Anda di halaman 1dari 27

SKENARIO MAHKOTA GIGI TIRUAN LEPAS DAN RENCANA TUMPATAN Penderita laki-laki datang ke praktek dokter gigi dengan

keluhan mahkota gigi tiruannya sebelah depan atas lepas (mahkota tersebut dipasang 3 bulan yang lalu), dan juga ingin menambal pada gigi-giginya yang berlubang karena terasa ngilu apabila terkena rangsangan dinggin ataupun beban kunyah. Pemeriksaan klinis didapatkan 11 mahkota pigura lepas; 22 karies media pada servikal gigi dan 36 karies media pada oklisal. Penderita mengiginkan mahkota gigi tiruannya direkatkan kembali dengan harapan lebih tahan lama. Pada 22 penderita menghendaki tumpatan yang sewarna dengan gigi, kuat, dan memenuhi persyaratan estetis. Sedangkan pada 36 penderita mengiginkan tumpatan yang kuat dan harganya murah. Dokter gigi memutuskan untuk memberikan tumpatan amalgam pada gigi 36 dan komposit pada gigi 22. Kasus tersebut di atas perlu mendapat perhatian yang cermat dari dokter gigi. Dokter gigi harus menguasai teori bahan tumpatan dan cara manipulasi yang tepat, sehingga keberadaan bahan tersebut tidak merugikan/membahayakan jaringan di sekitarnya. Seperti paa kasus tersebut operator harus tahu tentang sifat-sifat dan pemilihan basis di bawah tumpatan tetap ataupun bahan perekat yang tepat dapat mempertahankan restorasi lebih lama di dalam mulut. Komposit akan menghasilkan radikal bebas setelah setting. Sedangkan amalgam merupakan konduktor panas yang baik sehingga di bawah tumpatan tidak dilapisi insulator/semen akan membahayakan pulpa.

STEP 1

1. Mahkota Pigura Restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan klinis gigi yang terbuat dari logam dilapisi oleh bahan yang sewarna dengan gigi. 2. Insulator Materi yang dapat mencegah penghantaran muatan panas dan mencegah pemasukan energy radian atau listrik pada sekeliling ruang tubuh. 3. Amalgam Alloy yang berisi bahan merkuri apabila dicampur akan mengeras, berwarna perak ketika sudah dicampur, mengandung Ag, Sn, Pb. Amalgam sendiri biasanya digunakn pada restorasi klas II pada gigi posterior. 4. Komposit Gabungan dua bahan atau lebih dengan sifat lebih unggul dibandingkan jika bahan itu berdiri sendiri. Warna serupa dengan warna gigi. 5. Bahan basis Digunakan pada kedokteran gigi sebagai bahan restorasi, perekat, basis, liner, varnish, bahan pengantar panas yang lemah yang diletakkan antara gigi dan restorasi.

STEP 2

1. 2. 3. 4.

Apa indikasi dari penggunaan mahkota figura? Apa saja bahan tumpatan dan bagaimana manipulasinya? Bagaimana sifat dan syarat dari bahan tumpatan? Apa alasan menggunakan tumpatan amalgam pada gigi 36 dan tumpatan komposit pada gigi 22? 5. Mengapa komposit dapat menimbulkan radikal bebas? Apa efek dari radikal bebas tersebut dan bagaimana cara meminimalisir adanya radikal bebas? 6. Insulator atau bahan apa yang diberikan untuk menekan sifat konduktor amalgam?

STEP 3

1. Indikasi penggunaan mahkota figura : - Gigi mengalami kerusakan enamel secara menyeluruh ( hipoplasia enamel) - Digunakan untuk gigi permanen 2. Jenis bahan tumpatan dan cara manipulasinya. Bahan tumpatan secara umum dibagi menjadi plastis dan non plastis. Contoh plastis yaitu amalgam, komposit, dan semen ionomer kaca. Sedangkan untuk yang non plastis yaitu inlay dan onlay. a. Amalgam Sebelum dilakukan manipulasi terlebih dahulu harus menentukan ratio perbandingan bubuk dan cairan. Untuk amalgam ratio bubuk dan cairan bisa bermacam-macam. Biasanya 5:7 / 5:8 atau bahkan 1: 1 Manipulasi amalgam terdiri atas tahap : - Triturasi : pengadukan bubuk dan cairan - Kondensasi : mengadaptasikan amalgam dengan gigi - Carving : untuk mendapatkan bentuk anatomis gigi - Polishing : mencegah korosi dan perlekatan plak b. Semen Ionomer Kaca Ratio perbandingan antara bubuk : cairan adalah bervariasi bergantung pada merek, namun biasanya digunakan perbandingan 1,23-1,5g bubuk per 1 ml cairan. Tahap pengadukan dapat dilakukan secara manual atau dengan tangan dan menggunakan alat khusus. Working time dari manipulasi SIK biasanya 2,5 menit. c. Komposit Manipulasi dapat dilakukan secara self cured dengan kimia ataupun light cured dengan sinar. Untuk manipulasi dengan sinar dapat dilakukan menggunakan sinar UV dan akhir-akhir ini lebih sering menggunakan sinar tampak dengan panjang gelombang 468nm. 3. a. Syarat bahan tumpatan : - Biokompatibilas baik - Tahan lama dan mudah dimanipulasi - Tidak larut dalam saliva - Mengembalikan fungsi kunyah - Daya penyerapan air rendah

- Tampak radiopak dalam radiografi - Adhesive b. Sifat bahan tumpatan - Amalgam - fisik : a. perubahan dimensi b. ekspansi berlebih (lebih dari 20nm) c. difusi thermal ( 4x lebih besar daripada dentin) d. abrasi (saat gigi digunakan untuk mastikasi) - kimia : korosif - mekanik : kekuatan tekan 80mpa - thermal : konduktor yang baik - biologis : a. toksisitas dalam bentuk uap, cair, dan padat b. menimbulkan reaksi berlebih pada penderita hipersensitivitas - Semen Ionomer Kaca - fisik : anti karies, ekspansi termal sama dengan dentin dan enamel, tahan terhadap abrasi, warna lebih stabil - kimia : tahan terhadap suasana asam - biologis : biokompatibilitas yang baik - Komposit - fisik : warna serupa dengan gigi, kekuatan bergantung pada setting - mekanis : adhesi, tidak berikatan kimia dengan enamel. 4. a. alasan menggunakan amalgam karena amalgam lebih kuat dan tahan lama, mudah dikerjakan, digunakan pada gigi posterior, dan biaya murah b. alasan menggunakan komposit karena untuk gigi anterior sehingga estetika sangat diperhatikan, tidak mudah aus, warna mirip dengan gigi, permukaan lebih halus, dan tidak bersifat korosif 5. a. penyebab radikal bebas adalah aktivasi kimia atau pengaktifan energy eksternal b. efek dari radikal bebas adalah iritasi pada jaringan pulpa c. untuk meminimalisasi adanya radikal bebas dapat digunakan basis dan pelapik dari bahan semen Oxyde Eugenol 6. Insulator yang digunakan berupa semen sebagai basis yang dapat memacu perbaikan pulpa. Semen yang digunakan biasanya Zink Oxyde Polycarboxilate dan Oxyde Eugenol

STEP 4 MAPPING Tumpatan

Kekurangan

Kelebihan

Semen

Fungsi

Klasifikasi

Syarat

STEP 5

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan : 1. 2. 3. 4. Definisi dari semen kedokteran gigi Syarat semen kedokteran gigi Fungsi semen kedokteran gigi Klasifikasi semen kedokteran gigi a. Komposisi b. Sifat c. Manipulasi d. Kekurangan dan kelebihan

STEP 7

1. DEFINISI SEMEN KEDOKTERAN GIGI Semen dalam bidang kedokteran gigi, istilah yang mencakup bahan yang digunakan bagi perlekatan, pelapisan dan sebagai bahan tambal sementara (misalnya Zn, fosfat, Zn-oksida dll) atau tambalan permanen (misalnya silikat, inomer kaca), basis, dan varnish. Komponennya dicampur dalam proporsi yang tepat sehingga terbentuk massa plastis yang akan mengeras setelah beberapa waktu (Harty, 2012). Semen merupakan suatu bahan yang bisa dibentuk untuk menutup sebuah celah atau untuk menyemen dua komponen menjadi satu (Anusavice, 2003). Semen KG adalah bahan non logam yang penting untuk keperluan klinis karena aplikasi penggunaannya sebagai lutting (perekat) untuk meletakkan denture dan orthodontic band pada gigi sebagai cavity liner dan basis untuk melindungi pulpa serta sebagai bahan restorasi (Baum, 2002).

2. SYARAT SEMEN KEDOKTERAN GIGI Syarat semen dalam kedokteran gigi antara lain: 1. Tidak mengandung racun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan lain yang berada di dalam rongga mulut 2. Tidak mudah larut dalam saliva 3. Mempunyai sifat mekanik 4. Melindungi pulpa dari efek-efek yang ditimbulkan dari bahan-bahan restorasi a. Insulasi termal Semen digunakan dibawah restorasi metal yang besar seperti amalgam untuk melindungi pulpa dari perubahan temperature b. Insulasi kimia Semen harus dapat mencegah penembusan dari materi atau bahan restorasi ke dalam pulpa

c. Insulasi elektril Semen digunakan dibawah restorasi metal untuk memperkecil efek galvanic 5. Mempunyai sifat optis yaitu mempunyai warna yang mirip dengan gigi 6. Semen dapat beradhesi atau melekat pada enamel dan dentin, gold alloy, porcelain dan akrilik 7. Semen harus bakteriostatik jika diletakkan di dalam kavitas Mempunyai sifat reologi yang sangat penting untuk semen luting dan harus mempunyai viskositas rendah untuk memberikan film thickness (selapis tipis) dan harus memenuhi syarat di dalam temperatur rongga mulut untuk menggantikan restorasi (Combe, 1986). Sifat yang harus ada pada semen yang berfungsi sebagai luting agent atau bahan perekat yaitu: a) Flow, b) Wetting, c) Film Thickness. Ketiga sifat ini tergantung dari viskositas yang ditentukan oleh rasio bubuk dan cairan yang dicampurkan. Sedangkan sifat yang harus ada pada semen yang berfungsi sebagai base atau bahan basis adalah mechanical strength yang tinggi. Sifat ini didapatkan dari rasio bubuk dan cairan lebih daripada bahan perekat, sehingga sifat bahan basis ini cenderung lebih keras dan kuat karena harus melindungi pulpa dari stress maupun mechanical strength dari bahan restorasi yang ada di atasnya (Roberson, 2002).

3. FUNGSI SEMEN a. Semen sebagai bahan restorasi Semen kedokteran gigi dijadikan alternatife bahan restorasi karena semen gigi mempunyai kekuatan yang rendah dibandingkan resin komposit dan amalgam, sehingga penggunaannya dipakai kepada gigi yang mendapat tekanan rendah. Namun, semen ini memiliki sifat khusus yang dinginkan. Sehingga penggunaan semen sebagai bahan restorasi mencapai 60 %. Dalam penggunaannya semen dapat digunakan sebagai bahan tambal sementara atau jangka pendek, jangka menengah, jangka pendek, dan sebagai restorasi estetik pada gigi anterior (Anusavice,2003).

b. Semen sebagai Luthing Ada banyak peralatan gigi dan restorasi yang dibuat dilua rmulut pasien lalu diaplikasikan / direkatkan dengan bahan luting semen. Seperti mahkota logam, jembatan, dan inlay. Semen sebagai luting harus cukup kuat untuk menahan fraktur ketika beban direkatkan. Kelarutan semen luting haruslah rendah karena margin semen sering terkena cairan mulut. Dimana erosi semen dapat menyebabkan hilangnya retensi / inisiasi karies pada suatu gigi (McCabe,2008). c. Semen sebagai pelindung pulpa Yang dimaksud dengan perlindungan pulpa ini adalah pelapik kavitas. Contohnya adalah vernis kavitas dan bahan bonding dentin. Dua contoh tersebut berfungsi melindungi jaringan pulpa terhadap efek-efek dari komponn tertentu dari bahan restorasi dan kebocoran mikro (Anusavice, 2003). d. Semen sebagai pelapik (liner) Adalah bahan-bahan yang diletakkan berupa lapisan tipis dan fungsinya adalah untuk suatu pelindungan terhadap iritasi kimiawi. Bahan ini tidak berfungsi sebagai penyekat panas dan tidak digunakan untuk menghasilkan suatu bentuk struktural preparasi. Contoh : tipe vernis yang di dalamnya ditambahkan bubuk Kalsium hidroksida / Oksida seng (Anusavice, 2003). Liner sebagai medikasi pulpa. Selain sebagai bahan untuk melindungi pulpa dari kemungkinan kebocoran (microleakage) dari bahan-bahan kimia penyusun bahan restorasi maupun penetrasi mikroorganisme rongga mulut, semen juga dapat berfungsi untuk medikasi pulpa. Medikasi pulpa dilakukan ketika pasien yang ingin melakukan perawatan pada giginya, terutama perawatan tumpatan, mengalami peradangan pada pulpanya. Pulpa yang meradang ini harus ditangani terlebih dahulu, salah satunya dengan menggunakan semen. Semen ini digunakan untuk menyembuhkan atau meredakan inflamasi pada pulpa dan memfasilitasi dentin untuk membentuk dentin reparatif sebagai perlindungan fisiologis. Semen yang dapat digunakan untuk medikasi pulpa adalah semen yang memiliki kandungan eugenol, seperti zinc oxide eugenol dan

10

semen calcium hydroxide ketika dari pemeriksaan klinis ditemukan pulpa yang terlihat secara mikroskopis (Roberson, 2002). e. Varnish Vernis kavitas pada dasarnya adalah karet alam(misalnya copal), gala (rosin), atau resin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut organik (misalnya

aseton,kloroform,eter) yang dioleskan disekeliling kavitas. Pelarut kemudian akan menguap dan meninggalkan selapis tipis. Vernis ini berfungsi untuk melindungi pulpa sehingga dapat mengurangi iritasi pulpa, juga dapat mencegah penetrasi produk korosi dari amalgam kedalam tubuli dentin,sehingga mengurangi perubahan warna gigi yang tidak diinginkan. Untuk melapisi tambalan amalgam atau emas. Salah satu fungsi lain vernis adalah mengurangi kebocoran mikro yang terjadi seperti pada restorasi amalgam. Varnish bukan isolasi panas yang baik, karena ketebalannya hanya 4 m sehingga terlalu tipis untuk menyekat panas (Anusavice, 2003). f. Basis Bahan basis berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi kimia, menghasilkan penyekat terhadap panas, dan menahan tekanan yang diberikan selama pemampatan bahan restorative. Bahan ini dapat dibentuk dan dikontur menjadi bentuk-bentuk preparasi yang spesifik. Contoh-contoh bahan ini adalah oksida seng eugenol, seng fosfat, polikarboksilat dan semen-semen ionomer kaca, dan bahan-bahan yang berisi kalsium hidroksida. (Baum, 2012) Semen sebagai bahan basis juga berfungsi untuk mendistribusikan stress atau tekanan ke daerah lateral sehingga tidak langsung mengenai struktur dentin atau pulpa yang lebih lemah di bawahnya (Roberson, 2002). g. Fungsi lain Beberapa macam semen yang mengandung flourida dapat digunakan sebagai penutup fisura, pentup saluran akar dan perbaikan gigi (Anusavice,2003). yang patah

11

4. KLASIFIKASI SEMEN Bahan semen dapat diklasifikasikan atas: 1. Semen dengan reaksi asam a. Semen Oksida Seng Eugenol b. Semen Zinc Fosfat c. Semen Polikarboksilat d. Semen Silikat e. Semen Siliko Fosfat f. Semen Ionomer Kaca 2. Semen dengan bahan yang berpolimerisasi a. Resin Komposit

(Combe, 1992)

12

A. Zinc Fosfat Pemakaian utama dan tradisional dari bahan ini adalah untuk mrtrkatkan restorasi-restorasi pengecoran ke gigi. Juga digunakan sebagai bahan basis bila diperlukan kekuatan kompresif yang besar. a. Komposisi Bubuk : oksida seng. Cairan : asam orto fosforik, garam-garam logam dan air.

b. Sifat Semen seng fosfat umumnya keras dan kuat, tetapi mengiritasi pulpa. c. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dari semen jenis ini adalah mudah dimanipulasi, memiliki kekuatan yang besar untuk suatu basis, dapat menahan trauma mekanis dan memberikan perlindungan yang baik terhadap rangsang panas. Semen fosfat yang baru diaduk sangat mengiritasi pulpa. Penggunaan tanpa perlindungan vernis atau jenis bahan basis lainnya dapat menyebabkan kerusakan pulpa yang irreversible. Kekurangan lain dari semen jenis ini adalah mudah pecah dan tidak baik digunakansebagai tambalan sementara. d. Manipulasi 1. 3-6 tetes cairan bersama dengan bubuk diletakkan pada glass plate. Pada proses pencampuran, harus digunakan bubuk dalam jumlah maksiman untuk mengurangi kelarutan dan meningkatkan kekuatan semen. Kelarutan dan kekuatan sangat dipengaruhi oleh ratio bubuk:cairan. Semakintu=inggu ratio, semakin baik sifat-sifatnya. 2. Temperature glass plate tidak boleh dibawah kelembaban ruang,kalau tidak, kelembaban akan berkondensasi pada permukaan dan

mengencerkan semen. Glass plate yang dingin akan menunda pengerasan dan memungkinkan operator memasukkan jumlah bubuk yang maksiman sebelum kristalisasi berlanjut. 3. Pengadukan diawali dengan menambahkan sejumlah kecil bubuk. Prosedur ini akan membantu menetralkan asam. Setelah 30 detik, aksi

13

buffer dari garam dalam asam selesai. Lalu jumlah bubuk yang lebih banyak dimasukkan dengan spatula dan dengan gerakan memutar. Pengadukan dilakukan selama 15 detik setelah setiap kalipenambahan bubuk. 4. Konsistensi yang baik akan memperlihatkan benang-benang semen dapat ditarik keatas dengan spatula - inci. Apabila tinggi kurang dari inci, harus ditambhankan lebih banyak bubuk. Namun apabila tingginya lebih dari inci, maka prosedur harus diulang. (Baum, 2012). B. Oksida Seng Eugenol Terdapat empat jenis OSE: Tipe I: semen sementara Tipe II: semen permanen restorasi Tipe III: restorasi sementara dan basis penahan panas Tipe IV: pelapik kavitas (Anusavice, 2003). a. Komposisi Bubuk : ZnO 69%, white rosin 29,3%, zinc stearate 1%, zinc acetate 0,7% yang berfungsi sebagai akselerator pada waktu reaksi. Semen yang dibuat dari partikel bubuk Oksida seng yang lebih kecil akan lebih cepat mengeras dibandingkan semen dari partikel yang lebih besar. Cairan : eugenol 85% dan olive oil 15%, serta asam asetat yang berfungsi sebagai akselerator. b. Sifat Zinc Oxide Eugenol (ZOE) tidak sekuat zinc phosphate, kekuatannya lebih rendah 3x daripada zinc phosphate. Memiliki sifat mekanik yang lebih lemah dari semua semen. Dapat melindungi pulpa dari asam fosfor dari fosfat atau semen silikat.

14

Ketebalan : Untuk restorasi sementara ketebalan tidak lebih dari 25m, sedang untuk restorasi permanen ketebalan tidak lebih dari 40m

Waktu setting : Pada umumnya 4-10 menit, sedangkan bila digunakan untuk bahan pengisi dan basis 2-10 menit Compressive strength : Tambalan sementara maksimum 35Mpa. Bahan pengisi dan basis maksimum 25Mpa. Untuk lining 5MPa

c. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dari semen ini adalah ampu meminimalkan kebocoran mikro dan memberikan perlindungan terhadap pulpa serta memiliki daya antibakteri. Kekurangan dari semen jenis ini sendiri adalah mempunyai potensi iritasi terhadap jarring (Combe, 1992). d. Manipulasi Peralatan : Semen oksida seng eugenol (bubuk dan cairan) Kertas pencampur dan spatula logam Eksplorer berujung panjang (Tipe No.6 atau No.23) Kapas-kapas kecil dan pinset kapas (Baum, 2002) Pada semen, penambahan bubuk dilakukan sedikit demi sedikit ke dalam cairan sampai konsistensi kenyal. Rasio antara bubuk dengan cairannya adalah sebesar 4:1 atau 6:1. Alat yang dipergunakan adalah glass slab dan spatula stainless steel (Combe, 1986). Prosedur untuk basis : Untuk mencampur semen lebih sering digunakan kertas pad daripada glass slab. Bubuk dalam jumlah yang cukup ditambahkan ke beberapa tetes eugenol dan diaduk sampai mencapai suatu tekstur yang seperti pasta kental, yang dapat dipegang tanpa melekat pada jari. Sebagian kecil, kira-kira seukuran biji wijen dilengketkan ke ujung eksplorer dan dioleskan dengan hati-hati dalam kavitas.

15

Hindari mengenai tepi-tepi kavitas. Kapas yang sangat kecil dijepit dengan pinset dan digunakan sebagai alat untuk menekan bahan tersebut dan membentuknya di dalam kavitas. Kapas harus kering, karena semen yang baru diaduk cenderung lengket ke instrumen logam atau plastik Penambahan bahan bisa dilakukan beberapa kali, dengan cara yang sama sampai diperoleh ketebalan yang cukup. (Baum, 2002) Yang perlu diperhatikan saat melakukan manipulasi adalah waktu setting dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu dan kelembabannya. Karna reaksinya bukan merupakan reaksi eksotermal, maka tidak memerlukan alas aduk yang dingin. ZOE diaplikasikan untuk basis, tambalan sementara, tambalan permanen, dan dalam perawatan endodontik (Craig, 2002). Biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadang dalam bentuk pasta. pH 7 saat dimasukkan ke dalam gigi. Rasio bubuk dari semen OSE akan mempengaruhi kecepatan pengerasan. Rasio bubuk > cairan maka pengerasan akan semakin cepat. Pendinginan alas aduk akan memperlambat waktu pengerasan kecuali temperatur di bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun, kondensat akan bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat. Ukuran partikel mempengaruhi kekuatan, ukuran pertikel kecil meningkatkan kekuatan (Anusavice, 2003). C. Polikarboksilat Pemakaian utama dari semen polikarboksilat adalah sebagai bahan penyemen, tetapi dapat pula digunakan sebagai basis, lapik penyekat, dan sebagai bahan penutup dibawah email yang tipis. Selain itu, semen jenis ini biasa digunakan sebagai mahkota dan jembatan, digunakan pada inlay dan onlay, sebagai bahan perekat pada komposit dan amalgam, basis penahan pnas, dan restorasi jangkan menengah a. Komposisi

16

Bubuk : oksida seng dan sejumlah kecil oksida magnesium. Oksidaoksida lainnya lainnya, misalnya bismuth dan alumunium juga dapat ditambahkan. Bubuk ini juga mengandung sejumlah kecil stannous fluorida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi. Unsur ini ,merupakan bahan penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan.

Cairan : asam poliakrilik dan air.

(Baum, 2012). b. Sifat Sifat mekanis : kekuatan kompresi dari semen polikarbosilat adalah sekitar 55Mpa karena itu dalam hal ini semen ini lebih rendah daripada semen seng fosfat. Daya larut : daya larut semen di dalam air memang rendah, tetapi jika terpajan asam-asam organic dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat besar(kelarutannya 0,2%). Pertimbangan biologi : pH dari cairan semen adalah sekitar 1,7 tetapi cairan ini dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya. Waktu pengerasan : waktu kerja untuk semen polikarborsilat jauh lebih pendek daripada semen seng fosfat, yaitu sekitar2,5menit disbanding 5menit untuk seng fosfat. (Combe, 1992).

c. Kelebihan dan kekurangan Semen jenis ini memiliki kelebihan tidak mengiritasi pulpa, dapat merekat baik pada struktur gigi dan merupakan insulator panas yang baik. Kelemahan dari semen jenis ini sendiri adalah tidak melekat baik pada logam mulia, sulit membuang kelebihan setelah semen mengeras dan daya larut semen dalam air akan meningkat jika terpajan asam-asam organic dengan pH 4,5. (Anusavice, 2003) d. Manipulasi

17

1. Rasio bubuk : cairan yang dibutuhkan untuk mendapat semen dengan kekentalan yang memadai akan bervariasi dari satu produk dengan produk lainnya. Tetapi pada umumnya, rasio nya adalah 1,5 bagian bubuk dengan 1 bagian cairan menurut beratnya. 2. Semen ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap cairan, misalnya alas aduk dari kaca.. temperature dingin dapat memperpanjang waktu kerja tapi yang didinginkan hanya bubuk semennya. 3. Cairan tidak boleh dikeluarkan dulu sebelum pengadukan siap, karena cairan akan cepat kehilangan kandungan airnya di udara terbuka. Hilangnya air dari cairan akan sangat meningkatkan kekentalannya 4. Bubuk dicampurkan dengan cepat ke dalam cairan. Setelah pengadukan selama 30 detik semen akan mengental. Semen jangan diaduk terlalu lama atau dibiarkan lebih lama diatas alat aduk karena permukaan semen akan menjadi buram dan adukan menjadi lengket. 5. Agar terjadi ikatan yang baik antara semen dengan struktur gigi maka semen harus segera ditempatkan pada gigi sebelum tampilannya yang mengkilat hilang. (Anusavice, 2003). D. Semen Silikat Penggunaan semen silikat sebagai bahan restorasi gigi anterior saat ini sudahlah menurun, hal ini dikarenakan dengan berkembangnya ilmu bahan kedokteran gigi yang dimana penggunaan semen ionomer kaca lebih banyak digunakan sebagai restorasi gigi anterior beberapa tahun terakhir ini. Kelebihan dari semen ionomer kaca tersebut tingkat mengiritasi pulpa lebih kecil dibandingkan semen silikat. Namun, semen silikat layak untuk dibahas karena memiliki sifat anti-karies dan sifat mekanik yang cukup besar. a. Komposisi Bubuk semen silikat sendiri terdiri dari silica, alumina, senyawa fluoride, seperti natrium fosfat, kalsium fosfat, dan Na3AlF6; dan beberapa garam kalsium. Bahan-bahan ini dipanaskan sampai 1400C untuk membentuk

18

kaca.

Tujuan

senyawa

fluoride

adalah

menurunkan

temperature

pencampuran dari kaca. b. Sifat Sifat Fisik, semen silikat relatife kuat menahan tekanan kompresi namun lemah didalam menahan tekanan tarik. Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa semen silikat memiliki daya tahan tekanan kompresi 180 MPa lebih tinggi dibandingkan ionomer kaca tipe 2 yaitu 150 MPa. Namun pada daya tahan akan tekanan tarik hanya sebesar 3,5 MPa lebih kecil dibandingkan ionomer kaca tipe 2 yaitu 6,6 MPa. Sifat Biologi, semen silikat merupakan semen yang memiliki potensi sebagai iritan pada pulpa yang parah , pH dari semen silikat ini sendiri adalah kurang dari 3 pada saat dimasukkan dalam kavitas, dan tetap dibawah 7 bahkan setelah satu bulan, oleh sebab itu, silikat termasuk iritan pulpa, dimana penggunaanya harus disertai dengan penggunaan pelapik. Silikat mengandung flouride yang membuat nya mempunyai sifat anti karies, flouride akan dilepaskan oleh silikat dan semen lain yang mengandung flouride ke media berair dalam gigi dengan massa kecil namun terus menerus selama bahan restorasi tersebut terdapat dalam rongga mulut. Ion-ion flouride yang dilepaskan akan bergabung dengan kristal-kristal hidroksi apatit seperti pada mekanisme pemberian flour topikal. Ion-ion flouride yang berada dalam cairan, didalam plak,enamel dan dentine menggeser titik keseimbangan antara demineralisasi-remineralisasi ke arah remeineralisasi. c. Kelebihan dan kekurangan Semen silikat relatife kuat menahan tekanan kompresi namun lemah didalam menahan tekanan tarik. Silikat mengandung flouride yang membuat nya mempunyai sifat anti karies. Kelemahan lain dari semen silikat karena semen ini merupakan semen yang memiliki potensi sebagai iritan pada pulpa yang parah karena pHnya yang rendah (Anusavice, 2003).

19

E. Semen Ionomer Kaca GI atau semen ionomer kaca adalah hybrid atau kombinasi dari semen silikat dan semen polikarboksilat. Tujuan dari kombinasi ini adalah untuk mendapatkan sifat optikal & kemampuan melepas fluoride (sifat antikaries) dari semen silikat dan sifat biokompatibel & kemampuan adhesi kimia yang kuat dari semen polikarboksilat (Craig, 2002). Semen ionomer kaca diklasifikasikan berdasarkan formula dan potensi penggunaannya: a. Tipe I : untuk bahan perekat. Semen ini mengikat struktur gigi seperti semen-semen ionomer kaca lainnya dan semen polikarboksilat, yaitu melalui reaksi gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium digigi. b. Tipe II : untuk restorasi c. Tipe III : untuk basis / pelapik (Anusavice,2003). a. Komposisi Bubuk : kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang terdiri atas SiO2, Al2O3, AlF3, CaF2, NaF, dan AlPO4. Untuk membentuk kaca dipanaskan dengan temperature 1100-1500C. lalu untuk mendapatkan sifat radiopak bisa ditambahkan lanthanum, strontium, karium, atau oksida seng. Setelah itu digerus hingga berukuran 20-30 mikrometer. Cairan : larutan dari asam poliakrilat dengan konsentrasi 50%, sehingga larutan ini dapat mengental bahkan membentuk gel. Hal ini dapat ditanggulangi dengan adanya aplikasi baru berupa asam itakonik, maleik, atau trikarboksilik. Kelebihannya adalah dapat meningkatkan reaktivitas cairan dan menguurang kekentalan. (Anusavice, 2003). b. Sifat 1. Sifat Fisik : Semen ionomer kaca memiliki ketebalan lapisan berkisar pada 24 m, dengan kekuatan kompresif 86 MPa dan kekuatan tensil diametral 6,2 MPa. SIK memiliki modulus elastisitas 7,3 GPa

20

Kuat terhadap fraktur, meskipun pada SIK tipe II jauh lebih inferior daripada komposit.

Lebih rentan terhadap keausan daripada komposit jika dikenai uji abrasi.

Dapat melekat pada enamel dan dentin karena punya kecocokan biologis. Perlekatan ini melibatkan proses kelasi dari gugus karboksil dengan Kristal apatit enamel dan dentin. Perlekatan yang terjadi pada enamel lebih tinggi daripada perlekatan yang terjadipada dentin. Hal ini mungkin disebabkan karena kandungan anorganik dari enamel yang lebih banyak serta homogenitasnya yang tinggi.

2. Sifat Biologis : Sifat anti karies yang sama dengan silikat. Dimana SIK melepaskan Fluoride dalam jumlah yang sama dengan silikat pada tahap awal, dan terus berlanju tsampai jangka waktu yang panjang. Pada enamel yang bersebelahan / area yang lebih jauh, sama-sama mendapatkan asupan Fluoride yang sebanding. c. Kelebihan dan kekurangan Kelebihan semen jenis ini yaitu dapat melekat pada enamel dan dentin karena punya kecocokan biologis, kuat terhadap fraktur, dan memiliki sifat anti karies. Sedangkan kelemahannya sendiri adalah lebih rentan terhadap keausan.

d. Manipulasi Rasio bubuk dan cairan yang digunakan adalah 1,3 : 1 jika cairan yang digunakan adalah asam karboksilat kental, dan 3,3 : 1 jika cairan yang digunakan adalah air, atau larutan yang konsentrasinya sama/mirip dengan air. Waktu setting semen ionomer kaca adalah 6-8 menit. Secara umum inomer kaca sebagai pengikat mempunyai waktu kerja lebih singkat dibandingkan semen seng fosfat, yaitu sekitar 3-5 menit (Craig, 2002). F. Semen Siliko Fosfat

21

Semen siliko fosfat biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara, bahan tambalan gigi desidui dan untk semen semi translusen untuk porcelain jacket crowns dan pembuatan die. a. Komposisi Umumnya terdiri dari 12%-25% fluorida Bubuk : Campuran dari bubuk silikat dan zinc oxide Cairan : Zinc fosfat dan silikat

b. Sifat 1. Sifat Mekanis Compressive strengh tinggi antara 140-170 Mpa yang akan dicapai setelah 24 jam. Ketebalan lapisan sekitar 30-40 mikromili menyebabkan sifat toughness yang baik dan sifat tahan abrasif 2. Sifat Biologis Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan asam folat, ph semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada kavitas dan setelah 1 jam ph-nya menjadi 4-5. Oleh karena itu harus diberi perlindungan pada pulpa agar tidak teriritasi dengan menggunakan calcium hidroksida. (Obrien dalam Hermanto,L.FM.2007).

c. Manipulasi Untuk manipulasinya hampir sama dengan semen silika dan zinc fosfat tang terdiri dari dua metode yaitu pemanipulasian manual dan pemanipulasian mekanik. 1. Pemanipulasian manual dilakukan dengan menggunaka tangan. Rasio antara bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan glass plate dan spatula berbahan plastik atau cobalt chromium tidak dianjurkan untuk menggunakan spatula berbahan besi (steel).

22

2. Pemanipulasian mekanis dilakukan dengan menggunakan alat. Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul. Keuntungannya adalah bahan tidak dipegang sampai pengadonan sehingga kemungkinan terkontaminasi berkurang, diperoleh perbandingan yang tepat antara bubuk dengan cairan tanpa perlu menimbang dan menghemat waktu, hasil pencampuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat misalkan 10-15 detik (Combe, 1986). Waktu setting tidak boleh terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama. Waktu setting yang sesuai pada suhu mulut bagi semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada temperatur 37o C. Faktor faktor berikut ini bersifat memperpanjang waktu setting, yaitu : 1) Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah jumlah cairan. 2) Suhu yang lebih rendah dengan menggunakan glass slab yang dingin. 3) Waktu pencampuran yang lebih lama dengan mengurangi kecepatan dalam hal mencampur bubuk ke dalam cairan dan tiap-tiap penambahan. Penghentian sesaat setelah pencampuran awal sejumlah bubuk ke dalam cairan juga akan menambah waktu setting. Semakin lama bubuk di tambahkan ke cairan maka akan memperpanjang setting time (Phillips, 1991).

G. Resin Komposit Resin ini menggunakan teknik etsa asam untuk melekatkan resin ke enamel, dan molekul-nolekul yang berpotensi mengikat dentin yang telah diulasi kondisioner asam organik atau anorganik. Penggunaan : 1. Jembatan berikatan-resin. Semen berbasis resin tersebut digunakan sebagai retensi atau jembatan logam-keramik. Permukaan yang akan menghadap jarngan gigi dari abutment dikasarkan terlebih dahulu dengan etsa elektrokimia atau cara lain, dan permukaan email dari gigi yang sudah dipreparasi

23

di etsa dengan asam untuk memberikan daerah retensi mekanis bagi semen resin. 2. Bracket Ortodontik. Semen berbasis resini juga dimanfaatkan sebagai retensi pada bracket ortodontik. Namun dalam hal tersebut semen ini memiliki kekurangan yaitu ikatan antara bracket dengan etsa sangat kuat sedangkan semennya sendiri sangat keras. Hal ini menyebabkan bracket sulit untuk dilepaskan dari gigi. 3. Restorasi Kaca-Keramik. Restorasi ini seringkali translusen dan memerlukan bahan semen berwarna tertentu untuk memaksimalkan tampilan estetik. Dan akhir-akhir ini semen berbass resin juga digunakan sebagai bahan sementasi pilihan untuk inlai,mahkota, dan jembatan yang seluruhnya keramik karena mampu mengurangi fraktur dari struktur keramik. a. Sifat Resin ini mempunyai sifat tidak larut dalam cairan rongga mulut, hal ini mendukung dari salah satu syarat bahan pengikat untuk menegah adanya kehilangan bahan pengkat pada bagian tepi. a. Kelebihan dan kekurangan Seperti komposit pada bahan tambal, resin sebagai bahan pengikat juga akan mengiritasi pulpa jadi diperlukan bahan lapisan pelindung pulpa yaitu menggunakan kalsium hidroksida atau pelapik ionomer kaca. Jika area ikatan hanya terjadi pada enamel atau dengan ketebalan dentine yang mencukupi sifat iritasi tidak terlalu menonjol (Anusavice,2003).

b. Manipulasi Jenis semen yang diaktifkan secara kimia terdapat dalam 2 komponen, bubuk dan cairan / 2 pasta. Pada manipulasinya, kedua komponen digabungkan dengan mengaduknya di atas kertas aduk khusus selama 2030 detik. Pembuangan kelebihan semen harus dilakukan sebelum terjadinya polimerisasi. Tetapi dilakukan segera setelah restorasi dipasang dengan benar. Pembuangan kelebihan semen dapat dilakukan dengan menariknyan keluar dari bawah tepi restorasi, sehingga akhirnya

24

menyisakan ruang yang kosong yang akan meningkatkan resiko penumpukan plak dan pembentukan karies sekunder. (Anusavice, 2003)

25

KESIMPULAN

Dalam kedokteran gigi semen sangat dibutuhkan untuk bahan restoratif. Semen kedokteran gigi ini berfungsi sebagai luting,basis,liner dan juga varnis. Semen yang digunakan pun juga harus memenuhi banyak persyaratan yang baik,karena penggunaannya sendiri diletakkan pada area sensitif dalam gigi. Banyak sekali klasifikasi semen dalam kedokteran gigi,namun dapat

dikelompokkan berdasarkan sifat asam dan komposisi bahannya. Dalam klasifikasi yang telah dijelaskan kita dapat mengetahui komposisi, sifat, manipulasi, kekurangan serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing semen kedokteran gigi.

26

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC Baum, Lloyd. 2012. Buku Ajar imlu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC. Combe,E. C. 1992. Sari Dental Material. Alih Bahasa : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka. Combe, E. C. 1986. Notes On Dental Materials 5th ed. Churchill Livingstone Craig, Robert G dan John M.Powers. 2002. Restorative Dental Material 11th ed. USA : Mosby Harty, F.J & Ogston, R. 2012. Kamus Kedokteran Gigi. Alih Bahasa : Narlan Sumawinata. Jakarta : EGC Hermanto,L.FM.2007.Penggunaan semen silikofosfat di Kedokteran Gigi .Medan : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara McCabe, John F. 2008. Applied Dental Material. UK : Blackwell Publishing. Phillips, W. Ralph. 1991. Science Of Dental Materias. Philadelphia USA : W.B Saunders Company. Roberson, Theodore M. 2002. Studervants Art and Science of Operative Dentistry 4th Ed. USA : Mosby Inc.

27

Anda mungkin juga menyukai