Oleh :
1. Dodo Nolanda, S.KH.
2. Dzulfikar Muh. Ramadhan, S.KH.
3. Ekix Dicko Cahyono, S.KH.
4. Ficky Wira Wicaksana, S.KH.
5. Hartanto Mulyo Raharjo, S.KH.
6. Gadis Hendiana Dewi, S.KH.
7. Gerda Adhita Widyawardani, S.KH.
8. Ghaluh Adji Nindiasari, S.KH.
9. Gocha Febriana Alfian R., S.KH.
10. Grista Kusuma Adhi P., S.KH.
11. Ima Mahmudah Rama P., S.KH.
12. Indah Kartika Sari, S.KH.
13. Itsna Syahra Syauqiyyah, S.KH.
061413143059
061413143105
061413143080
061413143051
061413143018
061413143028
061413143043
061413143126
061413143061
061413143122
061413143075
061413143048
061413143036
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Pemeriksaan Virologi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penyusunan Laporan ini sebagai salah satu syarat mengikuti atau menempuh
Koasistensi di Departemen Mikrobiologi Veteriner, Laboratorium Virologi Veteriner Program
Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga.
Laporan ini diharapkan memberikan pemahaman mengenai teknik dan metode
pemeriksaan virologik yang tepat untuk menentukan agen penyebab penyakit pada unggas.
Akhirnya penyusun berharap Laporan Kegiatan ini bermanfaat bagi penyusun sendiri
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................
1.4 Manfaat...................................................................................................
2.1 Alat..........................................................................................................
2.2 Bahan......................................................................................................
2.3 Sampel.....................................................................................................
10
3.1. Hasil.........................................................................................................
10
3.2. Pembahasan.............................................................................................
14
24
4.1. Kesimpulan..............................................................................................
24
4.2. Saran........................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
25
BAB I
PENDAHULUAN
1.4.1. Mahasisa PPDH diharapkan Mengerti, memahami dan mampu menjelaskan kasus
penyakit viral yang ditemui saat praktek di lapangan.
1.4.2. Mahasiswa PPDH diharapkan Mampu melakukan diagnosa penyakit viral dengan
metode virologik dan serologik
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1
Bahan
Bahan yang digunakan untuk uji virologic diantaranya TAB (Telur Ayam
Bertunas) untuk isolasi virus, PZ yang ditambahkan dengan antibiotik sebagai pelarut.
2.2
Alat
Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel organ, diantaranya : pisau,
scalpel steril, pinset steril, gunting steril, petri disk, mortar-alu streril, tabung sentrifus
steril, rak tabung, erlemeyer steril, mikroplate, pipet volumetric, mikropipet,
mikrotube, becker glass.
2.3
Sampel
Sampel yang digunakan adalah berupa gerusan organ dari ayam yang diambil
dari Pasar Pecindilan, diantaranya
yaitu :
Ayam
2.4
Organ
Caeca Tonsil
Trakea
Pulmo
Limpa
Proventrkulus
Metode
Berikut adalah langkah kerja yang dilakukan dalam mendapatkan spesimen dari
sampel, diantaranya :
1. Sampel berupa ayam dibasahi terlebih dahulu dengan air
2. Sampel ayam disembelih terlebih dahulu menggunakan pisau
3. Darah ditampung di dalam baskom
4. Kemudian perlahan kulit dibuka dengan scalpel steril dan gunting steril
5.
Diamati perlahan perubahan yang terjadi pada organ yang terlihat sangat mencolok
yang dapat mendukung dugaan awal terhadap suatu penyakit
6. Setelah terlihat organ yang mengalami perubahan maka dilakukan isolasi terhadap
organ
Trakea
Letak
Injeksi
c.all
c.all
Dx
ND
ND, IB
CAM
ILT
Pulmo
c.all
IB, ND
Limpa
c.all
ND
Proventrikulus
c.all
ND
2. Virus diinjeksikan ke TAB, ada beberapa tempat untuk menginjeksikan virus, yaitu
pada cairan allantois dan pada selaput chorioallantois.
Berikut adalah cara inokulasi virus pada TAB:
2.4.1
ditanam dengan cara ini antara lain : virus New Castle Disease, virus Avian Influenza,
Virus Infectious Bronchitis, Virus egg Drop Syndrome dan lain-lain.
Cara kerja :
Dengan bantuan lampu peneropong, beri tanda x dengan pensil antara ruang hawa
dan isi telur.
Kulit telur pada daerah ruang hawa (+ 3-5 mm dari tanda batas ruang hawa)
dibuat lubang dengan bor/paku.
Telur dieramkan pada suhu 37C selama 48 jam atau lebih dengan posisi vertical
(ruang hawa disebelah atas).
Pengamatan dilakukan setiap hari, apabila embrio mati sebelum 24 jam, telur
dibuang. Telur yang embrionya mati lebih dari 24 jam atau yang masih hidup
sampai akhir pengamatan, dimasukkan dalam almari es untu pengamatan.
Pecah pada daerah ruang hawa dan dilakukan pegujian terhadap cairan alantois
atau perhatikan adanya perubahan pada embrio.
2.4.2
ditanam dengan cara ini antara lain : Virus cacar, Virus Herpes (Infectious
Laryngotracheitis), Aujezky, virus Infectious Bursal Disease, virus Viral Arthritis dan
sebagainya.
Cara kerja :
Beri tanda batas ruang hawa serta perhatikan letak embrio dan pembuluh
darahnya.
Pada kulit dekat embrio diberi tanda segitiga dengan pensil dan dihindarkan dari
pembuluh darah besar.
Dengan alat bor gigi, tanda segitiga pada kulit telur dikerat, jangan terlalu dalam
mengerat kulit telur agar tidak melukai selaput khorioallantois.
Bentukan segitiga pada kulit telur diangkat, sehingga terlihat selaput telurnya.
Buat lubang dengan paku pada titik pusat kulit telur yang membatasi daerah
ruang hawa. Udara dikeluarkan dari ruang hawa dengan menggunakan pipa
penghisap/bulb;
Dengan jarum spuit, selaput telur pada lubang segitiga dibuat robekan kecil.
Suspense virus diteteskan sambil udara terus dihisap melalui lubang paku pada
ruang hawa. Bila udara disedot dari ruang hawa, maka selaput khorioallantois
menjadi turun, sehingga diperoleh permukaan yang lebih luas sebagai tempat
inokulasi virus. Teteskan suspense virus sebanya 0,1-0,2 ml
Tempatkan potongan kulit telur segitiga pada tempat semula dan ditutup dengan
paraffin/selotip. Begitu pula lubang paku pada ruang hawa juga ditutup dengan
paraffin/selotip
Setelah masa inkubasi lewat, telur dipecah dan dilihat adanya bintil-bintil putih
pada selaput khorioallantois. Bintil-bintil yang terbentuk adalah koloni virus yang
lazim disebut pock.
Tahapan proses pemeriksaan Uji Hemaglutinasi (Hemaglutination Test) pada
Isi lubang 1 baris baris I XII dengan antigen dari cairan allantois TAB sebanyak
0,025 ml
Virus ND
Cara kerja
Isi lubang mikroplat dengan 0,025 ml PZ dari lubang no. 1 12 hingga kolom F.
Isi lubang dengan antigen yang berasal dari cairan alantois TAB sebanyak 0,05 ml
hingga lubang ke 11
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Gejala klinis ayam
Gejala yang tampak pada ayam diantaranya adalah :
Terdapat discharge nasal
Wajah membengkak
Mata tertutup
Lemas
Menjulurkan lehernya ketika bernafas
Inokulasi specimen pada TAB
Sampel
Spesime
n
C. Tonsil
Trakea
Dx sementara
Inokulas
i
Diduga ND
C. all
Diduga ND
C. all
Diduga IB
C. all
Diduga ILT
CAM
Ayam
Diduga ND
C. all
Diduga IB
C. all
Pulmo
Limpa
Diduga ND
C. all
Proven
Diduga ND
C. all
TAB
Titer
Pengenceran Ag
TAB 1
TAB 2
TAB 3
TAB 1
TAB 2
TAB 3
TAB 1
TAB 2
TAB 3
TAB 1
TAB 2
TAB 3
TAB 1
TAB 2
TAB 3
TAB 1
TAB 2
TAB 3
TAB 1
TAB 2
TAB 3
TAB 1
TAB 2
TAB 3
Titer 28
Titer 28
Titer 28
Titer 28
Titer 28
Titer 28
Titer 25
Titer 25
Titer 25
Titer 28
Titer 28
Titer 28
Titer 28
Titer 28
Titer 28
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,1Ag + 0,7 PZ
0,1Ag + 0,7 PZ
0,1Ag + 0,7 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
0,05 Ag + 3,15 PZ
Berikut adalah hasil dari uji HA dan HI mikroteknik untuk menegakkan hasil
diagnose penyakit ND (Newcastle Disease)
Organ
Titer antibody
uji HA
Hasil Uji HI
Proventrikulu
Titer 22
+
s
Caeca Tonsil
Limpa
Titer 22
+
2
Trakea
Titer 2
+
2
Pulmo
Titer 2
Negative
Nb : (+) artinya terjadi hambatan pada proses aglutinasi
Ayam
Berikut adalah hasil dari pengamatan untuk diagnose awal gejala penyakit IB
(Infectious Bronchitis) pada TAB yang telah diisolasi virus IB dan telah diinkubasi selama
5 hari :
Organ
Caeca Tonsil
Ayam
Trakea
Pulmo
Limpa
Proventrikulus
Letak
injeksi
c.all
c.all
CAM
c.all
c.all
c.all
c.all
c.all
Dx
ND
ND
ILT
IB
ND
IB
ND
ND
Positive
Positive
Negative
Negative
Negative
Negative
Positive
Positive
Px
3.2 Pembahasan
Sampel yang digunakan pada pembelajaran diagnosa di laboratorium virologi adalah
ayam yang diambil dari Pasar Pecindilan. Sampel ayam yang telah didapatkan tersebut
diamati terlebih dahulu atas gejala klinis yang tampak serta dilakukan pengamatan kelainan
yang tampak secara patologis.
Pada ayam tampak gejala klinis adanya leleran pada hidung, wajah bengkak, mata
tertutup, ayam kesulitan bernafas, dan saat bernafas selalu menjulurkan kepala sehingga
dugaan awal yang tampak hanya merujuk pada penyakit ND (Newcastle Disease), ILT
(Infectious LaringoTracheitis) serta IB (Infectious Bronchitis). Kemudian ayam dilakukan uji
virologic dengan cara mengambil spesimen yang diduga mengandung Antigen ND, IB dan
ILT, spesimen yang diambil berupa organ trakea, pulmo, limpa, caeca tonsil dan
proventrikulus, dimana pada organ tersebut tampak perubahan secara makroskopis misalnya
pada caeca tonsil terdapat ptechie. Spesimen yang diduga mengandung antigen ND dan IB
diinokulasi pada TAB (Telur Ayam Bertunas) melalui cairan allantois sedangkan specimen
yang diduga mengandung antigen ILT diinokulasi pada TAB melalui Chorioallantois
Membrane (CAM). Telur Ayam Bertunas yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi selama
5 hari. Saat masa inkubasi terdapat kematian TAB pada umur 10 hari, dilakukan uji HA
pada TAB di masing masing specimen yang diduga ND. Setelah didapatkan hasil dari uji HA,
specimen yang bernilai positif dilanjutkan untuk uji berikutnya yaitu uji HI. Specimen yang
bernilai positif diantaranya adalah sebagai berikut: proventrikulus dan caeca tonsil, Limpa,
dan trakea. Uji HI dilakukan untuk mengetahui virus yang spesifik dapat menghambat
hemaglutinasi. Pada uji HI tampak adanya hambatan aglutinasi dalam 38 well pada
mikroplate. Oleh karena itu ayam positif pernah terpapar ND.
BAB IV