.
 Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh rahang atas. Pada tahap ini, dental
stone diaduk dan sisakuvet diisi. Penutup kuvet perlahan-lahan diletakkan pada
tempatnya dan stone dibiarkan mengeras.Setelah proses pengerasan sempurna,
malam dikeluarkan dari mould. Untuk melakukannya, kuvetdapat direndam
dalam air mendidih selama 4 menit. Kuvet kemudian dikeluarkan atau diangkat
dariair dan kedua bagian kuvet dibuka. Kemudian malam luar

18
dikeluarkan.Penempatan medium pemisahberbasis alginat untuk melindungi
bahan protesa.

2. Teknik Molding-Penyuntikan
 Setengah kuvet diisi dengan adukan dental stone dan model master diletakkan ke
dalam stonetersebut. Stone dibentuk dan dibiarkan mengeras.
 Sprue diletakkan dalam basis malam.
 Permukaan oklusal dan insisal gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk
memudahkan pengeluaran protesa.
 Pembuangan malam dengan melakukan pemisahan kedua kuvet disatukan
kembali.
 Resin disuntikkan ke dalam rongga mold.
 Resin dibiarkan dingin dan memadat. Kuvet dimasukkan kedalam bak air untuk
polimerisasi resin.Begitu bahan terpolimerisasi, resin bahan dimasukkan ke
dalam rongga mold. Setelah selesai, gigi tiruan dikeluarkan, disesuaikan, diprose
akhir, dipoles.

9. MMM aplikasi resin akrilik dalam KG selain basis gigi tiruan dan apakah bisa
dijadikan bahan tumpatan.

 Resin akrilik termasuk Bahan tumpatan. Tumpatan dibagi menjadi dua yaitu
tumpatan permanen dan sementara.

10. MMM keuntungan dan kerugian dalam pemakaian resin akrilik.

Keuntungan :

 Tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi jaringan, sifat fisik dan estetik baik,
harga relative murah, dapat direparasi, mudah cara manipulasi, dan
pembuatannya.
 Resin akrilik ini memiliki beberapa keunggulan yaitu estesis, warna dan tekstur
mirip gingiva sehingga estetik di dalam mulut, daya serap air relatif rendah dan
perubahan dimensi kecil, dan dalam proses manipulasinya mudah dilakukan
karena tidak memerlukan peralatan rumit.

19
Kerugian :
 Dapat menyebabkan alergi karena dapat melepaskan monomer,
 Mudah mengalami mikroporus, Porus dapat menjadi tempat akumulasi sisa-sisa
makanan dan mikroorganisme yang dapat mengganggu kebersihan dan
kesehatan rongga mulut.
 Mudah munculnya retakan mikro karena kekuatan pengunyahan dan tidak
tahan abrasi. Mudah patah bila jatuh pada permukaaan yang keras atau akibat
kelelahan bahan karena lama pemakaian serta mengalami perubahan warna
setelah beberapa waktu dipakai dalam mulut.

 Basis gigi tiruan lepasan yang terbuat dari resin akrilik seringkali mengalami
fraktur akibat dari lemahnya ketahanan bahan terhadap kekuatan impak dan
transversa. Kepatahan karena tekanan transversa muncul setelah pembengkokan
pada bahan dengan tekanan transversa yang kecil namun berulang terus menerus
dalam jangka waktu lama. Keretakan mikro terjadi saat pembengkokan dan tidak
terlihat secara kasat mata bila beban hanya diberikan sekali, namun dengan
penambahan beban secara berlanjut, keretakan ini menjadi semakin besar dan
dalam sehingga terjadi kerusakan yang melemahkan bahan. Pada saat pemberian
beban terakhir yang melebihi kapasitas mekanik yang tersisa pada bahan, maka
struktur tersebut akan hancur.
Selain akibat dari kegagalan kekuatan transversa, faktor lain yang turut
berperan dalam patah pada basis gigi tiruan lepasan adalah kesalahan desain,
kesalahan fabrikasi atau pemilihan bahan yang kurang baik. Faktor-faktor diatas
merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah deformasi pada basis
gigi tiruan lepasan akibat dari perubahan distribusi beban dalam basis gigi tiruan
tersebut.

20
BAB III
KESIMPULAN

Resin akrilik adalah bahan termoplastik yang padat, keras dan transparan, dimana
bahan ini mengandung resin poli(metil metakrilat). Berdasarkan proses polimerisasinya resin
akrilik terbagi atas 4 jenis, yaitu : heat cured resin acrilic, self cured resin acrilic, Light cured
resin acrilic, Microwave cured resin acrilic. Resin akrilk sendiri tediri dari campuran powder
dan liquid dimana powder yang digunakan adalah polimetil metakrilat sebagai bahan utama,
benzoik peroksida sebagai initiator, titanium oksida untuk mendapatkan translusensi dan
pigmen untuk pewarnaan. Sedangkan untuk liquidnya adalah metil metakrilat yang berbentuk
cairan jernih yang mudah menguap, stabilisator sebagai inhibitor untuk menghalangi
polimerisasi selama penyimpanan, cross link agent berupa 2% etilen glikol dimetacrylat untuk
membantu memperpanjang rantai dan mendapatkan sifat kuat. Dan untuk Self curring resin
acrylic ditambahkan dimetil paratoludin.
Resin akrilik memiliki sifat fisik, mekanik, dan kimia. Sifat fisiknya antara lain
adalah : nilai gravitasi spesifik rendah, konduktivitas thermal yang tinggi, radiopak, dan
memiliki stabilitas dimensional yang baik. Untuk sifat mekanisnya adalah : memiliki nilai
modulus yang tinggi, Nilai elastis yang tinggi, Memiliki kekuatan lentur yang tahan untuk
menghadapi mekanisme fatigue, memiliki impact strange yang tinggi sehingga basis gigi
tiruan mampu menahan fraktur, dan tahan terhadap abrasi. Untuk sifat kimiawinya adalah :
bahan yang tidak larut oleh karena cairan rongga mulut ataupun saliva, dan tidak menyerap
cairan ataupun saliva. Resin akrilik sendiri merupakan bahan yang sudah diuji
biokompatibilitasnya, namun pada beberapa pasien masih dapat terjadi reaksi hyper
sensitifitas oleh karena pelepasan monomer dari bahan resin akrilik yang manipulasinya
kurang tepat. Resin akrilik juga memiliki beberapa fungsi dalam dunia kedokteran gigi antara
lain : pembuatan basis gigi tiruan baik partial maupun full denture, pembuatan Post-dam,
sebagai bahan restorasi gigi, pembuatan Splint, pembuatan stents, pembuatan individual tray,
serta melakukan relining dan juga rebasing. Keuntungan penggunaan bahan resin akrilik
adalah karena bahan yang mudah didapatkan dan dengan biaya yang murah, memiliki masa
pakai yang panjang, mudah dimanipulasi dan dikerjakan, mudah diperbaiki apabila fraktur.
Dan kerugian dari penggunaan bahan resin akrilik adalah dapat menyebabkan rekasi
hypersensitifitas apabila terjadi kesalahan dalam proses manipulasinya.

21
DAFTAR PUSTAKA

● Anusavice, Kenneth, dkk.2012.Phillips Science of Dental Materials 12th


Edition.Florida : Elsevier
● Abdilah Imron Nasution, 2016. Buku Penuntun Fasillitator Ilmu Kedokteran Gigi
Dasar, Edisi 2, Materi: Bahan Gigi. Fakultaas Kedokteran Gigi Unsyiah : Banda Aceh
● Ahadyah Septianingtyas, 2015. Perbandingan Pembuatan Efek Luka Bakar Dengan
Menggunakan Bahan Dasar Gelatin Crystal Gel dan Wax Pada Rias Karakter.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya : Surabaya
● Abdul Malik, dkk. 2016. Pengaruh Komposisi Malam Tawon Pada Pembuatan Batik
Klowong Terhadap Kualitas Hasil Pembatikan. Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia : Yogyakarta
● Irnawati Dyah. 2007. Pemeriksaan mutu malam model yang beredar di Yogyakarta.
Indonesian jurnal of dentistry. 122.
● Irnawati dyah. 2008. Keuletan dan kemampuan cetak malam model. Bagian ilmu
biomaterial kedokteran gigi. 93.
● Anggraeni, ade. 2012. Dental wax. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Baiturrahman : Sumatera Barat
● McCabe, J.F. and Walls, A.W. eds., 2013. Applied dental materials. JohnWiley &
Sons.
● Phinney, D.J. and Halstead, J.H., 2003. Delmar's dental assisting: acomprehensive
approach. Cengage Learning.
● Clinical Aspects of Dental Materials Theory, Practice, and Cases, 4th Edition01
● Galdwin Marice, Bagby Michael. 2013. Clinical Aspects of Dental Materials : Theory,
Practice, and Cases 4th Edition. Philladelpia

22

Anda mungkin juga menyukai