Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

“GANGGUAN SYARAF OLEH SERANGGA”

Disusun oleh :
1. Hanifiyatul Millah (2240020071)
2. Farchan Mohammad Fadilla (2240020072)
3. Putri Muzeyyenah (2240020073)
4. Mita Rahayu (2240020076)
5. Nizar Revandini Pratama (2240020077)
6. Alfian Daffa Saputra (2240020079)
7. Nabilah Rahmah Putri (2240020081)
8. Indira Zazabilla (2240020083)
9. Dewi Kurniawati (2240020085)
10. Fitri Aisyah Haddad (2240020086)

PROGRAM STUDI D4 ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2022
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kelainan sel darah akibat dari gigitan nyamuk aedes aegepty
(DBD)

II. DASAR TEORI


Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab penyakit
(agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor digolongkan
menjadi 2 (dua) yaitu vektor mekanik dan vektor biologik. Vektor ·mekanik yaitu hewan
avertebrata yang menularkan penyakit tanpa agen tersebut mengalami perubahan,
sedangkan dalam vektor biologik agen mengalami perkembangbiakan atau pertumbuhan
dari satu tahap ke tahap yang lebih lanjue. Contoh Aedes aegypti bertindak sebagai vektor
demam berdarah.

Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat organik (seperti tinja dan
makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak agen. Sewaktu agen
bcrkembang biak dalam reservoir, mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga
penyakit dapat ditularkan pada pejamu yang rentan. Sedangkan konsep reservoir menurut
Soebarsono (2005), bahwa reservoir host adalah hewan vertebrata yang merupakan sumber
pembawa agen, sehingga penyakit tersebut dapat terjadi secara lestari atau
berkesinambungan tanpa hewan tersebut menunjukkan gejala klinik atau gejala penyakit
bersifat ringan.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit tular vektor yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes sp. Penyakit ini ditandai dengan demam,
letih, lesu gelisah, nyeri ulu hati, dan lain-lain. Virus ini ditularkan kepada manusia melalui
gigitan nyamuk aedes.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Oil imersi
4. Methanol
5. Giemsa
6. Aquadest
7. Pipet tetes
8. Mikropipet
9. Sampel darah EDTA

IV. PROSEDUR
1. Teteskan darah pada objek glass secukupnya, lalu buat apusan 30-45 derajat
2. Teteskan metanol pada apusan darah
3. Biarkan selama 5 menit, jika ada kelebihan metanol buang. Dan biarkan mengering
4. Teteskan larutan giemsa pada apusan darah, biarkan selama 20 menit
5. Bilas dengan aquadest, keringkan preparat
6. Diamati dibawah mikroskop perbesaran 100x

V. DATA PENGAMATAN

VI. PEMBAHASAN
Nyamuk Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Uniknya, hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang
menyebarkan virus tersebut, sedangkan nyamuk jantan tidak. Selain virus dengue, nyamuk
Aedes aegypti juga membawa virus zika, chikungunya, dan demam kuning. Nyamuk
Aedes aegypti diduga berasal dari benua Afrika. Penyebaran virus oleh nyamuk Aedes
aegypti mudah sekali terjadi di negara beriklim tropis, seperti Indonesia, terutama saat
memasuki musim hujan. Hal ini karena curah hujan yang tinggi membuat kondisi
lingkungan sangat mendukung bagi nyamuk untuk berkembang biak dan meneruskan daur
hidupnya.

Sampel yang di dapatkan pada Praktikum kali ini adalah sampel darah pasien yang di
duga positif DBD atau demam berdarah dengue. Dapat kita lihat secara mikroskopis dari
ke 10 Ip, di dapatkan hasil bahwa pasien tersebut memiliki banyak kelainan bentuk eritrosit
yang dapat kita sebut poikilositosis , dia antaranya sel krenasi, heinz bodies, sel target dan
Howell jolly bodies . Serta di temukannya Gian trombosit dimana trombosit di hasilkan
oleh rangsangan berbagai stokin yaitu itu interleukin dan trombopoietin yang dihasilkan
oleh hati. Jumlah trombosit yang rendah merangsang trombopoiesis sebagian besar dalam
sirkulasi bsebagian kecil yang ada di limpa. Penurunan trombosit selalu diikuti oleh
penurunan jumlah leukosit.

Apabila penyakit demam berdarah ini tidak segera ditangani menimbulkan gangguan
pada sistem saraf yang berupa kerusakan otot akibat virus demam berdarah, gangguan
saraf mata dan stroke yang berkaitan dengan demam berdarah serta peradangan pada otak
akibat virus demam berdarah. Cara tepat untuk mencegah DBD atau perkembangan
nyamuk Aedes aegypti adalah dengan menerapkan 3M, yaitu menutup rapat tempat
penyimpanan air, menguras tempat penampungan air secara rutin, setidaknya seminggu
sekali, mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menyebabkan air
menggenang. Selain itu, tindakan pencegahan tambahan juga perlu dilakukan untuk
mencegah penyebaran virus melalui nyamuk ini, antara lain dengan memasang kawat anti
nya menggunakan kelambu saat tidur. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil yang dapat kita simpulkan memiliki kelainan
bentuk dalam sel darah yaitu pada bentuk eritrosit yaitu poikilositosis, serta di temukannya
giant trombosit dimana pasien tersebut memiliki penyakit BDB.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Gandahusada, Srisasi. 2002. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI
Soedarto. 1991. Helmintogi Kedokteran Edisi Pertama.Jakarta : EGC
Zaman, keong LA, dkk. 1988. Buku Penuntun Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga.
Bandung: Percetakan Bina Cipta

Anda mungkin juga menyukai