Anda di halaman 1dari 21

TUTORIAL

SKENARIO
KELOMPOK 1
2
DOSEN PEMBIMBING : drg. Hilda Ayu
S.
Anggota
Rindha Aulia Rahmah (1811111320025)
Sonya Fatma (1811111120014)
Sherly Nuralisa Sinay (1811111220020)
Benedictus Dimas Aryo Prakoso

Kelompo
(1811111210016)
Dwi Indah Syaputri (1811111220007)
Tomy Wira Wahyuda (1811111210043)
Gabriel Afreulinta Sembiring
(1811111210008)

k
Rizqi Risfiana Putri (1811111320022)
Ratu Rini Alfikri (1811111220005)
Maulida Arifa Yasmin (1811111120016)
Nur Octafia Hulfah Abiyanti
(1811111220039)
Dini Maulidia Yulia Atma Negara
(I1D115208)
• Virus morbili mulai bekerja ketika imunitas seseorang
menurun. Virus tersebut mengalami masa inkubasi
selama 10-12 hari. Virus dapat masuk dan menular
melalui droplet dan udara. Tes laboratorium perlu
dilakukan untuk menunjang penegakan diagnose.
SKENARIO

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara


mempertahankan imunitas tubuh dan melakukan
imunisasi sebagai pencegahan primer.

3
Identifikasi dan klarifikasi istilah asing
-dorplet : bahan air yang mengandung mikrorganisme
-inkubasi : munculnya gejela awal
-imunisasi : pemberian virus yang sudah dilemahkan
Identifikasi dan Analisis Masalah
1. Morfologi virus morbili?

2.Haruskah masa inkubasi 10-12 hari?


Analisis : - harus
-tidak harus, karna juga bisa 5-6 hari.

3.Mekamisme penularan?
Jenis tes laburatorium yang menunjang pemeriksaan?
Analisis : darah

4.Apa saja gejala penyakit campak?


Analisis: - bulatan seperti pasir, sistem imun kurang
Panas, bersin
Batuk dan nafsu makan turun
Lemas, demam tinggi dan muntah muntah

5. Dampak virus campak?


Analisis: penyakit campak

6. Kapan diberikan imunisasi?


Analisis : -9 bulan
4-5 tahun dosis kedua

7. Pencegahan selain imunisasi?


Analisis : -memenuhi nutrisi tubuh
-Check-up rutin
-Menjaga kebersihan

8. Pengobatan jika sudah terinfeksi virus?


Komplikasi penyakit campak?
Analisis : -batuk- batuk, panas
-Sulit bernafas
-Deare berat
-Kejang-kejang

9.Apakah virus memendang jenis kelamin dan umur?


Analisis : -tidak memandang
-Memendang (anak-anak)
-Memandang (ibu hamil)

10.Klasifikasi virus campak?

11.Kenepa menyerang saat sel imun turun?


Analisis : imun tutun = tubuh tidak kebal/lemah
Sel limfosit B dan T kurang, jadi virus mudah menyerang
Mekanisme

epidemologi Etiologi
PROBLEM TREE

morfologi
pemeriksaan
Virus Morbili
laboratorium

klasifikasi
patofisiologi
preventif dan
kuratif
Sasaran Belajar

1. Menjelaskan morfologi virus campak


2. Menjelaskan etiologi virus campak
3. Menjelaskan epidemologi virus campak
4. Mengetahui tahap kuratif dan preventif
virus campak
5. Mengetahun klasifikasi virus campak
6. Mengetahui dan menjelaskan
patofisiologi virus campak
7. Mengetahui pemeriksaan laboratorium
yang tepat untuk virus campak
8. Mengetahui siklus virus campak

8
MORFOLOGI
• Nukleokapsid berbentuk heliks yang dikelilingi oleh
selubung virus (peplos) yang penuh dengan tonjolan-tonjolan
serta mudah sekali rusak. Memiliki 6 protein struktural.
• Protein yang tergabung dengan RNA : pospoprotein, protein
ukuran besar, dan nukleoprotein.
• Protein yang tergabung dengan selubung virus : protein fusi,
protein hemaglutinin, dan protein matrix.1,14
ETIOLOGI
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA
virus genus Morbillivirus, famili Paramyxoviridae.Virus ini dari
famili yang sama dengan virus gondongan (mumps), virus
parainfluenza, virus human metapneumovirus, dan RSV
(Respiratory Syncytial Virus). 2
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2013 terjadi 147.500 kematian yang disebabkan
oleh campak diseluruh dunia sebagian besar pada anak usia
kurang dari 5 tahun. Survey kesehatan rumah tangga di
Indonesia menyebutkan bahwa campak menduduki tempat ke-5
dalam urutan 10 penyakit utama pada bayi (0,7%) dan tempat
ke05 dalam 10 macam penyakit pada umur 1-4 tahun
(0,77%).4,5,6
 
PENCEGAHAN
• Pencegahan promordial dilakukan dalam mencegah
munculnya faktor predisposisi/resiko terhadap penyakit
campak.
• Pencegahan primer, sasaran dari pencegahan primer adalah
orang-orang yang termasuk kelompok beresiko.
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak/vaksinasi
MMR.
• Pencegahan sekunder, upaya untuk mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-
tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk
pendeteksian dini campak. 8,9
PENGOBATAN
•Penderita harus diisolasi agar tidak menular, sekurangnya 4 hari setelah
munculnya ruam
•Lebih banyak istirahat dirumah
•Mandi dengan air hangat
•Banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi
•Minum obat penurun demam seperti paracetamol dan ibuprofen
•Jika belum pernah di vaksin maka sebelum lewat dari 72 jam masih
dapat menghubungi dokter setelah terkena virus untuk mengurangi
gejala yang muncul atau keparahan penyakit
•Tidak terdapat terapi khusus untuk virusnya
•Pengobatan simtomatik hanya dapat berfungsi untuk mengurangi
keluhan
•Obat antibiotik dapat diberikan apabila ada terjadi infeksi skunder
untuk mencegah daya komplikasi
PENGOBATAN
• Diet dengan gizi tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
• Pemberian vitamin A
• Pemberian antikonvulsan jika terjadi kejang. 10
KLASIFIKASI
Nama famili Viridae dan nama genus virus. Virus campak atau
virus morbili termasuk golongan virus RNA. Kelompok virus RNA
banyak dijumpai virus-virus yang dapat menimbulkan penyakit
pada manusia atau hewan. Menurut RNA, famili virus dibagi
menjadi Picontohrnaviridae, Rhabdoviridae, Flaviviridae,
Ogaviridae, Paramyxoviridae, Flaviviridae, Orthomyxovirus,
Bunyaviridae, Reoviridae, Arenaviridae, Retroviridae dan
Contohronaviridae. Ada beberapa familidari virus RNA dan virus
morbili termasuk dalam Paramyxoviridae yang morfologinya mirip
Orthomyxovirus.14
PATOFISIOLOGI
• Viremia primer, menyebabkan penyebaran virus yang kemudian
bereplikasi di dalam sel retikulo endothelial. Belum ada
nampak gejala.

• Viremia sekunder, menyebabkan penyebaran virus ke


permukaan epitel tubuh, kulit, dan saluran napas. Pada fase ini
timbul rash atau ruam.

• Stadium inkubasi, berlangsung selama 8 hingga 12 hari.


• Stadium prodromal, ditandai dengan batuk, pilik,
konjungtivitis, dan demam tinggi.

• Stadium erupsi, ruam muncul pada sekitar hari ke 14 dengan


bentuk warna kemerahan yang akan tampak putih dengan
penekanan. Beratnya penyakit berbanding lurus dengan
banyaknya ruam.
PATOFISIOLOGI
Kelanjutannya adalah ke tahap komplikasi karena tidak dapat
tertahan yang dapat menyebabkan:
Bronkopneumonia, Enchephalitis, Sebacute Sclerosing
Panenchepalitis (SSPE), konjungtivitis, diare, laringotrakeitis,
kebutaan bahkan kematian.11
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dengan pemeriksaan sel darah putih atau leukosit. Bias juga dilakukan Tes serologi untuk mendeteksi adanya
antibody spesifik dari virus campak yaitu IgM+ yang terbentuk optimal dalam 9 sampai 28 hari setelah rash Beberapa
pemeriksaan serologi yang dapat membantu menegakkan diagnosis, yaitu:
1. Uji antibodi imunofluoresen
2. Uji netralisasi
3. Uji fiksasi komplemen
4. Uji hemaglutinasi inhibition.12
SIKLUS HIDUP
• Attachment/Perlekatan
Virus berinteraksi dengan reseptor tertentu pada permukaan sel. Capsid protein dan spesifik reseptor pada
permukaan sel inang berikatan dan menyerang sel spesifik.
• Penetrasi
Partikel virus masuk kedalam sel secara langsung melalui membrane plasma sel host atau melalui endositosis.
• Uncoating
Pemisahan fisis asam nukleat dari komponen struktur luar virus sehingga asam nukleat virus dapat berfungsi.
• Replikasi
Makromolekul khusus virus disintesis pada sekuens teratur.
• Relase/Pelepasan
Virus dilepaskan dari sel inang dan sel host lisis sehingga partikel virus dilepaskan. 13
DAFTAR PUSTAKA  
1. Coughin MM, Beck AS, Bankamp B, Rota PA. Perspective on Global Measles Epidemiology and
Control and the Role of Novel Vaccination Strategies. Jurrnal Viruses. 2017; 9(11).
2. Halim RG. Campak pada Anak. Jurnal CDK. 2016; 43(3): 186.
3. Rampengan TH, Laurentz IR. Penyakit Infeksi Tropic Pada Anak. Jakarta: EGC; 2008.
4. Murlistyarini S, et.al. Intisari Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Malang: University Brawijaya
Press; 2018.
5. Kliegman R, Geme JST. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 21. Philadelpia: Saunders; 2019.
6. Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta:
Penerbit Erlangga; 2011.
7. Chen SSP. Measles. Hawaii: Medscape; 2016 .
8. Halim RG. Campak pada Anak. Jurnal CDK. 2016; 43(3): 186-188.
9. Yani SL, et.al. Hubungan Status Imunisasi Campak Dengan Kejadian Campak. Jurnal keperawatan.
2015; 1(2): 260.
10. Fitriani D. Pengobatan Mandiri. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer; 2013.
11. Campbell NA. Biology Concepts & Connections. California: The Benjamin Icommings Publishing
Company; 2006.
12. Arias KM. Investigasi dan Pengendalian Wabah di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC;
2010.
13. Soedarto. Dasar Dasar Virulogi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2010.
14. Soedarto. Virulogi klinik. Jakarta: Sagung Seto; 2010.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai