Anda di halaman 1dari 32

TUTORIAL SKENARIO 2

KELOMPOK 4

DOSEN PEMBIMBING
drg. Hilda Ayu
Kelompok 4
Larasati Aprilla H
Faulina Windiyana
Nisa Fachriza M
-
Noor Mutiari A

Amanda Karina Putri


Sarah Azhar Ulfadhila
Muhammad Luthfi Alfizar
Muhammad Rezky G
Rachmi Pratiwi
Sonia Dewi M
SKENARIO

Gigi tiruan ku patah…


Pasien laki-laki usia 57 tahun datang ke RSGM poli prostodonsia dengan keluhan
gigi tiruannya patah karena jatuh pada permukaan yang keras. Pasien ingin
memperbaiki gigi tiruannya yang patah. Anamnesa didapatkan gigi tiruan baru
dipakai selama 6 bulan. Pemeriksaan gigi tiruan didapatkan basis patah terbelah
dua pada bagian bukal dan bahan yang dipakai menggunakan resin akrilik. Dokter
gigi melakukan indicator kekuatan dari material resin akrilik tersebut.
IDENTIFIKASI MASALAH & Analisis Masalah

1. Kelebihan dan kekurangan resin akrilik?


Kelebihan: nyaman dipakai, estetik, biokompatibel, isolator, ekonomis,
mudah dimanipulasi, pembuatan cepat.
Kekurangan: mudah patah, tidak merasakan rangsangan, ada kemu-
ngkinan alergi
2. Bahan lain selain resin akrilik sebagai bahan gigi tiruan?
Logam & valplas
3. Tindakan awal dokter gigi?
Anamnesisrepairing
4. Indikasi dan kontraindikasi memilih resin akrilik sebagai bahan gigi tiruan?
Indikasi: pasien kooperatif, biokompatibel, nyaman, jarang terjadi alergi, estetis
Kontraindikasi: OH pasien buruk, bad habit perlu jadi pertimbangan, sistemik, ada
ulser
5. Perbaikan yang dilakukan dokter gigi?
Repairing
6. Maksud dari indikator kekuatan?
Seberapa besar kekuatan yang dapat ditahan resin akrilik
7. Syarat bahan dikatakan kuat?
Kuat menahan beban kunyah, tahan lama, tidak ada jamur, cocok dengan pasien,
tidak mudah patah
PROBLEM TREE
DENTURE RESIN AKRILIK

DEFINISI KELEBIHAN & SYARAT REPARASI


KEKURANGAN

BIOLOGIS KIMIAWI FISIK MEKANIK

DEFINISI BAHAN PROSEDUR


KELEBIHAN &
KEKURANGAN
SASARAN BELAJAR

1. Macam-macam bentuk kerusakan gigi tiruan beserta penyebabnya


2. Definisi denture resin akrilik
3. Kekurangan dan kelebihan denture resin akrilik
4. Syarat (biologis, kimiawi, fisik, mekanik)
5. Definisi reparasi
6. Bahan reparasi
7. Kelebihan dan kekurangan reparasi
8. Prosedur reparasi
1. MACAM-MACAM KERUSAKAN GTSL
DAN PENYEBABNYA
1. Patahnya plat gigi tiruan dan patahnya gigi
a. Kesalahan konstruksi
 Penempatan gigi posterior diluar ridge.
 Plat akrilik tipis.
 Konsistensi adonan akrilik tidak tepat.
b. Faktor-faktor dalam mulut
 Tekanan berlebihan selama pengunyahan dan bad habit (bruxism, clenching).
 Adanya resorbsi tulang alveolar.
c. Faktor-faktor diluar mulut
 Tekanan berlebihan selama pembersihan.
 Kecelakaan (terjatuh)
 tidak dilepas pada malam hari sewaktu akan tidur, terutama yang memiliki kebiasaan jelek
seperti bruxism.
(Setiawan R, 2013; Baba P, 2018)
2. Lepasnya gigi
a. Karena kurangnya akrilik waktu packing.
b. Terdapat minyak/separating medium pada gigi resin.
c. Melewati dough state.

3. Patahnya lengan cengkeram


d. Keluar masuk melalui undercut yang dalam.
e. Kegagalan struktural.
f. Kesalahan penderita.

4. Patahnya oklusal rest


Jarang terjadi

(Setiawan R, 2013)
2. Definisi Resin Akrilik
Polimer vinir termoplastik yg dibuat oleh polimerisasi vinil radikal bebas dari
monomer metil metakrilat sebagai bahan pd kontruksi gigi tiruan sebagian/
penuh menggantikan vulkanit.
Berdasarkan setting reaksinya terbagi menjadi
a. Resin akrilik light curing
b. Resin akrilik auto curing
c. Resin akrilik heat curing

(Ireland R, 2015; Sundari I dkk, 2016)


3. Kelebihan Resin Akrilik
Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya  estetik
Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah
Relatif lebih ringan
Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah
Harganya relatif lebih murah
Mudah dilakukan reparasi

(Budiharjo, 2014; Togatorop RS et al, 2017)


3. Kekurangan Resin Akrilik
• Adanya monomer sisa
• Kurang tahan terhadap abrasi
• Tidak dapat dengan ukuran yang tipis seperti metal, sehingga dapat
menggangu fungsi bicara pada pasien
• Tidak mentransferkan thermal sehingga persepsi pasien terhadap
makanan/minuman berkurang
• Mudah mengalami perubahan warna
• Mudah porus
• Mudah menyerap cairan baik air/ bahan kimia serta sisa makanan

(Veeraiyan, 2017; Pantow, 2015; Rahman EF, 2019)


Kekurangan Resin Akrilik
Tidak toksik
mudah patah, ter- utama bila jatuh atau gigi tiruan ter-lempar pada saat pen-
derita bersin atau batuk, tetapi dapat pula terjadi pada saat dipergunakan
untuk mengunyah, atau tergigit benda keras, misalnya: tulang atau batu ke-
cil. Gigi tiruan yang patah dapat dikembalikan ke bentuk semula dengan
cara direparasi,namun hanya dapat mengembalikan 50-75% dari kekuatan
asli

(Budiharjo, 2014)
Sifat fisik:
 Sifat fisis merupakan sifat suatu bahan yang diukur tanpa diberikan tekanan atau gaya
dan tidak mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Sifat yang perlu diperhatikan
tersebut adalah polimerisasi, porositas, penyerapan air, kelarutan, tekanan selama
proses, dan retakan ataupun goresan.

Sifat Mekanik:
 Sifat mekanis merupakan sifat suatu bahan yang memiliki kekuatan untuk dapat
menahan tekanan yang diberikan sehingga bahan tidak mengalami perubahan bentuk
atau deformasi. Sifat mekanis gigitiruan terdiri atas kekuatan tarik, kekuatan fatique,
kekuatan impak dan kekuatan transversal.

4. SIFAT RESIN AKRILIK

(Setiawan R, 2013)
Sifat Biologis:
 Sifat biologis adalah syarat utama dari material yang akan digunakan sebagai bahan basis gigi
tiruan ataupun sebagai bahan yang akan dipakai dalam bidang kedokteran gigi. Bahan tersebut
tidak boleh mengandung toksik, tidak mengiritasi jaringan rongga mulut, dan tidak bersifat
karsinogenik. Resin akrilik polimerisasi panas dipilih karena biokompatibel terhadap jaringan
mulut.

Sifat Kemis:
 Sifat kemis adalah faktor penting dalam menentukan daya tahan dari bahan yang akan dipakai
sebagai bahan kedokteran gigi. Bahan tersebut seharusnya adalah bahan yang tidak larut dalam
cairan rongga mulut, tidak mudah erosi, dan tidak mudah terjadi korosi.

(Sharma, 2014)
(Annusavice, 2013)
 Reparasi basis gigi tiruan adalah perbaikan yang dilakukan pada gigi tiruan
yang terjadi fraktur.
 Proses menggabungkan kembali bagian-bagian gigi tiruan yang patah,
biasanya menggunakan resin basis gigi tiruan polimetilmetakrilat dengan
polimerisasi dingin dan umumnya dilakukan pada laboratorium gigi.

5. DEFINISI REPARASI
(Carr AB, 2011)
(Ireland R, 2015)
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai bahan preparasi, perlu diketahui
definisi dari kekuatan impak dan kekuatan transversal.
 Kekuatan impak adalah kemampuan dari suatu bahan untuk menerima beban
benturan sampai bahan tersebut patah. Contoh dari kekuatan impak yaitu
tekanan tiba-tiba saat gigi tiruan terjatuh dan terbentur permukaan yang keras.
 Kekuatan transversal adalah kemampuan dari suatu bahan di dalam menerima
beban yang ditambah secara beraturan sampai bahan tersebut patah. Kekuatan
transversal terjadi terus menerus di dalam rongga mulut saat pengunyahan
sehingga menyebbakan fraktur basis gigi tiruan.

6. BAHAN-BAHAN REPARASI

(Dahar E, 2017)
 Logam
Bahan logam yang dapat ditambahkan ke dalam resin akrilik adalah logam
yang berbentuk kawat, plat dan anyaman. Namun bahan ini jarang digunakan
karena mengurangi estetik gigi tiruan.

 Serat
Serat kaca, serat polietilen, serat aramid dan serat karbon.

(Dahar E, 2017)
 Kimia
 Cross-lingking-agent, rubber particles, filler kimia.
 ZrO2 (Zirkonium Oksida) adalah filler kimia berupa nanoteknologi.
 Kelebihannya yaitu kekuatan dan kekerasannya tinggi, biokompatibilitas, tahan
terhadap abrasi, tidak bersifat toksik, tidak menghantarkan listrik, konduktifitas
termal yang rendah dan kekuatan termal lebih baik daripada aluminia, serta tahan
terhadap korosi.

(Dahar E, 2017)
 Resin akrilik swapolimerisasi
Sering disebut juga resin cold-curing, self- curing, atau swapolimerisasi.
Proses polimerisasi resin ini menggunakan aktivator kimia sehingga tidak
memerlukan energi termal dan dapat dilakukan pada temperatur ruangan.
Komposisinya sama dengan resin akrilik polimerisasi panas kecuali pada
komponen cairannya mengandung bahan aktivator seperti dimetil-paratoluidin.

(Annusavice,
2013)
(Faunhofer, 2013)
 Resin akrilik polimerisasi sinar
Resin yang diaktivasi menggunakan sinar yang terlihat oleh mata. Bahan
ini digambarkan sebagai suatu komposit yang memiliki matriks uretan
dimetakrilat, silika ukuran mikro, dan monomer resin akrilik berberat molekul
tinggi. Butir-butir resin akrilik dimasukkan sebagai bahan pengisi organik. Sinar
yang terlihat oleh mata adalah aktivator, sementara hydroquinone bertindak
sebagai inhibitor polimerisasi.

(Annusavice,
2013)
(Faunhofer, 2013)
 Resin akrilik polimerisasi dingin
Merupakan bahan yang secara umum digunakan, namun kelemahannya
mudah mengalami retak kembali setelah direparasi, jumlah monomer sisa masih
banyak dan kekuatan transversalnya rendah.
 Resin akrilik polimerisasi panas
Proses curingnya dapat dengan perendaman pada air panas 50 oC selama 60
menit untuk meminimalisir dari jumlah monomer sisa, dan kekuatan
transversalnya lebih tinggi dibandingkan polimerisasi dingin.

(Budiharjo A, 2014)
 Modifikasi bahan plat gigi tiruan dengan penambahan fiber
Kelebihannya dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik, meningkatkan
kekuatan plat resin akrilik, bentuk fiber mudah digunakan, mudah dalam
pengaturannya, dan estetiknya baik.
Bahan fiber dapat polyethylene fiber dan glass fiber. Namun, glass fiber
lebih memiliki kekuatan dan kelenturan 2x dibandingkan polyethylene fiber.

(Aditama P, 2015)
Hal yang perlu diperhatikan untuk memilih bahan fiber:
 Rasio fiber/matriks
 Penentuan sifat fisik
 Jumlah/volume fiber

(Aditama P, 2015)
Kelebihan:
 Dapat dicekatkan kembali dengan mudah.
 Warnanya yang sesuai dengan basisi gig tiruan yang lama sehingga memenuhi fungsi estetik.
 Teknik reparasi mudah dan relatif murah.
Kekurangan:
 Kekuatan trasnversalnya cenderung lebih kecil dibandingkan basis gigi tiruan sebelum
terjadinya fraktur.
 Dimensi menjadi tidak stabil.

(Mahajan H, 2014)

7. KELEBIHAN & KEKURANGAN


REPARASI
8. PROSEDUR REPARASI
 Jika segmen yang patah tersedia dan dapat direposisi
a. Maka bagian GT yang patah dipegang lalu direkatkan dengan sticky wax
disepanjang garis fraktur
b. Tuangkan gips pada basis gigi tiruan
c. Setelah setting keluarkan Gigi tiruan dan sticky wax dibersihkan
d. Trimming hasil gips untuk merapikan tepi yang tajam
e. Buat margin gigi tiruan yang fraktur membentuk dovetail
f. Pasang kembali gigi tiruan pada cetakan gips lalu berika resin liquid dan
powder dengan bantuan kuas
g. Tunggu sekitar beberapa menit lalu masukkan ke tempat bertekanan panas
untuk menyelesaikan proses curing
h. Lakukan finishing dan polishing
 Jika segmen yang patah hilang atau tidak dapat diperbaiki maka dapat dengan
penambahan atau kontur ulang pada area yang rusak (perbaikan ini merupakan
prosedur dari rebasing)
 Butt Joint
Teknik reparasinya pada ujung kedua specimen basis gigitiruan yang terpisah
direparasi dengan jarak pengurangan dikedua ujungnya sehingga nantinya sebagai
tempat pengisian bahan resin akrilik polimerisasi panas. Pengurangan dilakukan
dengan membuat garis patokan sekitar 1mm dari ujung patahan kemudian
direparasi menggunakan bur carbide ataupun menggunakan kertas pasir.
 Bevel Joint
 Teknik reparasi untuk preparasi dari desain permukaan bentuk bevel dibuat jarak
2mm pada bagian tengah spesimen,kemudian buat garis parallel 2mm dari tepi
preparasi. Buat garis patokan bentuk sudut bevel 45⁰ , Pada masing-masing
PROSEDUR REPARASI
kedua bagian dibuat miring 45⁰ menggunakan bur carbide.
(Rahman EP, 2019)
 Rabbet joint
Teknik reparasi gambar garis paralell pada keujung dua spesimen dimana
setiap garis memiliki sudut 900. Setelah itu ukur dalamnya 1,5mm dan
lebarnya 2mm. Kemudian potong menggunakan straight fissure corbide bur.
 Round Joint
 Teknik Reparasi gambar garis pemisah sepanjang 2mm ditengah
specimen, kemudian tepi luarnya dibuat setengah bulatan satu cekung dan
yang satunya cembung. Potong dengan straight fissure carbide bur
... LANJUTAN
kemudian tepinya haluskan dengan kertas pasir.
(Rahman EP, 2019)
1. Dua bagian spesimen dikembalikan ke posisi semula kemudian dipisahkan
dan ditempatkan pada kedua sisi indeks perbaikan dengan jarak 5 mm
2. Kedua permukaan dibuat kasar dengan bur
3. Resin akrilik polimerisasi panas diaduk dalam wadah bersih dan pada
tahap dough resin akrilik dimasukkan diantara kedua jarak spesimen
tersebut
4. Spesimen yang telah diperbaiki dikuring pada suhu 70°C selama 90 menit
dan 100 °C selama 30 menit
REPARASI DENGAN CARA(Sharma A, 2012)(Mahajan H, 2014)
KONVENSIONAL
VIDEO PROSEDUR
REPARASI
Daftar Pustaka
Setiawan R. 2013. Penatalaksanaan Relining pada GTSL. Jurnal Ilmiah Widya. Mei-Juni; 1(1)
Rahman EF. 2019. Efektivitas Ekstrak Daun Dewa (Gynura Pseudochina (lour) Dc) Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans
Pada Plat Dasar Gigi Tiruan Resin Akrilik. Majalah Ilmiah Sultan Agung; 48(123)
Sharma A, Shashidara HS. A review: Flexible Removable Partial Dentures. IOSR J of Dent and Medical Sciences
2014; 13(12): 58-62.
Annusavice KJ. 2013. Philips science of dental material 12th ed. Elsevier: US.
Carr AB, Browman DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics 12 th ed. Canada: Elsevier, 2011.
Ireland R. 2015. Kamus Kedokteran Gigi: EGC; Jakarta.
Dahar E, Handayani S. 2017. Pengaruh Penambalan Zirkonium Oksida Pada Bahan Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik
Polimerisasi Panas Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal. Jurnal Ilmiah Panmed. 12(2).
Fraunhofer AJV. 2013. Dental material at glance. 2 edition. Wiley: USA.
Mahajan H, Chandu GS, Mishra SK. 2014. An In Vitro Study of The Effect of Design of Repair Surface on The
Transverse Strength of Repaired Acrylic Using Autoplymerizing Resin. Nigerian Journal of Clinical Practice. Vol 17
No 1.
Mahajan H, Chandu GS, Mishra SK. An in vitro Study of the Effect of Design of Repair Surface on The Transverse
Strength of Repaired Acrylic Using Autoplymerizing Resin. Nigerian Journal of Clinical Practice 2014; 17(1): 38-42.
Veeraiyan DN. 2017. Textbook of Prosthodontics Second Edition: Jaypee Brothers Medical Publisher; new Delhi.
Pantow FPCC, et al. 2015. Perbedaan Kekuatan Transcversal Basis Resin AKrilik Polimerisasi Panas pada Peren -
daman Minuman Beralkohol dan Aquades: Jurnal e-Gigi; 3(2).
Togatorop RS, Rumampuk JF, Wowor VNS. Pengaruh Perendaman Plat Akrilik dalam Larutan Kopi dengan Berba -
gai Kekentalan Terhadap Perubahan Volume Larutan Kopi. Jurnal e-Gigi (eG). Januari-Juni 2017; 5(1): 19-20.
Budiharjo A, et al. pengaruh lama pemanasan pasca polimerisasi dengan microwave terhadap monomer sisa dan
kekuatan transversa pada reparasi plat gigi tiruan resin akrilik. J ked gi. 5(2): 2014
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai